Tidak ada sugarbaby yang berakhir dengan pernikahan.
Namun, Maira berhasil membuktikan bahwa cinta yang tulus kepada seorang pria matang bernama Barata Yuda akhirnya sampai pada pernikahan yang indah dan sempurna tidak sekedar permainan di atas ranjang.
"Jangan pernah jatuh cinta padaku, sebab bagiku kita hanya partner di atas tempat tidur," kata Bara suatu hari kepada Maira. Tai justru dialah yang lebih dulu tergila-gila pada gadis ranum itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu Permintaan
"Kau tidak bisa mengurungku seperti ini terus, Mas," ujar Maira saat mereka telah selesai sarapan pagi.
"Aku tidak mau kau kabur lagi."
"Aku tidak akan kabur lagi," balas Maira tak mau kalah.
Bara menghela nafas.
"Lalu, apa maumu?"
"Aku mau kuliah," sahut Maira lirih.
"Kau tidak perlu kuliah, aku bisa memberimu yang lain."
"Baik, aku mau apartement."
"Lalu aku akan membiarkanmu tinggal di sana sendiri? Pintar sekali kau!" dengus Bara kesal.
"Jadi biarkan aku kuliah! Dan aku akan tetap tinggal di rumah ini."
Bara tampak berpikir keras. Ia menatap Maira sesaat lalu melengos lagi.
"Kau akan mendapatkan jawabannya malam ini."
Bara lalu berdiri, mengecup kening dan bibir Maira sebelum akhirnya meraih jas lalu berjalan meninggalkan ruang makan menuju mobil, dimana Dimas telah menunggu.
Maira menarik nafas panjang, ia berharap Bara mau mewujudkan permintaannya itu.
"Bibi Sofia, apa yang terjadi saat aku tidak ada kemarin?" tanya Maira pada Sofia yang sedang berdiri di belakangnya.
"Silahkan Nona bertanya pada tuan Bara. Saya tidak punya kapasitas untuk menjawabnya," sahut Sofia datar seperti biasa.
Maira memandang Sofia kesal. Ia juga akhirnya berdiri hendak berlalu dari hadapan Sofia.
"Apa pun yang terjadi kemarin, yang saya tahu, tuan Bara sangat kehilangan anda, Nona Maira."
Kata-kata itu menghentikan langkah Maira sesaat. Lalu ia kembali meneruskan langkah kakinya menuju kolam renang.
Maira duduk di pinggir kolam. Bayangan dirinya memantul di air. Rasa ingin sekali Maira membenamkan diri dalam air kolam itu.
Di dalam ruangannya, Bara tampak duduk bersandar di kursi besarnya. Dimas masuk, mendekati Bara.
"Kau sudah mengurus semuanya?" tanya Bara kepada Dimas.
"Sudah, Tuan."
"Dia hanya tinggal masuk?" tanya Bara lagi.
"Iya, Tuan. Sesuai keinginan Nona Maira."
Bara mengangguk, tidak sabar ingin segera memberi kejutan ini pada Maira.
***
Maira mematut dirinya di cermin. Ia baru saja selesai mandi. Maira mengenakan dress santai panjang semata kaki yang ketat di bagian atas tapi sedikit lebar dibagian bawah.
Bara pulang, ia berjalan dengan gagah menuju kamar. Dilihatnya Maira telah cantik dengan dress berwarna jingga, kontras dengan kulit putihnya.
"Harum." Ia mencium rambut Maira lalu merengkuh gadis itu.
"Kenapa pulang cepat?" tanya Maira pelan. Biasanya, Bara tidak pernah pulang cepat dan tepat waktu.
"Kau tidak suka aku pulang cepat begini, Bee?" tanya Bara dengan wajah dibuat sedih.
Maira mendongak sesaat lalu menunduk lagi.
"Suka," sahut Maira singkat.
Bara kembali memeluk Maira erat.
"Besok bangun pagi, aku akan mengantarmu kuliah," ujar Bara sambil membelai rambut panjang Maira.
Maira mengerjap-ngerjapkan matanya. Kuliah? Ia tidak salah dengar bukan?
"Mas serius?" seru Maira
"Iya, Bee. Tapi, hari selanjutnya kau akan diantar pengawal."
"Tidak apa, yang penting kuliah!" seru Maira riang.
(Yang penting bisa keluar) sambung Maira dalam hatinya.
"Bersantailah dulu, Bee. Aku mandi dulu." Ia melepaskan pelukannya. Maira mengangguk lalu segera turun. Ia bersenandung merdu.
Maira ingat mbak Sis, entah apa kabar perempuan yang sudah ia anggap Kakaknya sendiri itu. Ia memang telah kehilangan kontak semenjak bersembunyi di Surabaya kemarin.
Maira iseng mengitari rumah mewah itu. Ia melihat ada satu ruangan, Ia penasaran sekali. Sofia tidak menunjukkan ruangan ini saat pertama kali ia pindah. Seperti sengaja melewatinya.
Maira celingukan, melihat kesana kemari takut Sofia atau Bara memergokinya. Ia menekan handle pintu, sedikit keras. Nampak telah lama tidak dimasuki.
Maira tersenyum sumringah melihat pintu itu terbuka. Ia masuk lalu menutup lagi pintunya.
Banyak sekali benda ditutup kain putih. Maira mulai membukanya, satu persatu. Lukisan. Ia membuka kain putih yang kebanyakan lukisan pemandangan, abstrak dan banyak lagi. Siapa yang telah melukis sebagus ini? Ia bertanya dalam hati.
Saat sampai di dua buah lukisan yang masih tertutup kain putih, Maira kembali membukanya. Ia melihat ada lukisan perempuan dalam balutan gaun pengantin yang berdarah.
Maira memandang ngeri lukisan itu. Lalu ia membuka lukisan lain di sampingnya. Saat benda itu terbuka, Maira sontak menutup mulutnya.
"Ini aku?" Ia menatap tak percaya lukisan dirinya dalam balutan baju pengantin juga tapi tanpa darah.
Maira keluar setelah sebelumnya ia menutup pintu.
"Aku disini, Mas," ujar Maira secepat mungkin berlari dari ruangan itu, saat terdengar suara Bara yang memanggilnya.
"Dari mana, Bee?" Tanya Bara sambil merangkul Maira.
"Dari kolam renang," Sahutnya setenang mungkin.
"Mas tidak kembali ke kantor?"
"Untuk apa? Aku ingin bersamamu."
"Biasanya kau kan akan pulang larut dan akan membangunkan aku hanya untuk melayanimu," ujar Maira sarkas.
"Kalau aku menginginkan itu sekarang?"
"Tidak mau!" sahut Maira kesal.
"Baiklah nanti malam saja."
"Aku akan tidur duluan!"
"Kau tidur saja, biar aku yang bergerak," sahut Bara santai.
"Otakmu memang isinya mesum semua," desis Maira jengah.
"Ya, mesum dan kau!" tandas Bara.
Maira menatap Bara yang masih merangkulnya dengan tatapan tajam. Lelaki itu hanya membalas tatapannya dengan tersenyum jahil.
"Apa, Bee?" Ia menunggu Maira memakinya lagi.
"Kau menyebalkan, Tuan Bara!" ujar Maira dingin.
"Kau menggemaskan, Bee."
Maira diam lagi, membiarkan Bara mengajaknya berjalan mengitari halaman belakang yang luas sekali itu.
"Apa aku memang sudah bisa berkuliah besok?" tanya Maira setelah sekian lama diam.
Bara mengangguk.
"Secepat itu?" tanya Maira ragu.
"Kau lupa siapa Bara?"
"Hmmmmm ya, aku tahu. Aku kuliah jurusan apa?" tanya Maira karena semua sudah diurus oleh Bara termasuk ia juga yang memilih jurusannya.
"Psikologi," sahut Bara singkat.
Ia mengangguk, ia setuju. Siapa tahu jurusan kuliah yang dipilihkan lelaki itu berguna untuk membetulkan otaknya sendiri yang telah terasa bergeser karena terlalu sering memikirkan Bara.
"Kau tidak perlu meminum pil kontrasepsi lagi, Bee," ujar Bara serius, Maira memalingkan muka.
"Kau ingin membuatku hamil?" tanya Maira kesal.
"Biar saja!"
Aku tidak bodoh, Tuan Bara. Aku sudah membeli banyak pil kontrasepsi tanpa sepengetahuanmu. Kau pikir kau bisa menahanku terus seperti ini?
Maira membatin dengan kesal. Tapi ia hanya mengangguk saja, biarkan Bara menganggap ia telah patuh saat ini. Kau licik, aku juga bisa! Gumam Maira dengan tangan terkepal
Ia jadi terkenang dua lukisan tadi. Mengapa Bara melukis dirinya. Lalu siapa perempuan dalam lukisan penuh darah tadi. Maira tersentak, apakah itu Sabrina?
Mengapa ia bisa melupakan satu nama itu. Maira memandang Bara dari samping dengan serius ketika mereka telah berada di ruang tengah dan menonton televisi.
"Kenapa melihatku seperti itu, Bee?" tanya Bara dengan senyum manisnya.
Maira tersihir. Bahkan saat Bara telah mendekatkan bibirnya dan membuat bibir mereka kembali menyatu.
Keduanya mulai larut lagi dalam suasana sebelum memulai penyatuan. Maira mendorong pelan bahu Bara.
"Kau tidak malu pada semua penjaga juga Sofia yang kapan saja bisa melewati ruangan ini," desis Maira dengan nafas yang masih tersengal.
Tidak menjawab Bara malah membuka baju kausnya. Lalu ia meraih sebuah remot yang setelah ditekan tombolnya, dari langit-langit ruangan turun tirai tebal yang langsung mengurung mereka berdua di dalamnya. Maira seketika takjub. Ini luar biasa.
ko kaya di novel cerita hidup mu Thor
pilih yg terbaik untuk mu
untungnya Kevin mati....kl ngga perang Baratayudha beneran
Tuhan pasti memberikan kebaikan yg terbaik dibalik kejadian yg menimpa kita.
teruslah berpikir positif atas segala kejadian.
memang tdk mudah...
semangat kak💪
othor keceh comeback again, apa kabare si Beben kak??????😂😂
masi kah pake pempers?????
ada notif langsung gassss.....
apa kabar mak, moga mak Julie yg cantik mem bahenol selalu sehat2 dan lancar semuanya Aamiin🤲
biar semangat up nya...🥰🥰🥰