Dilarang Boom Like !!!
Zulaikha Al-Maira. Wanita yang sudah berstatus seorang istri itu harus terpaksa menelan pil pahit kebohongan dan pengkhianatan.
Awalnya, Zulaikha mengira kalau pernikahannya baik-baik saja, tapi semua berubah saat dia mendapati kebenaran tentang pernikahan pertama suaminya.
Zulaikha merasa hancur, dia tidak terima dan memilih untuk pergi dari sisi suaminya.
Zulaikha pergi dan memilih untuk melupakan semua hal tentang suaminya, tapi saat dia ingin memulai. Tiba-tiba, sang suami datang dan kembali mengejar cintanya.
Bagaimanakah kisah Zulaikha selanjutnya ?
Akankah Zulaikha kembali pada suaminya, atau malah membuka lembaran baru dalam hidupnya ?
Ikuti perjalanan cinta Zulaikha yang penuh dengan perjuangan dan air mata.
Follow IG Author ayu.andila 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21. Apa yang terjadi?
"Zulaikha!"
Zulaikha dan Ammar mendongakkan kepala mereka saat mendengar panggilan seorang pria yang tidak lain adalah Defin, membuat Zulaikha kaget saat melihat suaminya sudah berdiri dihadapannya.
"honey, kok aku ditinggal sih!" omel Agnes yang sedari tadi bicara sendiri karna tidak tau kalau Defin sudah pergi meninggalkannya.
"loh, Pak Defin!" seru Ammar sembari bangkit dari tempat duduk, sementara Defin menatap tajam pada Zulaikha yang dengan santainya kembali memasukkan bakso ke dalam mulut.
"apa yang anda lakukan di sini, Pak Ammar?" tanya Defin dengan penuh penekanan, matanya melirik ke arah Zulaikha yang tetap tidak memperdulikannya.
"oh, saya sedang melihat acara yang sedang viral ini. Selagi masih ada di sini," jawab Ammar, dia kembali duduk dihadapan Zulaikha dan melihat wanita itu dengan senyum lebar.
Hati Defin terasa panas saat melihat semua itu, dia segera duduk di samping Zulaikha membuat wanita itu melirik dengan bingung.
"loh, kau ada di sini juga?" tanya Agnes pada Zulaikha yang tidak melihat ke arahnya.
"gak usah pura-pura gak dengar, deh!" sindir Agnes yang langsung duduk di samping Ammar membuat lelaki itu sedikit menarik kursinya untuk menjauh.
"Maaf, apa Mbak sedang bicara pada saya?" Zulaikha menunjuk dirinya sendiri dihadapan mereka.
"apa yang kau lakukan di sini, Zulaikha?" tanya Defin. Agnes yang sudah akan membuka mulutnya kalah cepat dengan ucapan lelaki itu sedangkan Ammar melirik ke arah Defin, dia tidak menyangka kalau rekan bisnisnya itu mengenal Zulaikha.
"aku mengantar Syifa dan Sita," jawab Zulaikha, dia melirik ke arah samping karna merasa enggan untuk melihat ke arah suaminya.
"anda berdua, saling kenal?" tanya Ammar sembari menunjuk Zulaikha dan Defin secara bergantian.
"tentu saja, Zulaikha adalah istriku!" jawab Defin dengan cepat dan penuh penekanan, seolah-olah sedang memberitahu status Zulaikha sebagai seorang wanita yang sudah tidak bisa didekati lagi.
"istri? Mbak, istrinya Pak Defin?" Ammar melihat ke arah Zulaikha yang sedang melihat ke arah Defin, wanita itu tidak menyangka kalau Defin mengakuinya sebagai istri sedangkan Agnes merasa kesal dengan ucapan Defin. Dia mengepalkan tangannya saat mendengar Defin mengenalkan Zulaikha sebagai istrinya.
"Mbak? dia memanggil Zulaikha dengan panggilan Mbak?" Defin merasa terjadi sesuatu antara Zulaikha dan rekan bisnisnya.
"Benar! Mbak memang istrinya, tapi sebentar lagi tidak!" Tiba-tiba Syifa datang melayangkan ucapannya yang membuat semua orang merasa terkejut, terlebih-lebih Zulaikha yang tidak menyangka kalau sang adik akan berkata seperti itu.
"apa maksudnya?" tanya Ammar, dia melihat ke arah Zulaikha yang juga sedang melihatnya.
Syifa yang akan membuka mulut kalah cepat dengan Zulaikha, "maaf, sepertinya kami harus pergi!" Zulaikha bangkit dan hendak pergi dari tempat itu.
"aku akan memgantarmu," seru Defin sambil menahan tangan Zulaikha.
Zulaikha melirik ke arah Defin dengan bingung, sementara Agnes semakin dibakar cemburu dengan apa yang Defin lakukan.
"kau kan pergi bersamaku Defin, jadi kau juga harus pulang bersamaku!" ucap Agnes dengan penuh penekanan, dia melihat tajam ke arah Zulaikha seakan ingin mencakar wajah wanita itu.
"benar, Mas gak perlu memperdulikan Mbakku. Dia bisa pulang bersama kami!" seru Sita yang menarik tangan Zulaikha agar terlepas dari genggaman Defin.
Kemudian mereka bertiga pergi meninggalkan Defin, Agnes dan Ammar yang hanya diam melihat apa yang sedang terjadi.
"dasar wanita kampung! berani sekali dia sok jual mahal kayak gitu!" gerutu Agnes dengan kesal, dia ingin sekali memberi pelajaran pada Zulaikha yang telah menjadi suami dari suaminya sendiri.
Defin yang terus melihat ke arah Zulaikha pergi, tidak memperdulikan ucapan Agnes, pikirannya sedang sibuk menerka-nerka kenapa Zulaikha bisa kenal dengan lelaki seperti Ammar.
"kalau begitu, saya juga permisi Pak Defin," pamit Ammar dan segera berlalu dari tempat itu tanpa menunggu jawaban dari Defin.
Sementara Defin hanya menatap tajam pada Ammar, dia harus segera bertanya pada Zulaikha tentang hubungan mereka berdua.
Ammar, yang saat ini sudah berada di dalam mobil tampak berdiam diri. Pikirannya sedang berlarian ke sana ke mari memikirkan tentang wanita bernama Zulaikha yang berhasil mengalihkan perhatiannya.
Dia merasa sangat terkejut saat mengetahui bahwa Zulaikha sudah menikah, terlebih lagi ternyata suami wanita itu adalah rekan bisnisnya sendiri.
"tapi, apa yang terjadi padanya? kenapa kedua gadis tadi sangat tidak suka pada Defin?" Ammar sangat bingung saat mendengar ucapan-ucapan yang dilayangkan dua orang gadis pada Defin.
Tidak mau ambil pusing, Ammar segera melajukan mobilnya menuju sebuah hotel tempatnya menginap. Besok dia harus sudah kembali ke negaranya.
Zulaikha yang saat ini sedang berada di dalam mobil tampak diam sembari melihat ke arah jendela, dia kembali ingat tentang kedatangan Defin bersama dengan istri pertamanya.
"kau bahkan sudah terang-terangan dihadapan semua orang, Mas! lalu untuk apa lagi, aku memperlambat proses perpisahan kita?" Zulaikha memejamkan matanya untuk menahan rasa sakit yang kembali meenggores hati.
Kedua gadis yang juga ada dimobil itu hanya bisa diam, mereka mengerti kalau saat ini sang kakak pasti merasa sangat hancur.
"akan aku pastikan kalau Mbakku akan bercerai denganmu, Mas Defin!" Syifa benar-benar sudah muak melihat kakak iparnya itu.
Setelah perjalanan panjang, akhirnya Zulaikha dan kedua adiknya sudah sampai ke tempat tujuan. Mereka segara masuk ke dalam rumah untuk membersihkan diri, sementara Zulaikha membaringkan tubuhnya yang terasa sangat lelah ke atas ranjang.
Zulaikha yang baru terlelap mendengar suara keributan dirumahnya, dia kemudian mengerjapkan kedua matanya dan beralih turun dari ranjang.
"aku tidak akan mengizinkanmu untuk bertemu dengan Mbak!" tolak Syifa, dia tidak suka kalau Defin kembali menggganggu sang kakak.
"aku adalah suaminya Syifa, kau tidak berhak untuk menghalangiku!" bentak Defin, wajahnya sudah memerah akibat luapan emosi yang sedang membakar hatinya.
"ada apa ini?" teriak Zulaikha dari atas tangga, sangking buru-burunya Zulaikha lupa untuk memakai hijab membuat rambutnya yang berwarna sedikit kecoklatan tampak tergerai indah.
Defin, Syifa dan Sita langsung melihat ke arah Zulaikha, wanita itu sedang menuruni anak tangga untuk mendekat ke tempat mereka saat ini.
"Syifa, Sita, masuk ke kamar sana!" perintah Zulaikha, dia tidak mau kedua adiknya itu melihat atau mendengar apa yang dia dan Defin bicarakan.
"tapi Mbak-"
"pergilah, ada yang mau Mbak bicarakan dengan Mas Defin," potong Zulaikha membuat Syifa dan Sita menghela napas berat.
Kemudian kedua gadis itu berjalan gontai menuju kamar mereka, untuk sekali lagi mereka melihat ke arah Zulaikha untuk memastikan kalau saat ini Zulaikha baik-baik saja.
"ada apa, Mas?" tanya Zulaikha setelah kedua adiknya tidak terlihat lagi.
"ada hubungan apa kau dengan Ammar?" tanya Defin dengan tajam, matanya berkilat penuh amarah seakan sedang mencabik-cabik tubuh Zulaikha.
"hubungan dengan Ammar? hubungan apa yang kau maksud, Mas?" Zulaikha kembali bertanya karna tidak mengerti dengan apa yang Defin ucapkan.
"kenapa kau bisa kenal dengan laki-laki itu?" Defin kembali melayangkan pertanyaan pada Zulaikha membuat wanita itu dilanda kebingungan.
"apa yang terjadi? biasanyakan dia tidak peduli dengan orang lain?"
"dia adalah salah satu pembeli, jadi kami tidak sengaja bertemu di acara itu," jawab Zulaikha dengan jujur.
"heh, salah satu pembeli? apa pantas seorang istri duduk berdua dengan pembelinya seperti itu?"
•
•
•
Terima kasih buat yang udah baca 😘
intinya goblok.
untung ridwan pria tegas!