Tidak ada seorang pun yang bisa menebak takdir Tuhan untuk perjalanan hidupnya.
Almayra adalah seorang gadis biasa yang berasal dari keluarga sederhana.
Dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi orang ketiga dalam kehidupan rumah tangga orang lain.
Namun takdir Tuhan justru membawanya kesana.
Apa yang bisa dilakukan kalau Tuhan sudah menentukan segalanya.
Almayra hanya bisa menjalani semuanya dengan iklhas dan mencoba menerima kenyataan.
Air mata, bahagia, susah, senang dan perjalanan hidup yang penuh liku mewarnai kehidupan Mayra setelah dia terpaksa menerima keinginan sang Ayah untuk menjadikan nya istri kedua seseorang.
Bagaimana akhir kisah hidup kita, kita jugalah yang dapat menentukan.
Hanya dengan kesabaran dan ketegaran semua akan berakhir indah pada waktunya.
Yuukk..kita simak bagaimana Mayra menjalani kehidupan kerasnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Jangan Tinggalkan Aku
Mobil yang membawa Dirga dan Mayra akhirnya berhenti di private parking di area basemen apartemen tempat tinggal Mayra.
Mayra tampak tertidur di pelukan Dirga karena kelelahan menangis dan juga karena rasa sakit di kepalanya.
Ponselnya sudah berdering dari tadi selama di perjalanan, hingga akhirnya Dirga mematikannya karena tahu panggilan itu dari Agam.
Dirga mengangkat tubuh Mayra membawanya masuk kedalam apartemen tanpa melepas sedetikpun.
Tina tampak cemas melihat Mayra terkulai lemas di pangkuan tuan nya, tapi dia tidak berani bertanya apapun.
Sampai didalam kamar, dengan hati-hati Dirga membaringkan tubuh Mayra diatas tempat tidur.
Tapi ketika dia mau beranjak turun, tangan Mayra memegang erat tangannya seakan tak ingin dilepaskan. Dirga menatap wajah Mayra yang terlihat lelah dengan mata yang sembab.
"Tolong..jangan tinggalkan aku, aku takut !"
Lirih Mayra, dia perlahan membuka matanya.
Dirga mengangguk.
Keduanya kini saling tatap menyalurkan perasaan masing-masing yang saat ini berkecamuk.
Entah apa yang Dirga rasakan saat ini, begitu rumit, tak bisa di jabarkan.
"Aku mau ke kamar mandi, tubuhku kotor..! Aku ingin membersihkan nya, tolong bawa aku kesana.!"
Ucap Mayra kemudian, suaranya bergetar, air matanya kembali menetes saat dia mengingat kejadian mengerikan yang baru saja menimpanya tadi.
Tatapan Dirga semakin tak terbaca, ada dorongan amarah yang kembali menyeruak memenuhi rongga dadanya.
Tanpa kata dia kembali mengangkat tubuh Mayra membawanya masuk ke kamar mandi.
Mayra didudukan diatas pinggiran bathtub, sementara dia sibuk mengisi bathtub tersebut dengan air hangat.
Setelah selesai dia kembali menatap Mayra, memperhatikan dengan seksama kondisi tubuh Mayra. Gaunnya sudah tak berbentuk, robek di beberapa bagian, namun hanya bagian betis saja yang benar-benar terbuka.
"Apa..kau mau aku membantumu membersihkan tubuhmu..?"
Tanya Dirga ragu. Mayra menggeleng, ada semburat merah di wajahnya yang terlihat pucat itu.
Kemudian dia mencoba berdiri, namun tiba-tiba tubuhnya terhuyung kedepan karena lututnya yang terasa lemas.
Dirga segera merangkul tubuh lemah itu dibawanya kedalam rengkuhannya.
Tubuh mereka kini rapat, tak berjarak sedikitpun, wajah mereka bersentuhan.
Jantung mereka berdetak tak beraturan. Napaspun tiba2 menjadi berat.
Mata mereka saling mengunci, dan tanpa sadar bibir mereka pun sudah terpaut dalam sebuah ciuman lembut yang memabukkan. Tangan Dirga menahan tengkuk leher Mayra untuk memperdalam ciumannya, dia mengeksplor keseluruhan bibir dan mulut Mayra dengan sangat bergairah.
Sejenak Mayra melupakan semua ketakutan yang tadi menghantui nya karena ciuman panas itu.
Semakin lama ciuman itu semakin menggebu, Tangan Dirga mulai bergerilya membuka kancing baju Mayra yang tersisa.
Ciuman panas itu berhenti ketika mereka kehabisan napas. Mata Dirga mulai berkabut, hasratnya sudah melonjak sedari tadi.
Bibirnya kini beralih menjilat daun telinga Mayra, beralih ke tengkuk, kemudian merayap ke leher jenjang nya yang putih mulus.
Tubuh Mayra mulai menegang dan bergetar saat bibir Dirga turun ke bagian dadanya.
Desahan halus keluar dari mulutnya membuat hasrat Dirga makin menggelora.
Tangannya yang sudah terlatih kini mencoba menurunkan gaun yang dipakai Mayra tanpa melepaskan lumatan dileher putihnya.
Namun ketakutan Mayra tiba2 datang lagi, dia juga merasa sangat jijik pada tubuhnya nya karena tadi laki2 mabuk itu sudah menyentuh kulitnya.
"Tolong..biarkan aku membersihkan tubuhku ini, aku sangat kotor..! Aku ingin menghilangkan jejak laki2 keji itu..!"
Ucap Mayra kemudian menahan gerakan Dirga yang mencoba menurunkan gaun nya.
Dirga terdiam, dia menatap mata Mayra menahan gejolak perasaan dan hasrat yang tertahan.
"Aku akan menghilangkan jejaknya, aku akan menggantinya dengan jejakku..!"
Ucap Dirga, tapi Mayra menggeleng.
"Tidak..! Aku sangat menyedihkan..! Aku tidak mau kamu menjamahku dalam keadaan kotor seperti ini.!"
Sanggah Mayra pelan. Dirga menarik napas, mencoba menetralkan gelora hasrat dalam tubuhnya.
"Baiklah..! Aku tidak akan memaksamu..! Aku akan menunggu sampai kamu siap.!"
Ucap Dirga akhirnya setelah bisa menguasai dirinya.
Mayra mengangguk pelan.
"Keluarlah..aku sudah tidak apa2 , terimakasih atas bantuanmu..!"
Ucap Mayra. Dirga mengangguk dan dengan ragu-ragu keluar dari dalam kamar mandi.
Setelah Dirga keluar, Mayra mengunci pintunya kemudian perlahan dengan menahan sakit dia membuka gaunnnya menyisakan pakaian dalam nya saja, setelah itu masuk ke dalam bathub.
Mayra merendam tubuhnya cukup lama sampai akhirnya menggigil karena kedinginan.
Dia baru sadar sudah terlalu lama berendam hingga beberapa kali terdengar ketukan dari luar pintu.
"Apa kau sudah selesai. ?!"
Terdengar suara Dirga bertanya dari luar pintu.
Tidak lama pintu kamar mandi terbuka, terlihat Mayra keluar hanya memakai kimono mandi saja karena tadi dia tidak membawa baju ganti. Rambutnya yang panjang dan basah terlihat menarik membuat hasrat Dirga kembali naik.
Lekuk tubuh Mayra sedikit tercetak karena kimono itu memang ukurannya pas .
Dan hal ini membuat tubuh bagian bawah Dirga langsung menegang dengan sempurna.
Shit !
Dirga berusaha mengendalikan hasratnya yang seakan berontak ingin tersalurkan.
Dia menatap Mayra dengan tatapan mendamba.
Namun Mayra cepat berlalu masuk kedalam ruang ganti pakaian.
trrtt trrrrt trrrrt
Ponsel Dirga berdering . Tapi diabaikan nya.
Dia akan bersiap ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tapi ponsel itu kembali berdering.
Akhirnya dilihat nya, nomor dari rumah utama yang tertera di situ.
Dirga cepat mengangkat nya.
"Hallo..ada apa pak Agus?"
"Maaf tuan, saya terpaksa menghubungi anda, karena..karena nyonya Eveliyn mengamuk.."
"Apa.?? kenapa bisa begitu..?"
"Waktu datang dia sudah marah-marah tuan. Saat Tuan tidak juga datang dia mengamuk, memecahkan semua barang yang ada di kamar tuan.!"
"Baiklah nanti aku tangani, kirim supir untuk menjemputku di apartemen xxx...!"
"Baik Tuan.."
Dirga menutup telpon. Dia terduduk di atas tempat tidur. Memijat pelipis nya.
Banyak sekali beban yang ada dipikirannya.
Bagaimana dia akan meninggalkan Mayra yang masih dalam ketakutan, tapi dia juga tidak bisa mengabaikan Evelyin yang menunggu nya di rumah.
Dia hanya bisa mengacak rambutnya sekarang.
"Apa kau harus pulang?"
Tiba-tiba Mayra sudah berdiri di dekatnya ,dia sudah memakai piyama tidurnya.
Dirga menatap wajah Mayra bingung.
"Tidak apa-apa, pulanglah..!
Aku akan baik-baik saja.!"
Ucap Mayra kemudian.
Dirga berdiri dan mereka kini berhadapan
"Maafkan aku, tidak bisa menemanimu.!"
Ucap Dirga merasa bersalah.
Dia meraih tubuh Mayra kedalam pelukannya.
Mayra terdiam, dia tidak membalas ataupun menolak pelukan itu. Dia hanya bisa memejamkan matanya.
"Pergilah..Nyonya Eveliyn membutuhkan mu..!"
Ucap Mayra mendorong tubuh Dirga dari rengkuhannya.
Dirga hanya bisa kembali menatap wajah Mayra.
"Kau yakin tidak apa-apa?"
Tanya nya ragu. Mayra mengangguk yakin.
"Baiklah.. kalau begitu kau tidurlah, ayoo sekarang naiklah ke tempat tidur, aku tidak akan pergi sebelum kamu tidur.!"
Ucap Dirga sambil kemudian menarik tangan Mayra di ajak nya naik ke tempat tidur.
Mayra menurut, dia cepat naik ke tempat tidur dan segera merebahkan tubuhnya.
Dirga menarik selimut, ditutupnya tubuh Mayra sampai ke dada.
"Sekarang tidurlah..!"
Ucap Dirga lembut .
Entah kenapa Mayra merasa kali ini Dirga seakan berubah menjadi sosok yang berbeda.
Dia terlihat lembut dan perhatian.
Hatinya terasa berdesir, dadanya berdebar kencang.
Aahhh kenapa harus ada rasa aneh seperti ini sih.!
Gerutu Mayra dalam hati.
Mereka masih saling menatap seakan tidak ingin berpisah satu sama lain.
Tapi Dirga harus pergi. Istri pertamanya juga membutuhkan dirinya saat ini.
Setelah memastikan Mayra tertidur dalam kelelahan, akhirnya Dirga keluar dari kamar itu. Dia sejenak menemui Tina, memastikan agar dia menjaga Mayra .
Setelah itu dia turun ke parkiran yang telah ditunggu oleh supirnya.
Mobil meluncur menuju kediaman utama untuk melihat apa yang sebenarnya sudah terjadi dengan istri tercintanya itu. Iya Dirga sudah cemas dari tadi membayangkan bagaimana kecewanya Evelyin karena dirinya tiba2 menghilang dari pesta..
******
TBC...