Menikahi Pria terpopuler dan Pewaris DW Entertainment adalah hal paling tidak masuk akal yang pernah terjadi di hidupnya. Hanya karena sebuah pertolongan yang memang hampir merenggut nyawanya yang tak berharga ini.
Namun kesalahpahaman terus terjadi di antara mereka, sehingga seminggu setelah pernikahannya, Annalia Selvana di ceraikan oleh Suaminya yang ia sangat cintai, Lucian Elscant Dewata. Bukan hanya di benci Lucian, ia bahkan di tuduh melakukan percobaan pembunuhan terhadap kekasih masa lalunya oleh keluarga Dewata yang membenci dirinya.
Ia pikir penderitaannya sudah cukup sampai disitu, namun takdir berkata lain. Saat dirinya berada diambang keputusasaan, sebuah janin hadir di dalam perutnya.
Cedric Luciano, Putranya dari lelaki yang ia cintai sekaligus lelaki yang menorehkan luka yang mendalam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quenni Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20 - Rasa Trauma
Tolong bantu like yaaa🙏🫶
Biar semangat gitu🤭
HAPPY READING, HONEY:)
...****************...
"Bunda... Apa aku boleh tanya sesuatu?" tanya Cedric, secara tiba-tiba. Raut wajahnya terlihat gusar. Ia terlihat ragu, namun rasa penasarannya terlalu besar hingga tak mampu ia bendung lagi.
Anna mengernyit heran. "Memangnya mau tanya apa? Tanya aja, sayang..." Anna mengelus pelan rambut Cedric. Menatap Putranya dengan lembut.
'Tidak biasanya dia begini...' Anna hanya tersenyum, dengan tetap berpikiran positif.
"Begini. A-Apakah Papa tidak menginginkanku? Apakah Aku tidak akan pernah bisa bertemu dengannya?" tanya Cedric, dengan kepala tertunduk. Tangannya saling bertautan, mencoba menyalurkan rasa gugup di hatinya.
Cedric takut menyinggung luka hati Bundanya, namun rasa penasarannya terlalu besar. Cedric ingin melihat seberapa besar rasa benci Bundanya pada Papanya. Hingga ia dapat menilai, apakah ia masih memiliki harapan untuk bertemu Papanya ataukah tidak sama sekali.
Deg!
Anna tercengang. Ia tak menyangka, bahwa Cedric akan mempertanyakan hal itu. Rasanya ia tak lagi memiliki alasan untuk menyembunyikan tentang Lucian pada Cedric, hanya demi keegoisannya. Sejujurnya, ia hanya merasa takut.
Bagaimana jika Lucian marah mengetahui kenyataan ini? Dan, merebut Putranya darinya? Membayangkan hal itu saja membuatnya sangat takut.
'Aku tidak yakin, dia akan menerimaku lagi menjadi Istrinya. Aku hanya takut, dia membawa Putraku dariku. Tidak ada alasan yang tepat selain pernikahan untuk bisa menjaga Cedric bersama...' Anna terdiam, dengan pikirannya.
Pikirannya tengah memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi padanya jika Lucian mengetahui keberadaan Cedric sebagai Putranya. Hal-hal buruk terus terlintas di pikirannya, membuat nafasnya kini tak teratur. Dengan pandangan matanya yang kosong, namun mulai berkaca-kaca.
Anna tanpa sadar menggelengkan kepalanya dengan keras. Bibirnya terus bergumam "Tidak, jangan bawa dia!" hingga ia tersadar akibat bekapan erat Putranya.
Greb!
Cedric memeluknya dengan erat. Ia sontak sekuat tenaga menahan tangisnya. Cedric dapat melihat betapa takut dan gelisah Ia, saat ini.
"M-maafin, Ceddy. Ceddy gak bermaksud buat Bunda sedih," ungkapnya sembari meneteskan air mata. Pada awalnya, ia hanya ingin memberikan pelajaran pada Lucian, karena telah menelantarkan mereka.
Tapi, setelah pertemuan itu. Ia terus terbayang-bayang akan kehadiran lelaki itu, Ayah Kandungnya. Raut wajahnya yang sendu, penuh dengan kekecewaan. Menggerakkan hati Cedric.
'Papa bodoh! Jika kau masih tidak bergerak setelah mengetahui faktanya, aku benar-benar akan membencimu!' batin Cedric. Ia yakin, setelah percakapan mereka kemarin. Lucian pasti akan menyelidiki lagi insiden itu. Cedric jelas tahu, bahwa Bundanyalah yang menyelamatkan Lucian hati itu, karena ia pernah melihat bekas luka yang cukup besar di lengan kanannya.
"Maaf, sayang. Maafin Bunda, ya. Selama ini Bunda selalu menghindar karena keegoisan Bunda," jelas Anna, setelah ia merasa tenang. Rasanya sudah cukup waktu selama lebih dari tujuh tahun untuk menyembunyikan Cedric. Namun, hatinya tetap tidak merasa tenang.
Cedric menggelengkan kepalanya. "Bukan salah, Bunda. Karena Ceddy tahu, mengapa Bunda melakukan ini. Karena Bunda tidak ingin kehilangan aku, kan? Dan, karena pria itu membuat Bunda terluka, kan?" tanya Cedric, dengan mata berkaca-kaca.
Air matanya tumpah, mendengar penjelasan Cedric. Anna tahu seberapa dewasa Cedric. Namun, ia tak menyangka bahkan luka hatinya yang ia tutup tutupin selama ini pun di ketahui oleh Putranya.
Anna memeluk erat Putranya. Rasanya, ia telah melepaskan semua beban di pundaknya setelah memeluk Cedric. "Nak, jika bertemu dengannya adalah keinginanmu. Bunda tidak apa-apa. Tapi, Bunda minta maaf, Bunda tidak bisa menemanimu bertemu dengannya," ucap Anna pada akhirnya. Ia berencana akan mengantarkan Cedric sampai depan rumah Lucian, dan membiarkan Putranya menghabiskan waktu dengan lelaki itu. Walaupun rasanya ia tak rela.
Ia tak sanggup, menerima penolakan dan penghinaan lagi. Rasanya jika ia mendengarnya sekali lagi dari bibir Lucian, ia benar-benar akan luruh dan hancur.
Cedric termenung. "Bunda... Sebenarnya, aku sudah bertemu dengannya beberapa hari yang lalu. Maafin aku, Bunda. Aku tidak melakukannya dengan sengaja," jelas Cedric, ia merasa bersalah telah membohongi Bundanya, ia tak ingin lagi berbohong.
"Apa! Bagaimana bisa dia berada disini?" tanya Anna, dengan panik. Wajahnya terlihat sangat takut. Ia takut, Lucian menemuinya. Nafasnya mulai tak teratur, dengan tangan yang gemetaran.
"Bunda! Bunda jangan panik! Dia... Dia tidak tahu siapa aku sebenarnya!" pekik Cedric, yang kaget melihat kondisi Bundanya. Ia sadar, bahwa Lucian adalah trauma terbesar dalam hidup Bundanya yang paling ia sayangi itu.
'Papa sebenernya apa yang kau lakukan pada Bunda? Hingga Bunda seperti ini?' batin Cedric bertanya-tanya. Rasanya kesempatan untuknya bisa memiliki keluarga yang utuh semakin terasa mustahil.
"Maaf, Bunda. Maafin, Ced! Ceddy janji, tidak akan bertemu dengannya lagi! Aku janji tidak akan mempertanyakan tentangnya lagi!" pekik Cedric, dengan perasaan amat bersalah.
Anna hanya diam tanpa banyak bicara. Ia butuh waktu untuk meredakan emosinya. ia butuh waktu menata perasaannya yang kacau. Ia tak ingin pembicaraan ini akan semakin menyakitinya dan Putranya.
Tadinya Cedric pikir. Bunda dan Papanya masih memiliki harapan untuk kembali bersama. Karena Cedric dapat melihat keduanya memiliki rasa kekecewaan yang sangat dalam terhadap satu sama lain.
Dan, Cedric tahu, kekecewaan itu hadir karena rasa sayang dan cinta mereka terhadap satu sama lainlah yang membuat mereka saling memendam rasa kecewa yang amat dalam.
...****************...
MAAF SEMUA...
Hari ini segini dulu ya...
Lagi ada kerjaan lain, besok di panjangin kok🙏🫶
Semangat selalu