NovelToon NovelToon
Sistem Game Uang Gratis

Sistem Game Uang Gratis

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Kebangkitan pecundang / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Alvan hanyalah seorang anak petani yang baru lulus kuliah.

Hidup sederhana di desa, membantu orang tuanya di sawah sambil mencari arah hidup yang belum pasti.

Satu kalimat dari gurunya dulu selalu terngiang:

“Nak, ibu sarankan kamu lanjut kuliah"

Namun dunia Alvan berubah bukan karena gelar tinggi, melainkan karena satu tindakan kecil, menolong seorang anak yang terjatuh di sawah.

Ding!

[Sistem berhasil terikat]

Sejak hari itu, kehidupannya tak lagi sama.
Setiap kebaikan kecil memberinya “misi,” setiap tindakan membawa “hadiah”
dan setiap bibit yang ia tanam… bisa muncul nyata di hadapannya.

Namun, seiring waktu berjalan, Alvan menyadari sesuatu, bahwa selain hal-hal baik yang ia dapatkan, hal-hal buruk pun perlahan mulai menghampiri dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 - Fitur Game Terbuka

“Ayo, Van, sekarang kita pulang dan ikut ayah ke kota,” ajak Pak Vandi.

Pak Vandi menoleh ke pekerjanya, sedikit tersenyum.

“Pak, kami pulang duluan ya. Saya titip sawahnya,” ucapnya sambil basa-basi.

“Iya, Pak,” jawab pekerja itu singkat, mengangguk.

Alvan mengikuti ayahnya, langkah nya cepat namun bingung, kenapa harus ke kota?

Karena penasaran, ia akhirnya bertanya, “Ayah, kenapa kita ke kota?”

Pak Vandi menoleh sebentar, tersenyum tipis, lalu menjawab, “Beli tanah seperti yang kau ucapkan tadi, Van.

Bapak sudah ‘booking’ tanahnya… eh bukan booking sih, tapi teman bapak mau ke ibukota, jadi tanah di sini tidak terpakai.

Mending dijual murah ke kawannya sendiri daripada ke orang lain, katanya sayang kalau di lepas begitu saja, tanahnya cukup besar.”

Alvan mengangguk, mencoba mencerna penjelasan ayahnya sambil terus berjalan di sampingnya.

Sesampainya di rumah, Pak Vandi menepuk bahu Alvan pelan.

“Duduk dulu, Van. Ayah mau bicara dulu sama kawan ayah, lihat jam berapa dia bisa.”

Pak Vandi masuk bersama ibu Alvan ke dapur dan mendengar bersama - sama dari kawan akrabnya.

Pak Vandi masuk bersama ibu Alvan ke dapur, mendengarkan informasi dari kawannya melalui telepon.

Setelah memastikan jam berapa kawannya akan ada di rumah, ternyata satu jam lagi ia akan datang, dan katanya sedang bersiap-siap bersih - bersih rumah.

Pak Vandi menutup telepon, keluar dari dapur, lalu menatap Alvan.

“Van, siap-siap sekitar satu jam lagi, ya,” kata Pak Vandi.

Alvan mengangguk cepat. “Siap, Pak… sekarang pun aku sudah siap, haha,” jawabnya, tersenyum sambil mencoba terdengar santai meski sebenarnya gugup karena sebentar lagi dia punya tanah sendiri..

Beberapa saat kemudian, ponsel Alvan berbunyi kembali.

Ding!

[Bibit sudah bisa dipanen!]

Alvan segera membuka Game Farm Reality & Simulator di ponselnya.

Di layar, terlihat jagung berwarna kuning cerah, siap untuk dipanen.

Alvan menggerakkan jarinya, menekan ikon panen, dan sistem berbunyi lagi seperti biasanya...

Ding!

“[Jagung 300gr ×5 {×2}]”

“[Diamond ×10 ×5 {×2}]”

Alvan tersenyum lebar, merasa puas. Tanaman yang ia rawat sendiri kini memberi hasil, bahkan lebih dari yang ia harapkan.

Setelah panen selesai, Alvan memutuskan untuk membeli lagi bibit tanaman jagung untuk ditanam.

Layar ponselnya menampilkan toko bibit:

[Toko Bibit]

[Wortel x2 - 1 Diamond]

[Kentang ×1 - 2 Diamond]

[Jagung x1 - 5 Diamond]

[Terkunci] - Terbuka di level 2

[Belum Tersedia]

Alvan menatap daftar itu sejenak. Pilihannya jelas, jagung lagi. Ia langsung membeli ×6, sesuai jumlah petak tanah yang tersedia di game, memastikan semua lahan bisa ditanami sekaligus.

Jari-jarinya bergerak cepat, menandai setiap petak dengan bibit jagung baru.

Rasanya puas melihat seluruh lahan siap tumbuh, sambil membayangkan tanah aslinya yang sebentar lagi akan ia urus sendiri.

Setelah 11 menit berlalu, Alvan kembali memanen.

Ding!

“[Jagung 300gr ×5 {×2}]”

“[Diamond ×10 ×5 {×2}]”

“[Diamond ×100 ×1 {×2}]”

Alvan menatap layar, mata berbinar.

“Wah… gila! Bisa dikali dua… berarti dapet 200 Diamond! Setara dengan 100.000!”

“Tanam lagi ah…” ucap Alvan, rasa ingin panen Diamond lebih banyak membuatnya bersemangat.

Tapi… ketika Alvan kembali menatap ladangnya, seluruh lahan tiba-tiba berubah menjadi hitam, dengan tulisan besar di atasnya: “Rusak”.

[Kondisi: Ladang Rusak]

[Diperlukan Pupuk]

Alvan mengernyit, bingung. “Pupuk biasa biasa nggak, ya?” pikirnya karena belum ada fitur pupuk di game nya.

Beberapa saat kemudian, layar ponselnya berbunyi lagi,

Ding!

“[Pupuk Sudah Tersedia di Toko]”

“[Toko khusus Bibit di gabungkan dengan fitur Toko]”

Ia memperhatikan animasi yang muncul di layar, tampilan tulisan Bibit perlahan berubah menjadi Toko, dengan gambar rumah merah yang mirip rumah peternakan sebagai identitasnya.

Tulisannya,

[Toko]

Alvan pun segera menekan tombol Toko, dan ponsel berbunyi kembali,

Ding!

[Bibit] [Perlengkapan]

Di layar, terlihat garis biru cerah mengelilingi tulisan Bibit. Karena iseng, Alvan mulai menggeser garis itu dengan menekan tombol Perlengkapan.

Animasi garis itu bergerak cepat, berpindah dari satu ikon ke ikon lain dengan mulus.

Set…

Garis biru itu akhirnya mengelilingi tulisan Perlengkapan, menandakan pilihan Alvan telah berpindah ke perlengkapan.

“Wih… keren juga,” gumamnya sambil tersenyum, mata berbinar karena setiap geseran memberikan animasi yang halus dan responsif.

Terlihat bahwa pilihan di Perlengkapan belum lengkap, hanya menampilkan sedikit barang,

[Perlengkapan]

[Pupuk ×1] - 1 Diamond [?]

[Pupuk ×3] - 2 Diamond [?]

[Air 100ml] - 1 Diamond [?]

[Air 500ml] - 3 Diamond [?]

[Belum Tersedia]

[Belum Tersedia]

Alvan mengernyit, heran dengan tanda tanya di setiap item. Ia pun menekan salah satu tanda tanya, dan tampilan penjelasan muncul di layar:

[Pupuk ×1]

[Pupuk ini ialah pupuk biasa yang menyediakan 100% unsur hara bagi tanaman, agar bisa tumbuh subur dan mengembalikan

kesuburan tanah akan menjadi normal selama 1x penanaman.]

[Disarankan menambahkan 100ml setiap kali pupuk ini dipakai ke ladang yang sama.]

[Kelebihan]

Meningkatkan 1% Rewards dari tanaman atau tumbuhan yang ditanam di ladang.]

[Kelemahan]

[Tidak bisa digunakan saat ladang sedang menanam.]

[Keefektifan berkurang menjadi 30% saat hujan.]

[Keefektifan berkurang 40% jika tidak diberikan tambahan air 100ml.]

Alvan menatap layar, mencoba memahami semua informasi itu.

Setelah beberapa saat mempelajari semua informasi itu, Alvan mengangguk-angguk, berusaha memastikan semuanya ia pahami.

“Paham, paham,” ucapnya sambil tersenyum kecil.

Meski begitu, ia tak bisa menahan sedikit keluh kesahnya.

“Ya ampun… bisa - bisanya… menambah biaya lagi, nih. 2 Diamond setiap menanam haha,” gumamnya, suaranya setengah menggerutu seperti sedang ngomel sendiri.

Alvan pun kembali menatap keterangan di layar, menyadari bahwa tidak ada tulisan “per petak”, artinya 1 pupuk dan 100ml air cukup untuk seluruh ladang sekaligus.

Ia pun tersenyum tipis kembali.

“Tapi ya sudahlah… 2 Diamond untuk 6 petak tanaman masih oke lah.

Lumayan, masih sepadan sama panen nanti,” pikirnya sambil menggeleng-geleng ringan,

mencoba terdengar santai, padahal dalam hati ia sudah tidak sabar menanam dan panen lagi.

Sebelum Alvan sempat menanam kembali, terdengar suara dari dalam rumah memanggilnya:

“Van, segera siap-siap! Sekeluarga kita berangkat ke kota. Sekalian ibu dan adik mau jalan-jalan.

Alvan menoleh sejenak menuju ke arah sumber suara, lalu matanya tertuju pada bapaknya yang sedang bersiap-siap di depan cermin, menyisir rambut dengan tenang.

Bapaknya pun melanjutkan kata katanya,

"Bapak udah pesen dengan yang biasa narik ojek, kata nya bisa untuk dua orang, dia dan teman nya nanti kesini.

"Ibu bareng ayah, dan adik sama kamu naik ojek duluan. Bapak dan ibu akan melihat kalian dari arah belakang.” Ucap Pak Vandi.

“Iya, Pak,” jawab Alvan singkat, lalu segera membuka ponselnya untuk membeli pupuk, air, dan bibit jagung, ia akan menyiapkan ladang sedang di tanam sebelum keberangkatan ke kota.

1
Syahrian
👍😍
black
lanjutkan thor, jangan berhenti di tengah jalan, ceritanya menarik,
ALAN: iya bener tuh Thor 👍
total 2 replies
ALAN
lanjut Thor 💪😍
ALAN
hadir Thor 😍👍
Aryanti endah
ET buset, Mak bapak adek JD transparan 🤣🤣🤣🤣
ALAN: iya, alvan tak ada malu - malu nya dengan mertua 🤣
total 1 replies
Syahrian
👍💪😍
ALAN
Bagus, lumayan
ALAN
lanjut Thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut, semangat sehat ya 💪💪
Lala Kusumah
sepertinya bakal seru nih, lanjutkan 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!