NovelToon NovelToon
Kanvas Hati

Kanvas Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lia Ramadhan

Berawal dari seorang Pelukis jalanan yang mengagumi diam-diam objek lukisannya, adalah seorang perempuan cantik yang ternyata memiliki kisah cinta yang rumit, dan pernah dinodai oleh mantan tunangannya hingga dia depresi dan nyaris bunuh diri.
Takdir mendekatkan keduanya, hingga Fandy Radistra memutuskan menikahi Cyra Ramanda.
Akankah pernikahan kilat mereka menumbuhkan benih cinta di antara keduanya? Ikuti kelanjutan cerita dua pribadi yang saling bertolak belakang ini!.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20.

Sore itu langit berwarna merah, oranye dan ungu. Sangat indah dan menenangkan. Suasana di sore itu terasa hangat seiring matahari mulai tenggelam dan gelapnya malam mulai menyelimuti.

Tapi sayang, suasana hati Cyra tak seindah langit kala itu. Dirinya masih berada dalam mobilnya tepatnya di garasi rumahnya. Dia sudah sampai dari tadi, tapi seakan enggan keluar dari BMW kesayangannya itu.

Mata indahnya masih menatap ponsel dengan perasaan hati yang tak menentu. Banyak panggilan masuk ditolak dan sejumlah pesan dari suaminya Cyra abaikan begitu saja.

“Maafkan aku juga Bang, entah mengapa hatiku terasa sakit kini. Seharian tak diperdulikan kamu rasanya hampa banget,” batin Cyra seraya menangis lirih.

Tubuhnya bersandar lemah di kursi kemudi, mencoba menghapus air mata yang masih menetes. “Aku berusaha mengerti kesibukanmu melukis, tapi aku tak bisa menahan rinduku padamu,” tuturnya dalam hati. 

Satu jam berlalu, akhirnya Cyra keluar dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam rumah. 

“Non Cyra akhirnya pulang juga, tadi Den Fandy 15 menit yang lalu mencari kamu. Karena Non belum pulang lalu dia langsung pamit ,” ujar mbok Inah.

Cyra mengangguk. “Dia ada bilang akan pulang lagi enggak Mbok?”

Mbok Inah menggeleng. “Enggak bilang sih Non, cuma kelihatan kaya panik begitu.”

Cyra tersenyum tipis. “Ya udah enggak apa-apa Mbok. Nanti makan malamku tolong antar ke kamar aja ya satu jam lagi.”

“Baik Non, ada lagi yang perlu Mbok siapkan?”

Cyra menggeleng. “Saat ini tidak ada, jika ada nanti aku cari Mbok ya,” jawabnya ramah.

“Baik Non, kalau begitu saya lanjut ke dapur dulu,” kata mbok Inah sambil berlalu dari hadapan Cyra.

Cyra terus melangkah menuju kamarnya di atas. Dia ingin cepat-cepat berendam di bathtub untuk menyegarkan tubuh dan pikirannya sekarang.

Kini Cyra sudah berendam nyaman di bathtub. Menutup matanya sejenak, menenangkan hati dan pikirannya. “Aku yakin bang Fandy akan pulang lagi,” batinnya.

45 menit kemudian, Cyra sudah selesai mandi. Dia bergegas memakai gaun tidur warna merah jambu favoritnya, lalu melakukan perawatan wajah di meja rias sebelum tidur.

Tanpa Cyra sadari, Fandy ada di kamar sedari tadi menunggunya selesai mandi. Suaminya itu memperhatikan kegiatannya sejak keluar dari kamar mandi.

Rupanya Fandy bersembunyi di balik sofa seberang ranjang. Menunggu istrinya dengan harap cemas takut dimarahi tepatnya.

Saat Cyra sudah duduk di ranjang membelakangi sofa. Fandy bergerak pelan-pelan menahan suara, dirinya membawa buket mawar merah berukuran sangat besar dan cake bunga mawar.

Cyra terlihat sedang menatap ponselnya. Fandy berjalan dan berhenti di depan istrinya. Cyra terkejut seketika melihat suaminya muncul tiba-tiba.

Lalu Fandy berlutut dan menyerahkan buket dan cake bunga mawar ke Cyra. “Ini semua untukmu, tolong maafkan aku ya.”

Cyra spontan terharu dan menangis lirih dibuatnya. Tidak menyangka suaminya akan kembali secepat ini dan memberi kejutan manis untuknya.

“Abang masih inget sama aku? Kirain sibuk terus sama semua lukisannya,” sindir Cyra sambil menghapus air matanya.

“Sibuk sama lukisan benar adanya, tapi aku selalu ingat kamu kok disetiap napas dan langkahku. Maafin aku ya… please!” mohon Fandy dengan berkaca-kaca matanya.

“Aku akan maafin kamu, tapi ada syaratnya.”

“Apapun itu aku siap menerima syaratnya,” sahut Fandy cepat.

“Abang harus nginep malam ini, peluk aku saat tidur,” tegas Cyra seraya menatap tajam suaminya itu.

“Iya istriku siap laksanakan,” katanya sambil memberi hormat ke Cyra.

Cyra langsung tersenyum melihat tingkah lucu Fandy. Matanya lekat memandangi suami tampan yang selalu dirindukannya.

“Jadi aku udah dimaafin, kan? Boleh peluk enggak?” tanya Fandy pelan.

Cyra mengangguk. “Aku maafin sekarang, tapi lain kali Abang jangan ulangi lagi.” 

Cyra memberi isyarat Fandy untuk berdiri dan memeluknya. Buket bunga dan cake lalu Cyra letakkan di meja kecil dekat ranjangnya.

Fandy bergegas bangun dan langsung meraih tubuh istri cantiknya untuk dipeluk. “Iya... aku akan berusaha enggak buat kamu kesal dan hal ini tak terulang lagi.”

“Makasih ya cantik. Aku kangen dan sayang banget kamu Cyra Ramanda,” tambahnya lagi.

Cyra mengangguk, membalas pelukan Fandy dengan eratnya. “Aku lebih kangen dan sayang Bang Fandy Randistra.”

“Aku yang lebih besar kangen dan sayang kamunya. Serasa mau gila sore tadi, saat kamu enggak mau angkat telepon dan balas pesanku,” kata Fandy seraya mengusap lembut rambut Cyra.

“Maafin aku juga ya Bang, habis aku kesal dan kecewa banget sama kamu. Pikirku Abang lupa bahkan bosan dengan aku,” sesalnya seraya menghirup dalam-dalam aroma tubuh Fandy.

“Aku tidak seperti yang kamu pikir. Selalu ingat dan InsyaAllah tidak akan pernah bosan sama kamu. Kita saling memaafkan ya,” ucap Fandy sambil menatap sayang Cyra.

“Iya Bang, jangan tinggalin aku apapun yang terjadi di masa depan nanti ya.”

“Iya cantik. Tidak akan pernah aku tinggalin kamu. InsyaAllah kita selalu bersama-sama selamanya.”

Fandy meraih wajah Cyra mendekat padanya. Perlahan dia kecup kening istrinya, lalu kedua matanya, kedua pipinya yang lembut, hidungnya yang mancung pun tak luput dia kecup.

Bibir tipis Cyra diusap Fandy dengan lembut. Dikecupnya bibir tipis Cyra penuh rasa. “Cup… cup… cup… bibir kamu selalu kurindukan,” bisik Fandy.

Cyra menatap sendu Fandy. “Aku pun sama sepertimu Bang.”

Fandy memiringkan sedikit kepalanya, lalu bibirnya mengecup lagi bibir Cyra. Perlahan dia lumat bibir istrinya, kini bibir keduanya saling menyentuh lalu saling memagut dengan mesranya.

“Cup… uhm… hmm,” suara tautan bibir keduanya seolah menambah hangat suasana.

Tangan kanan Fandy meraih pinggang ramping Cyra. Sedangkan tangan kirinya mengusap lembut rambut dan leher Cyra. Ciuman mereka semakin lama semakin intens. 

Tubuh Cyra makin merapat dengan Fandy, dia mengalungkan kedua tangannya ke leher suaminya. Fandy menggigit pelan bibir bawah Cyra, otomatis terbuka sedikit bibirnya.

Lidah Fandy menyentuh lidah Cyra, kedua lidah mereka saling bertaut dan ciuman mereka makin dalam. Tubuh mereka saling memeluk dengan eratnya.

“Tok… tok… tok… Non Cyra, ini Mbok bawakan makan malamnya,” ketukan di pintu dan suara mbok Inah membuyarkan ciuman indah keduanya dan terhenti seketika.

Fandy dan Cyra saling menatap, seraya sama-sama menarik napas panjang dan terengah-engah, karena keduanya masih diliputi oleh hasrat yang tertahan.

“Iya Mbok sebentar,” sahut Cyra sambil mengelus sayang kedua pipi Fandy dan dikecupnya sesaat, lalu beranjak bangun untuk membuka pintu.

Mbok menyerahkan nampan dengan piring berisi nasi dan lauk pauk kesukaan Cyra juga segelas air putih hangat. “Maaf ya Non kalau saya ganggu. Pamit ya,” ucapnya sopan.

“Tidak apa-apa Mbok, makasih ya udah dianterin.”

Mbok Inah mengangguk. “Sama-sama Non,” balasnya dan berlalu dari kamar Cyra.

“Maaf ya Bang jadi kepotong deh momen mesranya,” sesalnya sambil menghampiri Fandy dengan nampan ditangannya.

Fandy mengusap kepala dan wajah cantik Cyra yang sudah duduk di dekatnya. “Tidak masalah kok, habis ini bisa dilanjut lagi, kan?”

Cyra hanya tersenyum tipis. “Abang udah makan?” 

Fandy menggelengkan kepalanya. “Tidak selera makan kalau kamu lagi marah begitu,” ungkapnya jujur.

“Kalau begitu kita barengan aja ya, tapi aku maunya disuapin kamu,” pinta Cyra dengan manjanya.

Fandy mengangguk dengan senyum. “Iya cantik boleh banget.”

Nampan berisi makanan tadi Cyra letakkan di kasurnya. Dia langsung duduk menyamping di pangkuan Fandy. “Ayo Bang suapin aku sekarang!”

Fandy gemas dibuatnya, sebelum menyuapi Cyra dikecup bibir istrinya itu sebanyak tiga kali. “Cup… cup… cup, kamu bikin aku selalu gemas tau,” katanya sambil menarik pelan hidung Cyra.

“Hehehe… maaf ya, jadi ingin manja terus bawaannya kalau dekat Abang,” ucapnya jujur.

“Tidak apa-apa kok, aku suka kamu begini ke aku.”

Cyra lalu membalas mengecup dua kali bibir Fandy. “Cup… cup… aku sayang banget Abang. Ayo cepat suapin!”

Fandy menurut lalu menyuapi Cyra dengan pelan tidak terburu-buru. “Buka mulutnya… aaa,” pintanya sambil menyuapi makanan ke mulut Cyra.

Keduanya saling menyuapi bergantian hingga makanan habis. Lalu Fandy memberikan Cyra segelas air minum, lalu mereka habiskan berdua juga air segelas tadi.

Selesai makan dan minum Cyra tak ingin beranjak dari pangkuan Fandy. Kepalanya dia sandarkan ke dada bidang Fandy.

Cyra dengarkan suara degup jantung suaminya yang seakan irama pengantar tidur baginya. “Abang, aku kenyang sama ngantuk. Tidur dulu ya, nanti agak malaman bangunin ya.”

“Kenapa harus bangunin kalau kamu sedang tidur?” tanya Fandy heran.

“Kita lanjut lagi yang sempat tertunda tadi ya Bang,” bisiknya lirih.

Fandy terkekeh dan mengangguk. “Iya kita lanjut lagi nanti, siap-siap aja kamu enggak akan bisa tidur lagi sampai pagi nanti.”

Cyra tak bersuara lagi, ternyata matanya sudah terpejam dan memeluk Fandy dengan eratnya. Fandy balas memeluk, lalu menciumi rambut dan kening Cyra sampai dia puas.

1
Syahril Salman
semangat lanjut kakak 💪😍
Syahril Salman: sama2 kak😍
total 2 replies
Mericy Setyaningrum
Romantis ceritanya ya Kak
Lia Ramadhan 😇😘: makasih banget kak untuk supportnya🙏🤗
total 3 replies
Syahril Salman
jadi tambah bagus kak covernya 😍👍
Lia Ramadhan 😇😘: terima kasih kak🙏
total 1 replies
Syahril Salman
Ceritanya bagus, simple dan mudah dimengerti. Saya suka karakter Fandy yang berkomitmen, padahal belum mengenal Cyra lebih jauh tetapi berani memutuskan akan menikahinya.
Lia Ramadhan 😇😘: terima kasih kak untuk ulasan positifnya🙏
total 1 replies
Syahril Salman
lanjutkan kk ceritanya 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!