Alaric Sagara, tiba tiba hidup nya berubah setelah istri yang di cintainya pergi untuk selama lamanya karena malahirkan bayi mereka ke dunia.
Kepergian sang istri menyisakan trauma mendalam di diri Aric, pria yang semula hangat telah berubah menjadi dingin melebihi dingin nya salju di kutub utara..
Faza Aqila, sepupu mendiang sang istri sekaligus teman semasa kuliah Aric dulu kini statusnya berubah menjadi istri Aric setelah 3tahun pria itu menduda. Faza telah diam diam menaruh cinta pada Aric sejak mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah.
Bagaimana kehidupan pernikahan mereka dan akankah Faza mampu membuka hati Aric kembali...
Happy Reading 💜
Enjoy ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 21
Faza menahan nafas, berusaha keras menenangkan degup jantungnya yang menggila. Suaranya terasa tercekat di tenggorokan. Ingin bicara namun suaranya seperti tak keluar.
"Mas cinta sama kamu, Mas sayang. Rasa ini sudah sangat lama, tapi Mas terlalu bodoh sampai tidak tau cara untuk mengungkapkan nya.."
Sepersekian detik, suasana berubah hening dan canggung.
Tiba-tiba tangan Aric menangkup pipi Faza, seolah mengukir garis wajah mungil sang istri. Aric mendekatkan wajahnya dengan wajah Faza, hingga Ujung hidung Aric hampir menyentuh ujung hidung Faza. Senyumnya tipis, dengan sorot mata yang menyimpan ketegasan..
Faza langsung membeku. Untuk pertama kali nya Faza melihat sisi Aric yang lain. Jujur dan terbuka. Tetapi Faza sulit untuk mencerna kalimat Aric yang mengatakan Rasa cinta yang di miliki lelaki itu untuk nya sudah ada sejak lama..
Ibu jari Aric mengusap dan menekan bibir Faza. Sorot mata Aric yang biasanya tenang, kini menatap Faza jauh lebih dalam, seperti mencoba membaca isi hati Faza tanpa kata.
Faza terperanjat ketika bibir Aric menyentuh bibirnya. Kedua mata Faza membola sempurna.
Ciuman yang awalnya hanya sekedar bibir menyentuh bibir, sedetik kemudian ciuman itu berubah dalam, menuntut seolah Aric ingin mencuri habis-habisan napas Faza.
Aric menggigit bibir bawah Faza, kemudian saat bibir Faza sudah terbuka lidah Aric langsung masuk ke dalam untuk mengabsen isi rongga mulut sang istri.
Tangan Aric tak tinggal diam, tangan Aric mulai masuk ke dalam baju tidur Faza. Meremas bukit Faza yang sudah mengeras.
Mata Aric di penuhi kabut gairah.
Napas mereka berpadu panas di antara sentuhan yang semakin dalam. Tubuh Faza tegang seakan ada aliran listrik bertegangan tinggi yang membuat tubuh nya kaku tak bergerak. Namun lenguhan-lenguhan kecil keluar dari mulut Faza di antara ciuman panas mereka..
Emphhh..
Faza mendorong dada Aric saat merasakan nafasnya habis.
"Mas menginginkan mu sekarang.." Bisik Aric di telinga Faza. Aric menggigit kecil cuping telinga Faza, membuat Faza bergerak tak beraturan..
Lidah aric menyapu kulit leher hingga ke bahu Faza, mengigit kecil hingga memberi tanda kepemilikan disana..
Faza tak mampu untuk menolak, jauh dari lubuk hati nya, Faza pun menginginkan Aric untuk memasuki nya, menjadikan nya sebagai seorang istri yang utuh..
Aric membuka satu persatu kancing piyama tidur yang Faza kenakan, membuat gunung kembar padat milik Faza terlihat menyembul keluar dari balik bra merah muda.
Tangan Aric sudah handal membuka pengait belakangnya, kini kedua payudara Faza bisa Aric lihat secara jelas dan nyata..
Tanpa aba-aba, Aric langsung melahap dan mengemutnya dengan rakus, sementara tangan yang lain sibuk memilin puting Faza yang satu nya..
"emphhh... Ma..Mas..." Faza menjambak rambut belakang Aric saat merasakan rasa enak yang Aric ciptakan..
Aric tak pernah puas, tangannya yang kosong, mulai menggesek-gesek Ms.V Faza dari balik celana..
Faza reflek menutup kedua pahanya.
Aric melepaskan mulutnya dari susu Faza, kemudian dengan senyum tipis aric berpindah posisi menjadi di bawah Faza.
Dengan lembut Aric membuka seluruh pakaian Faza yang tersisa hingga gadis itu telanjang bulat.
"Milikmu sangat indah, sayang.." Gumam Aric dengan suara parau sembari terus melihat ke arah Ms.V Faza.
Faza lagi lagi menutup kedua pahanya..
"Sstttt... Jangan di tutup, biarkan Mas masuk ke dalam mu malam ini. Mas ingin kamu menjadi milik mas seutuhnya.."
Faza mengigit bibirnya kala merasakan bibir Aric sudah memainkan kacang mini nya sambil mengigit-gigit kecil. Ada rasa perih namun rasa enak tetap mendominasi..
"M-mas... Emphhh.."
Suara desahan Faza terdengar indah dan semakin membuat Aric bergelora. Tangan Aric semakin semangat menggesek-gesekan pada permukaan Ms.V Faza. Lidahnya pun tak mau kalah, terus menjilati milik Faza hingga Faza mencapai orgasmenya lebih dulu..
Aric langsung menjilati seluruh kenikmatan yang keluar dari inti Faza..
"Sekarang giliran Mas.. Tahan sedikit ya, sayang.." Aric melucuti seluruh pakaian nya sendiri, terpampang jelas milik Aric yang besar, penuh urat lagi panjang..
"Astaga! Besar sekali. Apa muat batang itu masuk ke dalam ku.." tanya Faza dalam hati pada diri nya sendiri..
Pelan Aric menggesek-gesekan ujung miliknya di klitoris Faza, menghadirkan sensasi yang berbeda, yang membuat Faza semakin di selimuti hawa nafsu yang menggila..
"Tahan sedikit, ya.." Aric khawatir Faza akan berteriak, sambil memasukan miliknya, Aric membekap mulut Faza dengan mulutnya..
Jleb!
Setelah beberapa kali percobaan milik Aric akhirnya masuk secara penuh ke dalam rahim Faza..
"AH!" Faza berkaca-kaca. Tak menyangka akan sesakit dan seperih ini..
"Terimakasih kamu sudah memberikan keperawanan mu untuk Mas. Jangan pernah tinggalkan Mas, mas sayang kamu.." Ucap Aric dalam haru setelah berhasil menjebol kegadisan Faza..
Faza tak bisa memberikan respon apapun, miliknya sakit dan perih.
Perlahan Aric mulai memaju mundurkan miliknya. Semua bukan lagi tentang Nafsu, tapi tentang cinta dan tanggung jawab.
"Milikmu sangat nikmat." Gumam Aric sambil terus memainkan ritme nya. Milik Faza yang sempit mencekik milik Aric.
Tanpa sadar, aric menaikkan temponya. Aric sudah hampir mencapai puncak,
"M-mas... Ah.. Ah.. A-ku....uh..." Faza terus meracau kenikmatan..
"Emphht.. Sshhht.. Bersama sayang..."
"AHHH" Suara Faza teredam karena Aric langsung menutup mulut Faza dengan mulutnya. Dan cairan Aric sudah memenuhi rahim Faza..
Aric mencium kening Faza sebelum mencabut miliknya..
"Terimakasih, sayang. Mas mencintai mu.." Lagi kata cinta terus Aric gaungkan entah sudah berapa kali.
Tubuh Aric pun ambruk di samping tubuh Faza. Aric menarik selimut untuk menutupi tubuh sang istri yang sudah tak berdaya..
Aric memeluk Faza dari samping kemudian terlelap dalam peluh yang masih membasahi tubuh mereka..
Keesokan paginya, suasana masih canggung tapi hanya bagi Faza. Sementara Aric, pria itu terlihat tenang dan biasa saja.
"Hari ini Mas ambil cuti sampai selasa. Tapi bukan untuk memenuhi keinginan Alena nonton bioskop atau apapun. Mas mau mengajak kamu bulan madu.."
Faza yang baru saja akan mengeringkan rambut nya reflek berhenti sejenak lalu menatap Aric yang duduk di belakang nya..
"Mas akan bicara pada Alena. Kamu tunggu Mas di mobil. Koper kamu nanti mas yang bawa.."
"Tapi, mas... Galery bagaimana ? Di akhir pekan Galery selalu banyak pengunjung."
"Galery akan di urus Zaki, nanti dia bolak-balik antara perusahaan dan galery kamu.. Sudah jangan di pikirkan, biar Mas yang urus. Kamu hanya perlu mempersiapkan diri karena Mas belum puas memakan mu.."