NovelToon NovelToon
Cinta Monyet Belum Usai

Cinta Monyet Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Teman lama bertemu kembali / Office Romance / Ayah Darurat / Ibu susu
Popularitas:49.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

Sequel "Dipaksa Menikahi Tuan Duda"
Cerita anak-anak Rini dan Dean.

"Papa..."
Seorang bocah kecil tiba-tiba datang memeluk kaki Damar. Ia tidak mengenal siapa bocah itu.
"Dimana orangtuamu, Boy?"
"Aku Ares, papa. Kenapa Papa Damar tidak mengenaliku?"
Damar semakin kaget, bagaimana bisa bocah ini tahu namanya?

"Ares..."
Dari jauh suara seorang wanita membuat bocah itu berbinar.
"Mama..." Teriak Ares.
Lain halnya dengan Damar, mata pria itu melebar. Wanita itu...

Wanita masa lalunya.
Sosok yang selalu berisik.
Tidak bisa diam.
Selalu penuh kekonyolan.
Namun dalam sekejab menghilang tanpa kabar. Meninggalkan tanya dan hati yang sulit melupakan.

Kini sosok itu ada di depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Percintaan Rahasia Adam

“Kak, apa maksudmu?” suara Mama Rini terdengar jelas oleh Adam dari seberang telepon. Ada nada khawatir dan bingung yang sulit ia sembunyikan.

“Ma…” suara Adam melembut, seolah berusaha menenangkan.

“Mama tidak salah dengar kan? Kenapa, Kak? Jangan bilang Kakak Adam menghamili anak orang. Atau… sekarang sedang digerebek dan dipaksa menikah? Kak, jangan bikin Mama takut!” suara Mama Rini sudah gemetar, panik bercampur air mata.

“Ma, tenang dulu… sabar. Kita dengar dulu penjelasan Adam,” Papa Dean mencoba menahan istrinya agar tidak semakin larut.

“Ma… Adam bisa jelaskan,” suara Adam ikut terdengar khawatir di seberang.

“Jelaskan apa, Kak… Mama—” kalimat itu terputus begitu saja. Tubuh Mama Rini tiba-tiba limbung dan jatuh pingsan. Untung Papa Dean sigap, ia segera menangkapnya sebelum benar-benar terjatuh.

“Ma! Jangan begini… sadar, Ma…” Papa Dean panik, berusaha menyadarkan istrinya.

“Mama… ada apa dengan Mama?!” suara Adam di telepon makin panik mendengar kegaduhan itu.

“Adam, sebaiknya kamu pulang sekarang juga dan jelaskan semuanya langsung. Kamu cuma bilang mau mampir sebentar ketemu teman sebelum pulang. Kenapa sekarang malah seperti ini?” suara Papa Dean meninggi, campuran antara khawatir dan marah.

Tanpa menunggu jawaban Adam, Papa Dean segera mengangkat tubuh istrinya dan membawanya ke kamar. Ponsel di tangannya tetap tersambung dengan Adam, tapi ia tidak peduli lagi. Saat ini, hanya kesadaran istrinya yang terpenting.

***

Suasana rumah keluarga Ardhana sore itu sangat tegang. Mama Rini belum juga sadar dari pingsannya. Di samping ranjang, Papa Dean duduk dengan wajah cemas, tangannya erat menggenggam tangan istrinya.

“Pa, Kakak Adam sudah datang,” ucap Damar pelan dari pintu kamar.

“Suruh dia menunggu di ruang tengah. Papa akan turun kalau Mama sudah sadar,” jawab Papa Dean. Suaranya terdengar lelah. Entah apa yang dipikirkan putra sulungnya, tiba-tiba saja meminta menikah hari ini juga. Orang tua mana yang tidak khawatir?

Mengerti papanya butuh ketenangan, Damar kembali ke ruang tengah. Di sana, Adam sudah duduk bersama seorang gadis yang sangat mereka kenal, sementara Wulan berada di sebrang mereka.

“Bagaimana Mama dan Papa?” tanya Adam cemas.

“Papa akan turun, tapi masih nunggu Mama sadar dulu,” jawab Damar singkat, lalu mengambil tempat duduk di samping Wulan, tepat di seberang Adam.

Wajah Adam jelas-jelas gusar. “Aku nggak tahu kalau Mama dengar telepon tadi…”

“Terlepas Mama dengar atau tidak, permintaan Kakak memang aneh.” Nada Wulan terdengar kesal.

Adam menunduk, suaranya penuh sesal. “Aku tahu, aku terlalu gegabah. Tapi situasinya memaksa Kakak ambil keputusan cepat.”

Wulan melirik ke arah gadis di samping Adam—gadis yang sangat mereka kenal dengan baik. Gadis yang selalu cuek di depan orang lain, tapi hangat dengan keluarganya sendiri maupun keluarga Ardhana. Sifatnya kadang begitu mirip dengan Damar.

“Jadi kalian memang ada hubungan, kan? Nggak mungkin Kakak tiba-tiba ingin menikah kalau sebelumnya nggak ada apa-apa,” tuduh Wulan.

Adam tak lantas menjawab pertanyaan Wulan. Dia menatap gadisnya. Nampak sekali ada rasa kesal yang tersisa diwajah gadisnya. Mungkin karena perdebatan mereka sebelumnya, tapi ada juga ada rasa tidak nyaman karena membawa mereka di situasi seperti ini.

“Maaf,” ucap Adam akhirnya sambil menggenggam tangan gadisnya. “Aku seharusnya mendengarkanmu, aku tidak seharusnya sampai terbawa emosi.”

Wulan dan Damar saling pandang, mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

“Aku sudah bilang berkali-kali, Kak. Aku hanya anggap Dokter Bima itu senior. Tidak lebih.” ucap gadis itu kesal.

“Tapi dia jelas-jelas suka padamu. Dari cara pandangnya, aku bisa lihat itu.” ucap Adam.

“Itu urusan dia. Yang jelas, aku nggak punya perasaan apa pun. Kakak tahu sifatku, kan? Aku nggak gampang kasih hati ke orang lain.”

Adam menarik napas dalam. “Aku nggak bisa mengabaikan hal itu begitu saja. Dia bahkan terang-terangan bilang mau melamarmu ke Papamu. Dia anak pemilik rumah sakit, keluarga dokter. Semua sejalan sama dunia yang kamu dan papamu geluti. Bagaimana kalau Papamu menerima lamarannya?”

“Kak, apa Kakak lupa sifat Papa? Papa nggak akan memaksakan masa depan anaknya. Dan Mama… Mama pasti lebih percaya pada Kakak daripada orang lain.”

Adam ingin menyela, tapi gadis itu cepat-cepat memotong.

“Kak, aku mohon. Jalani sesuai rencana awal kita. Biarkan aku selesaikan koas dulu. Setelah itu, kalau Kakak mau, kita langsung menikah. Aku siap. Tapi bukan begini, bukan dengan keputusan yang tergesa-gesa.”

“Kamu nggak akan berpaling ke dokter-dokter lain, kan? Banyak dokter muda di sekitarmu. Mereka pintar, hebat—”

“Stt…” gadis itu menutup bibir Adam dengan jarinya. “Bertahun-tahun aku hidup dengan Papa yang seorang dokter. Kalau suamiku juga dokter, hidupku pasti membosankan. Aku ingin sosok seperti Mama—pria yang membawa keceriaan di rumah, bukan yang kaku dan formal. Dan Kakak tahu? Semua itu ada pada dirimu, Kak. Cukup jadi dirimu sendiri… karena aku menyukai Kak Adam apa adanya.”

Adam terdiam, lalu memeluknya erat. Seolah ingin melepaskan rasa takut yang tadi menekan dadanya.

“Ck… kita disini seperti hantu tak terlihat saja. Kira-kira sudah berapa lama mereka menipu kita?” bisik Wulan pada Damar, suaranya setengah terkekeh.

“Entahlah, sepertinya sudah lama sekali,” jawab Damar dengan nada serupa. Mereka berdua bagai penonton gosip yang duduk di belakang drama panggung.

“Pintar banget ya, sembunyikan hubungan.”

“Hm… padahal aku sering godain Kakak bilang jomblo. Ternyata diam-diam…”

“Ya sudah lah, mending begini. Daripada tiba-tiba dapat kabar Kakak hamilin anak orang.”

“Ck, pikiranmu terlalu jauh. Kebanyakan nonton sinetron ikan terbang, sih. Lagian, Mama Papa sudah mendidik kita dengan baik agar kita tahu batas dalam pergaulan. Jangan sampai mereka merasa gagal jadi orang tua.”

Wulan terkekeh, lalu menepuk lengan saudara kembarnya. “Tahu batas ya... Ingat kuat iman di depan Stacy. Boleh bucin, tapi gak boleh berlebihan, terutama skin to skinnya.”

Damar berdecak kesal. "Kenapa kamu jadi seperti Papa."

"Aku kan anak kesayangan Papa." Wulan tersenyum jumawa.

"Ehem..." Suara deheman yang tiba-tiba datang membuat atensi orang-orang di ruang tengah buyar, termasuk adegan berpelukan antara Adam dan gadisnya.

"Kenapa Ayu ada disini?" tanya mama Rini yang masih berdiri lemah di samping Papa Dean.

Tentu saja, saat ini wajah Adam dan Ayu sudah seperti kepiting rebus yang salah tingkah. Kalau di depan Wulan dan Damar, mereka masih bisa santai. Mereka sudah biasa bersama sejak kecil, bahkan sudah seperti saudara. Tapi kalau di depan Papa Dean dan Mama Rini pasti beda.

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Kurniasih Eva
lanjut torrr....💪💪💪
nonoyy
dasar ulat bulu gatelan
Erna Fadhilah
kamu jangan salah faham sama Damar ya cy ,itu maunya ulat bulu yang ga tau malu, tenang cy Damar cuma cinta sama kamu kok
Sri Wahyudi
lanjud kak
arniya
nano nano, campur rasa
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Erna Fadhilah
hayo kamu cy tenangin tu singanya biar ga ngamuk karna cemburu😀😀😀
Reni Anjarwani
lanjut doubel up thor
Erna Fadhilah
alkhamdulillah di posisi yang berat seperti saat ini ada Damar yang selalu menjaga Stacy, pak hadi menyesalpun percuma tp jangan berkecil hati kamu harus ttp jaga Stacy dan Ares dari jangkauan orang jangan
nonoyy
nah kau harus menjaga sisi dam, takutnya si ular betina akan mengincar calon istrimu
arniya
penyesalan.....
nonoyy
nikmati ajaa karmamu hadi dgn kebodohanmu selama ini wkwk
Ade Bunda86
kayaknya Wulan jadi jodonya Andreas deh
Reni Anjarwani
lanjut thor
Erna Fadhilah
kamu tenang aja dulu pak hadi jangan emosi, kamu harus bikin strategi secepatnya kamu alihkan hartamu atas nama Stacy semua agar kalau ada apa-apa sama kamu hartamu jatuhnya ke tangan anak kandungmu bukan anak haram dan ulat bulu
partini
balas lembut tapi mematikan buat kejutan yg dahsyat untuk mereka y penghianat
Erna Fadhilah
pak hadi terlalu percaya pada ulat bulu udah di kasih selakangan jadi ga ingat anak dan istri
nonoyy
sudah telat hadi telat.. menyesal pun tak guna
arniya
kebenaran terbuka lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!