NovelToon NovelToon
Heavanna

Heavanna

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Smiling27

Karena penghianatan pacar dan sahabatnya, Zianna memutuskan untuk pindah sekolah. Namun siapa sangka kepindahannya ke SMA Galaxy malah mempertemukan dirinya dengan seorang cowok bernama Heaven. Hingga suatu ketika, keadaan tiba-tiba tidak berpihak padanya. Cowok dingin itu menyatakan perasaan padanya dengan cara yang sangat memaksa.

"Apa nggak ada pilihan lain, selain jadi pacar lo?" tanya Zia mencoba bernegosiasi.

"Ada, gue kasih tiga pilihan. Dan lo harus pilih salah satunya!"

"Apa aja?" tanya Zia.

"Pertama, lo harus jadi pacar gue. Kedua, lo harus jadi istri gue. Dan ketiga, lo harus pilih keduanya!" ucap Heaven dengan penuh penekanan.

Follow IG Author : @smiling_srn27

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Smiling27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. KEMARAHAN HEAVEN

Heaven berjalan dengan tatapan tajam yang mampu melumpuhkan siapa saja yang berani menghalangi pandangannya. Kedatangannya dalam keadaan seperti itu hanya membuat suasana pagi ini bertambah dingin dan mencekam. Apalagi ditambah dengan keempat sahabatnya yang berjajar di belakang dengan raut wajah yang sama. Garang dan dipenuhi aura dingin mengintimidasi.

Para siswa yang bergerombol di sepanjang koridor hanya mampu menahan pergerakannya. Jangankan untuk menghindar menyelamatkan diri, berbisik saja mungkin leher yang akan menjadi taruhannya. Ah tidak, bukan hanya berbisik, bahkan untuk bernafas saja rasanya sangat sulit. Masih pagi saja sudah membuat semua orang takut, hingga tidak mampu berkutik.

"MANA YANG NAMANYA DIO!!!" Suara bariton menggema di seantero ruangan, Heaven mengedarkan pandangan menyapu isi kelas yang belum terlalu ramai siswa itu.

Seketika semua pandangan tertuju ke arah lima cowok itu. Heaven dengan wajah penuh amarah, pakaian dikeluarkan serta rambut sedikit acak-acakan malah membuat semua siswi ingin berteriak kagum. Namun mereka tetap diam, takut itu akan semakin memancing kemarahan Heaven.

"TULI LO SEMUA?" bentak Heaven melihat tidak ada yang menjawab.

Bukan mereka lancang, hanya saja saat ini aura Heaven terasa lebih menyeramkan dari biasanya. Bagi mereka yang ingin selamat, hal pertama yang harus di lakukan ketika melihat Heaven marah adalah diam. Karena itu tidak ada satupun siswa yang berani melontarkan sepatah katapun.

"Lo yang namanya Dio?!"

Heaven bergerak mendekati Dio yang sedang duduk di kursi paling belakang, bukannya takut Dio malah bersikap normal kelewat santai. Dio membalas tatapan tajam Heaven dengan tatapan biasa. Tidak ada rasa takut sama sekali, seolah inilah yang sudah ditunggu olehnya.

"KELUAR LO SEMUA!!!"

Gala menatap tajam ke seluruh penjuru kelas. Dengan kekuatan yang masih ada, semua siswa mulai berhamburan keluar. Tanpa disuruh pun sebenarnya mereka akan keluar, dalam keadaan seperti ini mana mungkin mereka bisa bertahan lebih lama di dalam kelas.

Mata Gala memberi kode pada Nanda dan Agam untuk berjaga di luar, keduanya mengangguk patuh. Barang kali ada siswa yang berani menyelonong masuk, Gala tidak mau ada korban selain Dio di sini. Cukup bagi mereka tahu apa yang sedang terjadi di dalam kelas, untuk menjadikan pelajaran agar tidak ada lagi berani bermain-main dengan anak Clopster.

Heaven menggertakkan giginya, menatap penuh intimidasi. Kedua tangannya dengan cepat menarik kerah baju Dio, memaksanya untuk berdiri. "APA MAKSUD LO LAKUIN ITU HAH?"

Dio melepaskan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya. Ia sangat sadar apa yang akan terjadi setelah ini, tapi baginya itu bukan masalah besar yang harus ditakuti.

"Cuma ini kekuatan lo! Cih beraninya keroyokan!" decih Dio mengejek.

"SETAN!" pekik Heaven.

Bugh

Masih dengan sorot mata tajam, Heaven kembali mencengkram kerah baju Dio. Dio menyeringai, menyeka darah segar yang mengalir di sudut bibirnya. Perlakuan Heaven sama sekali tidak membuat Dio takut, meskipun menyadari kekuatannya tidak sebanding dengan kakak kelasnya itu. Dio merasa tidak ada yang salah dengan apa yang telah dilakukannya, ia hanya melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.

"Ngomong apa lo barusan?" pekik Heaven, "Orang kaya lo punya nyali juga ternyata!"

"Kenapa enggak?" Dio balik menatap Heaven, "Cowok kayak lo semua itu cuma bisanya bikin keributan doang!"

"Kita nggak akan bikin keributan kalo nggak ada yang mulai duluan!"

Dio terkekeh, menunjuk tangan Heaven yang mencengkram bajunya. "Terus ini apa?"

"Nggak usah banyak bacot!" Heaven menatap tajam, sudah bosan hidup sepertinya Dio ini. Nggak ada takutnya sama sekali, meskipun pria di hadapannya Heaven sekalipun.

"Kenapa lo lakuin itu hah?" Heaven sedikit merendahkan suara, percuma juga berteriak terus di hadapan cowok sok berani kayak Dio.

"Lakuin apa?"

"Nggak usah pura-pura bego bangsat!" Ah tahan, tahan Heaven tahan. Meski sangat ingin membantai habis cowok itu, tapi ini belum saatnya.

"Oh soal tumpahan bakso, gue pengen aja. Kenapa? Jarang-jarang kan ada kejadian kayak kemaren."

Dio tertawa puas, meski awalnya memang tidak sengaja. Namun karena kesal dengan Nanda, Dio akhirnya mengatakan hal berbeda dengan apa yang diperintahkan Nanda. Dio juga tidak menyangka kalau Zia ternyata seberani itu sampai menampar salah satu anggota inti dari Clopster.

Sangat menarik.

Dio tidak sadar, uncapannya tadi malah membuat Heaven yang sedang marah menjadi semakin marah. Tangannya sudah terkepal kuat, bersiap menghujani Dio dengan bogem mentah sebagai penutup sarapan pagi.

"EMANG SETAN YA SETAN AJA!"

Bugh

*********

"HANDA!!" Icha berlari mengejar Handa yang sedang berjalan sendirian di koridor. "Handa, budek banget sih!"

Handa menoleh lalu memasang wajah heran, menyadari Icha berjalan di sampingnya dengan sedikit cepat untuk menyamakan langkahnya.

"Eh Icha, kenapa?"

"Cantik-cantik budek ih!" cibir Icha menyamai langkah sambil mencebikan bibir bawahnya.

"Dih emang kapan lo manggil gue?"

"Kemaren, abis lebaran haji!" ucap Icha sekenanya.

"Kayaknya belom lebaran haji deh Cha!"

"Masa sih?" Icha mengetuk dagu dengan telunjuk, berpikir keras.

Handa menggeleng, memaklumi keleletan Icha dalam berpikir. Berteman dengan Icha selama sekitar lima bulan ini, sudah cukup membuat Handa mengerti bagaimana perangai gadis itu. Sebelum berteman dengan Icha, Handa memang lebih menyukai dunianya sendiri. Handa mulai banyak diperbincangkan setelah memiliki hubungan khusus dengan Agam, cowok famous cucu dari pemilik sekolah.

"Tapi kayaknya kemaren udah deh, lo lupa ya?"

"Iya deh serah lo!" ucap Handa. Tidak ingin membahas lagi, lagipula apa pentingnya.

Bicara tentang Icha, dulu gadis itu sering kali mendapatkan perilaku tidak menyenangkan dari seluruh siswa. Icha memang sedikit polos, polos-polos bego. Tidak ada satupun yang ingin berteman dengannya karena beberapa hal, hingga akhirnya hanya Handa yang mau. Sudah sekitar satu bulan ini Icha berusaha menjadi cewek dewasa yang pendiam, mencoba mengubah sifatnya yang dulu masih kekanak-kanakan.

Merasa ada yang aneh, Handa sejak tadi masih mengedarkan pandangan mencari di mana letak keanehan itu. "Cha, kayak ada yang aneh nggak sih?"

"Aneh, apanya yang aneh? Lo kali yang aneh?" Icha tidak ingin ambil pusing, otak lemotnya belum cukup daya kalau masih pagi begini.

"Ish lo nggak liat, nggak ada siapapun di sini!" Sepanjang berjalan di koridor Handa memang tidak melihat siapapun. Apa mungkin jam pelajaran sudah dimulai, tapi rasanya tidak mungkin karena ini masih terlalu pagi.

"Iya juga ya, tadi gue liat-" Icha menghentikan ucapannya, pandangannya melebar melihat keramaian yang terjadi di depan kelasnya.

Bukan hanya Icha, Handa pun ikut bingung melihat keramaian di depan kelas. Berbeda dengan Icha, Handa mulai paham dengan apa yang sedang terjadi. Netranya melihat sosok Agam dan Nanda berdiri di ambang pintu. Sudah bisa di tebak, pasti gara-gara ada Agam dan teman-temannya di sana.

"Ayo Cha, gue mau liat!" Handa menarik tangan Icha untuk segera mendekat, ingin segera mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Mulai paham dengan apa yang sedang terjadi, Icha menahan pergerakannya. "Nggak ah Nda, gue takut!"

"Nggak peduli, lo harus ikut gue!"

Handa dan Icha menerobos melewati segerombolan siswa yang berdesakan itu. Handa berusaha mengintip melalui jendela, untuk melihat apa yang terjadi di dalam kelas. Terkejut bukan main, Handa melihat Dio sedang dipukuli Heaven hingga babak belur tidak berdaya. Tidak, ini tidak bisa di biarkan, Handa tidak suka dan tidak akan tinggal diam.

"Cha ikut gue!"

Handa menarik Icha lagi, menerobos menuju pintu kelas yang sudah terjaga. Icha hanya pasrah, ia bahkan belum sempat melihat apa yang sedang terjadi di dalam. Begitu sampai di depan pintu, Handa menatap Agam dan Nanda bergantian.

"Ngapain lo bedua di sini?" tanya Handa sedikit ketus.

"Bukan urusan lo, mending-"

"Minggir! Gue mau masuk!" Handa memotong ucapan Agam. Namun Agam hanya diam saja, menatap Handa dengan wajah datar.

"Handa cantik, mending tunggu di luar dulu aja ya!" Bukan Agam yang mengatakan, melainkan Nanda dengan segala ketengilannya.

Detik berikutnya cowok itu menyengir lebar, karena mendapat lirikan maut dari Agam tanpa sepengetahuan siapapun.

Kampret lo, Nan! Awas aja nanti! -umpat Agam dalam hati.

Kalau saja tidak ada Handa pasti Nanda sudah jadi perkedel, seperti yang di jual di warung Mbok Tum.

"Ngapain nunggu di luar, kelas kelas gue. Harusnya kalian yang pergi!" ucap Handa kesal.

"Minggir gue mau masuk!" Handa mencoba menerobos masuk, tapi sayangnya gagal. Karena Agam segera mencegah dengan mendorong pelan ke belakang.

"Kalian maunya apa si? Mending pisahin mereka, Kak Heaven bisa bunuh Dio nanti!" pekik Handa setengah membentak. Lebih baik bicara langsung, karena jika hanya diam saja mereka pasti tidak akan berhenti.

"Gue bilang ini bukan urusan lo, mending tunggu aja di luar!" ucap Agam yang tidak ingin Handa kenapa kenapa.

Bukannya menurut, Handa sepertinya lebih suka melawan. Apalagi untuk melawan dua cowok menyebalkan tingkat dewa di hadapannya itu, Handa tidak takut sama sekali.

"MINGGIR SETAN!" bentak Handa kesal. Agam menggeram menahan amarah, sungguh ia tidak suka mendengar Handa berbicara kasar.

Handa menerobos dari tengah, hingga akhirnya berhasil masuk. Icha yang sejak tadi diam pun ikut masuk, memang siapa yang tidak marah melihat perlakuan kejam Heaven pada Dio. Tidak berperikemanusiaan menurutnya.

"KAK HEAVEN STOP!" Handa berjalan mendekat, dengan raut wajah penuh kekesalan.

Melihat Handa mendekat, Kenzo yang paling dekat dengan cewek itu segera menahan pergerakannya. "Jangan ikut campur!" ucapnya.

"Mata lo kemana? Temen lo mau bunuh orang lo diem aja! Nggak ada otak lo?" Handa memberontak, tapi cengkeraman Kenzo begitu erat di tangannya.

Heaven menghentikan pergerakannya, menatap tajam dua cewek yang telah berani mengganggu kegiatannya. "Ngapain lo di sini? Keluar lo bedua!" usirnya

Heaven kembali menatap tajam Dio yang telah berani mengatainya tadi, sebelumnya Dio memang sempat mencibir pedas pada Heaven. Tentu saja Heaven tidak terima. Dan terjadilah, Dio kini terkulai lemah di bawanya dengan luka lebam yang sudah memenuhi wajahnya. Itulah akibatnya mencari masalah dengan Heaven.

"Nggak, lepasin Dio dulu! Lo gila ya? Dio bisa mati!"

"Lo bacot banget sih!" Kenzo yang sudah malas memegangi, tanpa pikir panjang langsung mendorong Handa hingga terhuyung ke belakang. Handa pikir akan terjatuh, namun ternyata di belakang sudah ada Agam yang siap menangkapnya.

"Kak udah, lo mau bunuh dia?" Handa menatap kasihan, terlihat wajah Dio sudah di penuhi luka lebam kebiruan dan juga darah.

"Dia pantas dapet itu!" sahut Gala datar.

"Emang gila kalian ya?" Kali ini Icha memberanikan diri mendekat untuk memisahkan, tapi tiba-tiba tangannya di cekal oleh seseorang.

"Lepasin tangan gue!" Icha memberontak melihat Gala yang tengah menahannya, tapi tetap saja Gala hanya diam tanpa mau melepaskan.

"Anak kecil nggak boleh ikut campur!"

"Kak lepasin Dio!" pekik Icha sudah tidak sabar.

"Belum waktunya!"

"Kak Heaven bisa bunuh Dio!" bentak Icha pada Gala yang kelewat santai.

"Gue nggak akan biarin!" Masih dengan santai Gala mengucapakan, memang sudah nggak waras. Padahal jelas-jelas Dio sudah terkulai lemas dan Gala dengan santai mengatakan seperti itu.

Bugh

Akkhh...

"LEPASIN TANGAN GUE, BANGSAT!" Sudah tidak ada kata sabar, Icha menghentakkan tangan Gala dengan kasar. Icha tidak tega mendengar erangan Dio yang tengah merasakan sakit setelah Heaven memukul wajahnya lagi dan lagi, suaranya bahkan terdengar sangat ngilu di telinga siapa saja yang mendengarnya.

Tersulut emosi, Gala menatap Icha dengan tajam. "GUE NGGAK SUKA LO NGOMONG KASAR, ICHA!"

"EMANG KAPAN LO PERNAH SUKA SAMA GUE, HAH? GUE SELALU SALAH DI MATA LO, KALO LO LUPA!" Dengan kasar Icha menunjuk wajah Gala, tatapannya yang tajam nampak mulai berkaca-kaca. Gala langsung terdiam, menahan amarah yang bergemuruh di dalam rongga dadanya. Tidak menyangka sebelumnya, Icha yang dulunya begitu polos kini sudah berani berkata kasar.

Icha berjalan mendekati Heaven yang masih membungkuk memukuli Dio. Tidak tahu harus melakukan apa, Icha lalu mengambil sesuatu di dalam tas. Sementara Handa masih berusaha melepaskan diri dari rengkuhan Agam sambil mencak-mencak tidak jelas.

"LEPASIN DIO ATAU GUE TUSUK LO SEKARANG!" ancam Icha dengan mata berkaca-kaca.

Sontak semua terkejut mendengar ucapan Icha, tidak menyangka Icha yang terkenal dengan kepolosannya bisa melakukan hal demikian. Heaven menghentikan pergerakannya, melihat tangan Icha yang sedang memegang... jarum pentul. Bukannya takut Heaven malah ingin tertawa, mana mungkin jarum pentul sekecil itu bisa melumpuhkan dirinya. Di tambah lagi Icha mengancam dengan tubuh yang bergetar ketakutan.

"Lawak lo?"

Heaven melepas Dio yang sudah terkulai lemas, bahkan untuk berbicara atau membela diri saja Dio sudah tidak bisa. Mungkin sudah cukup Heaven memberi pelajaran pada cowok itu, agar kedepannya bisa lebih berhati-hati lagi.

"Gue peringatin lo! Sekali lagi lo usik hidup gue ataupun teman-teman gue, jangan harap lo bakal selamat!" Heaven menendang ringan kepala Dio yang sudah tidak berdaya, sebelum meninggalkan nya.

Cowok itu berjalan mendekati Icha dengan wajah serius, membuat Icha yang sudah ketakutan semakin merasa takut. Icha sangat sadar, satu jarum pentul tidak akan bisa membantu apapun. Yang ada setelah ini mungkin Heaven akan membalikkan arah jarum itu, atau bahkan lebih dari apa yang Icha bayangkan sebelumnya. Heaven bahkan belum melakukan sesuatu, tapi pikiran negatif Icha sudah berkeliaran ke mana-mana.

Heaven mengambil alih jarum itu dengan sangat mudah, mungkin kekuatan Icha sudah hilang ditelan rasa takut. "Anak kecil nggak boleh main benda tajam!" ucapnya.

"Icha bukan anak kecil!" Bantah Icha lirih, dengan air mata yang sudah meleleh membasahi pipi.

"AKHH SSHHH... SAKIT HANDA, JANGAN DI GIGIT TANGAN GUE!!!"

*********

...Semoga suka sama cerita halunya Author ya, jangan bosen-bosen. Jangan lupa juga tinggalkan jejak....

...Berikan Like, Love, Vote dan Komentar kalian....

...😇...

1
레이디핏
Si Icha ini pen gue tempelenggggg, ziana juga kenapa ikut2an segalaaa
strawberry milk
bagus
Qaisaa Nazarudin
Lumayan
Qaisaa Nazarudin
Dari tadi Drama nabrak mulu..
Qaisaa Nazarudin
Katanya Dia paling berkuasa di sekolah itu,Masa untuk mencari data dan kelas seorang Zea aja gak bisa..ckk patut di curigain...
Qaisaa Nazarudin
Dio emang sengaja berdandan kek cupu gitu..
Qaisaa Nazarudin
Feeling ku mrngatakan kalo mereke ini putus Karna salah paham,Agam menyangka kalo Handa ada yg lain,Dan Handa juga lebih kurang mikir yg sama..
Qaisaa Nazarudin
Mungkin Agam TERPAKSA mutusin Handa takut Handa jadi sasaran musuhnya...
Qaisaa Nazarudin
Imut banget mukanya gak cocok jadi ketua gengster...😂😂😜😜
Qaisaa Nazarudin
Jangan nilang Itu Heaven ya..Heaven hanya untuk Zea...
klmnanara_
Luar biasa
Iyank Nha Rully
/Facepalm//Curse//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
Iyank Nha Rully
Luar biasa
Mamay
gala pdhl suka handa,
@ellenlenn`
bikinn Zia sukaa dongg Ama heaven
Angrani
kapan lanjut lagi nih thor😪😭, udh lama tau nunggu nyah huft
Fenti
aku mampir kak😁
Yuli Yanti
gala cita2nya jadi PMR 😁😁
Alif
bagus banget semangat kak untuk novel2 selanjutnyaaa ...
Alif
astagaa nandaaaa .. ngakak abis kalau SMA nandaa .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!