Komedi, Fantasy, Slice of life, Survival
Julian hanyalah seorang Adventure lemah yang bekerja sebagai seorang pemandu dungeon. tapi suatu hari, Julian malah memandu party yang berisi orang-orang bego yang hanya bisa mesra-mesraan.
Julian berakhir di tinggalkan oleh party sampah itu dan harus menghadapi monster Rank B seorang dari. Julian menggunakan semua cara untuk kabur dan malah berakhir masuk portal aneh yang membuatnya terjebak di dungeon.
Di sana Julian mendapatkan trait tersembunyi yaitu Petani dungeon dan mendapatkan makhluk yang memiliki potensi sampai Rank SSS.
Bisakah Julian keluar dari dungeon dengan selamat? baca kelanjutan hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Banteng merah minum kopi
Kembali ke beberapa waktu yang lalu.
"STOOPPP! GUA GAK MAU MATI! GUA MASIH PENGEN NGOPI!" Teriak Julian.
DUARG
Minotaur menghantam kan palunya. Julian memejamkan mata karena ketakutan. Kemudian ia membuka matanya perlahan"G-gua masih selamet!" Julian berbalik ke arah depan. Ia melihat Minotaur sedang berdiri menatapnya dengan aura mencekam.
Ding!
[Efek pedang keberuntungan aktif]
>Efek khusus: Akan mengaktifkan keberuntungan/Luck sebesar 100% sekali pakai ketika keadaan darurat.
Pandangan Julian yang awalnya menuju Minotaur beralih ke layar sistem "𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘨𝘶𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘦𝘵! 𝘏𝘶𝘩𝘩... 𝘜𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢 𝘨𝘶𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘱𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨, 𝘬𝘢𝘭𝘰 𝘬𝘢𝘨𝘢 𝘨𝘶𝘢 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘺𝘢𝘮 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘦𝘵 𝘫𝘪𝘳!".
Julian merasa sangat bersyukur karena ia masih bisa selamat dari serangan palu Minotaur. Setelah mengaktifkan efek pedang nya. Pedang keberuntungan langsung hancur tidak bersisa seperti kaca yang pecah.
Julian merasa sedikit lega. Tapi rasa lega itu langsung hilang ketika ia sadar bahwa Minotaur masih ada di depannya"𝘑𝘪𝘳 𝘭𝘢𝘩. 𝘉𝘪𝘴𝘢-𝘣𝘪𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘨𝘶𝘢 𝘯𝘨𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘶𝘳𝘢𝘵 ke 𝘨𝘪𝘯𝘪! 𝘎𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘨𝘶𝘢 𝘬𝘢𝘣𝘶𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘰𝘯𝘴𝘵𝘦𝘳 𝘤𝘰𝘣𝘢?".
Dengan hati-hati. Julian perlahan bangkit dari tanah untuk berdiri. Matanya pura-pura tidak melihat ke arah Minotaur. Julian berbalik ke arah jalan keluar dungeon sambil bersiul-siul.
"SEKARANG! KABUUUURRR."
Julian berlari dengan sekuat tenaga sambil memejamkan mata"Hahaha, gua pasti udah jauh nih dari tuh monster banteng."
Julian membuka matanya perlahan. Ia menjadi sangat terkejut karena ia malah melayang"Lah-lah! Kok gua melayang gini!"Julian berbalik ke belakang. Ternyata itu ulah Minotaur yang mengangkat tas nya ke atas.
"Mak, Mike, Sepertinya gua logout dari dunia duluan dari pada kalian dah!" Ucap Julian sambil memejamkan matanya. Ia merasa pasrah dengan apa yang akan terjadi ke depannya.
Minotaur di belakang mulai mengendus-ngendus tubuh Julian. Julian yang di perlakuan seperti itu menjadi merinding. Ia berpikir ia pasti akan di jadikan makanan oleh monster tersebut.
"Sepertinya gua bakal di jadiin santapan ni monster dah! Sial-sial!" Ucap Julian tanpa rasa ingin melawan.
"Bau apa ini manusia? Bau ini berasal dari tubuhmu! Dan tadi ku denger kau bilang sesuatu seperti 'kopi'. Apa itu?" Ucap Minotaur dengan suara berat.
"Lah, lu bisa ngomong bahasa manusia! Kok bisa sih?" Ujar Julian bingung. Ia terkejut karena baru kali ini ia mendengar monster bicara bahasa manusia.
"Tentu saja aku mengerti bahasa manusia! Aku menggunakan mana untuk menerjemahkan bahasamu dan menerjemahkan bahasa rasku agar kau paham dengan perkataanku manusia." Ucap Minotaur sambil terus mengendus-ngendus badan Julian.
"Banteng merah! Ups, maksudnya bang, lu penasaran sama kopi kan? Turunin gua dulu, nanti gua kasih tau." Ucap Julian dengan keringat mengalir di dahinya.
Julian sebenarnya takut jika monster tersebut tiba-tiba mengamuk karena ucapannya yang seperti memerintahkannya.
"Baiklah manusia, awas saja kalau kau mencoba untuk kabur! Ku buat kau menyesal! " Ucap Minotaur sambil menurunkan Julian secara perlahan.
Julian sudah turun dan kakinya sudah menginjak tanah. Julian tidak mungkin kabur karena tadi saja ia dengan mudahnya di tangkap.
"Gak mungkin gua bisa kabur dengan mudah nih! Gua harus cari cari pokoknya." Ucap Julian pelan.
Minotaur tersebut kemudian duduk di dekat Julian. Setelah Minotaur itu duduk. Julian bisa melihat wajahnya yang terlihat sangar dan tubuhnya di penuhi oleh otot-otot yang sangat kuat.
Minotaur mengangkat palunya yang berada di tanah. Setelah di angkat, tanah itu retak dan hancur dari hasil hantaman palu Minotaur tadi.
"Mana kopinya manusia? Aku tidak sabar ingin merasakan rasanya! Baunya saja sudah terasa enak sekali bagiku." Ucap Minotaur.
"B-bentar bang! G-gua siapin dulu." Seru Julian sambil berusaha tetap tenang. Ia melepaskan tas di punggungnya. Ia membuka tasnya lalu mengambil kopi tubruk janda yang tadi malam ia sudah siapkan.
Untung saja Julian juga tidak lupa untuk membawa termos berukuran tidak terlalu besar tapi tidak terlalu kecil juga.
Minotaur hanya diam menyaksikan Julian yang sedang menyeduh kopi. Julian pelan-pelan memasukkan kopinya ke dalam gelas plastik. Tangannya sedikit gemetar karena aura mengintimidasi yang di keluarkan oleh Minotaur.
"Ngeri banget dah ini banteng! Moga aja dah gua di lepasin kalo ngasih dia kopi." Ucap Julian pelan.
Ketika Julian menyiram kopinya dengan air panas. Aroma dari kopi itu sampai ke hidung Minotaur"Baunya sungguh luar biasa manusia! Aku tidak sabar untuk mencicipi rasanya."
Julian akhirnya selesai membuatkan satu kopi untuk monster tersebut. Sebelum memberikannya kepada Minotaur. Julian juga membuat satu gelas lagi untuk dirinya.
"kalo gua mati hari ini, setidaknya gua udah ngopi dah." Ucap Julian pelan.
"Nih k-kopinya bang." Ucap Julian sambil menyodorkan kopi kepada Minotaur. Minotaur langsung mengambilnya. Kopi itu terlihat sangat kecil ketika di tangan Minotaur.
Minotaur meletakkan gelas kopi itu di jari telunjuknya. Kemudian ia melemparkan kopi sekaligus gelas plastiknya ke dalam mulutnya.
Sambil melihat Minotaur meminum atau lebih tepatnya memakan kopi sekaligus gelasnya. Julian juga menyeruput kopinya "Syrrruuut... Sedaaap! Gimana rasanya bang? Enak kaga?"
Minotaur mulai menggerak-gerakkan lidahnya sambil matanya melirik ke atas"Hmmm, rasanya sedikit manis, dan sedikit pahit. Jadi, ini yang di namakan kopi. Ternyata rasanya enak juga manusia. Aku ingin lagi, cepat buatkan!"
"S-siap bang!" Julian kembali berdiri dan menyeduh satu kopi lagi. Tapi kali ini dia tidak berhenti menyeduh hanya sekali. Ia terus menyeduhnya agar ia tidak perlu lagi membuatnya ketika monster tersebut meminta.
"Ini bang!" Ucap Julian sambil memberikan satu gelas kopi. Minotaur langsung mengambilnya dan melemparkannya ke dalam mulut.
"Entah kenapa rasa kopi ini membuatku seperti lebih tenang? Apa kau tahu alasannya manusia?" Tanya Minotaur bingung.
"Jadi gini bang. Kami nih kalo ada masalah seberat apapun tuh pasti ngopi! Karena kopi tuh terbuat dari biji asli bang! Tapi, lupa gua biji apaan. Mungkin bang banteng lagi ada masalah, jadi kopinya terasa lebih nikmat. Gitu aja sih yang gua tau." Ucap Julian.
"𝘈𝘯𝘫𝘪𝘳 𝘭𝘢𝘩! 𝘎𝘶𝘢 𝘯𝘨𝘰𝘮𝘰𝘯𝘨 𝘢𝘱𝘢𝘢𝘯 𝘤𝘰𝘣𝘢? 𝘒𝘢𝘭𝘰 𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘢𝘩 𝘨𝘶𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢-𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘤𝘦𝘱𝘦𝘵 𝘮𝘰𝘥𝘢𝘳 𝘢𝘯𝘫𝘪𝘳! 𝘔𝘰𝘨𝘢 𝘢𝘫𝘢 𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢." Batin Julian panik.
Minotaur menatap tajam ke arah Julian. Julian yang di tatap seperti itu hanya bisa menunduk sambil berusaha menahan agar dirinya tidak kencing di celana.
"Oh, ternyata begitu ya! Hebat juga para manusia bisa membuat minuman seperti ini." Ujar Minotaur. Ia ternyata percaya dengan perkataan Julian yang ngasal tadi.
Kepala Julian mendongkak ke atas menghadap ke arah Minotaur. Ia kaget karena ternyata Minotaur percaya dengan perkataannya"Hehe, ya gitu lah bang, manusia tuh kalo berinovasi pasti kreatif."
Ding!
>Mental host meningkat
Julian menjadi lebih tenang dan enjoy saat menghadapi monster tersebut. Julian kemudian duduk di sebelah Minotaur yang sedang mengambil semua kopi yang sudah di buat tadi oleh Julian.
Julian kemudian dengan santai bertanya kenapa monster sekelas Minotaur bisa ada di sana"Bang! Kenapa lu bisa ada di sini dah? Bukannya tempat lu bukan di sini."
Minotaur menelan semua kopi dengan mudah. Ia kemudian memberitahu alasan kenapa ia bisa ada di sana"Aku juga tidak tahu manusia! Saat aku di usir oleh istriku dari rumah, aku berjalan-jalan sebentar di hutan dan tiba-tiba sebuah lubang hitam menyedotku dan sadar-sadar aku berada di sini."
Julian yang mendengar ucapan Minotaur teringat dengan game dungeon Adventure "𝘓𝘰𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘵𝘢𝘮? 𝘗𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘶𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘨𝘢𝘮𝘦 𝘥𝘶𝘯𝘨𝘦𝘰𝘯 𝘈𝘥𝘷𝘦𝘯𝘵𝘶𝘳𝘦 𝘴𝘪𝘩." Batin julian.
Seperti yang sudah di jelaskan di prolog cerita. Dungeon bermunculan karena gamenya menjadi kenyataan di dunia. Seperti sistem, item, mana, sihir dan lain-lain. Bug gamenya juga menjadi kenyataan.
Bug game yang sudah menjadi kenyataan tidak bisa di perbaiki. Manusia terkadang menyebut bug tersebut sebagai fitur game karena bisa membuat dungeon Slayer beruntung atau malah celaka.
Ada beberapa bug yang sudah di ketahui oleh manusia seperti lubang hitam tadi, keberadaan dungeon yang tiba-tiba berubah tempat, dan monster Rank kecil yang tiba-tiba memiliki kekuatan Setara monster Rank C atau lebih.