cerita ini menurut sudut pandang Luna.
tentang Luna gadis introvert yang menyukai Raka, anak rajin dan pintar di sekolah nya. Namun ada Erlan yang menyukai Luna diam diam
selamat datang di cerita author, semoga suka dengan ceritanya.
Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I&p, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8
Erlan dan Raka pergi ke rumah temannya Erlan yang katanya bisa memperbaiki CCTV. Sampai di tempat tersebut mereka mengetuk pintu.
"Rud?! " panggil Erlan sambil mengetuk pintu.
"Rudi.. "
setelah beberapa kali di ketuk akhirnya Rudi keluar dari rumah nya.
"eh, Erlan? ada apa ke rumahku? " tanya Rudi.
"Aku mau minta bantuan, Kamu bisa gak? "
"Bantu apa? kita ini tim ya pasti bisa lah, kalo aku bisa tapi. " jawab Rudi.
"Ada yang sabotase CCTV, lo bisa kan perbaiki CCTV nya? " tanya Erlan.
"Bisa! "
Erlan menyerahkan flashdisk kepada Rudi. Rudi menerima flashdisk itu.
"Itu temen kamu, Lan? " tanya Rudi sambil menoleh ke arah Raka.
"Iya. "
"Kak namaku Raka, " ucap Raka sambil mengatungkan tangannya.
Rudi membalas dengan menyalami tangan Raka.
"Aku Rudi. "
"oh ya, Ini yang bikin kamu sedih itu ya? " ejek Rudi kepada Erlan.
"Stt.. jangan di omongin disini. Rahasia! "
"Ada rahasia apa sih, kak? "
"Enggak, basa basi doang kok. Yuk pulang! " Erlan merangkul Raka dan membawanya pergi.
"kita pergi dulu ya, "
Mereka pergi dari halaman rumah Rudi.
...****************...
"Nak, gimana keadaan kamu? " tanya ibu.
"Aku udah lebih baik, bu. " jawabku.
"berarti besok kamu udah masuk sekolah, ya? ibu jadi khawatir sama kamu. " ucap ibuku lalu menghembuskan nafas kasar.
"Gak papa, bu. lagian cuma satu tahun dia pergi. dan setelah itu gak ada lagi yang buli Luna lagi. " ucapku menenangkan sambil tersenyum.
"Luna, setahun itu lama.. "
"Mau gimana lagi, bu? Luna hanya bisa mencoba bertahan sampai lulus. "
"inget ya kalo ada apa apa bilang sama ibu. jangan di pendam sendiri. "
Aku mengangguk angguk menjawab ibuku.
Dokter datang memasuki ruangan.
"Permisi, bu. mau periksa, "
"Silakan, silakan! "
Dokter memeriksa detak jantung ku dan kedua mataku.
"Besok sudah bisa pulang ya. jangan lupa obat nya di minum secara rutin. "
"Baik, dokter. "
"bisa datang konsultasi ya sebulan sekali. "
setelah selesai memeriksa, Dokter itu izin keluar dari ruangan.
keesokan paginya Ibuku membantuku mengemas baju bajuku yang aku pakai saat di rumah sakit. suster juga mencabut selang infus di tanganku.
Setelah semua selesai, kami keluar dari rumah sakit menaiki taksi menuju rumahku.
Karena sudah di bolehkan keluar dari rumah sakit, besok aku sudah boleh berangkat ke sekolah. Aku menantikan bertemu Seli, namun hatiku masih belum siap jika berpapasan dengan senior itu. Aku gak tau siapa nama senior itu namun aku hafal sekali wajahnya.
Drrrrt... Drrrrt...
Ponselku berdering. Ada notifikasi pesan masuk dari Erlan dan Seli.
Erlan: "selamat ya udah keluar dari rumah sakit. besok mau gak aku jemput berangkat ke sekolah nya? "
Luna: " ngerepotin gak kak? kalo ngerepotin gak usah. "
Erlan: " Enggak sama sekali luna...
Luna : " ya udah besok jemput aku ya di rumah seperti biasa. "
Erlan : "Siap, Luna. "
Aku membuka pesan dari Seli.
Seli: " Kamu udah keluar dari rumah sakit? berati besok udah bisa masuk sekolah kan? "
Luna: " Iya Seli. Besok kak Erlan jemput aku. "
Seli : " Cie, mulai deket nih sama kakak ku. "
Luna : "Cuma temen kok. "
Seli : " oke oke! "
Aku tersenyum senyum membalas pesan mereka.
"Asik banget ya? chatingan sama siapa sih? " tanya ibuku penasaran.
Meski tau chatingan dengan siapa.
"Ini, Seli sama kak Erlan. " jawabku.
"Deket banget ya sama Erlan. ibu setuju banget kalo kamu sama Erlan. dia itu anak yang baik kelihatannya, cocok sama kamu! " ucap ibuku sambil membangga banggakan Erlan.
"Ya kalo kak Erlan nya gak mau? "
"Aku perhatiin, nak Erlan ini seperti ada rasa sama kamu, kalo gak ada rasa mana mungkin jenguk kamu setiap hari di rumah sakit? sampai ngupasin buah juga buat kamu lagi, "
"Gak mungkin, bu. Mungkin kak Erlan anggap aku sebagai adiknya. Dia kan punya adik juga dirumah. Gak hanya itu, dia penurut banget sama adeknya. " Karena aku tau kak Erlan pernah bilang kalau dia di suruh adiknya buat antar aku ke sekolah. dan antar aku pulang ke rumah saat Seli pulang duluan di mall.
Aku gak merasa janggal dengan perhatian Erlan. malah aku merasa dia memperlakukan aku seperti adiknya sendiri.
" kalau Erlan beneran suka sama kamu gimana? Kamu mau gak jadiin dia sebagai menantu ibu? "
"Uhuk uhuk..! " aku tersedak mendengar perkataan ibuku.
Ibuku gebet banget pengen jadiin kak Erlan jadi menantunya.
"Sudah sampai, bu. " ucap supir yang di depan.
"Oh, ini pak uangnya! "ibuku menyerahkan uang kepada supir taksi itu.
Setelah itu kami turun dari mobil taksi membawa tas besar yang berisikan pakaian dan memasukkannya ke dalam rumah.
...****************...
Ke eskan paginya Erlan pagi pagi sekali seperti biasanya sampai di depan rumah ku. karena ibu ku sudah pergi bekerja, Erlan menungguku di depan rumah sambil menaiki motornya.
gak baik jika seorang laki-laki masuk ke rumah perempuan apalagi orang tuanya tidak di rumah. Jadi Erlan memilih untuk di depan rumah menunggu.
Aku keluar mengenakan seragam dengan masih membawa sepatu di kedua tanganku.
"Kak Erlan, maaf ya lama. "
"Gak papa, Seli juga lama banget kalo pergi ke sekolah. "
Ternyata kak Erlan benar benar menganggap aku sebagai adiknya juga, ya.
setelah selesai aku menaiki motor Erlan. Aku tak lupa untuk berpegangan padanya.
Awalnya aku sangat kaku berboncengan dengan Erlan, namun hari demi hari aku jadi terbiasa dengannya.
"nanti pulang sekolah mau mampir gak? " tanya Erlan sambil melajukan motor nya.
"Kemana kak? "
"Ada, deh. mau gak? "
"Boleh."
Motor trail Erlan melaju dan berhenti di parkiran sekolah. Aku turun dari motor Erlan, Erlan membantuku membuka Helm.
Dari kejauhan Yuni melihat kedekatan ku dan Erlan. Yuni sangat kesal. Yuni berjalan menghampiri ku dan Erlan.
"Lan, Siapa nih? "
Itu dia!
"Ini Luna, temen adek ku. " jawab Erlan.
"oh. Aku yuni. " ucap yuni sambil mengacungkan tangannya.
Aku membalas bersalaman dengannya.
"Aku Luna. "
Yuni tersenyum kepadaku. Tangan yuni semakin erat menggenggam tanganku. aku sampai merasa sakit.
"Kak! "
Mendengar reaksi ku, Yuni segera melepaskan tangannya. Dia takut ketahuan oleh Erlan.
"maaf ya, tenagaku terlalu kuat. "
"kamu pergi ke kelas dulu, ada yang mau aku bicarakan sama yuni. "
"Oke kak. "
Aku pergi meninggalkan mereka berdua dan berjalan menuju kelasku.
"Yuni, Aku harap bukan kamu pelakunya! "
"mangsud kamu apa? kamu nuduh aku yang bikin dia pingsan di toilet. "
"Kasus pembulian kamu itu yang paling banyak! Aku harap itu bukan kamu! "
"kenapa? kamu suka sama dia? "
"Suka apa tidak, walau itu anak sekolah lain aku akan tetap bela. " ucap Erlan lalu pergi meninggalkan Yuni.
Erlan tau selama ini Yuni yang diam diam membuli gadis yang dekat dengannya. Erlan curiga ini ulah Yuni lagi. Jika benar, Erlan gak akan biarkan orang yang dia suka di sakiti lagi.