Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Defandra
"Defandra saja, kenapa harus panggil aku Tuan, bukankah kamu tidak mau bekerja dengan ku?"
Pernyataan tegas Defandra membuat Kamila yang sebelumnya menunduk mengangkat kepalanya.
Sebelum pulang dari rumah sakit, Defandra memang sudah menawarkan pekerjaan pada Kamila untuk bekerja di rumahnya. Meskipun sebenarnya Defandra tidak membutuhkan asisten rumah tangga lagi, tapi untuk membantu Kamila supaya tidak merasa hanya menumpang di rumahnya, Defandra menawarkan pekerjaan itu. Tapi Kamila menolak dengan alasan tidak mau terus bergantung kepadanya.
Kamila menatap Defandra yang kini melangkah mendekati meja rias. Kemudian Defandra berdiri di depan cermin, menatap Kamila yang melangkah mengikutinya.
"Kamu belum mempercayai ku?" tanya Defandra yang kemudian membalikkan badan menatap Kamila.
"Jika aku tidak percaya padamu, aku tidak akan ikut dengan mu kesini."
"Lalu apa masalahnya, kalau kamu tidak mau bekerja dirumah, aku bisa memperkerjakan mu di kantor."
"Tidak, bukan begitu. Aku malah lebih tidak pantas lagi bekerja di kantor."
"Lalu?"
"Defandra, kamu sudah banyak menolongku, jika kamu tidak datang, tak tahu apa yang akan terjadi kepada ku." mengingat kejadian itu, Kamila menangis menundukkan kepala.
Melihat itu, Defandra melangkah mendekati Kamila. Kemudian mengangkat tangannya dan agu-ragu mencoba menyentuh bahu Kamila. Melihat Kamila tidak bereaksi saat telapak tangannya menyentuh bahunya, Defandra memberanikan diri mengusap hingga turun ke lengannya. Defandra melakukan itu berulang kali berharap Kamila bisa merasa lebih tenang dan tak menangis lagi.
"Jangan menangis," ucap Defandra yang semakin merapatkan tubuhnya, bersiap jikalau Kamila membutuhkan bahunya untuk bersandar.
Entah di sadari atau tidak, Kamila menyambut uluran itu dan menyandarkan kepalanya di dada kiri Defandra.
Defandra menghela nafas lega karena Kamila tidak takut kepadanya setelah apa yang sudah terjadi padanya kemarin.
"Sekarang kamu aman disini. tidak ada yang bisa melukaimu lagi," ucapan Defandra seakan mengagetkan Kamila yang masih dengan nyamannya bersandar di dada Defandra.
Kamila langsung menarik diri, menjauh dari Defandra kemudian mengusap sisa air matanya dengan wajah tertunda malu.
Setelah beberapa detik, Kamila melirik dada Defandra. Kamila merasa tidak percaya pada dirinya sendiri jika barusan Ia berani bersandar di dada pria yang belum lama ini ia kenal.
"Kenapa aku tidak merasa takut padanya, kenapa juga aku begitu percaya padanya?" batin Kamila yang tidak mau lagi terjebak dalam situasi yang sangat menyakitkan seperti yang sudah dialaminya beberapa bulan lalu.
Namun saat Kamila tak sengaja melihat baju Defandra basah karena air matanya, spontan Kamila mendekat lagi dan mengusap-usap dada Defandra.
"Maafkan aku, bajumu jadi basah," ucap Kamila sambil terus mengusap-usap kasar dada Defandra berharap baju itu akan kembali kering. Satu menit kemudian Kamila terbelalak menatap Defandra yang tiba-tiba mengenggam tangannya yang masih menempel di dadanya. Bahkan saat Kamila ingin menarik tangannya, Defandra semakin mempererat genggamannya.
Melihat usaha Kamila, Defandra hanya diam mematung dengan tatapan tajamnya sehingga membuat Kamila merasakan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.
"Apakah dia mau melakukan hal yang sama, seperti pria-pria itu?" batin Kamila yang mulai merasa takut.
Sekali lagi, Kamila mencoba menarik tangannya tapi Defandra tetap tidak juga melepaskan genggamannya.
"Defandra... aku mohon lepaskan tanganku," ucap Kamila memohon karena rasa takutnya semakin bertambah.
"Bagaimana kalau aku tidak mau?" tanya Defandra dengan tatapan tajam, tak berkedip.
Bersambung...
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊