⚠️Warning! MC badboy garis keras!
Lelah dengan sulitnya hidup, Yofan memutuskan melakukan pesugihan mbah jenggot. Mencari tumbal perawan, itulah yang harus dilakukan oleh Yofan.
Dengan wajah tampan dan kekayaan, Yofan menjebak banyak gadis untuk dijadikan tumbal. Gadis itu akan ditiduri olehnya, lalu meregang nyawa. Yofan sudah terbiasa dengan sesi penumbalan setiap bulan purnama. Namun semuanya berubah saat Yofan bertemu Amel dan Rona, kedua gadis itu berbeda dari wanita yang pernah dia temui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 - Jadi Gede
Yofan menghubungi Vera dengan sebuah pesan yang berbunyi, 'Halo. Ini aku Yudha. Ini Vera kan?'
Sekarang Yofan hanya perlu menunggu balasan. Ia menunggu sambil menonton televisi bersama Jamal.
"Aku sudah memikirkannya, Fan. Tentang bisnis kita!" celetuk Jamal.
"Apa?" tanya Yofan. Ia baru saja mendapat pesan balasan dari Vera. Gadis itu langsung mengakui kalau dirinya Vera.
Yofan tersenyum. Dia mengajak Vera untuk bertemu.
"Kita bikin usaha roti. Pasti laku. Katanya bisnis kuliner lagi hits," ujar Jamal bersemangat.
"Kuliner? Enggak ah. Saingannya berat, Mal. Yang lain aja. Bisnis yang sedikit saingannya terus suksesnya gampang," tanggap Yofan.
Jamal mendelik sambil menghela nafasnya. Bersamaan dengan itu, dia dan Yofan dikagetkan dengan adegan dewasa di televisi. Buru-buru Jamal mengambil remot karena ingin segera mengganti tayangan.
"Jangan! Biarkan saja!" Tapi Yofan sigap menghentikan. Ia langsung merebut remot dari tangan Jamal.
"Ngapain sih nonton begituan. Nggak ada faedah," komentar Jamal.
"Ada kok faedahnya. Apalagi buat pemula kaya kita ini, Mal. Nanti kalau kau malam pertama, kebingungan loh. Salah masuk lobang kan gawat," balas Yofan sambil cengengesan.
"Salah masuk lobang? Emang lobang cewek banyak?" Jamal mengerutkan dahi.
Yofan memecahkan tawa. Apalagi saat melihat ekspresi wajah Jamal yang tampak benar-benar tidak tahu.
"Eh, Fan! Aku serius nih. Jawab dong! Bikin penasaran aja," timpal Jamal.
"Cari jawabannya di internet sana. Malas banget jelasinnya," sahut Yofan.
Pesan baru dari Vera masuk. Gadis itu memberitahukan kapan dirinya bisa menemui Yofan.
"Yes!" Yofan berseru senang. Ia berharap pendekatannya bisa berjalan lancar. Dirinya dan Vera akan bertemu nanti malam.
Atensi Yofan kembali tertuju ke televisi. Dia terpaku dengan adegan panas di sana. Yofan menenggak ludahnya sendiri karena mulai merasa bergairah.
Sementara itu Jamal, sibuk dengan ponsel. Ia mencari jawaban di internet atas segala pertanyaannya tadi. Ketika Jamal menoleh ke arah Yofan, pusat perhatiannya langsung tertuju ke arah bawah perut temannya itu.
"Anjir! Punyamu, Fan!" seru Jamal dengan mata terbelalak. Bagaimana tidak? Ada sesuatu yang mencuat dari dalam celana Yofan, dan yang membuat Jamal kaget adalah ukurannya. Besarnya terlihat tidak normal. Celana Yofan sampai terlihat tertarik ke atas seperti kain yang ditopang tiang.
Yofan ikut kaget seperti Jamal. Dia reflek menyentuh juniornya tersebut.
"Apa punyamu emang segede itu?" tanya Jamal.
Yofan tak menjawab dan memilih pergi ke kamar mandi. Di sana dia memeriksa keadaan juniornya. Bagi Yofan semuanya tampak normal.
"Mungkin ini karena adegan di televisi," gumam Yofan. Dia memutuskan untuk mandi saja.
...***...
Vera senang sekali saat Yofan menghubunginya. Padahal dia sudah sempat mengira kalau cowok itu hanya main-main.
Saat waktu hampir menunjukkan jam delapan malam, Vera bersiap-siap untuk pergi. Jujur saja, dia sangat menantikan momen ini. Vera selalu berharap bisa memiliki pacar seperti teman-teman sebayanya di sekolah.
Saat sudah siap, Vera beranjak dari rumah. Malam itu kebetulan Gogon sedang tak ada di rumah, jadi Vera tak perlu cemas membuat alasan.
Yofan berjanji menjemput Vera di depan gang jalan menuju rumahnya. Kini lelaki itu telah menunggu.
Dari jauh Yofan bisa melihat Vera yang berjalan mendekat. Tak lama dia sudah menghampiri Yofan.
"Pakai helm kamu ya." Yofan menyodorkan helm pada Vera.
"Makasih, Mas." Vera segera mengenakan helm dan naik ke belakang motor Yofan. "Kita mau kemana ya?" tanyanya.
"Apa kau sudah makan?" Yofan malah berbalik tanya.
"Belum sih," jawab Vera.
"Ya sudah. Kalau gitu kita makan dulu," tanggap Yofan. Ia segera menjalankan motornya.
...____...
*Guys, aku kok tiba-tiba kepikiran mau bikin sayembara, wkwk. Aku pengen kasih hadiah uang sebesar seratus ribu rupiah pada dua pembaca yang terpilih. Tapi itu terjadi kalau novel ini rame pembaca, aku pengen kalian ramaikan novelku dengan banyak pembaca. Kalau jumlah popnya mencapai 500 rb ke atas sebelum tamat, maka aku akan bagi hadiahnya. Ya udah, gitu aja guys. Aku nggak berharap banyak sih, tapi cuman mau berbagi saja atas uang yang aku hasilkan pas menulis di sini. Makasih buat yang selalu setia baca karyaku... 😘
Ibarat pepatah "menyelam sambil minum air".
Biasanya yg sering terjadi pelaku pesugihan akan hidup dalam ketakutan konstan karena mereka selalu dibayangi oleh arwah korbannya dan seringkali berakhir dengan kesengsaraan dan ketidakbahagiaan bagi pelakunya.
Selain itu, kesialan dan musibah akan menghantui hidup mereka, seolah-olah harga yang harus dibayar untuk mencapai tujuan dengan cara yang sangat gelap.
🤔🤔🤔