Penderitaan yang dialami Hana selama ini kini terbalas melalui Seorang perempuan yang dibawah oleh Suaminya untuk dijadikan Madu untuknya.
Dia tidak pernah menyangka Hidupnya akan berbeda dan Terlindungi oleh Madu yang dianggap sebagai saingan dan juga penderitaan.
Madunya Tidak hanya menjadi pelindung Tapi juga Bisa mengembalikan segala Yang dia miliki yang selama ini gdi kuasai suami dan juga keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Kayya hanya bisa pasrah melihat tingkah mereka semua, dia sejujurnya belum kepikiran untuk menjalin hubungan dengan orang pria manapun, kenangan buruk dimasa lalu bersama keluarganya terutama ayahnya membuatnya trauma.
Kayya hanya diam tak menjawab apapun tapi tatapannya berubah dingin dan tajam karena mengingat rasa trauma yang ditinggalkan kedua orangtuanya kepadanya selama ini.
Terjadi keheningan dan kecanggungan karena Kayya tidak menjawab apapun perkataan Andre padanya barusan.
Melihat wajah adiknya itu, Hana berusaha mencarikan suasana karena dia merasakan jika adiknya itu tidak nyaman.
"Ayo kita makan siang bersama, Kayya dan kamu akan balik kekantor kan?? ". Ucap Hana memecahkan keheningan dan kecanggungan yang terjadi.
" Ayo bunda, aku sudah lapar". Ucap Kana dengan semangat.
Perkataan anak ini menyelamatkan suasana yang mulai mencekam diantara mereka, Hana sebenarnya merasa tidak enak dengan adiknya, dia seperti mendukung dan menjodohkan adiknya padahal tidak ada niatnya sedikitpun untuk melakukannya.
"Ayo nak". Ucapnya dengan pelan.
Miranda yang tak mau ikut campur pun mengikuti keduanya meninggalkan Andre dan juga Kayya yang berdiam diri sejak tadi.
"Maaf jika aku terlalu lancang, kamu marah padaku? ". Tanya Andre dengan gelisah.
Dia bisa melihat jelas jika Kayya merasa tidak suka dengan perkataannya tadi sehingga dia diam saja dan tak mengatakan apapun.
Kayya tidak menjawab, dia melongos pergi meninggalkan Andre yang menatap kepergiannya dengan sendu.
Acara makan siang pun berakhir, terjadi kecanggungan luar biasa diantara mereka, hanya suara Kana yang terdengar dari percakapan dengan mereka selebihnya mereka hanya diam.
Kayya dan Andre akhirnya pulang bersama, tapi keduanya hanya diam, Andre ingin membuka percakapan tetapi takut akan reaksi dari Kayya yang bersikap dingin padanya.
"Kamu marah padaku?? ". Tanyanya membuka percakapan.
Dia tidak tahan karena sejak tadi mereka hanya diam saja, dia ingin mengenal perempuan ini.
"Aku tidak suka kamu membahas hal seperti itu dihadapan putraku, apalagi dihadapan semua orang, itu adalah hal yang pribadi bukan untuk jadi bahan konsumsi publik". Sungutnya dengan kesal.
Andre menunduk, benar kata Kayya hal seperti itu harus dibicarakan secara pribadi apalagi mereka memang tidak menjalin hubungan khusus.
"Kita bukan anak kecil, segala sesuatu harus dipikirkan matang saat bertindak, tidak bisa berbuat seenaknya tanpa pertimbangan, aku paling tidak suka orang yang tidak bisa melihat situasi dan kondisi".
"Maaf, aku hanya ingin dekat dengan putramu dan ingin meminta izin untuk bersamamu, aku tahu kamu sangat menyayanginya dan begitu juga sebaliknya, aku menghargai dirinya sebagai orang terpenting dalam hidupmu makanya aku berbicara terus terang padanya.
Setelah mendengar penjelasan Andre, Kayya menarik nafasnya dalam-dalan, dia sadar jika sikapnya cukup keterlaluan pada Andre barusan, padahal niatnya baik.
"Maaf, aku hanya tidak terbiasa diperlakukan seperti itu, sejujurnya aku sungguh tidak suka jika seperti tadi". Ucapnya dengan pelan.
Andre mengangguk, dia juga merasa bersalah, dia lupa tidak semua orang suka dengan sikap yang dia lakukan.
"Aku yang harus minta maaf, aku tidak sadar jika apa yang kulakukan tadi terlalu berlebihan dan keterlaluan, aku hanya berpikir untuk menghadapi kakak dan juga anakmu itu saja, aku tidak berpikir yang lain". Ucapnya sambil melirik sekilas Kayya yang sudah tidak memasang wajah seperti tadi.
"Jangan dibahas lagi, aku tidak mau membahasnya". Ucapnya dengan tidak senang.
Andre hanya mengangguk tanpa berkata lagi, dia tidak ingin Kayya semakin marah padanya jika dia banyak berbicara.
Sesampainya di kantor mereka keluar bersama dari mobil dan berjalan masuk membuat suasana kantor sedikit berubah.
"Dasar perempuan sialan, bisa-bisanya dia memepet pak Andre, memang dia siapa? ". Ucap salah satu karyawan yang memang menyukai Andre.
"hust,.. Jangan bicara sembarangan, dia adik ibu Hana sang pemilik perusahaan, kamu dalam masalah kalau dia mendengar kamu berkata seperti itu tentangnya".
Temannya menyikut badan perempuan yang mengatakan hal yang tidak baik tentang Kayya, bisa dalam masalah mereka nanti.
"Oh yah, kau kira dia sekretaris pak Arman waktu itu, kok bisa jadi adiknya ibu Hana? ". Tanyanya dengan tidak percaya.
"Itu benar, dia sengaja ditempatkan untuk membantu pak Arman yang tidak tahu apapun dan setelah pak Arman, ibu Hana sendiri yang menempatkan dia menjadi direktur tadi pagi, kamu tidak tahu?? ". Tanya temannya dengan tidak percaya.
Berita sebesar itu menggemparkan kantor tadi, dan sekarang adik pemilik perusahaan itu malah dekat dengan Andre, pemilik saham terbesar kedua setelah Hana.
"Jangan bergosip jika jam kantor, kalian digaji untuk bekerja bukan untuk bergosip, kalau kalian ingin melakukannya silahkan angkat kaki dari perusahaan ini". Ucap suara dingin terdengar dari Andre kepada mereka.
Mereka semua langsung menoleh begitu mendengar suara berat dan tegas itu menyapa mereka.
"Eh pak Andre, maaf Pak". Ucap mereka semua dengan suara menunduk.
Mereka semua ketakutan dan wajah mereka berubah pucat karena ketahuan bergosip saat jam kerja.
"Lebih baik kalian kembali ketempat kalian untuk bekerja, daripada kalian disini hanya bergosip tidak ada gunanya". Ucapnya dengan dingin
Mereka semua mengangguk, kemudian langsung berhamburan agar tidak mendapatkan teguran kembali sedangkan Kayya yang mendengar semua percakapan mereka hanya memasang wajah datarnya.
Inilah hal yang paling tidak dia suka, menjadi bahan gosip tidak jelas dari orang-orang yang tidak mengenalnya dengan baik tapi banyak komentar.
Andre melirik Kayya yang memasang wajah seperti tadi, dia hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepalanya, baru juga tadi mereka kembali berbaikan ini malah menjadi masalah kembali.
"Kayya aku". Ucapannya terhenti ketika Kayya berjalan terlebih dahulu tanpa menghiraukan dirinya.
Dia hanya bisa mendesah kasar, upayanya berdekatan dengan sang pujaan hati akan sedikit lebih rumit karena ternyata perempuan yang dia inginkan adalah perempuan dingin dan tidak tersentuh.
"Soal, dasar karyawan menyebabkan". Umpatnya dengan kasar.
Dia ingin mengikuti Kayya tapi melihat kondisi suasana hati Kayya yang sedang buruk dia mengurungkan niatnya.
Sedangkan dirumah Hana, pengacara yang baru ditunjuk oleh Kayya pun telah datang, Hana memberikan semua yang diperlukan untuk mengurus pemindahan aset yang telah diambil Arman dan juga untuk menggugat cerai.
"Apa semuanya sudah cukup bu?? ". Tanya Hana dengan pelan sambil memperhatikan pengacara yang sedang memeriksa berkas yang dia berikan.
" Aku rasa sudah cukup semuanya bu, bagaimana dengan kartu kredit yang digunakan mertua Anda, bukankah selama ini dia menggunakan kartu itu, menurut anda apa mereka tidak membeli aset lain? ".
Hana mengkerut kan keningnya, dia tidak memikirkan hal itu, jika mereka memiliki aset yang cukup, bukan tidak mungkin mereka akan datang membalas dendam atas segala yang dia ambil sekarang.
"Aku tidak tahu, apa ibu bisa membantuku?? ". Tanya dengan penuh harap.
nikmati hari hari mu di penjara Arman...
mengasuh bagusnya
apakah dia adik yang hilang??