NovelToon NovelToon
KESEPAKATAN DI ATAS RANJANG

KESEPAKATAN DI ATAS RANJANG

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Single Mom / Cinta Terlarang / Cerai / Keluarga / Suami Tak Berguna / Tamat
Popularitas:201k
Nilai: 5
Nama Author: EvaNurul

Maya hanya ingin satu hal: hak asuh anaknya.

Tapi mantan suaminya terlalu berkuasa, dan uang tak lagi cukup.

Saat harapan habis, ia mendatangi Adrian—pengacara dingin yang kabarnya bisa dibayar dengan tubuh. Dengan satu kalimat berani, Maya menyerahkan dirinya.


“Kalau aku tidur denganmu... kau akan bantu aku, kan?”


Satu malam jadi kesepakatan. Tapi nafsu berubah jadi candu.

Dan

permainan mereka baru saja dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EvaNurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GUGUP

Malam itu, hujan turun tipis, membasahi jalanan kecil di depan kos. Lampu lorong berkelip-kelip seperti nyaris padam, sementara aroma tanah basah masuk lewat jendela yang sedikit terbuka. Di kamar, berkas-berkas persidangan tersusun rapi di meja, tapi perhatian Maya terus kembali pada anaknya yang terlelap di kasur kecil, memeluk boneka kelinci lusuh.

Napas Nayla teratur, bibir mungilnya sedikit terbuka, wajahnya begitu damai—kontras dengan kekacauan yang berputar di kepala ibunya. Maya duduk di ujung kasur, menatapnya lama, membiarkan setiap detik terukir dalam ingatan.

Ketukan pelan terdengar di pintu. Ia bangkit dan membukanya. Bu Ina berdiri di sana, masih dengan daster dan rambut yang disanggul seadanya.

"Udah makan malam, May?"

"Udah, Bu. Terima kasih, tadi nayla juga udah saya kasih makan sebelum tidur."

"Syukurlah. Eh, kayaknya wajah kamu pucat banget. Ada apa?"

Maya menarik napas, lalu tersenyum tipis. "Besok… saya harus ke pengadilan lagi, Bu. Sidang lanjutan."

"Waduh… iya ya. Semoga semua lancar. Kalau butuh saya jagain Nayla, bilang aja."

"Kayaknya memang harus, Bu. Besok pagi saya berangkat agak awal."

"Tenang aja, biar saya yang urus. Kamu fokus aja sama sidang."

Maya mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Makasih banyak, Bu."

"Sama-sama. Saya doain yang terbaik. Ingat, kamu udah berjuang sejauh ini, jangan nyerah."

Setelah Bu Ina kembali ke kamarnya, Maya menutup pintu pelan. Ia berdiri sejenak, menatap anaknya lagi. Kata-kata “jangan nyerah” itu berputar-putar di kepalanya.

Ponsel di meja bergetar.

"Besok sidang mulai pukul sembilan. Datang setengah jam lebih awal. Semua dokumen harus dibawa."

"Udah siap, tapi aku tak tenang, Reza pasti bawa pengacara yang tangguh. Kalau aku kalah?" gemetar Maya.

"Berhenti pikirkan kalah. Fokus ke menang. Ikuti semua arahan ku tanpa ragu."

"Dia pasti akan serang aku dengan fitnah."

"Biarkan aku yang jawab. Kamu cukup tunjukkan di hadapan hakim kalau kamu satu-satunya orang yang Nayla butuhkan."

Maya meraih selimut, menariknya agar menutupi bahu kecil Nayla.

“Bunda janji… nggak akan biarin kamu pergi,” bisiknya.

Tiba-tiba ponsel kembali bergetar. Nada getarnya pendek, cepat—pesan dari Reza.

"Besok permainan berakhir. Bersiaplah kehilangan segalanya."

Maya memejamkan mata, merasakan jemarinya dingin. Kata-kata itu seperti belati. Ia mengetik pesan singkat.

"Kalau aku gugup besok… gimana?"

Adrian's message

"Lihat aku. Fokus padaku. Jangan biarkan tatapan Reza mengalihkanmu. Aku akan pastikan kamu aman.

Maya menghembuskan nafas lelah. Lalu mengetikkan jarinya kembali.

"Kamu yakin kita bisa menang?"

Send.

Aadrian's message

"Aku tidak pernah masuk ruang sidang untuk kalah."

Hening kembali memenuhi kamar. Di luar, hujan masih menetes di atap seng, menambah dingin malam.

Menjelang subuh, Maya bangun. Air wudhu yang dingin membasuh wajahnya, membuat pikirannya sedikit jernih. Ia duduk di meja, memeriksa kembali satu per satu berkas: akta kelahiran, foto-foto bersama Nayla, catatan sekolah, bahkan gambar crayon buatan Nayla—dua orang bergandengan tangan di bawah matahari.

Di pojok meja, ada kotak kecil berisi gelang mungil berbentuk hati. Gelang itu pernah diberikan Nayla saat ulang tahun kelimanya. Maya mengambilnya, mengepalkan di tangan. “Ini alasan Bunda berjuang.”

Langit mulai memucat, aroma tanah basah masuk ke kamar. Ponsel bergetar sekali lagi.

"Hari ini kita mulai. Jangan takut. Kita yang memegang kendali."

Maya menutup mata, menarik napas panjang. Besok, ia tak akan memberi ruang pada rasa ragu.

1
Anonymous
Jancokkk mayaaa,,,, jadi wanita harus berani goblokkk
Anonymous
Rasanya pingin misuhi si maya
Anonymous
Sumpah.... maya ini cemen banget, ingin mempertahankan tapi pnakut, jadi wanita lemah banget
pipi gemoy
mantap bener ini pelakor, sudah maling suami orang
eh malah mau rampok anaknya 👻😤
pipi gemoy
taktik menyerang duluan
Adrian 👍🏼👏🏼🌹
pipi gemoy
mampir Thor
Catur Rini
gemes ma maya, tidak ada kata mennyerah utk memperjuangkan seorang anak, kalau ibunya lemah, gimana mo ngurus anak
Ana Akhwat
Lari pembacannya karena terlalu berbelit-belit ceritanya
mimief
nice ending
beautiful story'

cinta,kasih ,sayang dan ketulusan tidak akan ada yg bisa mengukur dan memberikan standarisasi.

harta?
ikatan darah?
kekuasaan?
akan terbantahkan dengan yg namanya perjuangan dan prioritas seseorang.
selamat berbahagia buat semua orang yg masih punya cinta, kasih,dan ketulusan di hati kalian
tak perduli apapun hubungan kalian
mimief
meleyot aku tu
pengacara kulkas 12 pintu merayu🤗
mimief
ba wa a aja dah pak..ke apartemen mu
eh ga boleh yaa🤣🤣
mimief
jadi inget drama Korea yg judulnya mother
yg seorang guru yg melarikan muridnya
karena muridnya korban kekerasan orangtuanya sendiri
diburu polisi keseluruh negri
pas prosesnya polisi malah menemukan kejanggalan,dr orangtuanya sendiri. bahkan seluruh kesaksian yg pernah bertemu
happy ending kah mereka?
menurut mereka happy ending
mimief
hanya mencoba mandiri
karena kalau mulai mau bergantung dama orang lain,malah jadinya menyakitkan
ya kan may?
mimief
jiaaaaahhhh
mereka nyasar
ah,akal akalan Dimas aja ini mah🤭🤣🤣🤣
mimief
bernafas sebentar GPP
tak pantas?
setiap orang berhak bahagia,tapi tau kah kau may
terkadang tuhan mengajarkan sesuatu untuk kita ga cuman memberikan kebahagiaan,tapi juga kesedihan supaya bisa naik kelas ke kehidupan yg lebih baik.
jangan suka berburuk sangka sama takdir yg ga bagus
mungkin....cara inilah yg tuhan buat supaya kita selalu mengingat Nya
mimief
hiks .hiks
iya mau
inget Nayla disana sendirian, kesepian,dan ketakutan
merasa terasing di tempat yg asing
mimief
bismillah..ayo kita kuat buat Nayla
kita ga tau anak itu juga hancur di sebrang sana
sendirian,ditempat asing
ayah yg cinta demi sebuah ambisi yg berbalutkan citra yg baik
mimief
dan momentum ini yg akan menghantui seumur hidup anak ini
selamanya...
Seperi kaset video yg terulang di alam sadarnya

jahatnya kau Reza.. memberikan trauma sebesar ini
mimief
ya Allah...
jahat nya sebuah ambisi
dah yg dikorbankan...orang orang terdekatnya
mimief
wah..lebih terpesona ini aku sama cerita ini daripada perselingkuhan diluar nalar

othoor kereeen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!