Pertemuan pertama yang kurang mengenakkan membawa kedua insan manusia kedalam sebuah pertengkaran .
Sean Adijaya , Tampan , kejam dan kaya raya , tiga kata yang mampu menggambarkan sosok pewaris tunggal dari Adijaya group .
Natasya putri Pratama , cantik , cerdas , lembut dan kaya , empat kata yang mampu menggambarkan sosok pewaris tunggal dari Pratama group .
Dua putra-putri sang penguasa itu terlibat perseteruan di kampus mereka kuliah , sosok Sean yang kejam beberapa kali mencoba memprofokasi Tasya and the gank , namun sayang sifat Tasya yang lembut tak merespon apa yang Sean lakukan .
Ditambah lagi dengan dua sosok gank paling berkuasa dikampus ini membuat seluruh mahasiswa tunduk dengan Tasya , dan membuat Sean murka dan semakin menjadi jadi .
Namun semua berubah ketika Tasya dan Sean tahu , bahwa mereka terlibat perjodohan dari orang tua mereka .
Apakah terjadi di kehidupan mereka kedepannya ?, gue juga gak tau sih wkwkwkw , kuy kita baca bareng bareng .
author
Ramles
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rama Ramles, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesempatan kedua
Universitas intan jaya .
"Stev buat acara dong males nih gue " Ucap Nindi setelah Mata kuliah telah usai , dan kini dia memilih untuk berteduh di bawah pohon besar yang berada di taman belakang kampus , bersama Steven dan Tasya .
"Boleh juga sih , kebetulan enggak ada kerjaan aku " Tambah Tasya dengan menyeruput Thai tea di tangannya .
Steven nampak diam sejenak memikirkan aktivitas apa yang pas untuk mereka , di tengah cuaca yang sangat sejuk ini .
"Gimana kalo kita montoran aja , terus pergi ke pasar tradisional gitu , belanja kebutuhan dapur terus malam nya masak masak gimana ?" Usul Stev membuat Nindi melongo .
"Kalo motoran sih oke , tapi kok jatuhnya ke pasar tradisional gak nyambung banget " Ucap Nindi dengan ketus , dia sangat anti dengan pasar tradisional yang menurut nya memiliki bau yang sangat menyengat .
"Boleh juga, Tapi nanti kamu kan yang masak?" Tanya Taysa membuat Nindi memelototi nya .
"What Lo setuju ?" Ucap Nindi terkejut .
"Kenapa tidak , ini suasana baru buat kita " Jawab Taysa dengan senyum ramahnya.
"Tau tuh maunya ke mall mulu , sekali - kali ke pasar tradisional itung-itung menambah rejeki pedagang disana " Ucap Steven dengan menyorot tajam Nindi .
"Iya deh iya " Ucap Nindi akhirnya nyerah , toh apa yang di ucapkan Tasya dan Steven ada benarnya juga .
"Oke let's go , kita ke rumah gue dulu ambil montor " Ucap Stev bangkit dari duduknya dengan membawa ransel di pundaknya .
Tasya dan Nindi segera beranjak dari duduknya mengikuti Stev , yang sudah terlebih dahulu jalan di depannya , saat akan sampai parkiran langkah mereka terhenti ketika Dirga memanggil mereka .
"Kalian mau kemana ?" Tanya Dirga dengan sedikit ngos-ngosan , setelah berlari mengejar Tasya ,Nindi dan Stev.
"Nah pas nih , Lo ikut kita kuy " Tawar Steven secara langsung ketika melihat Dirga .
"Kemana ?" Tanya Dirga dengan bingung .
"Ke rumah Stev ayok " Ucap Tasya mengajak Dirga gabung bersamanya .
Tanpa pikir panjang Dirga langsung setuju , dia segera masuk kedalam mobil dan menjalankan nya bergabung dengan iring iringan mobil Tasya , Nindi dan Stev .
Disepanjang jalan mobil mereka melesat dengan cepat , setelah patwal membukakan jalan untuk rombongan mobil mewah tersebut .
Tak butuh waktu lama , mereka telah sampai di sebuah Rumah besar bergaya Eropa calsic , mata Dirga membulat sempurna ketika Sampai di garansi pribadi keluarga Ghipson , disana berjajar beberapa mobil mewah dan juga banyak montor dengan type yang berbeda-beda.
"Welcome me home "Ucap Stev .
Dirga nampak mengapsen satu satu koleksi Dari Steven , dari jenis montor calsic hingga moge dia punya .
"Oke kita langsung saja , gue boncengan sama Nindi dan Tasya sama Dirga , gimana setuju?" Tanya Stev kepada sahabatnya .
Nindi dan Taysa nampak menganggukkan kepala tanda setuju , tapi tidak dengan Dirga pria itu nampak belum paham dengan apa yang di ucapkan oleh Steven .
"Dir , are you ok ?" Tanya Stev melihat Dirga tampak kebingungan .
"Wait wait , kita mau ngapain sih ?" Tanya Dirga dengan menatap satu persatu Tasya Nindi dan Stev .
"Astaga , kita mau montoran habis itu ke pasar tradisional belanja untuk bahan masak masak nanti " Ucap Stev menerangkan , membuat Dirga nampak antusias .
"Wah seru tuh , tapi aku tidak mau ada sedikitpun pengawalan , kalok enggak suruh aja pengawal Untuk berjaga dari jauh , gimana setuju ?" Ucap Dirga memberikan syarat .
"Setuju , ayok kita berangkat and Lo bebas mau pilih montor apa aja yang akan Lo pakai " Ucap Steven membuat Dirga senang bukan kepalang .
Rupanya Dirga memilih montor matic keluaran dari Vespa berwarna oranye , dan Steven memilih montor sama seperti type montor Dirga namun yang calsic .
"Kak pegang perut aku takut jatuh " Ucap Dirga modus dengan melingkarkan tangan Tasya ke perutnya , Tasya nampak tersipu malu dengan perlakuan dari Dirga , entah mengapa ada perasaan nyaman di hatinya .
"ehemn , Lo gak mau Nin pegang perut gue ?" Tanya Stev iri dengan keromantisan Tasya dan Dirga .
"Dih kayak drama Korea aja Lo" Ucap Nindi dengan kesal membuat Stev memanyunkan bibirnya .
Mereka akhirnya berangkat setelah ada drama di antara Stev dan Nindi , disepanjang perjalanan, Stev hanya bisa menjadi penonton dari keromantisan Dirga dan Tasya, yang nampak akrab dengan tangan Dirga yang menyentuh genggaman tangan Taysa yang melingkar di perut six pack nya .
Stev yang telah terbakar iri dengki dengan paksa mengambil tangan Nindi dan melingkarkan di perutnya , Nindi hanya diam saja ketika Stev melingkarkan tangannya , dia pun sebenarnya juga iri dengan Taysa tapi gengsi untuk mengungkapkan.
"Kak emang kita mau masak apaan sih ?" Tanya Dirga membuat Taysa memajukan wajahnya tepat di samping wajah Dirga .
"Gak tau Dir , Stev yang biasanya masak " jawab Tasya sedikit keras.
Tak beberapa lama mereka telah sampai di pasar tradisional , kebetulan pasar sangat sepi karna hari sudah sore membuat mereka agak nyaman buat berbelanja .
Steven nampak berjalan duluan memimpin untuk membeli apa aja yang akan dia masak, mungkin akan terlihat aneh ketika pria yang memilih dan membeli keperluan dapur , tapi bagaimana lagi dua wanita sosialita ini belum bisa memasak .
"Buk beli dagingnya 1kg buk " Ujar Stev kepada penjual yang tengah sibuk memotong motong daging .
"Bentar dulu yaa dek " Jawab sang penjual dengan senyum ramahnya .
"Gini aja kita bagi jadi dua kelompok , aku sama Nindi dan Taysa sama Dirga , kita bagi dua daftar belanjaan nya " Intrusi Stev kepada para sahabatnya itu .
Sesuai perintah Stev Taysa berpencar bersama Dirga untuk mencari barang belanjaan yang semuanya jenis bumbu bumbuan , Setelah menyusuri beberapa kios mereka sampai di sebuah stand yang menjual bumbu bumbuan dapur .
"Sore buk " Sapa Taysa kepada ibu ibu penjual yang sedang ngerumpi itu .
"Sore mbak , mau cari apa mbak ?" Tanya ibu penjual dengan ramah .
"Cari mertua buk , ibuk mau gak jadi mertua aku " Canda Dirga membuat semua orang yang ada disana tertawa mendengar celoteh Dirga , dengan wajah sok imut itu .
"Wah rejeki nemplok ini , tapi sayangnya anak ibuk laki semua , sama ibu aja gimana ?" Balas ibu itu dengan kembali bertanya , langsung membuat Dirga membulatkan mata .
"Ohh gak jadi terimakasih " jawab Dirga dengan memamerkan gigi putihnya, dibalas tawa malu oleh ibu yang tadi .
"Oh yaa buk , saya mau beli 1kg bawah merah ,1kg bawang putih , 500 gram cabe merah yang besar , 100 gram lengkuas , kemiri sama cengkeh, Itu buk ada semua gak ?" Ucap Tasya mengabsen semua daftar belanjaan nya .
"Aman mbak disini mah lengkap , tenang saja " jawab ibu penjual dengan bangga karena semua barang yang Taysa cari semuanya tersedia .
Tak butuh waktu lama barang yang mereka berdua cari sudah lengkap , Stev pun sudah memberi kabar bahwa dia dan Nindi sudah menunggu di parkiran .
Dengan gentle Dirga membawa belanjaan Tasya dan mengikutinya dari belakang , namun saat dalam perjalanan , mata Dirga menangkap aneka jajanan pasar yang membuat jiwa makan nya bergejolak.
"Loh Dirga mana Sya ?" tanya Nindi ketika mendapati Tasya kembali sendirian , Taysa juga tak kalah bingung pasalnya yang dia ingat Dirga berjalan di belakangnya membawa belanjaan .
🍂🍂🍂🍂🍂
Rumah sakit Aditama
"Sarrrr " panggil seorang pasien dengan suara serak baru saja sadar dari tidurnya .
Walaupun terdengar sangat pelan , Sarah langsung menoleh melihat sang mantan suami telah bangun dari pingsannya , dia nampak membuang nafas kasar sebelum melangkah mendekati ranjang Richard .
Berbeda dengan Sarah , Ricard nampak tersenyum melihat ibu dari Anaknya itu ada di depan matanya , dan tak bisa di pungkiri rasa sayang yang dulu pernah ada masih tersisa di dalam hatinya , walupun itu tak berguna untuk hubungan mereka berdua .
"Saya tadi kesini karna disuruh asisten kamu " Ucap Sarah memberikan penjelasan , dia sendiri tidak mau kalau mantan suami nya itu berpikir yang tidak tidak .
"Thanks " Jawab Richard berubah menjadi muram , dia mengira jika Sarah masing peduli kepada Nya namun semua itu bagaikan terhempas begitu saja , ketika mendengar ucapan dari Sarah .
"Saya harap kamu tidak berbuat yang tidak-tidak , itu akan membahayakan diri anda sendiri dan yang lain " ucap Sarah berlalu kembali ke sofa yang sedari tadi dia duduki mengambil tas kebesarannya .
"Saya pamit dulu" Pamit Sarah kepada Richard dan melangkah hendak keluar .
"Sarah " Panggil Richard membuat Sarah mengentikan langkahnya sejenak .
"Apakah tidak ada kesempatan kedua bagi ku ?" Sebuah kata kata berhasil lolos dari mulut Ricard , kata kata yang membuat dirinya merendahkan harga dirinya sendiri .
Sarah segera pergi melanjutkan langkahnya tanpa menjawab bahkan menoleh kearah Ricard , di sepanjang lorong rumah sakit air matanya mengalir deras hingga meninggalkan jejak .
"Brengsekkkkkkkk , kamu yang mengkhianati ku sekarang kau sendiri yang meminta kembali !!!!" Teriak Sarah setelah sampai di dalam mobil .
"Dan bodohnya perasaan ku masih sama setelah kau sakiti " Ucap Sarah dengan tersenyum miris .
🍂🍂🍂🍂🍂
Disebuah apartemen
Di dapur Susana sangat lah ramai dengan tingkah empat remaja yang tengah bertempur di dapur , padahal hanya Steven saja yang berkontribusi besar dalam memasak kali ini , namun tingkah Nindi dan Dirga membuat Taysa dan Stev menggelengkan kepala .
Mereka berdua tak henti hentinya berebut aneka jajanan pasar yang tadi di beli oleh Dirga , sebenarnya masih banyak aneka jajanan yang lain , tapi dengan keisengan Nindi yang sangat luar biasa , dia mencoba menjahili dan membuat kesal Dirga , yang memberikan kesenangan sendiri buat Nindi .
"Udah udah ayo makan rendang nya udah siap " Ucap Tasya melerai kedua anak manusia itu .
"Yaudah nih makan aja " Ucap Dirga mengalah dengan ekspresi imutnya membuat Nindi dengan gemas mencubit pipi putih Dirga sampai memerah
"Auhhhh sakit looooo" Teriak Dirga dengan kesal malah membuat Nindi tertawa terbahak-bahak .
Mereka akhirnya selesai makan malam dan memilih pulang ke rumah Stev mengambil mobil mereka masing-masing .
Disepanjang perjalanan Tasya melingkarkan tangannya di Perut Stev dan mengobrol kesana kemari , membuat baper semua orang yang melihatnya , seperti seseorang yang tengah mengikutinya dari belakang .
"Stev Dir , kita pulang dulu ya" pamit Tasya sebelum masuk kedalam mobil .
"Papay Stev , and papay dedek gemes muachhh" Ucap Nindi mulai menjalankan mobilnya .
"Dih menjijikkan " balas Dirga dengan geli .
"Lo nginep sini aja Dir , mau yaaa " Ucap Steven kepada Dirga , membuat Dirga berfikir sejenak kebetulan Daddy nya sedang keluar kota jadi dia pikir tidak apa apa .
"Boleh enggak ada temen juga aku di rumah .
next
agak telat author lagi menikmati hari hari libur .
jangan lupa like coment and faforit 😁🙏
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹