NovelToon NovelToon
Luka Dibalik Senyum Azalea

Luka Dibalik Senyum Azalea

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Faroca

Azalea, Mohan, dan Jenara. Tiga sahabat yang sejak kecil selalu bersama, hingga semua orang yakin mereka tak akan pernah terpisahkan. Namun dibalik kebersamaan itu, tersimpan rahasia, pengkhianatan, dan cinta yang tak pernah terucapkan.

Bagi Azalea, Mohan adalah cinta pertamanya. Tapi kepercayaan itu hancur ketika lelaki itu pergi meninggalkan luka terdalam. Jenara pun ikut menjauh, padahal diam-diam dialah yang selalu menjaga Azalea dari kejauhan.

Bertahun-tahun kemudian, Jenara kembali. Dan bersama kepulangannya, terbongkarlah kebenaran masa lalu tentang Mohan, tentang cinta yang tersimpan, dan tentang kesempatan baru bagi hati Azalea.
Kini, ia harus memilih. Tetap terikat pada luka lama, atau membuka hati pada cinta yang tulus, meski datang dari seseorang yang tak pernah ia duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Faroca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bisikan Dalam Kantuk

Tangis Azalea belum juga reda, isakannya memenuhi ruang depan rumah itu. Bahunya naik turun tak beraturan, matanya sembab dan wajahnya penuh gurat kelelahan. Disampingnya, bik Surti masih setia menemani nonanya. Wanita paruh baya itu berkali-kali mengusap punggung Azalea, mencoba memberi ketenangan yang bahkan dia tau takkan mudah.

"Non... sebenernya ada apa? Jangan bikin bibik bingung. Siapa yang udah bikin nangis Non Azalea?" Tanya sang bibik, dengan kepanikannya.

Azalea hanya menggigit bibirnya, tak ada niatan untuk menjawab pertanyaan dari pengasuhnya itu. Kalimat absurdnya yang biasa terlontar dari bibir mungil miliknya, kini hilang entah kemana. Kali ini sakitnya terlalu nyata, untuk bisa ditutupi oleh gurauan.

Bik Surti mengambil ponsel yang berada di kantong daster. Tangannya dengan cekatan mencari nama seseorang yang akan dia hubungi. JENARA— itu yang ada dipikiran bik Surti, karena hanya Jenara yang bisa menenangkan nona kecilnya.

Suara deru motor terdengar di depan rumah, Jenara melangkah dengan terburu-buru. Pintu yang ingin dibuka terasa sedikit berat, karena Azalea belum juga beranjak dari tempat terakhir dia berada. Bik Surti menggeser tubuh nonanya itu, memberi sedikit jalan pada cowok tampan tersebut.

"Azalea... Apa yang terjadi?" Jenara bertanya dengan raut wajah panik.

"Den, mendingan bawa Non ke sofa aja. Semenjak kepulangan teman-temannya, Non Azalea malah begini..."

Jenara mengangkat tubuh sahabatnya itu, dan menaruh di atas sofa ruang tamu. Gadis itu masih terdiam, hanya saja isakan tangisnya mulai mereda.

"Bibik buatin teh anget dulu buat non Azalea," pamit bik Surti diangguki oleh Jenara.

Setelah kepergian bik Surti, Jenara duduk di lantai tepat di depan Azalea— menghadap penuh kearahnya, seakan tak ingin melewatkan ekspresi wajah gadis itu. Jenara menggenggam tangan Azalea, matanya menatap sendu dan hatinya begitu sesak melihat gadis yang dicintainya lagi-lagi rapuh.

"Azalea..." panggil Jenara dengan lembut.

Azalea mengerjapkan matanya, membuat sisa air mata terjun bebas dikedua pipi chubby itu. "Je..." suaranya serak. "Tadi Mohan kesini, dia bilang nggak mau jauh dari gue. Dia nggak bisa jauh dari gue sama lo..." Jedanya. "Gue bilang itu nggak mungkin, karena Amara pasti marah. tapi dia tetep maksa Je... Akhirnya, gue suruh dia pilih. Kalo dia nggak mau jauh dari gue, dia harus putusin Amara.." cerita gadis itu dengan suara parau

Jenara mendengarkan dengan tenang."terus apa jawabannya?"

"Dia diem aja Je, nggak bisa jawab. Gue kesel sama Mohan yang egois, dia pengen tetep sahabatan sama gue tapi masih mau pacaran sama Amara. Padahal itu nggak mungkin, karena Amara benci banget sama gue...." sedihnya

"Azalea, hati lo sakit?" tanya Jenara hati-hati

"Sakit banget Je..." ucap gadis itu sambil memegang dadanya.

"Sakit karena apa? Karena persahabatan Lo yang hancur, atau karena orang yang lo cintai nggak bisa mutusin pacarnya demi lo?" nada lembutnya berubah menjadi dingin.

Azalea terdiam, kata-kata tersebut menusuk dan berhasil membuatnya jadi bingung. Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menggeleng pelan.

"Gue emang suka sama Mohan Je, tapi akhir-akhir ini rasanya beda. Gue juga bingung, rasanya nggak kaya awal-awal gue suka sama dia. Entahlah, tapi gue yakin kalo kesedihan gue kali ini, emang karena gue harus ngejauh dari sahabat yang udah nemenin hari-hari gue dari kecil. Bukan karena cinta Je...." Jelas Azalea yakin.

"Gue capek Je, bener-bener capek. Harus nanggung kesalahan yang bahkan bukan gue penulis ceritanya. Capek nangis mulu, sampe mata gue bengkak Segede bola bekel yang dimasukin ke minyak tanah," Kalimat Absurdnya sudah mulai dikeluarkan lagi.

Jenara tersenyum tipis , dia tau dalam posisi ini tidak ada kata yang bisa menyembuhkan sakit hati Azalea. Hanya hadirnya, yang sedikit memberi ruang untuk gadis itu bernapas. Perlahan namun pasti, Jenara duduk disamping Azalea. Tangannya merengkuh kepala gadis itu agar bersandar di bahunya.

Azalea sempat terkejut, namun tanpa penolakan gadis itu bersandar di bahu Jenara. Hangat, nyaman dan anehnya... sangat menenangkan. Seolah kegaduhan di kepalanya sedikit mereda.

"Kenapa ya? kalo ada di deket lo, gue ngerasa nyaman banget. Perasaan gue tenang dan kepala gue yang tadinya berisik, jadi diem seketika cuma karena ada lo disamping gue," gumam gadis itu.

"Karena gue nggak mau lo sedih sendirian Za," ucapnya sambil mengelus rambut Azalea.

"Jenara... Lo bikin gue baper," Manja gadis itu, membuat Jenara terkekeh kecil.

"Nggak apa-apa kan, kalo gue masih mau senderan dibahu lo?" Tanya Azalea

"Sepuas lo Za, bahu gue akan selalu standby kapan aja. Tapi cuma buat lo," ucap Jenara membuat pipi gadis itu bersemu merah. senderannya makin dalam di bahu cowok itu.

Beberapa detik kemudian, dengkuran halus terdengar oleh Jenara. Dia mencoba melirik ke arah Azalea, ternyata gadisnya itu sudah tertidur di bahunya. Namun, disela tidurnya gadis itu bergumam.

"Je... Jangan pernah tinggalin gue ya, gue nggak tau bakalan segila apa kalo sampe itu terjadi. Gue nyaman sama lo, dan gue sayang banget sama lo..." gumamnya pelan.

Jenara sontak membeku, jantungnya berdebar tak karuan. Seolah dunia berhenti berputar, matanya menatap wajah Azalea yang kini sudah terlelap dengan tenang.

' Lo tau? segitu aja udah bikin gue seneng Za. Selamannya gue akan selalu bikin lo nyaman ada di deket gue... Selamanya,' batin Jenara.

'Gue bakalan bikin lo move-on dari Mohan. Lo harus bahagia Za, apapun yang terjadi' sambungnya lagi dalam jatii

Jenara menarik napas panjang, berusaha menenangkan gejolak di dadanya.

Di satu sisi, hatinya meledak karena ucapan itu. Di sisi lain, ia tahu, saat Azalea bangun nanti… mungkin gadis itu akan pura-pura lupa.

Malam itu berakhir dengan tanda tanya besar yang terus menghantui Jenara—apakah Azalea benar-benar tulus dengan ucapannya, atau hanya kalimat absurd yang keluar karena lelah dan kantuk?

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Dewi Faroca: terimakasih kak, sudah mau membaca.
total 1 replies
Ff Gilgamesh
tetap semangat 💪tetap berkarya
Dewi Faroca: terimakasih...
total 1 replies
Raka Yoga Pratama
tema cerita bagus, alur cerita mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yg mudah dimengerti juga. sukses selalu untuk penulis 😍😍
Dewi Faroca: makasih ya
total 2 replies
Raka Yoga Pratama
semangat buat penulis nya, cerita begini bikin flashback ke masa-masa abg dulu 🤣🤣
Andhika teguh Nurhidayat
keren, semoga lebih baik lagi
Hakim Bohiran
Duh, hati rasanya meleleh.
Dewi Faroca: makasih udah mau baca🙏 semoga terus dibaca lanjutannya ya.
total 1 replies
ahok wijaya
Waktu membaca cerita ini rasanya seperti di masa lalu, indah dan penuh warna.
Dewi Faroca: makasih😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!