Laura Vince Claudia seorang Queen Mafia yang telah lama vacum karena ingin bertobat dan menjalani hidup normal seperti gadis lainnya. Laura kini menjalani hidup dengan bekerja sebagai seorang pelayan cafe.
Lucas Alistair Eezar seorang King Mafia dari Klan Shadowy Angel. Generasi penerus keempat setelah pemimpin sebelumnya meninggal dunia karena sakit.
Malam itu, Lucas tertembak oleh musuhnya dan sekarat di depan pintu cafe yang telah tutup. Laura yang pulang paling akhir menemukan keberadaan Lucas, lantas menolongnya serta memberi tumpangan tinggal sementara.
Lucius Alaric Eezar seorang CEO yang sedang melarikan diri karena menolak bertanggung jawab atas penjebakan seorang gadis yang terobsesi dengannya.
Lucius tidak sengaja menabrak Laura yang menyeberang jalan tanpa menoleh. Laura yang sejak menolong Lucas sudah jatuh cinta, akhirnya menyatakan perasaannya pada Lucius yang dianggap pria yang pernah ditolongnya dulu.
Bagaimana kelanjutan kisah cinta ini?
UPDATE SETIAP HARI.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir Cerita Bahagia
Waktu terus berjalan, tanpa mau kompromi untuk sekedar beristirahat sebentar. Usai baby moon yang dilakukan di tempat yang tidak seharusnya, kini usia kehamilan Laura beranjak 8 mau ke 9 bulan. Perut yang teramat besar karena ada 3 bayi di dalamnya.
Lisya, wanita itu benar-benar sudah tiada. Laura telah membuktikannya.
Anak buah Lucas membuang tubuh Lisya yang sekarat di perbatasan yang masih sepi penduduk karena berada di pinggir hutan belantara. Dan karena pendarahan serta infeksi tanpa adanya pertolongan membuatnya mati.
Sejak saat itu hidup Laura terasa damai, tidak ada lagi pengganggu yang membuatnya naik darah. Sehingga Laura sudah bisa tersenyum.
Lucius nampak pasrah, dia tidak ingin meratapi hidupnya yang berantakan. Tapi dia berjanji akan menjadi pria yang tegas seperti saudaranya. Apalagi soal wanita yang dicinta, Lucius ingin seperti Lucas yang berjuang untuk mendapatkan cintanya itu. Tapi bisa bersikap tegas jika tidak menyukai wanita yang terang-terangan mengejar tanpa tahu malu.
Kini, Lucas sudah membawa Laura dan Kakek Jauhar pulang ke rumahnya. Tidak ada lagi alasan untuk menolak, karena musuh sudah habis semua untuk saat ini. Lagipula terlalu sempit rumah kontrakan untuk bayi mereka yang jumlahnya tiga saat kelahiran yang tingga menghitung hari. Berbagai perlengkapan bayi, sudah terbeli semua tanpa tertinggal.
"Mas Luc, sepertinya aku mau melahirkan. Perut aku sudah tegang dari tadi." Ucap Laura saat ini sedang sibuk menyiapkan sarapan.
"Kalau begitu ayo kita berangkat, sebentar aku ambilkan dulu tasnya." Ucap Lucas yang menjadi suami siaga sejak istrinya itu hamil.
"Kakek, tidak apa kan jika aku tinggal sebentar." Ucap Laura.
"Iya, pergilah! Biar kakek menunggu di rumah." Jawab Kakek Jauhar.
"Sayang, ayo berangkat. Kamu masih bisa berjalan?" Tanya Lucas khawatir.
"Bisa, tenang saja aku bukan perempuan lemah." Ucap Laura tegas.
"Iya mas percaya, kamu itu kan Queen Of Red Eyes."
"Sudah tidak ada mafia-mafiaan, aku sekarang ingin hidup damai."
"Dan kalau bisa mas bubarkan saja Klan Mafia Shadowy Angel. Bukan tidak menghargai perjuangan Mama. Tapi hidup damai tanpa musuh adalah impianku sejak lama, Mas. Kita bisa hidup normal bersama anak-anak kita." Pinta Laura.
"Baik, demi kamu dan anak-anak, demi keluarga bahagia kita. Aku akan lakukan semua permintaanmu."
"Terima kasih Mas Lucas, aku mencintaimu." Ucap Laura yang sekarang tanpa ragu sudah sering berbicara manis. Tidak ada lagi wajah datar serta dingin yang biasanya selalu menjadi ciri khas Laura.
Tentang Kafe, akhirnya Laura menutupnya. Bukan karena apa, Laura hanya tidak ingin terlalu sibuk bekerja saat kehamilan yang kian membesar.
Saat tiba di Rumah Sakit, ternyata Laura baru pembukaan pertama. Masih lama waktu untuk lanjut ke pembukaan kedua, ketiga dan seterusnya hingga pembukaan genap sepuluh.
"Kamu sudah kesakitan, apa sebaiknya operasi sesar aja?" Tanya Lucas.
"Mas, aku ini perempuan kuat. Jadi kalau cuma sakit aku masih mampu bertahan." Jawab Laura.
"Tapi, Mas yang tidak tega sayang. Baru pembukaan satu, tapi kamu sudah kesakitan seperti itu." Ucap Lucas merasa sangat khawatir.
"Temani saja aku, hingga anak-anak kita lahir. Maka aku akan tetap kuat." Balas Laura.
"Baiklah, tapi setelah ini kamu tidak perlu hamil lagi. Cukup tiga anak saja." Ucap Lucas.
"Tidak mau, aku maunya banyak anak. Kalau bisa sepuluh pun aku sanggup melahirkannya untukmu, Mas. Bukti cintaku yang besar, maka aku akan buatkan keluarga besar. Rumah ini terlalu besar jika hanya dihuni oleh beberapa orang."
"Asal kamu sanggup, dan itu membuatmu bahagia. Mas aku berikan semua, termasuk nyawa jika perlu."
"Tidak, aku hanya ingin Mas sehat dan senantiasa menemani hidupku. Kita harus menua bersama, Mas. Seperti Mama Clara dan Papa Nathan, cinta abadi seperti itu yang aku harapkan." Pinta Laura.
"Pasti sayang, mas berjanji akan senantiasa menemani kamu dan anak-anak hingga mereka semua dewasa." Ucap Lucas mencium bibir Laura.
"Aahhh... Mas panggil dokter, ketubanku pecah." Ucap Laura berteriak histeris.
Dokter dan perawat datang, langsung memeriksa pembukaan di jalan lahir.
"Pembukaannya termasuk cepat ini Nyonya, sudah bukaan lima. Tunggu beberapa jam lagi, mungkin langsung pembukaan sempurna. Anda bisa pergunakan waktu untuk berjalan-jalan sekitar ruangan." Ucap Dokter itu memberi saran.
Sekitar tiga puluh menit berjalan mondar mandir, tiba-tiba kedua pangkal paha Laura terasa sakit. Seperti ada sesuatu di dalam sana yang mencoba menerobos keluar. Ditambah lagi perut Laura yang berukurang amat besar itu mengeras. Rasa panas menjalar dari pinggang.
"Aaahhh... Masshhh... Ini sakit sekali, aku tidak kuat." Lirih Laura.
"Mungkin sudah waktunya mereka keluar, ayo masuk ke ruangan. Aku akan panggilkan Dokternya." Ucap Lucas.
Dokter datang lalu memeriksa Laura sebentar dan tersenyum sambil berkata.
"Satu kepala sudah hampir nongol, sepertinya mereka sedang berebut untuk menjadi anak yang pertama lahir. Suster tolong siapkan semua keperluan, Nyonya Laura akan segera melahirkan."
Tak lama kemudian terdengar suara tangis bayi yang sangat nyaring. Bahkan Laura hanya melakukannya dengan satu kali saja tarikan nafas.
Oeekkk... Oeekkk... Oeekkk...
"Bayi pertama laki-laki, sehat dan sempurna."
Kemudian menyusul yang kedua dan ketiga tanpa ada drama panjang. Sungguh Laura melahirkan tiga bayi kembar dengan cara yang mudah.
"Mas, laki-laki semua kan? Artinya PR kita masih banyak. Aku ingin rumah kita ramai dengan tangisan bayi. Tiga saja tidak cukup, minimal 10 bayi yang harus lahir dari rahimku."
"Tentu sayang, mas pun semangat untuk membuatnya. Itu sangat menyenangkan."
"Dasar mesum, maniak. Awas kalau setelah ini Mas jajan sembarangan."
"Maksudnya?" Lucas sungguh tidak mengerti.
"Karena setelah melahirkan, Mas harus puasa 40 hari." Jawab Laura.
"Puasa? Mas sungguh tidak paham."
"Astaga, Mas Lucasss... Setelah melahirkan itu aku ada masa nifas. Ituku masih berdarah-darah masa iya Mas tega mau memakainya."
"Hah... Libur 40 hari, lama sekali sayang. Seminggu saja lama."
"Makanya, disitulah kesetiaan suami diuji. Mas tahan atau akan jajan. Seandainya tahan, maka usai nifas aku beri sehari sepuluh kali."
"Serius, sayang sehari sepuluh kali?"
"Tentu saja, mana pernah istrimu ini berbohong. Oh ya Mas, makasih ya sudah mencintai aku sedalam ini. Aku merasa sangat beruntung." Ucap Laura tersenyum hangat.
"Terima kasih juga karena telah bersedia menerima cinta dari pria yang mempunyai banyak kekurangan ini."
"Sama-sama. Mas Lucas harus janji akan terus setia padaku. Kita menua bersama dan bahagia dengan kehidupan yang penuh kedamaian."
----------SELESAI----------
Laura Vince Claudia (25 tahun)
Lucas Alistair Eezar (33 tahun)
Lisya Anastasia (33 tahun)
Aku jadi ngilu mbayanginnya