NovelToon NovelToon
CINTA Dan BENCI

CINTA Dan BENCI

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Srii Ulinna Sembiringg

Menikah adalah keinginan semua orang, Tentu begitupun dengan Raisa Dirani, apalagi menikahi orang yang sangat ia cintai sejak dulu, akan tetapi pernikahan jauh dari yang ia bayangkan, suaminya yang ia pikir menikahi nya dengan cinta ternyata menancapkan luka dalam untuknya.
Akankah dia bertahan untuk rumah tangga nya?
simak kisah nya dalam

CINTA dan BENCI

Kisah ini di terbitkan atasa izin Noveltoon MaNisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili noveltoon itu sendiri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Srii Ulinna Sembiringg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Perhatian Semu

Waktu menunjukkan pukul 6 pagi Marcel lebih dulu bangun, Raisa masih bergeming dibalik selimut. Tak ada tanda tanda ia akan bangun pagi ini, membuat marcel murka

Selepas mandi Marcel termaksud untuk membangun kan Raisa, karna pakaian nya biasa disiapkan oleh Raisa.

"Heiii... Bangun!!!! Raisa ..."

Marcel menarik tangan Raisa, tapi urung ia lakukan sebab merasakan suhu tubuh Raisa sangat panas, apalgi Marcel baru saja mandi pagi.

"Apa yang terjadi? Apa dia sakit?"Tanya Marcel dalam hati.

"Heii... Raisa, Raisa bangun!!"

Marcel menepuk nepuk pipi Raisa tapi Raisa tidak bangun juga.

"Raisa.. Heiii, Kau tak boleh mati, apa yang terjadi denganmu!!" Marcel mulai panik,

Ia tak tau entah apa yang terjadi dengan dirinya, jantungnya bahkan berdegup kencang melihat kepadanya Raisa yang tak sadarkan diri, wajahnya bak orang mati sekarang, Marcel bingung, ia menelpon dokter keluarga untuk datang memeriksa Raisa.

Tak berselang lama dokter datang, Marcel sudah siap dengan pakaian kantornya menunggu disebelah Raisa,

Dokter memeriksa keadaan Raisa, lalu berkata

"Nyonya Raisa kekurangan nutrisi, seperti tak ada makanan apapun masuk ke perut nya dari semalam, dia juga demam, dan seperti nya dia banyak pikiran tuan Marcel." ucapan dokter membuat marcel terdiam, ia memandang sang istri yang sekarang sedang diinfus, menatap nya dengan tatapan entah.

"Ini saya resep kan obat anda bisa mengambilnya tuan."

"Baik dok, terimakasih banyak mari saya antar."

Selesai mengantar dokter, ia menelpon asistennya untuk menebus obat yang ditulis dokter tadi, kemudian kembali ke kamar.

Marcel duduk di sisi ranjang, menatap dalam diam sang istri yang berbaring lemah.

"Apa yang terjadi padamu Raisa? Kau menyiksa dirimu sendiri supaya aku memperhatikan mu? Kau salah Raisa, aku sama sekali tidak perduli, aku melakukan ini hanya takut kau mati didalam rumahku dan mengotori rumah ku kau tau!!" Marcel tersenyum miring menatap istrinya kemudian pergi meninggalkan kamar.

Setelah kepergian Marcel, Raisa membuka matanya, ya! Raisa mendengar semua ucapan suaminya yang sangat kejam. ia tersenyum miris, bahkan di keadaaan seperti ini pun suaminya tak perduli pada nya, oh ya ia lupa bahwa suaminya bahkan tak perduli jika ia mati sekali pun.

Marcel sampai di kantor, badannya memang dikantor tapi pikiran nya melayang entah kemana, ia memikirkan istri nya yang sedang terbaring lemah, Marcel tau hatinya sedang kalut sekarang, ia memikirkan istrinya yang sakit pasti karna dirinya ia tau itu, tapi disisi lain ia merasa Raisa pantas mendapatkan itu, walaupun hatinya sakit melihat istrinya begitu.

...****************...

Waktu berlalu Raisa sudah mulai membaik, walaupun hatinya masih sakit melihat perilaku suaminya yang menyakitkan, tapi ia memilih menerima semua perlakuan suaminya Sampai nanti dia menyerah di kehidupan ini.

Marcel sendiri sedang dilema sekarang, sesuatu yang ia selidiki belum membuahkan hasil, perilaku nya kepada istrinya semakin menyakiti istrinya ia tau itu, apalagi sekarang Raisa lebih banyak diam dan meminta maaf. Menerima apapun yang marcel katakan kepadanya tanpa bersuara, setiap Marcel memakai maki Raisa, Raisa hanya akan tersenyum getir sambil berkata "maaf ya mas, aku masih selalu membuat mu marah".

Itu sangat menyakitkan bagi Marcel, tapi egonya tak mau kalah. Disisi lain ia masih merasa Raisa pantas mendapatkan nya.

Hingga puncaknya pagi ini Marcel melihat Raisa menyiram tanaman mawar ya di kebun belakang,

"Bikkk!" Panggil Marcel kepada pelayan rumah itu.

"Iya tuan.." Ucap pelayan sopan

"Panggil nyonya kalian itu kemari. Saya rasa sudah cukup ia bermain main sama saya!!"

Pelayan rumah itu menunduk lalu pergi

"Ny-nyonya,"

Pelayan menatap iba sang majikan.

"Kenapa bik? Apa mas Marcel marah dan memanggilku lagi." Ucap Raisa yang sudah mengerti keadaan.

"Benar nyonya... Tuan memanggil anda nyaa..."

Pelayan itu hampir menangis, ia sungguh kasihan melihat penderitaan yang dihadapi nyonya rumahnya, padahal nyonya Raisa sangat baik hati dan lembut pikirnya.

"Tak apa bik.. kembali lah kebelakang, semua akan baik baik saja..." Ucap Raisa lembut, sembari mengelus pundak pelayan itu

Pelayan itu pergi, Raisa menghirup napas lalu membuangnya. Melangkahkan kaki masuk ke rumah besar itu.

"Ada apa mas? Apa aku membuat kesalahan lagi hari ini?" Ucap Raisa pelan

"Ikut aku!!" Marcel pergi dari sana diikuti Raisa didalamnya

Marcel masuk keruang kerja nya, sambil melemparkan beberapa kertas yang entah Raisa bahkan tau itu apa.

"Jelaskan padaku apa maksud dari semua itu!!" Ucap Marcel dingin,

Raisa memungut kertas kertas itu. Lalu menatap Marcel,

Marcel yang ditatap sang istri malah tersenyum miring.

"Kenapa?? Kau bingung bagaimana aku bisa tau ini semua Raisa!! Kau sungguh sok polos padahal wahhhh sudahlah!"

"Aku akan jelas kan mas." Ucap Raisa lembut penuh kehati harian

"Jelaskan! Aku memang membawa mu kesini untuk kau jelaskan, enak saja kau membuang buang uangku untuk mengobarkan laki laki selingkuhan mu! DASAR JALANG TIDAK TAU DIRI!"

Raisa memejam kan matanya.

"Dia bukan selingkuhan ku mas!" ucap Raisa tegas, menatap manik tajam sang suami

"Hahahaha..." Tawa Marcel menggelegar.

"Aku tau kau akan berkata itu jalang!!" Marcel berucap kejam.

"Terserah kau mau percaya atau tidak mas, tapi dia bukan selingkuhan ku, dia teman kecilku. Namanya Randy. Kami besar dikampung yang sama dulu, dia sakit, aku hanya membantu nya sedikit itu saja mas. Kau salah paham." Raisa menjelaskan dengan lembut, tak ada air mata

"Kau membantunya?? Dengan uangku!"

"Hahahaha.... Harusnya kau tau diri Raisa, kalau kau mau membantu nya, gunakan uang mu sendiri, kau bahkan tak punya uang tapi kau sok berhati malaikat menggunakan uang ku. MENJIJIKAN!!! Aku tidak Sudi uangku kau gunakan untuk teman pria mu itu kau tau!!".

Raisa tersenyum..

Marcel menatapnya heran,

"Kenapa kau tersenyum apa kau pikir ini lelucon!! Hah?"

"Apa kau sedang cemburu mas?" Raisa bersuara

Marcel diam. Lalu tersenyum miring, "kau bahkan tak pantas ku cemburui kau tau itu raisa. Bercermin lah Raisa. Aku menikahi mu hanya untuk membuat menderita. cemburu kau bilang, mimpi pun kau tak pantas!!" Marcel berteriak marah.

Raisa tersenyum getir,

"Kau benar mas. Aku memang tak bercermin, aku tak tau diri. Maaf mas aku menggunakan uangmu untuk membantu temanku, aku kira kau tak akan marah. Aku salah mas, kau benar JALANG seperti ku tak pantas menggunakan uangmu. Aku takkan mengulanginya lagi mas maafkan aku.." Ucap Raisa dengan tenang,

Membuat dentuman keras di jantung Marcel, ia bahkan terdiam beberapa detik menatap wajah sendu istrinya. kemudian sadar kembali ego menguasai' dirinya

"BAGUS!!! Kau sadar diri. Kau harusnya senang menjadi istri Marcel, jangan banyak tingkah yang membuat aku muak melihatmu. Kau bisa mempermalukan ku, kalau hanya kau sendiri aku tak perduli, tapi aku pun terbawa bawa. Kau mengerti wanita sok polos!"

"Iya mas. aku takkan menganggu mu lagi mas, aku takkan membuat mu kesal lagi mulai hari ini kau tenang saja mas, kau takkan melihat wajahku yang membuat mu muak lagi mas, aku janji."

"Hehhh... Kau pikir aku perduli, kau mengancam ku hah?? Aku takkan melihat wajahmu lagi???? Hahahaha kau akan pergi, pergi lah, kalau kau bisa!! bahkan jika-"

"Iya mas aku tau kau takkan meneteskan airmata mu jika sekalipun aku matikan... Aku mengerti.. Aku permisi mas jika tak ada lagi yang perlu dibicarakan." Raisa pergi dari ruangan itu

Marcel tertegun mendengar kata kata Raisa. Bagaimana ia tahu, ia bahkan tak pernah mengatakan nya didepan Raisa.

Marcel pergi dengan hati kacau. Sampai dikantor sekertaris nya masuk,

"Permisi tuan, silahkan tanda tangan berkas ini tuan."

Marcel menandatangi berkas tersebut lalu menatap sang sekretaris yang beberapa hari seperti menyembunyikan kan sesuatu.

"Apa yang terjadi? Ku perhatikan belakangan ini kau gelisah setiap keruangan ku, apa yang kau sembunyikan?" Tanya Marcel tegas.

"Emmm ti- tidak ada apapun tuan.." Ucap sang sekertaris terbata bata

"Kau ingin ku pecat!" Marcel menatap tajam

"Ja.. Jangan tua emm.. anu.. iya baiklah aku akan mengatakan nya,"

"Emmm itu tuan.. Minggu lalu nyonya Datang kekantor tuan.." ucap sang sekretaris takut, sebab ia sudah berjanji pada nyonya Raisa takkan mengatakannya.

"Hah?? kapan!?? Kenapa aku tak tahu?" Tanya marcel heran

"Waktu itu tuan bara juga ada diruangan tuan, nyonya Datang mengantarkan berkas yang anda tinggalkan untuk rapat dengan perusahaan xxx tuan, Maaf tuan aku berbohong, bukan Supir anda yang mengantar tapi nyonya sendiri yang datang."

benar! Marcel ingat waktu itu ia meninggalkan berkasnya dirumah nya, dan sekertaris nya datang memberikan berkas itu mengatakan supirnya yang mengantar kekantor atas suruhan Raisa.

Lalu apa yang terjadi kenapa kau begitu ketakutan??

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Neysa
lanjut Thor🙏🙏🙏
Yaky De la rosa
Ada apa thor, kok lama update updatenya? Aku berharap cerita ini tidak berhenti di tengah jalan.
MaNisa: sabar ya.. author pasti teruskan...
total 1 replies
wtf_pj
Aku jadi pengen kesana lagi karena settingan tempatnya tergambar dengan sangat baik.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!