 
                            Kenzo Tanaka — penguasa bisnis raksasa, pria yang menganggap dunia hanyalah papan catur untuk egonya.
Namun pada puncak kejayaannya, langit menjatuhkan vonis: sebuah kecelakaan misterius menghancurkan segalanya.
Ketika membuka mata, Kenzo tak lagi berada di penthouse mewah Tokyo…
melainkan di tubuh seorang anak kecil bernama Kazuki, di sebuah desa miskin yang penuh lumpur dan kesederhanaan.
Dari CEO yang dipuja menjadi bocah tak berdaya — Kenzo harus menghadapi dunia yang sama sekali tak mengenalnya, dunia yang memaksanya belajar arti rendah hati, kehilangan, dan… penebusan.
Apakah ini hukuman Tuhan, atau kesempatan kedua?
Dan bisakah seorang pria yang terbiasa menjadi dewa, belajar menjadi manusia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eagle Ofgod, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 "Menanti Hasil Negosiasi"
^^^Setelah Ichiro dan Kaito berangkat, suasana di desa terasa sedikit lebih tenang. Kenzo menghabiskan waktunya dengan Nenek Kiku dan Tatsuya, mengawasi proses pengolahan ramuan. Aroma harum herbal dan madu mulai memenuhi gubuk Nenek Kiku, bercampur dengan aroma tanah dan asap dari tungku.^^^
^^^"Nenek Kiku, apakah ramuan 'Aka no Mi' ini bisa dibuat dalam bentuk yang lebih mudah dibawa?" tanya Kenzo, mengamati Nenek Kiku yang sedang mengaduk ramuan kental di periuk tanah. "Misalnya, 'tablet' kecil, atau 'salep' yang bisa dioleskan?"^^^
^^^Nenek Kiku tersenyum. "Tablet? Salep? Nenek hanya tahu cara membuatnya menjadi kental begini, Kazuki. Kalau tablet, bagaimana caranya? Nenek tidak punya alat untuk itu."^^^
^^^"Aku akan bicarakan dengan Kakek Genji tentang 'alat produksi' baru," Kenzo mencatat mental. "Ini adalah 'inovasi kemasan' yang akan meningkatkan 'nilai jual' produk kita."^^^
^^^Tatsuya dan Kuro baru saja kembali dari hutan, membawa keranjang penuh daun ungu dan beberapa buah 'Ki no Mi' yang berhasil mereka temukan.^^^
^^^"Manajer Kecil! Nenek Kiku!" Tatsuya berseru, antusias. "Kuro menemukan banyak sekali 'Murasaki no Ha' di dekat gua-gua kecil di bukit itu!"^^^
^^^Kenzo berbinar. "Luar biasa, Tatsuya! Ini akan meningkatkan 'volume produksi' kita. Sekarang, kita harus memastikan semua 'persediaan' ini tercatat dengan baik, Ibu Midori yang akan menjadi 'manajer inventaris' kita."^^^
^^^Midori, yang kebetulan lewat untuk mengantar air, mengangguk. Ia sudah mulai membuat catatan sederhana di lembaran kulit tentang jumlah kulit kering, daging asap, dan kini ramuan herbal.^^^
^^^Hari-hari berlalu dengan cepat. Kenzo disibukkan dengan berbagai 'aktivitas manajemen'. Ia membantu Kakek Genji menyempurnakan desain 'pisau penguliti' dan mulai bereksperimen dengan membuat 'perisai' pertama. Ia juga mengajari Haru cara membuat 'laporan stok' sederhana untuk hasil panen dan sumber daya hutan.^^^
^^^Namun, di balik semua kesibukan itu, ada kegelisahan yang menggerogoti Kenzo. Ichiro dan Kaito sudah pergi selama tiga hari. Ini adalah waktu terlama mereka berada di luar desa. Kenzo, yang terbiasa mendapatkan laporan *real-time* dari *drone* atau sistem *GPS*, kini harus menunggu dengan sabar.^^^
^^^"Manajer Kecil, apakah Ichiro-san dan Kaito-san baik-baik saja?" Tatsuya bertanya, ekspresinya cemas. Ia mulai khawatir.^^^
^^^Kenzo, meskipun ia juga merasakan kekhawatiran yang sama, berusaha untuk tetap tenang. "Mereka adalah 'tim operasional' terbaik kita, Tatsuya. Mereka tahu apa yang mereka lakukan. 'Negosiasi' besar membutuhkan waktu. Kita harus percaya pada mereka."^^^
^^^Ia teringat kembali pada saat-saat ia menunggu hasil kesepakatan merger miliaran. Tekanan yang sama, tapi kini, tanpa fasilitas yang nyaman. Ia hanya bisa menatap peta di dinding gubuknya, di mana ia telah menandai 'Desa Hutan Bayangan'.^^^
^^^Ia mulai memikirkan 'rencana B'. Jika Ichiro dan Kaito gagal, bagaimana 'strategi berikutnya'? Haruskah ia mencoba mendekati desa lain? Atau haruskah ia mengirim 'tim pengintai' untuk mencari tahu apa yang terjadi?^^^
^^^"Tidak," Kenzo bergumam. "Kita tidak akan panik. Ini adalah 'uji coba'. Kita akan menunggu 'laporan akhir' mereka."^^^
^^^Tiba-tiba, Kuro mendongak, telinganya bergerak-gerak. Anjing itu mulai mengibaskan ekornya pelan, lalu menyalak bahagia.^^^
^^^Kenzo mendongak. Di kejauhan, di ujung jalan setapak yang menuju hutan, muncul dua siluet. Ichiro dan Kaito. Mereka berjalan, meskipun terlihat lelah, tetapi langkah mereka mantap.^^^
^^^"Mereka kembali!" Tatsuya berseru, melompat kegirangan.^^^
^^^Kenzo merasakan gelombang lega yang luar biasa. Bagian pertama dari 'ekspansi pasar' mereka telah kembali. Kini saatnya untuk 'debriefing'. Dan yang paling penting, Kenzo bisa melihat ekspresi Ichiro. Sebuah senyum tipis, puas. Senyum seorang negosiator yang berhasil.^^^
^^^Seluruh desa seakan bernapas lega melihat Ichiro dan Kaito kembali. Haru dan Midori bergegas menyambut mereka dengan makanan dan minuman hangat. Tatsuya langsung menghambur ke arah Kaito, menanyakan detail perjalanan. Kuro melompat-lompat gembira di sekitar Ichiro. Kenzo, bagaimanapun, menunggu dengan tenang. Ia tahu ada 'laporan' yang lebih penting.^^^
^^^Setelah Ichiro dan Kaito menyegarkan diri, Kenzo memanggil mereka ke 'ruang rapat' - gubuk Ichiro. Kaito menyerahkan sebuah gulungan kulit kecil kepada Kenzo.^^^
^^^"Ini adalah 'dokumen perjanjian', Manajer Kecil," kata Kaito, sedikit geli dengan istilahnya sendiri. "Mereka setuju."^^^
^^^Kenzo membuka gulungan itu. Di dalamnya ada beberapa simbol dan ukiran yang sepertinya adalah tanda tangan kepala desa dan beberapa tetua Desa Hutan Bayangan. Di bagian bawah, ada daftar barang.^^^
^^^"Ichiro-san, ceritakan padaku tentang 'proses negosiasi' kalian," Kenzo memulai, matanya tetap tertuju pada gulungan.^^^
^^^Ichiro menghela napas panjang, lalu tersenyum puas. "Kami tiba di sana kemarin sore. Kepala desa mereka, namanya Ryuichi, awalnya sangat skeptis. Dia bilang mereka punya pemburu sendiri, dan bantuan dari desa lain tidak diperlukan."^^^
^^^"Di situlah 'Tombak Predator' dan 'kulit serigala' kita berperan," Kaito menyela. "Kami menunjukkan tombakmu, Manajer Kecil, dan menjelaskan bagaimana Kakek Genji membuatnya. Ichiro juga mendemonstrasikan keseimbangannya."^^^
^^^"Mereka terkesan dengan tombak itu," Ichiro melanjutkan. "Lalu kami menunjukkan kulit serigala yang kemarin kita dapatkan. Kulit yang bersih, terolah dengan baik. Kami bilang itu adalah 'kualitas standar' kami. Kami juga menjelaskan bagaimana kami berhasil membersihkan sarang serigala di tebing dekat desa kita."^^^
^^^"Lalu, apa yang membuat mereka setuju?" Kenzo bertanya. "Bagaimana dengan 'harga' jasa kita?"^^^
^^^"Mereka setuju dengan 'proposal' kita," jawab Ichiro. "Awalnya mereka keberatan dengan 'pembayaran' tunai. Tapi setelah kami jelaskan bahwa kami tidak hanya membersihkan ancaman tapi juga melakukan 'patroli rutin' untuk 'pencegahan', mereka mulai tertarik."^^^
^^^"Mereka akan membayar kita dengan..." Kenzo membaca gulungan itu, "...sepuluh karung gandum setiap tiga bulan, dua karung kacang-kacangan, dan lima belas potong keramik setiap enam bulan."^^^
^^^Kenzo tersenyum lebar. Ini adalah 'diversifikasi pendapatan' yang luar biasa! Gandum dan kacang-kacangan untuk makanan dan barter, keramik untuk 'produk nilai tambah' atau barter.^^^
^^^"Dan yang terbaik," Kaito menambahkan, "mereka menawarkan 'hak eksklusif' bagi kita untuk mencari 'Kayu Api Naga' di hutan mereka."^^^
^^^"Kayu Api Naga?" Kenzo mengerutkan kening. "Apa itu?"^^^
^^^Ichiro menjelaskan. "Itu adalah jenis kayu yang sangat langka, Kazuki. Hanya tumbuh di Hutan Bayangan. Kayunya sangat keras, sangat ringan, dan jika dibakar, apinya menyala sangat panas dan tahan lama. Pandai besi lain sangat menginginkannya untuk membuat baja yang lebih kuat."^^^
^^^Mata Kenzo terbelalak. Ini bukan hanya sebuah 'produk', ini adalah 'aset strategis'! Kayu ini bisa menjadi 'bahan baku premium' untuk Kakek Genji, memungkinkan mereka membuat alat yang jauh lebih unggul. Dan, jika apinya sangat panas, itu juga bisa berarti 'efisiensi energi' yang luar biasa.^^^
^^^"Luar biasa, Ichiro-san! Kaito-san!" Kenzo berseru, untuk pertama kalinya menunjukkan emosi yang begitu tulus. "Ini adalah 'kemenangan' yang besar! Kalian telah membawa pulang sebuah 'kesepakatan' yang akan mengubah 'masa depan' desa kita!"^^^
^^^Ichiro dan Kaito tersenyum bangga. Mereka tidak sepenuhnya mengerti mengapa Kayu Api Naga ini begitu penting, tapi mereka tahu Kenzo sangat senang.^^^
^^^Kenzo membayangkan potensi 'Kayu Api Naga'. Kakek Genji bisa membuat Tombak Predator Mark III atau bahkan Mark IV dengan bilah baja yang lebih kuat dan ringan. Ini juga bisa berarti 'produktivitas' Kakek Genji meningkat karena bahan bakar yang lebih efisien.^^^
 
                     
                    