Kehidupan Fania yang awalnya penuh dengan warna. Dan kebahagian, tiba-tiba saja kebahagiaan itu pergi menghilang bersama orang yang ia sayangi.
FANIA: mengapa kamu akan meninggalkanku untuk selamanya, Basjara? katanya kamu mencintaiku dan berjanji tidak akan meninggalkanku, lalu dimana janjimu itu?
BASKARA: maafkan aku, Fania! ini sudah menjadi takdir kita. tolong berbahagia! kamu masih bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dariku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butterfly56, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Huuuu... Penakut, masa cowo pulang sendiri pas malam gak berani" ucap Fania.
"Diam, Sayang. Malu kalo didengar sama Bi Aruna" jawab Baskara.
Baskara dan Fania kembali menonton TV. Tapi sekarang Fania sudah menganti film yang ditonton. Fania menonton film romantis, dan disana ada beberapa adegan dewasanya.
Baskara langsung memegang pinggang Fania, pertanda ia juga mau seperti itu. Fania hanya pura-pura tidak tahu saja dan pada akhirnya.
Cup!
Satu ciuman mendarat di bibir manis Fanisa. Bibir itu sangat menggoda bagi Baskara. Baskara sangat tergila-gila dengan bibir istrinya.
Baskara kini memeluk tubuh istrinya dengan erat. Kepala Baskara ia letakkan di belahan buah dada milik Fania. Fania pun mengelus kepala Baskara dengan lembut.
Baskara menggerak-gerakkan kepalanya didada Fania. Membuat Fania merasa geli. Fania mencoba mengangkat kepala Baskara, tapi malah Baskara semakin leluasa menggerakkan kepalanya.
"Diam, Sayang. Geli tau" ketus Fania.
Baskara mengangkat kepalanya. Dia mencium bibir Fania kembali.
Cup!
Ciuman ini cukup lama, membuat mereka saling adu mulut. Wajah mereka sangat dekat dan hanya ada jarak sedikit. Tak lama kemudian, Baskara melepas ciuman itu.
Baskara kini menatap wajah cantik istrinya. Wajah itu setiap hari selalu cantik, dan cantiknya itu tidak pernah memudar. Tiba-tiba saja Bi Aruna datang dihadapan mereka.
Bi Aruna menyuruh mereka untuk berdiri sebentar karena Bi Aruna akan membersihkan sofa disana. Baskara langsung menggendong Fania untuk kedalam kamar. Karena Baskara tidak mau berdiri disana, dia pun membawa istrinya kedalam kamar.
Sesampainya dikamar, Baskara menurunkan tubuh Fania diatas ranjang. Baskara menaiki tubuh Fania secara perlahan. Sekarang Baskara sudah berada diatas tubuh Fania.
Baskara mencoba membuka baju yang dikenakan Fania namun dihalangi. Fania tidak memperbolehkannya.
"Kenapa, Sayang? Hanya sebentar saja. Tidak akan lama" ucap Baskara dengan tatapan berkaca-kaca.
"Gak boleh! Aku gak mau ih"
"Gak mau? Aku paksa" jawab Baskara.
Kini Baskara melepas baju yang dikenakan oleh Fania dengan paksaan. Baskara sangat ingin bermain dada Fania kembali. Baskara juga ingin menghisap nya juga.
Setelah terlepas, terlihatlah dada Fania. Dada itu sudah semakin membesar. Dan itu membuat Baskara semakin tergoda. Dada itu sangatlah menggoda untuk Baskara.
Dengan cepat, Baskara langsung memainkan puting dada itu. Puting itu bewarna pink kemerahan. Tak lama kemudian, Baskara menghisap dada itu. Baskara sangat bersemangat saat menghisap nya.
Seperti bayi yang sedang meminum air asi ibunya. Baskara terus menghisap dada itu dan sesekali meremas nya. Fania hanya diam dan tak melakukan penolakan.
"Enak Sayang!"
Kini Baskara masih saja menghisap dada Fania. Tiba-tiba saja, Baskara berhenti. Dia akan ganti memainkan rahim Fania. Baskara melepas celana yang dikenakan Fania secara perlahan. Setelah itu Baskara melepas celana dalam yang dikenakan Fania juga.
Setelah terlepas semua, terlihatnya rahim Fania yang berwarna pink yang membuat nafsu memuncak. Baskara segera memasukkan jarinya kedalam sana. Baskara memaju mundurkan jarinya. Hingga akhirnya keluar lah cairan putih lengket dari dalam sana.
Kini Baskara menjilati cairan putih lengket itu. Baskara sangat menikmatinya. Baskara memasukkan lidahnya kedalam rahim Fania, dan memainkannya.
Baskara benar-benar menikmati suasana ini. Baskara sangat senang bisa berbuat seperti ini bersama istrinya. Baskara sangat menanti-nanti kan anak dari dalam perut Fania.
Baskara ingin memiliki anak. Mau anak perempuan atau laki-laki itu terserah. Yang penting Baskara bisa mempunyai anak.
"Nanti didalam perut ini bakal ada dede bayinya" Baskara mengelus perut Fania dengan lembut.