SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
Bacaan ringan di bibir, kalau tidak suka boleh diskip!
Aneeq Conda Tanson, pria tampan dengan sejuta pesona yang dapat mengikat para wanita. Namun, sayang dia justru memakai ketampanan yang dia warisi dari ayahnya, hanya untuk mempermainkan mereka.
Baginya masa muda adalah waktu untuk bersenang-senang. Hingga kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat, saat dia bertemu dengan seorang wanita yang melamar menjadi sekretarisnya.
Wanita dengan status janda, dengan lekuk tubuhnya yang mempesona.
Hatinya semakin berdesir, kala melihat seorang anak kecil dengan bola mata biru memanggilnya dengan sebutan "Daddy"
What is Daddy?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MSS 21
Hari ini Jennie memakai kemeja motif bunga-bunga dengan kerah tinggi, rok span selutut, juga high heels yang memadai, rambut digelung rapih, membentuk cepolan yang semakin membuat wajahnya terlihat cantik.
Semalam dia berulang kali berpikir, semua yang dikatakan Aneeq adalah benar, ada Ziel di sisinya, dia tidak boleh egois dengan memikirkan dirinya sendiri, lagi pula kalau dia terus menolak Aneeq, pasti pria itu tidak akan bertindak kurang ajar apalagi semena-mena.
Dan jangan pernah berpikir pula, kalau Jennie akan diam saja kalau sampai Aneeq berbuat macam-macam, kalau sampai Aneeq berpikir bahwa dia adalah wanita murahan, itu adalah pemikiran yang salah besar.
"Huh, aku sudah pernah disakiti oleh seorang pria, aku tidak mau jatuh lagi pada pria yang hanya memikirkan besarnya bo*kong dan dada," gumam Jennie, bayangan perselingkuhan Michael kembali terlintas, tetapi dia tidak ingin lagi membuat hatinya lemah, hingga yang dia lakukan justru tersenyum.
Lantas setelah itu, Jennie keluar dari kamar bersama Ziel yang sudah terlihat rapih juga, karena tidak ada yang menjaga Ziel, Jennie terpaksa membawa bocah tampan itu lagi, sambil dia mencari seorang baby sitter untuk putranya.
"Sayang, ingat pesan Mommy yah, jangan ganggu Uncle bekerja," ujar Jennie memperingati Ziel, sebelum mereka keluar dari rumah.
"Daddy, Mom. No Uncle!" tegas Ziel yang membuat Jennie dan Julie saling pandang. Jennie menghela nafas panjang, kalau meladeni Ziel pasti percuma, dan pada akhirnya dia tidak bisa membantah ucapan Ziel, sulit juga menjelaskan pada bocah tampan ini, karena Ziel sudah terlanjur jatuh cinta pada Aneeq.
Semoga saja Aneeq tidak akan mengecewakan Ziel, kalau iya, pria itu harus berhadapan dengannya. Dia tidak akan segan menghajar Aneeq, andaikata itu semua terjadi. Eh, tapi kalau begitu bukankah dia juga harus menerima Aneeq? Hah, Jennie jadi pusing kalau sudah berpikir ke sana. Lebih baik sekarang mereka berangkat bekerja, dan jangan pikirkan apapun. Fokus!
Julie dan Jennie menggandeng tangan Ziel, membuat pria kecil itu berada di tengah-tengah mereka. Keduanya berjalan dengan riang, Julie turut senang karena akhirnya Jennie dapat bekerja di perusahaan yang sama dengannya.
Mereka terus seperti itu hingga sampai di lobby perusahaan. Julie pamit lebih dulu, karena harus ke ruangannya, sementara Jennie dan Ziel menunggu Aneeq datang.
"Jen, aku tinggal dulu yah. Ada yang harus aku bereskan pagi ini. Dan untukmu Ziel, semangati Mommy supaya pekerjaan Mommy lancar," ucap Julie untuk pamit, Jennie dan Ziel kompak mengangguk.
"Of course, Aunty. Ziel akan menyemangati Mommy and Daddy, mereka kan cari uang untuk Ziel," jawab bocah tampan itu, membuat Jennie tersenyum kecut.
Sementara Julie hanya bisa terkekeh, dia mengusak puncak kepala Ziel, lalu melangkah pergi meninggalkan kedua orang itu.
Jennie melihat jam di pergelangan tangannya, sedari tadi beberapa karyawan menyapanya dengan sopan, bahkan sampai ada yang membungkukkan badan, membuat dia merasa tak nyaman. Semua orang yang ada di perusahaan ini memang benar-benar aneh, pikir Jennie.
Tak berapa lama kemudian, dari arah pintu masuk, Aneeq dengan diikuti sang asisten melangkah. Jennie sontak berdiri, membawa Ziel bersamanya.
Langkah Aneeq terhenti, saat kedua bola matanya melihat Jennie dan Ziel sudah datang di perusahaannya. Aneeq tersenyum sumringah, akhirnya semangka yang dia tunggu-tunggu datang juga.
Aneeq mendekat ke arah Jennie dan calon putranya. Berdiri tepat di depan tubuh wanita itu, dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana.
"Kamu sudah datang?" tanya Aneeq pada Jennie, dan Jennie langsung mengangguk. Pandangan Aneeq beralih pada Ziel. "Hai, Boy, ternyata Mommy-mu memang benar-benar sayang padamu, ayo ikut ke ruangan Daddy. Akan ada banyak mainan untukmu."
Mata Ziel langsung berbinar, bahkan dia melepaskan pegangan tangannya pada Jennie, membuat wanita itu menatap putranya yang sudah menghambur ke arah Aneeq. "Are you sure, Dad? Ziel suka mainan."
"Of course, Boy. Apa kamu suka main ular-ularan?" tanya Aneeq, seraya melangkah menggandeng tangan kecil Ziel.
"Apa itu ular-ularan, Dad?"
"Itu yang ularnya naik tangga, terus makan semangka," jawab Aneeq. Percakapan mereka masih terdengar di telinga Jennie yang masih bergeming di tempatnya. Wanita itu hanya bisa melongo sambil mengernyitkan keningnya.
Melihat itu, Caka tersenyum kecil lalu berdehem. "Mari, Nona." Ucapnya mengajak Jennie untuk naik ke atas ruangan Aneeq.
Jennie tersadar, lalu patuh pada ucapan Caka, dia ikut melangkah untuk sampai di ruangan pria yang dianggapnya gila dan aneh itu. Dan sialnya pria itu kini adalah bosnya.
Di sana, Ziel langsung duduk anteng di sofa dengan berbagai macam mainan yang sudah Aneeq siapkan. Sementara Jennie dan Aneeq duduk bersebrangan, dengan meja sebagai pembatas.
Meskipun Jennie memakai pakaian tertutup seperti itu, tetapi tetap tak menghalangi pandangan Aneeq dari dua bongkahan besar yang tersanggah dengan sempurna, buah kesukaannya.
Aneeq menyerahkan surat kontrak ke hadapan Jennie. "Ini surat kontrak yang harus kamu tanda tangani. Lakukan cepat, karena kita ada meeting di luar."
Mendengar itu, Jennie mengeryitkan dahinya. "Tapi aku belum membacanya dengan teliti. Mana mungkin aku langsung tanda tangan begitu saja." Protes wanita itu.
"Apa setelah kamu membacanya kamu akan berubah pikiran? Kalau iya, lebih baik kamu keluar! Ada banyak orang yang membutuhkannya, bukan hanya kamu,"
Jennie mendelik. "Tapi_"
"Aku tidak ingin menawarkan pekerjaan ini dua kali, iya atau tidak! Lekas tanda tangani dalam lima detik. Aku tidak punya banyak waktu."
Wanita itu benar-benar tidak memiliki pilihan, surat itu sudah ada hampir ditarik kembali oleh Aneeq. Dan akhirnya Jennie menandatangani surat tersebut dengan cepat.
Aneeq tersenyum puas melihat Jennie yang tidak berdaya. Sebentar lagi Jennie pasti akan bertekuk lutut di bawah kungkungannya.
Pria itu berdiri menarik surat kontrak dan menyerahkannya pada Caka. Lalu berbisik pada asistennya. "Siapkan stok pengaman lebih banyak."
*
*
*
Pengamanan ketat akan segera dilakukan oleh si anaconda 🤣🤣🤣
Dadddd, anak lu bandel, minta dipotong Anacondanya🙄