Dia baik, dia setia, dia cantik, dia pintar, namun ... karena keadaan ekonomi yang rendah dan belum memiliki pekerjaan tetap membuat nya diremehkan dan dihinakan oleh orang-orang yang di percaya selama ini. Orang-orang yang sangat di sayangi dan di kasihi selama ini ternyata tega mengkhianati dari belakang.
Jemima namanya. Dia sangat terluka atas pengkhianatan yang dilakukan kekasih dan sahabatnya, lalu bagaimana sebenarnya kisah ini terjadi?
Yuk ikuti terus kisah Jemima, insyaAllah happy ending.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Iya
"Iya, aku mau menikah denganmu." Jemima mengangguk mantap.
Dixon berteriak senang, dia berdiri lalu langsung memeluk tubuh Jemima. Gerakan refleks nya itu membuat Jemima marah.
"Lepas! Kita belum boleh peluk peluk gini karena kita belum menikah."
"Sorry," Dixon langsung melepaskan pelukan itu.
"Mana jari manis mu?"
Lalu Dixon menyematkan cincin berlian itu di jari lentik Jemima.
"Cincin ini indah sekali," ucap Jemima memandang cincin yang melingkar di jarinya.
"Baguslah kalau kamu suka, aku takut kalau kamu tak menyukai nya. Aku senang melihat mu bahagia. Teruslah tersenyum, karena kecantikan mu semakin bertambah saat lagi tersenyum,"
"Terimakasih untuk semuanya,"
"Sama sama Sayangku, calon istri ku," balas Dixon dengan suara lembut.
"Iihhh jangan manggil gitu ah, aku malu," ucap Jemima dengan wajah bersemu lalu menunduk malu.
Mereka merasa sangat bahagia, senyuman manis terus terpatri di wajah keduanya.
Kini, mereka berdua sudah resmi memiliki hubungan istimewa.
Setelah menyatakan perasaan nya, Dixon kembali ke Jakarta, karena dia akan menyampaikan niat baiknya kepada sang papa. Dia akan mengatakan kepada papa nya bahwa dia akan segera melamar wanita idamannya.
"Kampung? Kamu ngajak Papa mu pergi ke suatu desa hanya untuk melamar seorang wanita. Hahahaha ternyata selera mu rendahan sekali Dixon! Mama kira kamu bakalan dapat istri yang lebih tinggi levelnya dari Diandra, ternyata eh ternyata cuma orang kampung!" ejek Alexa sembari tertawa mengejek.
"Diam lah kau wanita ular. Kau tidak diajak!" bentak Dixon marah, ia marah mendengar wanitanya direndahkan.
"Pa, sekarang aku tanya apa Papa bersedia ikut Dixon ke desa?" ujar Alexa.
"Iya. Papa bersedia. Kalau itu yang bisa bikin Dixon bahagia kenapa tidak. Lagipula Dixon tidak butuh wanita kaya, karena dia sudah kaya, kita sudah bergelimang harta. Yang Dixon butuhkan adalah wanita yang bisa melayani nya dengan baik, wanita yang bisa menemani Dixon saat di rumah atau di mana saja, dan wanita yang bisa menghormati Dixon sebagai seorang suami. Yang lebih penting Dixon nyaman dan cinta sama wanita itu. Benar begitu 'kan Dixon?" jelas Everardo.
"Ya, benar sekali, Pa."
"What? Pa, apa Papa tidak curiga? Bagaimana kalau wanita kampung itu memoroti harta Dixon, gimana kalau niatnya cuma pengen memanfaatkan Dixon serta menguras harta Dixon,"
"Itu kamu Alexa. Kamu sedang membicarakan dirimu sendiri," ucap Dixon.
"Sudah, diam lah. Keputusan Papa, besok Papa akan ikut kamu Dixon. Mari kita pergi bersama melamar wanita pujaan mu,"
Dixon tersenyum senang, sementara Alexa berteriak marah. Dia berjalan ke kamarnya dengan kaki terus di hentakkan ke lantai.
"Kekanak-kanakan sekali!" ucap Dixon.
Everardo hanya mampu menghela nafas panjang melihat tingkah sang istri.
Setiba di kamar, Alexa membanting pintu kamar lalu membatin.
"Awas saja kalian!" batinnya dengan penuh dendam.
***
Di desa Bujung Sakti.
Jemima, Ibu serta Ayah nya sedang sibuk membersihkan rumah mereka yang sederhana. Usai membersihkan rumah, mereka lanjut menyiapkan hidangan istimewa untuk menyambut Dixon beserta Papa Dixon. Dixon sudah mengabari Jemima lewat sambungan telepon tentang kedatangan nya nanti malam ke rumah Jemima.
Beberapa para warga yang melewati rumah Jemima menatap penuh tanda tanya, mereka kepo ingin tahu kenapa Jemima dan kedua orang tuanya tampak begitu sibuk.
"Aku juga heran, kenapa keluarga Pak Hasan bisa tiba tiba punya uang ya, beli kebutuhan pokok banyak banget, pasang WiFi dan lainnya. Dari mana sih mereka mendapatkan uang? Setahu aku mereka semua pengangguran karena mereka sehari-hari aku lihat cuma di rumah saja," ucap Bu Sarti tetangga yang berada di dekat rumah Jemima.
"Bu ... Aku yakin banget Jemima itu menjual dirinya untuk mendapatkan uang. Mungkin malam malam saat kita terlelap dia baru keluar melayani om om atau apalah itu sebutannya. Yang jelas kerjaan Jemima itu jual diri karena ngebet pengen kaya, pengen menyaingi keluarga Pak Kades dan keluarga Pak Tobari, tapi sayangnya dia malah mendapatkan uang dengan cara haram. Yakin deh, cepat atau lambat dia pasti kena azab. Iiihh ngeri. Kalau tidak jual diri pasti mereka melakukan pesugihan," sahut ibu pemilik warung dengan segala tuduhan yang tidak benar.
"Kalau dia kena azab mari kita ketawain rame rame,"
"Iya. Mimpi dia itu, mana bisa Jemima menyaingi keluarga Pak kades dan Pak Tobari, orang Rakha dan Rara aja kerja di Jakarta dengan gaji puluhan juta. Dan kata Bu Kades, Bos nya Rakha itu royal banget orangnya, waktu Rakha dan Rara nikah kemarin dia kasih Rakha uang 100 juta dengan entengnya. Duh udah tampan, kaya raya, baik banget lagi. Orang yang jadi karyawan nya aja di kasih uang segitu banyak apalagi istri nya nanti. Pasti istri nya nanti sangat cantik orangnya dan beruntung banget yang jadi istri Tuan Dixon," tutur Ibu pemilik warung panjang lebar. Dia begitu kagum akan sosok seorang Dixon.
***
Malam hari.
Beberapa mobil mewah berjejer melewati jalan desa Bujung Sakti.
Warga Bujung Sakti penasaran mau ke mana mobil mobil mewah itu.
Ada yang menduga akan ke rumah Pak kades dan ada juga yang menyangka akan ke rumah Pak Tobari sang kepala sekolah.
"Pak, tamu Bapak ya?" tanya ibu pemilik warung saat Pak kades berhenti di depan warung nya.
"Bukan. Saya juga tidak tau mobil mobil itu mau kemana," jawab Pak kades sembari mengedikkan bahu. Mobil yang kali ini lebih mewah dari mobil yang membawa Dixon waktu itu, jadi wajar Pak kades dan warga tidak tahu siapa yang ada di dalam mobil.
"Coba ikuti,Pak."
"Iya, saya juga penasaran kemana mobil itu, dan siapa yang ada di dalam mobil," jawab Pak Kades lalu ia menyalakan motornya dan mengikuti mobil mobil itu dari belakang.
Setelah beberapa saat.
Mobil mobil itu berhenti di depan rumah Jemima. Dua orang dengan celana dasar hitam mengkilap di padukan dengan kemeja nampak keluar dari mobil, keluarga Jemima menyambut ramah kedatangan mereka.
Sedangkan dari mobil yang lainnya keluar beberapa orang berbadan besar kekar.
Mereka lalu siaga di depan rumah Jemima, mereka di tugaskan untuk menjaga diluar agar tidak ada orang yang mengganggu.
Pak Kades sangat penasaran, karena ia hanya bisa melihat dari jarak cukup jauh sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang bertamu ke rumah Jemima.
"Apa benar kata warga selama ini? Jemima menjual dirinya pada orang kaya. Iya, yang datang itu pasti orang dari luar kota yang ingin dilayani oleh Jemima, mereka pasti akan meniduri Jemima lalu Jemima mendapatkan bayaran yang banyak," gumam Pak kades.
"Aku harus segera mengumpulkan para warga agar menggerebek rumah Jemima. Ini tidak bisa dibiarkan, kalau terus dibiarkan bisa terkena kutukan desa ini karena ada salah satu warga yang bermaksiat. Jemima beserta kedua orang tuanya harus segera diusir dari desa ini, bila perlu dia dibakar hidup-hidup saja beserta rumahnya yang reot," sambung Pak Kades lalu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Ia sudah tidak sabar ingin mengumpulkan para warga serta menggerebek rumah Jemima.
Bersambung.
Kira kira apa yang akan terjadi selanjutnya?
tunggu karmamu
Sabar ya Dixon puasa tujuh hari aje 🥰🥰🥰🥰🥰
Alhamdulillah 🤲🤲🤲🤲🤲
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️