Kamu punya pengalaman unik bersama pasangan yang dingin? Katanya, bisa mengakibatkan pilek setiap hari, loh.
Duh, kalau hidung yang pilek boleh lah minum obat, tapi, kalau hati yang terus merasa terabaikan bagaimana?
Yuk, simak kisah Jedar (Jeje dan Darren) dalam menjalani kisah cintanya yang begitu menggemaskan.
Jika suka jangan lupa untuk like dan komen di setiap bab, saranghaeyo 💙
Jangan lupa untuk rate Bintang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karena Justin Jeje Menjadi Aneh
Apa yang dikatakan Justin itu terus mengganggunya hingga membuat Jeje terus memikirkannya, Bahkan Jeje menjadi tidak fokus saat belajar.
Bahkan saat kembali bekerja pun Jeje masih memikirkan itu.
"Astaga, aku cium pipinya sekali saja gemetar, apalagi kalau cium yang lain," gumam Jeje yang sedang membongkar barang yang baru datang.
Singkat cerita, malam sudah datang dan sekarang Darren menjemputnya.
Sekarang, keduanya sudah dalam perjalanan, Darren yang sedang mengemudi itu merasa aneh dengan sikap Jeje yang malu-malu.
"Kamu kenapa?" tanya Darren dan Jeje menjawab dengan menggeleng.
Dan karena Darren pria dingin maka setelah bertanya sudah cukup baginya dan ia tak mencari tau lebih jauh lagi.
Dan Jeje yang duduk di sampingnya itu kembali tersenyum saat curi-curi pandang.
Dan lama-lama Darren menjadi tidak tahan dengan sikapnya. Darren pun menepikan mobilnya dan kemudian Darren meletakkan punggung tangannya di dahi Jeje.
"Tidak panas," kata Darren dan Jeje menjawab dengan menatap Darren.
Kali ini tatapan Jeje terasa berbeda sehingga membuat Darren merasa merinding, ya, Jeje berharap dengan terus menatap Darren seperti itu akan membuatnya mengerti maksud dirinya yang minta dicium.
Dan Darren kembali mengemudi.
"Astaga, dia tidak peka sekali," kata Jeje dalam hati dan karena ia tak tau harus berbuat apa, sekarang Jeje memilih untuk memejamkan matanya.
Sesampainya di rumah, Darren mengantarkan sampai ke depan pintu dan Pak RT yang sudah menunggu itu tak menawarkan untuk masuk.
"Terima kasih, Nak Darren. Setelah ini langsung pulang karena hari sudah malam," ujar Pak RT dan Darren pun mengiyakan.
Jeje yang masih berdiri di samping Ayahnya itu mengedipkan kedua matanya dengan genit dan Darren menahan senyumnya saat melihat itu.
Lalu, Jeje melambaikan tangannya pada Darren dan Darren membunyikan klakson.
Dan Darren yang sedang keluar dari jalan tersebut harus berpapasan dengan Rossi yang baru kembali bekerja.
Terlihat Rossi tidak sendiri, ia bersama dengan Sarah dan Sarah menatapnya datar, sementara Rossi membunyikan klakson.
Dan Sarah yang melihat itu pun menarik nafas.
"Akhirnya, Darren melabuhkan hatinya, tetapi dengan gadis lain," gumam Sarah dalam hati.
Dan Sarah yang duduk di samping Rossi itu bertanya, "Kamu tidak apa, Nak?"
"Memangnya kenapa, Mah?" tanya Rossi dan sekarang keduanya sudah sampai di depan rumahnya.
"Mamah beli rumah di sini supaya kita tidak berdekatan dengan keluarga Sam, tapi, Mamah tidak mengira kalau kita akan menjadi tetangga dari pacar Darren," kata Sarah dan Rossi yang sedang memarkirkan mobilnya itu hanya mendengarkan.
****
Setelah itu, Rossi pun keluar dari mobil, ia membawa perlengkapan yoganya yang ada di bagasi mobil.
Dan sesampai di dalam, Rossi mengatakan kalau dirinya sangat lelah dan ingin beristirahat.
Sarah pun mengiyakan dan ia melihat Rossi yang masuk ke kamarnya dengan raut wajah yang sedih.
Di dalam, Rossi yang berbaring di ranjang itu menatap layar ponselnya, ia baru saja melewatkan panggilan dari teman prianya yang ada di Jepang.
"Kamu, apa kabar?" tanya Jeje menggunakan bahasa Jepang dan pria itu yang menunggu Rossi pun segera menjawab.
"Aku baik, aku ada kejutan untukmu," kata pria itu dan Rossi menanyakan kejutan apa itu, tetapi, Rossi tak juga mendapatkan jawaban karena teman prianya itu merahasiakan kejutannya.
****
Di rumah Jeje, gadis itu baru saja selesai dengan membersihkan diri dan sekarang Jeje sudah berbaring di ranjangnya.
Jeje masih terus memikirkan ucapan Justin dan besok ingin memberanikan dirinya untuk mempraktikkannya.
Sekarang, Jeje pun memejamkan matanya dan ia berharap kalau pagi segera datang.
Dan Jeje yang menunggu hari itu pun harus bangun pagi dan Jeje merasa akan segar jika ikut bergabung di lapangan sebelah dan Rossi yang sebagai instruktur itu tak mengharapkan imbalan apapun dari ibu-ibu yang ikut gerak sehat dengannya.
Ia melakukan itu dengan suka rela.
Dan Rossi yang melihat Jeje itu mengajaknya untuk bergabung.
"Memangnya tidak apa?" tanya Jeje dan Rossi pun menjawab kalau sangat tidak apa dan karena merasa berteman, Rossi pun segera menarik tangan Jeje dan pemandangan pagi ini sangat indah.
Selesai dengan aerobik, sekarang, Jeje dan Rossi masih duduk dengan meluruskan kakinya.
Rossi memberikan air putih untuk Jeje dan Jeje menatapnya.
"Ini murni, tidak mengandung apapun," kata Rossi seraya membuka kemasan air tersebut dan Rossi meminum sedikit air itu untuk meyakinkan Jeje.
Dan Jeje pun menerimanya.
Lalu, Rossi yang ingin tau sudah sampai mana hubungan itu pun bertanya, "Kalian sudah sampai mana?"
"Apanya?" tanya Jeje dan karena pertanyaan itu sama dengan pertanyaan Justin, Jeje pun mengira kalau Rossi menanyakan hal yang sama.
Lalu, Jeje menjawab dengan menarik nafas lebih dulu dan Jeje pun menjawab, "Belum sampai mana-mana, masih sebatas cium pipi dan pelukan hangat." ucapnya polos dan Rossi menertawakannya.
Dan Rossi berhenti tertawa setelah mendapatkan tatapan tajam dari Jeje.
"Jeje... Jeje, memangnya kamu berharap apa? Berharap Darren akan melakukan lebih?" tanyanya seraya menatap Jeje dan Jeje pun menggaruk kepalanya yang sudah berkeringat.
"Aku belum pernah pacaran dan ini adalah pacar juga cinta pertamaku, aku belum berpengalaman," kata Jeje dan Rossi pun mengangguk.
"Kamu beruntung karena mendapatkan Darren, dia pria yang baik dan kamu harus berhenti berharap kalau Darren akan melakukan lebih jauh dari itu," kata Rossi.
"Benarkah?"
"Iya," jawab Rossi singkat.
"Aku kira karena dia tidak begitu menyukaiku," kata Jeje.
"Apakah kamu merasa seperti itu?" tanya Rossi seraya menatapnya.
Dan Jeje hanya diam, ia tak mau mengatakan kalau Darren masih bersikap dingin padanya.
"Aku harus pergi mandi dan menyiapkan sarapan Ayah," kata Jeje yang kemudian bangun dari duduk.
"Ya, aku juga harus mandi, lalu mengajar di salon Mamah," kata Rossi yang juga bangun dari duduk.
****
Sesampainya di rumah, Pak Somat sudah menyiapkan sarapan yaitu nasi uduk.
"Ayah lihat kamu sedang olahraga, jadi, Ayah siapkan ini untuk kita sarapan," kata Pak Somat seraya menunjuk nasi tersebut.
Dan Jeje mengucapkan terima kasih.
Seraya makan, Ayah Jeje mengatakan kalau ada ibu-ibu cantik yang perhatian padanya dan ia menanyakan pendapat Jeje.
"Perhatian yang seperti apa?" tanya Jeje dan Pak Somat menjawab kalau wanita itu sering memberikan cake dan mengirim makanan ke tempat bekerjanya, tetapi, makanan itu untuk semua orang.
"Siapa dia, Ayah?" tanya Jeje yang menikmati nasi uduk nya.
"Tetangga baru kita," kata Pak Somat dan Jeje mengingat-ingat kalau tetangga barunya adalah Rossi dan Ibunya.
Jeje pun berpikir kalau itu adalah salah satu cara usaha Rossi dan Mamanya untuk memisahkannya dari Darren dengan cara mendekati Pak Somat.
Benarkah demikian?
Dukung authornya, ya. Dengan like dan komen, jangan lupa difavoritkan juga, ya.
Yang baik hati boleh kasih bintang lima dan vote/giftnya. Terima kasih yang sudah mendukung.
Ilihhh aki" menganggu aja .. orang yg mau merasakan gejolak yg selama setahun lebih ngk dirasakan....
sabar. derren tuh Jeje udah kasih kode bt nanti malamm pasti di servis dg Baik dahh😂😂😂😂
lahhh udah tamat .... blm puas sihh episode derren Jeje tp ... ok lahhh..semangat berkarya Othorrrr....❤️❤️❤️❤️