Peringatan! Harap bijak dalam membaca. Ini karya dipersembahkan untuk hiburan emak yang sudah berusia 21+ dan sudah menikah! Dibawa 21 harap jangan baca! Dosa tangung sendiri!
Sequel dari Dipaksa menikahi tuan muda duda
Ashanum Ananda Wijaya terpaksa menerima perjodohan dengan pria yang sama sekali tak ia kenal setelah pergaulan bebasnya diketahui sang papa yaitu Raka Wijaya. Asha harus mengorbankan cintanya menikahi pria sederhana yang bukan tipenya yang tak ada daya tarik sama sekali yang hanya berkerja sebagai guru ngaji di pondok pesantren dan sebagai ob di rumah sakit ternama dikota Malang.
Dibalik kesederhanaannya Asegaf Albramata adalah seorang pengusaha muda yang sukses disegala bidang, namun ia menyembunyikan semuanya karena berbagai alasan.
Asha sangat membenci Ega karena adanya dia, ia harus kehilangan cinta pertamanya.
Nb : Jangan lupa follow ig:Duwi Sukema author ya, agar tahu visual juga novel author lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon duwi sukema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Wanita elegan
"Sha mana Ega? Kok belum pulang juga?" tanya Raka.
Apa yang harus aku katakan pada mereka, tak mungkin mereka menunggu mas Ega sampai pulang, itu pun akan sia-sia dia tak akan pernah pulang. Bahkan aku saja yang tinggal bersamanya tak pernah melihat bagaimana keadaanya. Dia kurus atau gimana aku tak pernah tahu pikir Asha.
"Sha!" ucap Raka kembali.
Harus bagaimana aku batin Asha menundukkan wajahnya tak berani menatap kedua orang tuanya.
"Tadi aku baru kirim chat mas Ega pah, katanya mas Ega masih harus lembur lagi. Eman pah jika hari minggu tak di manfaatkan gajinya kan double," bohong Asha.
Ya Allah, ampuni hamba yang telah berbohong lagi. Hamba tak tahu harus menjawab apa, jika aku jujur bunda akan memikirkan rumitnya rumah tanggaku yang akan menjadi beban pikiran bunda, aku tak ingin bunda sakit batin Asha tak tahu harus bagaimana mencari jalan keluar masalahnya.
"Sudah pah, kita kesana saja dulu tak enak jika kita telat ke acara pengajian abah Jafar. Biarkan mereka nanti datang sendiri, jika hari ini mereka tak bisa biar besok mereka kesana. Acara di sana kan ngak satu hari saja pah," jelas Aira.
"Iya bun, kita berangkat saja sekarang. Tak enak jika telat, abah Jafar sudah terlalu banyak membantu kita," ajak Raka.
Setelah kepergian orang tuanya, Asha segera melihat lemari Ega, untuk sekedar mencari tahu informasi yang bisa ia dapatkan tentang suaminya.
Setelah hampir satu jam ia mengobrak-abrik isi lemari milik suaminya, ia tak mendapatkan apa-apa kecuali surat nikah dan ijasah sma yang di letakkan dibawah kemejanya.
"Sebenarnya kamu dimana mas? Kenapa kamu tak mau menemuiku, apa kau sudah terlalu membenciku," lirih Asha.
Asha segera merapikan kembali baju-baju milik Ega hingga tertata rapi kembali di lemari. Ia juga memanfaatkan waktu longgarnya untuk menyetrika kemeja Ega agar terlihat rapi dan harum.
Asha yang telah selesai menyetrika semua kemeja Ega menyisakan satu baju koko Ega yang biasa ia kenakan untuk mengajar di pesantren untuk di gantungnya di gantungan baju dekat lemari.
Asha segera menyemprotkan parfum miliknya ke baju kokonya dengan parfum andalannya. Parfum mempunyai kemasan botol yang terkesan mewah dengan tutup berwarna gold. Ia tergolong penggemar parfum dengan wangi floral. Selain itu, wangi khas oriental flower ini juga mempunyai campuran kandungan woody breeze sehingga terkesan elegan.
****
Asha melihat jam sudah hampir jam lima sore namun Ega juga tak kunjung pulang.
Tak mungkin juga dia pulang, jika ia ingin ke acara abah Jafar pasti ia akan kesana sendiri tanpa mengajakku.
Asha segera mengambil tasnya, dan memesan taxi untuk pergi ke taman yang tak jauh dari rumahnya.
Asha segera menghubungi Diana untuk mengajaknya nongkrong karena ia merasa hati dan pikirannya membutuhkan sandaran untuk sekedar curhat masalah pribadinya.
Setengah jam Asha sudah sampai di taman, sebelum Diana tiba Asha mencari mushola yang berada disana untuk melakukan salat magrib.
Asha yang baru saja keluar dari mushola mendapati Diana berjalan ke arahnya segera melambaikan tangannya.
"Hai, Din, aku disini," sapa Asha.
"Aku cariin kamu muter-muter ternyata kamu disini," ketus Diana. "Tumben kamu ngajak jalan, biasanya kamu di rumah saja," ucapnya lagi.
"Ini itu tak biasanya kali, sudah kita jalan-jalan yuk," ajak Asha.
"Kemana? Kita ngobrol di taman atau di cafe seberang sana atau di mall saja!" ajak Diana.
"Di cafe aja gimana sekalian makan malam."
"Boleh, tapi kamu yang traktir ya," ketus Diana.
"Kamu selalu saja begitu."
Asha dan Diana segera berjalan menyeberangi jalan menuju cafe yang sedang hits di kalangan anak muda.
Asha dan Diana segera mencari tempat duduk yang berada di tempat yang strategis memudahkan ia melihat pemandangan taman berserta jalanan yang mancet berlalu lalang.
"Sha, kamu tadi bilang mau curhat? Emang kamu ada masalah apa? Kamu bertengkar dengan Dion?" cecer Diana.
Asha merupakan wanita yang sedikit tertutup dengan masalah pribadinya. Ia tak pernah menceritakan masalah pernikahannya dengan siapa pun, walaupun kepada sahabatnya. Sahabatnya masih mengira jika Dion lah kekasih Asha selama ini.
"Tidak jadi, aku hanya ingin mengajakmu jalan aja," ucap Asha mengurungkan niatnya.
Sebaiknya aku tak menceritakan masalah aib rumah tanggaku pada siapa pun biar aku dan mas Ega yang tahu hal ini.
"Sha, kamu kok bengong?! Kamu lagi ada masalah ya," tanya Diana yang melihat Asha dengan tatapan kosong yang memainkan sendok di dalam kuah baksonya.
"Tidak," elaknya.
"Kalau tidak kenapa hanya mengaduk baksomu saja tanpa memakannya?"
Asha hanya diam tak menjawab pertanyaan Diana.
Lagu yang dibawakan boy band yang ada di cafe membuat suasana hati Asha semakin terasa sesak.
Hari demi hari telah kulewati
Tak pernah aku bersamamu lagi
Tak pernah aku menduga
Kau akan pergi tinggalkan aku
Jauh kau pergi tinggalkan diriku
Sepi hati ini membunuhku
Kucoba untuk cari penggantimu
Namun tak ada yang sepertimu
Rindu aku sangat rindu kamu
Terasa saja kau masih ada di dekatku
Tak mudah aku melupakan dirimu
Di saat aku terbangun dari tidurku
Rindu aku sangat rindu kamu
Terasa saja kau masih ada di dekatku
Tak mudah aku melupakan dirimu
Di saat aku sendiri
Jauh kau pergi tinggalkan diriku
Sepi hati ini membunuhku
Kucoba untuk cari penggantimu
Namun tak ada yang sepertimu
Rindu aku sangat rindu kamu
Terasa saja kau masih ada di dekatku
Tak mudah aku melupakan dirimu
Di saat aku terbangun dari tidurku
Rindu aku sangat rindu kamu
Terasa…
Tanpa terasa Asha menitikkan air matanya, ia segera mengusap dengan kasar agar ketahuan Diana.
Diana yang melihat raut wajah sahabatnya hanya bisa menatap dengan iba, karena ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia juga tak mau banyak tanya karena ia tahu Asha tak ingin orang lain mencampuri urusan pribadinya.
"Sha, kamu baik-baik saja kan?"
"Iya aku baik-baik saja, hanya saja tadi terlalu menghayati lagunya," bohong Asha.
"Aku paham, hubungan LDR memang tak muda. Pasti kamu sangat merindukan Dion kan?" ucapnya. "Sabar Sha, liburan semester ke Surabaya saja temui dia," ketusnya.
Kamu tak tahu Din, aku dan Dion telah putus. Aku sudah melupakannya, bahkan kini hatiku sepertinya telah tergantikan namanya.
"Sha, aku dapat chat dari ibuku, di suruh segera pulang. Aku tinggal kamu disini ngak apa kan," pamit Diana.
"Ya, tak apa kamu hati-hati ya."
Setelah kepergian Diana ia masih duduk merenung sambil menikmati alunan musik di dalam cafe tersebut.
Saat ia berdiri melihat sekilas seperti sosok Ega yang sedang sibuk makan bersama wanita elegan di depannya.
Itu kan mas Ega, itu juga kemejanya sama seperti yang sering dia pakai. Itu juga kacamatanya, tapi siapa wanita di depannya itu apa dia kekasihnya.
Asha yang merasa terbohongi hanya bisa mengepalkan tangannya melihat kemesraan seseorang yang sedikit jauh dari tempat duduknya.
Asha segera berjalan untuk memergoki Ega dan meminta penjelasan atas semua yang ia lihat saat ini.
Bersambung