'Menikah dengan kakak ipar bukanlah keinginan ku, tapi kenapa?? kenapa pandangan semua orang menjadi kian buruk hanya karena diriku menerima permintaan dari para orang tua demi bisa menyelamatkan mental keponakan ku?? aku-, diriku memang memiliki perasaan terhadap pria itu, tapi aku sama sekali tak memiliki niatan untuk merebut hati pria itu dari siapapun!! diriku bahkan telah lama mengubur perasaan ku dalam-dalam, karena-, ia adalah suami dari seorang wanita yang telah menyelamatkan kehidupan ku ...,'
'Saat langkah serta takdir kehidupan semakin terasa mencekik, kemana lagi aku harus pulang?? bayi yang ku besarkan-, apa aku mampu menyatakan semua kebenaran ini?? tapi jika diriku terus bungkam, bagaimana dengan nasib kak Wimie? wanita lemah lembut yang memungut serta menjadikan ku sebagai seorang adik perempuan yang ia banggakan!! tapi Tuan Louis?? aku-, getaran hatiku masih saja sama saat ia tiba-tiba menggenggam tanganku untuk pertama kalinya!! apa aku egois??' ~Hannah~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Dirimu????
Sepasang suami istri yang memang telah lama saling merindu itu kini tampak sibuk dengan beberapa box berwarna putih yang berjejer di atas ranjang.
Beberapa kotak hadiah dari Tuan Gregory dan Nyonya Karlee tampak membuat Wimie dan Louis Ferdinand hanyut dalam kebahagiaan tanpa ingin menutup pintu ruangan dengan sempurna.
"Honey, bagaimana menurut mu hadiah dari ayah dan ibu??"
"Itu sungguh terlihat cantik!! apalagi kau yang mengenakan nya!!" Louis terkekeh, ia memperhatikan tingkah manja sang istri yang kini nampak menariknya untuk turut berdiri di depan cermin.
"Aku sungguh tak percaya!! ayah dan ibu membelikan perhiasan dengan harga yang fantastis seperti ini, aaaahhh!! aku sungguh ingin menangis karena bahagia, honey!!"
"Mereka sangat tahu apa yang membuat dirimu bahagia, Wimie!"
"Mmmmm-, sama seperti dirimu, Louis!! mmmmuuuucchh!!! I miss you!!" Wilhelmina tampak mendongak, ia terus mencoba untuk menyambar dan meraih kecupan dari bibir Louis yang memang sedikit lebih tinggi daripada dirinya.
"Mmmmuuuucchh!! sayang-, stop!! kita harus segera turun!! lihatlah sudah waktunya makan malam!"
"Makan malam?? apa kau tak ingin memakan ku lebih dulu??"
"Wimie-,"
"Why?? tidak bisakah kita bermain sebentar?? kau pasti merasa sangat kepayahan dalam menangani junior mu ini, benar kan Louis??" Wimie menyeringai ia akhirnya berlutut sembari terus memberikan rangsangan terhadap mr.D milik sang suami, celana panjang yang dikenakan oleh Louis Ferdinand bahkan nampak terpasang dengan tidak semestinya tatkala telapak tangan Wilhelmina menyusup masuk dengan leluasa.
"Wimie-, aaaaaghh!! no!! you can't do this right now, honey!!"
"Kau terlambat Louis!! aku mendapatkan nya!! mmmmpppphhh-, this is mine!! and I miss my cock!!"
Tindakan Wimie yang kian berani tampak membuat Louis memejamkan mata, untuk sesaat pria itu melayang atas apa yang ia rasakan pada area buah zakar miliknya.
Hingga akhirnya-,
"Tuan Lou-is??"
Hannah??? dia-,
Suara Hannah memang tak begitu terdengar!! namun Louis Ferdinand yang melihat dengan jelas sosok sang istri kedua yang sempat mengampiri pintu kamar seketika membuat Louis panik bercampur khawatir.
"Wimie-, stop!! please!!!" telapak tangan Louis Ferdinand reflek mendorong kepala Wimie hingga jarak kembali terbentang diantara mereka.
"What?? Louis!?? Honey!! tunggu!! apa yang-,"
"Maaf!! aku-, ada sesuatu yang harus ku tangani!! sebentar!!"
Louis??? ada apa dengan mu??
Wimie membeku, dalam hati-, wanita itu merasa sangat kecewa atas perlakuan sang suami yang ia anggap tak menghargai usahanya.
*****
Mereka, kenapa aku harus melihat hal semacam ini?? bukankah itu wajar terjadi bagi sepasang suami-istri yang telah lama tidak memadu kasih?? apa yang kau pikirkan Hannah?? apa dirimu cemburu?? memangnya siapa dirimu?? apa kau benar-benar telah menjadi seorang gadis yang tak tahu diri??
"Hannah!!!"
"M-maaf!! maafkan aku Edmund!! mmm-, apa ada sesuatu yang ku lupakan??"
Melangkah dengan tubuh gemetar saat menuruni anak tangga!! Hannah hampir saja terjatuh karena ia tak mampu menjaga keseimbangan, beruntung Edmund tengah beranjak dan dengan sigap menopang tubuh sang gadis.
"Apa maksud mu, Hannah??"
"Aaah!! itu peralatan makan!! apa ada yang kurang??" Hannah berucap gugup! ia kembali melangkah mondar-mandir demi menyembunyikan perasaan kacau dalam diri.
"Tidak Nak!! duduklah Hannah!! kita bisa makan bersama sekarang!!"
"Hannah masih terlalu sibuk untuk bisa duduk bersama kita, Nyonya Karlee!! ia bahkan belum menyiapkan air hangat untuk diriku membersihkan diri! benar kan nak??!"
Pernyataan yang keluar dari mulut Tuan Walter seketika membuat Hannah mengangguk dengan senyum canggung.
"Ayah!! bukankah ayah akan makan terlebih dulu?? air hangat itu-,"
"Diam lah Edmund!! kau ini sungguh tidak sopan ya??! menyela pembicaraan orang tua!!"
Edmund pun berpaling dalam keheningan, ia mencoba untuk menyembunyikan wajah masam dengan jemari mengepal karena rasa kesal atas ulah Tuan Walter.
"Sayang, tolong jangan bersikap terlalu keras! semua nya harus makan malam terlebih dahulu! dan kau Hannah!! apa dirimu sudah memanggil Louis dan juga kakak mu, Wimie??"
"I-itu?? iya ibu-, mereka pasti akan segera turun!"
"Coba kau hampiri mereka sekali lagi, Nak!! kami sudah sangat lapar sekarang!!"
Nyonya Karlee yang turut bersuara akhirnya membuat Hannah mau tak mau kembali memutar langkah menuju anak tangga, pergerakan Hannah seketika terhenti saat mendapati sosok pria yang melangkah terburu dengan tatapan rasa bersalah tengah menuju ke arahnya.
Tuan Louis??
"Hannah-, bisa kita bicara??"
"Maaf, semua orang telah menunggu kehadiran kakak dan juga Anda di meja makan, Tuan!"
"Hannah-, aku-, aku sungguh tidak bermaksud untuk-,"
"Makan malam sudah siap, Tuan!"
"Hannah-,"
"Honey!! apa ada sesuatu yang genting??"
Wilhelmina yang tiba-tiba muncul dari belakang posisi ia berdiri seketika membuat Louis Ferdinand membeku,
Hannah .... ku mohon jangan salah paham!! tolong dengarkan penjelasan ku Hannah ...
*****
'Kau!!! gadis tak tahu diri!! apa sebenarnya gunanya kau terlahir ke dunia ini haaa??? siapa dirimu?? kenapa kau terus saja menyusahkan diriku!??? seharusnya ibuku tidak memungut mu dari panti asuhan!!! kau hanya beban dalam keluarga ini!! bagaimana bisa kau tidak becus dalam melakukan pekerjaan apapun haaa??? pergilah!! dapatkan uang yang lebih banyak jika memang kau masih ingin tinggal di rumah ini!!!'
💜Tolong jangan memukul ku, paman!! aku mohon!! ampuni aku..., aku akan berusaha untuk bekerja lebih keras, aku mohon!
'Bekerja lebih keras!??? apa kau yakin??!! gadis seperti mu!!??? bahkan untuk dijual pun kau mungkin tidak akan laku!!'
Braaaaagghh!!!
Sakiiit!!! ini sungguh sakit, Tuhan ...
Rasa nyeri luar biasa yang kembali menjalar di sekujur tubuh seketika membuat Hannah tersentak, netra indah itu terbuka seiring dengan keringat dingin serta nafas memburu.
"Nona, apa Anda mengalami mimpi buruk??"
"Bibi-, Buzaya??!!" Hannah kembali kebingungan tatkala mendapati dirinya terbangun dan berada di ruang kamar sang asisten rumah tangga.
"Tak apa Nona, biar saya yang membereskan vas bunga yang telah hancur berkeping-keping ini, sepertinya angin berhembus dengan cukup kencang!! itulah sebabnya,"
"Bi ...,"
"Jangan memikirkan apapun, Nona! saya tahu Anda sedang ingin sendiri, dan mungkin ruangan kamar di rumah ini sudah terlalu penuh karena kedatangan para keluarga besar dari *Nyony*a dan juga Tuan Louis, jadi-, Anda tertidur di ruangan kecil yang tersisa ini,"
Hannah mengangguk dengan seutas senyum, gadis itu hanya memperhatikan gerak-gerik bibi Buzaya dengan kericuhan yang kembali melanda isi kepala.
Aku memang tak memiliki tempat yang pas di kediaman Tuan Louis, tapi diriku juga tidak bisa kabur begitu saja, setidaknya diriku harus segera menemui Tuan Louis dan mengakhiri kontrak yang telah tertulis diantara kami ...,