NovelToon NovelToon
Kumpulan Cerita HOROR

Kumpulan Cerita HOROR

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Dunia Lain / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ayam Kampoeng

Sebuah novel dengan beragam jenis kisah horor, baik pengalaman pribadi maupun hasil imajinasi. Novel ini terdiri dari beberapa cerita bergenre horor yang akan menemani malam-malam mencekam pembaca

•HOROR MISTIS/GAIB
•HOROR THRILLER
•HOROR ROMANSA
•HOROR KOMEDI

Horor Komedi
Horor Psikopat
Horor Mencekam
Horor Tragis

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayam Kampoeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20 TEROR LEAK Part 20

Keesokan harinya, sinar matahari pagi menyinari Desa Banjaran dengan cara yang berbeda. Udara terasa lebih ringan, burung-burung berkicau lagi, dan kabut tebal yang selama ini menyelimuti desa telah menghilang, seolah-olah ikut terbebaskan dari kutukan yang telah lama membelenggu.

Cahaya pagi menembus celah-celah dedaunan, memantul di permukaan sawah yang basah, menghadirkan warna-warna yang selama ini tertutup oleh ketakutan. Warga desa mulai berani keluar dari rumah mereka, dengan langkah ragu pada awalnya, lalu dengan semakin percaya diri ketika mereka menyadari bahwa teror itu benar-benar telah berlalu.

Anak-anak kembali berlarian dan bermain di jalanan, para ibu mulai menyapu halaman, dan suara kehidupan kembali mengalir di desa yang sempat membeku oleh dinginnya teror.

Upacara syukur sederhana diadakan di Pura Desa. Untuk pertama kalinya dalam berbulan-bulan, suara gamelan dan kidung pujian yang merdu mengudara, diisi oleh rasa syukur yang tulus dan harapan yang baru. Warga desa berkumpul, mengenakan pakaian adat, membawa banten (sarana persembahyangan), dupa, dan bunga. Bukan hanya karena kewajiban, tetapi karena kerinduan akan kedamaian.

Kepala Desa Tulus, yang kini tampak sepuluh tahun lebih muda, berdiri di depan pura dengan mata yang berkaca-kaca. Di hadapan seluruh warga desa, dia secara terbuka meminta maaf kepada Marni dan Bagus. Dia mengakui bahwa ketakutannya sendiri yang membuatnya buta, dan hampir menjerumuskan desa ke dalam kehancuran yang tak terbayangkan.

Marni, yang hadir dengan mengenakan selendang merah ibunya, menerima permintaan maaf itu dengan tulus. Dia berdiri tegak, tidak lagi dilihat sebagai anak keturunan leak, tetapi sebagai pahlawan yang telah menyelamatkan mereka semua.

Sayangnya sorak-sorai warga desa terasa hambar di telinga Marni. Dia seperti orang asing di rumahnya sendiri. Di balik senyumnya, ada luka yang belum sembuh, ada kehilangan yang tidak bisa digantikan.

Di hari-hari berikutnya, kehidupan perlahan kembali normal. Pak Wayan kekuatannya pulih dengan cepat, didorong oleh kebahagiaan karena telah kembali berkumpul dengan putrinya. Dia mulai berjalan-jalan di halaman, menanam kembali bunga-bunga yang dulu layu, dan bercakap-cakap dengan tetangga yang dulu menghindarinya.

Mang Dirga mengambil peran sebagai penasehat spiritual desa yang dihormati, kali ini tanpa beban dan dosa dari masa lalu. Dia memimpin doa-doa dengan ketulusan yang baru, mengajarkan bahwa pengampunan bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk diri sendiri.

Suatu sore, Bagus dan Marni berjalan-jalan di sawah, menikmati kedamaian yang telah mereka perjuangkan. Langit sore itu berwarna jingga, angin bertiup sepoi-sepoi, dan suara gemericik air dari saluran irigasi mengiringi langkah mereka.

"Aku harus segera kembali ke Jakarta," kata Bagus akhirnya, memecahkan keheningan yang damai. "Aku harus menyelesaikan skripsiku. Sudah terlalu lama tertunda."

Marni mengangguk. Meski demikian, hatinya terasa sesak. Dia sudah tahu ini saat ini akan datang, tapi tetap saja sulit untuk menerimanya.

"Apa yang akan kau tulis?" tanya Marni penasaran.

"Sebuah kebenaran," jawab Bagus, memandangnya dengan mata yang penuh keyakinan. "Tentang keseimbangan. Tentang bagaimana ketakutan dan kebencian bisa memperkuat kegelapan, tapi bagaimana cinta dan pengorbanan bisa menciptakan kedamaian. Tapi yang paling penting, tentang seorang gadis pemberani yang mengajarkanku bahwa ada lebih banyak hal di dunia ini yang tidak bisa dijelaskan hanya oleh ilmu pengetahuan."

Marni tersenyum, matanya berkaca-kaca. "Kedengarannya seperti sebuah kisah yang bagus. Tapi juga berat."

"Tapi ini semua bukan akhir, Marni," ucap Bagus, langkahnya berhenti dan memegang kedua tangan Marni. "Aku... aku mencintaimu. Apa pun yang terjadi. Dan aku ingin kau bersamaku. melihat dunia seperti yang selalu kau impikan. Kita bisa mulai dari awal, di tempat baru."

Tawaran itu menggoda. Sangat menggoda. Tapi Marni memandang desanya, sawahnya, ayahnya yang sedang menyapu halaman dari kejauhan, dan pura tempat ibunya akhirnya menemukan kedamaian.

Dia juga memandang dirinya sendiri, merasakan kekosongan yang ditinggalkan oleh kekuatan yang telah pergi, tetapi juga merasakan akar yang dalam yang menahannya di tempat ini, di desa Banjaran.

Ada sesuatu yang tak bisa dia tinggalkan, sesuatu yang lebih dari sekedar tanah dan rumah.

"Bagus," bisiknya, "aku juga mencintaimu. Lebih dari apa pun. Tapi... aku tidak bisa pergi."

Marni melihat kekecewaan di mata Bagus, dan buru-buru menjelaskan. "Bukan karena aku tidak mau. Tapi karena tugasku belum selesai. Keseimbangan telah dipulihkan, tetapi harus tetap dijaga. Aku mungkin tidak lagi menjadi Penyeimbang yang punya kekuatan hebat, tapi aku masih keturunan dari mereka yang memahami dunia gaib ini. Aku harus tetap tinggal di sini, menjadi penjaga, memastikan bahwa pelajaran dari semua ini tidak terlupakan. Aku harus membantu mereka yang masih trauma, dan menghormati pengorbanan ibuku dengan menjaga desa ini."

Bagus paham. Cinta Marni pada desanya dan rasa tanggung jawabnya adalah bagian yang tak terpisahkan darinya. Itu adalah hal yang membuat Bagus jatuh cinta padanya. Dia tahu bahwa cinta sejati bukan tentang memiliki, tetapi tentang mendukung pilihan yang paling jujur.

"Kalau begitu aku yang akan kembali lagi nanti," kata Bagus penuh tekad. "Aku akan menyelesaikan studiku, dan kemudian aku akan kembali ke sini. Untuk selamanya. Kita akan membangun masa depan kita di sini, bersama."

Janji itu penuh dengan harapan dan ketidak-pastian. Dunia mereka sangat berbeda. Bisakah cinta mereka bertahan di antara dua dunia yang terpisah itu? Entahlah...

Malam sebelum kepergian Bagus, mereka duduk di bawah pohon beringin di mana semuanya berawal. Bulan sabit menggantung di langit, simbol dari babak yang telah berakhir dan babak baru yang akan dimulai. Angin malam membawa aroma bunga kenanga, dan suara jangkrik mengisi keheningan.

"Kau akan menulis buku tentang kita?" tanya Marni, bersandar pada bahu Bagus.

"Ya," jawab Bagus. "Tapi hanya kau dan aku yang akan tahu mana bagian yang benar-benar nyata. Sisanya, biarkan menjadi legenda."

Mereka berdua tertawa, sebuah suara ringan yang menandai penyembuhan mulai terjadi. Tawa itu bukan pelarian, tetapi penerimaan. Mereka telah melalui semuanya, dan kini mulai membangun surga kecil mereka.

Keesokan paginya, Bagus meninggalkan desa Banjaran. Tidak dengan perasaan sedih seperti yang dia bayangkan, tapi dengan sebuah tujuan. Dia punya misi, yaitu menyelesaikan masa lalunya di kota, dan membangun masa depannya di desa Banjaran bersama wanita yang dicintainya. Dia membawa kenangan, harapan, dan janji.

Dia menoleh untuk yang terakhir kalinya, melihat Marni berdiri di depan rumahnya, melambaikan tangan. Sinar matahari pagi menyinari selendang merahnya, membuatnya bersinar seperti nyala api kecil yang berjanji untuk tidak akan pernah padam. Di balik senyumnya, ada kekuatan yang tak terlihat, kekuatan yang telah menyelamatkan desa Banjaran.

*

1
Mini_jelly
Rasain lu ndra!!!
Ayam Kampoeng: Ndra...
ato Ndro? 🤣🤣
total 1 replies
Mini_jelly
seruuu, 🥰🤗
Mini_jelly: sama2 kak 🥰
total 2 replies
Mini_jelly
Bully itu emg bukan cuma fisik. Ejekan kecil yang diulang-ulang, pandangan sinis, atau diasingkan perlahan-lahan juga membunuh rasa percaya diri. Sadar, yuk."
Sebelum ikut-ikutan nge-bully, coba deh tanya ke diri sendiri. Apa yang akan aku rasakan jika ini terjadi padaku atau adik/keluargaku?
☺️🥰
Ayam Kampoeng: 😊😊😊........
total 3 replies
Mini_jelly
😥😭😭
Ayam Kampoeng: nangis .. 🥲
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: hadeh ..
total 1 replies
Mini_jelly
me too 🥰❤️
Ayam Kampoeng: ekhem 🙄🤭
total 1 replies
Mini_jelly
udh lama gk mampir, ngopi dlu 🥰
Ayam Kampoeng: kopi isi vanila. kesukaan kamu 🤤🤸🤸
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: malah ketawa... 😚😚😚💋
total 1 replies
Mini_jelly
semangat nulisnya pasti seru nih 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!