Takdir memang tak bisa diduga, Akila memilih kabur dihari pernikahan, meninggalkan orangtuanya demi pria yang dia cintai.
Kenyataan tak seindah hayalan, sang kekasih justru meninggalkannya setelah tahu dia sudah tak memiliki apapun, semua kartu ATM dan kartu kreditnya di blokir oleh keluarganya, dengan terpaksa dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Akila tak sengaja bertemu Rasya disebuah klub malam, saat berpesta dengan teman sesama model setelah pemotretan, Dan itulah awal kekacauan hidupnya, Rasya tak terima karena Akila menamparnya.
Gimana kelanjutannya?
Ikutin terus kisahnya ya,,
Follow akun saya Instagram: mamie_kembar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamie kembar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terserah Padamu
"Kau!" ucap lili kaget.
"Ya ini aku , aku merindukanmu sayang." ucap Dito.
"Lepas, dan jangan sentuh aku! aku bukan lili yang dulu, yang mudah kau bohongi, aku sudah berubah, dan aku akan segera menikah, jadi jangan menggangguku." ucapnya ketus.
"Apa kau tidak merindukan ku sayang?" tanya Dito kembali coba meraih tangan lili.
Lili menghempaskan nya, Pergi, jangan coba ganggu aku lagi." ucap Akila ketus
"Wow, kau sudah berubah sekarang, apa karena kau akan menjadi nyonya kaya, jadi kau sombong. Atau kau sudah menjadi simpanan om om, lalu kenapa kau selalu menolak ku." ucapnya sambil menarik tangan lili dan coba menyeretnya.
Lili semakin berontak saat Dito memeluknya dan ingin mencium bibirnya. "Lepaskan aku bajingan," ucap Lili terus berontak.
Namun dito tak mendengarkannya ,dia terus nekad mencium Lili. Hingga sebuah pukulan membuatnya jatuh, tersungkur keatas tanah.
"Siapa kau berani memukul ku?" teriak Dito
"Aku, malaikat kematian mu" ucap Rasya dengan penuh amarah
"Hahaha, apa aku tidak salah, apa kau salah satu kekasihnya? asal kau tahu dia ini wanita munafik, dia berlagak sok suci dihadapan ku, padahal..."
Bugh...lagi Rasya menghajar Dito, kali ini dia tak lagi memberi ampunan, Rasya terus memukul hingga Dito terjatuh di tanah.
"Sudah, sudah" ucap lili menahan tangan Rasya karena dia takut Rasya membunuh Dito.
"Seperti ini pria yang kau cintai? memalukan!" ucap Rasya sinis. Lili hanya bisa menangis. Tubuhnya bergetar, jujur dia ketakutan,andai Rasya tidak kembali entah apa yang akan terjadi padanya.
Melihat lili menangis, Rasya menjadi merasa bersalah. Tak seharusnya dia membentak Liliana.
"Ayo, kita kembali ke apartemen ku, saja." ucap Rasya menarik tangan Liliana. Lili hanya pasrah dan terus menangis.
"Diam lah, kau terlalu berisik." ucap Rasya coba mendiamkan Liliana yang sedang menangis di dalam mobilnya.
Bagaimana membuatnya diam, aku tidak tahu cara merayu perempuan, apalagi membujuk nya, bagaimana ini!
Rasya menghentikan mobilnya di tepi jalan, dia menoleh kearah Lili yang masih menangis terisak.
"Maafkan aku, mungkin aku berkata kasar, tapi please, berhentilah menangis, aku minta maaf
ya, ya" ucap Rasya mengatupkan kedua tangannya di depan dadanya.
Lili masih terus menangis, dia tidak sedih mendengar ucapan Rasya, dia begitu syok karena ucapan dan tindakan yang dilakukan Dito. Selama mereka berpacaran, Dito tak pernah mempermasalahkan dirinya yang tak mau disentuh walau hanya sebuah ciuman, tapi tadi, Dito ingin melecehkan nya, untungnya Rasya datang, jika tidak, apa yang akan terjadi padanya, mungkin dirinya akan diperkosa.
Padahal dulu dia meninggalkan ku karena tahu papa sudah membuang ku, lalu kenapa dia kembali, apa karena dia masih penasaran dengan apa yang belum dia dapatkan?
Rasya coba memegang pundak lili, dia mengusapnya pelan, dan tanpa dia duga lili memeluknya erat. Dan dia masih menangis.
"Terima kasih." ucap lili pelan.
Rasya terdiam, tubuhnya kaku, walau bukan lili gadis yang pertama dia peluk, tapi Rasya merasakan suatu getaran didalam hatinya, rasanya hangat dan menyenangkan. Hatinya merasa senang.
"Sudahlah, dia sudah pergi. Kau aman bersama ku." ucap Rasya lagi mengusap punggung lili.
Setelah lili tenang, Rasya melepaskan pelukannya dan kembali melanjutkan perjalanan mereka.
Lili berjalan memasuki apartemen Rasya, dia tak lagi menangis, tapi dia juga enggan berbicara. Rasya menyuruhnya untuk tidur di kamar yang pernah dia tempati. Dan Rasya berada di kamarnya sendiri.
Rasya kembali turun melihat Liliana di kamarnya, sebenarnya Rasya ingin beristirahat tapi dia ingin memastikan jika lili sudah benar benar tenang.
Lili Masih duduk termenung. Tanpa mengganti pakaiannya, Rasya mendekat dan duduk disampingnya ikut menatap bintang yang bersinar di langit malam.
"Mengapa nasib ke selalu sial!" tanya lili dengan nada sedih.
Rasya terdiam dan sedih mendengarnya, seperti nya dia benar benar terpukul.
"Apa kau tahu, aku selalu sial, semua meninggalkanku, aku sendirian, kekasih ku mencampakkan ku setelah dia mendapatkan semuanya, kau menghancurkan karirku dan terakhir aku terjebak dalam drama percintaan mu. Lalu tadi... dia datang dan ingin menodai aku...hiks...hiks... Aku sungguh menyedihkan." ucap Lili lagi.
"Apa kau tidak takut terkena kesialan ku?" tanya nya pada Rasya.
Tak menjawab, Rasya kembali menarik Lili kedalam pelukannya.
"Aku akan selalu ada untukmu" bisiknya pelan.
Entah kenapa muncul rasa kasihan dan empati di hati rasya saat dia melihat lili yang sedang menangis sedih.
Ternyata dia sangat rapuh, selama ini dia menanggung beban yang cukup berat sendirian, pantas saja dia bersikap sok kuat dan bar bar, ternyata untuk menutupi kesedihannya.
Tanpa sadar Lili menyandarkan kepalanya di dada Rasya, dan dia mengusap ingusnya ke kemeja Rasya.
"Kau, kau mengotori kemeja ku" bentak rasya sedikit kesal.
"Kau terlalu perhitungan, aku akan mencucinya besok." jawab Liliana kembali mengusapkan ingusnya disana.
"is.....Kau ini jorok sekali" kembali Rasya protes
"Kau memarahiku. Hua.....aaa..." kembali Lili menangis. Rasya semakin merasa bersalah.
"Sudahlah, diam...! ya sudah terserah padamu, yang penting kau diam. Cup..cup..." Rasya mengusap rambut lili.
so sweet...
Masa lalu g di selesaikan dulu sok2an mo ngelamar anak orang