NovelToon NovelToon
Pelabuhan Hati

Pelabuhan Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta setelah menikah / Mantan / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:121.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Anfi

Sequel : Aku memilihmu.

Rega adalah seorang arsitek muda yang tidak hanya berbakat, namun dia juga menjadi CEO muda yang sukses di bidangnya. Dia memiliki tunangan bernama Rhea yang seorang dokter muda, pertunangan mereka sudah berjalan hampir satu tahun.

"Maaf, Rhea. Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan kita,"

"Baiklah! Silahkan kak Rega katakan pada kedua orang tua kita," jawaban Rhea membuat Rega terkejut, alih-alih marah padanya. Rhea justru dengan mudah menyetujui untuk membatalkan pernikahan keduanya yang tinggal dua minggu.

Apa yang terjadi dengan keduanya setelah itu? bagaimana kisah mereka dan pada siapakah akhirnya Rega maupun Rhea akan melabuhkan hati ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua perempuan tangguh

Rhea menempelkan kartu akses pada hendel pintu apartemennya hingga terdengar bunyi klik. Dia masuk melepas sepatu dan menggantinya dengan sandal rumah, dia berjalan gontai menuju ruang tengah apartemen.

Rhea menghempaskan tubuhnya pada sofa, beberapa kali dia menghela napas. Rasa sesak di dada mulai menjalar, dia mengira semua akan baik-baik saja. Lelehan air mata mulai lolos satu persatu dari sudut matanya, dari tangisan yang tak bersuara berubah menjadi isakan-isakan kecil.

Satu tahun bukan waktu yang sebentar untuk Rhea berjuang meluluhkan hati Rega, akan lebih mudah jika hari itu Rega menolak mama Indah yang berniat melamar Rhea. Atau mungkin Rega harusnya memutuskan pertunangan mereka saat masih awal mereka menjalin ikatan, setidaknya Rhea tidak akan terluka lebih dalam.

Almira masih berdiri diam dipantry, Rhea bahkan tidak menyadari sahabatnya tersebut sudah ada disana dari sejak dia masuk apartemen. Almira membawa teh chamomile lemon madu keruang tengah, dia duduk disamping Rhea dan menaruh dua cangkir teh dimeja.

“Lepaskan semua bebanmu, Rhe. Menangislah sepuasmu,” Almira mengusap punggung sahabatnya tersebut.

Rhea menoleh kesamping, “Ternyata sesakit ini, Ra. Aku kira dengan bersiap akan membuatku lebih kuat,” tangis Rhea terdengar memilukan untuk Almira.

Almira langsung memeluk sahabatnya tersebut. “Kamu juga manusia biasa, Rhe. Bisa merasakan sakit, kecewa juga sedih. Satu tahun, Rhe. Satu tahun cukup untukmu berjuang, saatnya kamu melepas semuanya. Pikirkan kebahagianmu sendiri, kamu tidak punya kewajiban bertanggung jawab untuk kebahagiaan orang lain Rhe. Tidak ada yang boleh menyakiti dokcanku ini,” ucapnya panjang kali lebar.

“Sejak kapan kamu punya kosakata sebagus itu, Ra?” ucapan Almira membuat tangis Rhea berhenti, bukan karena terharu melainkan karena takjub seorang Almira bisa mengeluarkan kata-kata ajaib seperti itu.

Ctak

Almira menjitak kening Rhea, hingga membuatnya mengaduh.

“Aku ini memang bar-bar, sedikit. Hanya sedikit, catat itu dokcan. Tapi isi kepalaku ini masih wa rass, lebih wa rass dari pada si Rega itu.”

Keduanya terkekeh, Rhea bahkan kembali mengusap sudut matanya yang berair. Kali ini bukan karena sedih, tapi karena ucapan Almira yang mampu membuat mood nya sedikit lebih baik.

Almira mengambil cangkir berisi teh yang dia buat. “Minum dulu! Aku takut kamu dehidrasi gara-gara kebanyakan nangisin Rega,’ cibir Almira.

“Ish…tidak begitu juga, Ra.” Rhea meraih cangkir dari tangan Almira, dia meneguknya hingga tandas. Banyak mengeluarkan air mata membuat tenggorokannya terasa kering.

Rhea meletakkan cangkirnya yang sudah kosong tersebut dimeja, dia kembali mengusap sisa air matanya yang tadi membasahi kedua pipinya dan beralih menatap Almira. Rhea tahu sahabatnya juga sedang tidak baik-baik saja, bertahun-tahun bersama dengan Almira tentu membuat Rhea hapal sorot mata sahabatnya tersebut.

“Jadi?” tanya Rhea menatap lekat Almira.

“Pfff…selain dokcan ternyata kamu bakat jadi cenayang,” Almira mengekeh.

“Serius, Ra. Kita kenal bukan baru satu tahun,” balas Rhea.

Almira menghela napas. “Iya-iya anak cantiknya ibu peri. Anton datang menemuiku lagi, si alnya pak Dio memergoki saat aku dan Anton sedang bertengkar. Pak Dio bahkan kena pu kul dan memar karena melindungiku,” Almira juga menceritakan kalau Dio memberikan sejumlah uang pada ayah tirinya.

“Apaa?” pekik Rhea saat Almira menceritakan kalau Dio mengaku sebagai calon suami Almira pada Anton.

“Buset. Biasa aja sih kagetnya,” jawab Almira.

Rhea mendengus. “Kamu sadar gak sih, Ra? Kak Dio itu suka sama kamu,”

“Ck…mana mungkin, Rhe. Aku tidak berani berharap, takut kecewa. Kamu tahu sendiri aku dari keluarga broken home,” jawab Almira sendu.

Giliran Rhea yang mengusap lengan Almira. “Kamu bukan kedua orang tuamu, Ra. Belum tentu juga kamu akan mengalami hal yang sama dengan mereka, kamu adalah Almira. Perempuan tangguh yang berjuang untuk hidupnya, kerasnya hidup tidak membuatmu menyerah. Kamu berdiri sendiri bahkan berjuang sendiri tanpa hadirnya mereka, seperti katamu tadi padaku. Kamu tidak punya kewajiban membuat mereka bahagia sementara kamu mengorbankan kebahagiaanmu sendiri,”

Rhea dan Almira saling tatap, keduanya lantas tertawa bersama. Lebih tepatnya menertawakan diri mereka sendiri, bukankah tadi baru saja Almira menasehati Rhea yang menangis pilu karena Rega. Beberapa saat kemudian justru Rhea balik menasehati Almira.

“Tapi kalau kak Dio memang serius, tidak ada salahnya kamu mencoba. Aku yakin kamu tidak akan terjebak sepertiku, Ra. Kamu tahu kapan harus berhenti,” Rhea mengambil tangan Almira dan menggenggamnya. “Aku akan tenang saat kamu ada yang menjaga,” imbuhnya.

Almira mengangguk. “Akan aku pikirkan nanti,” jawabnya.

Keduanya bernapas lega, seolah beban yang menghimpit hati dan pikiran masing-masing sudah menguar setengahnya. Sebagian lagi akan mereka usahakan untuk bisa berdamai dengan keadaan dan sembuh dari luka.

Almira menarik kedua tangan Rhea. “Ayo! Kamu bilang mau packing,” ajak Almira.

Ekspresi Rhea berubah ceria. “Aku harap bisa selesai malam ini. Besok malam kak Axel bilang mau menjemputku,” Rhea sudah membayangkan tinggal bersama kakak dan kakak iparnya, harinya akan bertambah menyenangkan karena ada baby Aretha juga disana.

Keduanya masuk kedalam kamar, Rhea menurunkan tiga koper besar miliknya dan siap mulai memindahkan barang-barang milik Rhea dari lemari kedalam koper. Mereka sambil mengobrol disela-sela packing.

“Aku boleh ikut kan, Rhe?”

“Tentu saja, Ra. Kamu juga auntynya Aretha,”

“Kita jadi gagal beli kado gara-gara kadal prin dapann satu itu,” kesal Almira.

“Kadal?” bingung Rhea.

Almira menepuk jidatnya. “Pak Leo kasih julukan itu ke pak Rega,”

Rhea tertawa mendengar ucapan Almira.

***

Entah jam berapa semalam Rhea dan Almira selesai packing, bahkan beberapa pajangan yang ada diruang tengah juga sudah mereka masukkan kedalam koper. Dilemari pakaian juga hanya tinggal beberapa baju yang Rhea pakai untuk hari itu.

Rhea bangun menjelang subuh, dia menuju kamar Almira untuk membangunkan sahabatnya tersebut.

Tok!Tok

“Ra, bangun! Sudah masuk waktu subuh,”

“Iya, Rhe. Aku bangung,” jawabnya dari dalam kamar.

Rhea kembali kekamar setelah memastikan Almira sudah bangun untuk ibadah subuh, dia bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan ibadah subuh. Dia menengadahkan kedua tangannya keatas, bersyukur atas apapun yang sudah Rhea dapatkan sampai hari itu. Terutama karena Tuhan membawa kembali sang kakak yang tidak lain adalah Axel, bahkan sepaket lengkap dengan Rena dan Aretha.

Selesai ibadah subuh dia mulai membereskan kamarnya, dia memandangi kamar yang sudah satu tahun ini dia tinggali. Tidak ada satupun yang tahu kalau dia sudah membereskan semua barangnya, satu hal yang saat ini ada dalam pikirannya. Mama Indah dan papa Harun, Rhea tidak akan sanggup jika harus berpamitan pada keduanya. Dia memandang dua paper bag ukuran sedang yang teronggok begitu saja diujung sofa kamarnya, minggu depan adalah ulang tahun pernikahan calon mertuanya dan dia sudah menyiapkan kado spesial untuk mama Indah dan papa harun.

Dia hanya bisa menghela napas, mama Indah sudah pasti akan sangat kecewa. Karena Rhea tahu, mama Rega tersebut yang paling excited ketika Rega akhirnya setuju untuk melangsungkan pernikahan dengan Rhea. “Semoga kak Rega bisa mengobati rasa sakit hati dan kecewa mama nanti,” gumam Rhea saat memandangi dua paper bag ukuran sedang tersebut.

Rhea kemudian keluar dari kamarnya, dia menuju dapur untuk membuat sarapan. Sementara itu Almira masih belum keluar dari kamarnya, Rhea membiarkan sahabatnya tersebut karena semalam sudah lelah membantu Rhea packing semalaman.

“Aku bangunkan saja nanti jam enam,” monolog Rhea.

Rhea membuka kulkas, dia mengeluarkan beberapa bahan makanan untuk membuat menu sarapan simple pagi itu.

Ting tong

“Siapa yang datang sepagi ini?” monolog Rhea saat melihat jam dinding menunjuk angka setengah enam pagi.

Ting tong

Bel apartemen kembali dibunyikan, Rhea bergegas meninggalkan dapur untuk melihat siapa yang datang.

Klik

Rhea membuka pintu apartemen.

“Pagi Rhea,”

Sepagi itu Rega sudah datang menyambangi apartemen Rhea, membuat siempunya apartemen hanya bisa melongo saat melihat pria tersebut masuk dan mengganti sepatu dengan sandal. Sebenarnya apartemen tersebut bukan hanya punya Rhea, tapi ada nama Rega juga.

“Kak Rega ngapain datang sepagi ini?” tanya Rhea bingung, selama mereka bertunangan baru kali ini Rega datang keapartemen sepagi itu.

“Semalam aku sudah bilang akan menjemputmu, kan?” Rega datang dengan wajah tampan dan fresh, kemeja warna navy dan celana bahan warna hitam.

“Iya, kak. Tapi tidak sepagi ini juga, aku saja baru mau buat sarapan. Masih setengah enam,” oceh Rhea yang berlalu begitu saja kembali menuju dapur tanpa mempersilahkan Rega duduk.

Rega tersenyum tipis, kenapa Rhea terlihat begitu mengemaskan jika sedang mengoceh seperti itu. Dia yang tidak pernah tahu atau memang sebenarnya seperti itulah Rhea sebenarnya, Rega terus bertanya-tanya dari semalam.

Alih-alih duduk diruang tengah, Rega berjalan menuju pantry. Dia tentu hapal setiap sudut apartemen tersebut, karena dia sendiri yang merancang apartemen itu. Rega dengan santainya menyalakan mesin kopi, oh sungguh sedang main rumah-rumahan kan, dia saat ini? tidak ingatkan kalau semalam dia mengatakan akan membatalkan pernikahan dengan Rhea?

Rega menyandarkan pan tatnya pada meja pantry, sesekali menatap Rhea yang sedang membuat telur mata sapi.

“Bang satt! Ngapain pagi-pagi sudah disini?” umpatan Almira membuat Rega dan Rhea terkejut.

“Ya ampun Ra! Itu mulut,” ucap Rhea.

“Ck…gak ngaruh, Rhe. Kata bang satt terlalu bagus untuk dia,” tunjuk Almira kearah Rega.

Oke! Rega paham kenapa Almira mengumpati dirinya, Rhea mungkin sudah cerita pada Almira.

Diam-diam Rhea menahan tawa saat melihat ekspresi Rega saat mendengar ocehan Almira yang begitu menusuk.

 

1
partini
gavin lucu
Asih Rahmadhani Bohara
banyak bangett kawan2nya. sampai2 ga hapal🤣🤣
Zea Rahmat
bucin bsk km gedenya vinn🤣🤭
Zea Rahmat
terulang lg ke anaknya ya kia🤣🤭🤭
Zea Rahmat
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭
Zea Rahmat
ya bener Rhea hrs di ksh paham.... se trauma nya km dulu km hrs menekan semua nya..... ahhhh tp nanti muncul uena🤭🤣
a yulaela_fa(Ayu Anfi): wkwkwk pelan-pelan tp pasti ueena otw
total 1 replies
partini
kalau udah siap malah tambah enak unboxing nya bisa berode" loh 😂😂 pengalaman pribadi 3 hari baru goal 😂😂😂
kalea rizuky
nunggu cerita Gavin Aretha bkin kamar sendiri donk thor g sabar gmana gedenya
a yulaela_fa(Ayu Anfi): mrk nnti ada kmr sndiri kk... judulnya jg beda, tp mgkn msh awal2 thun
total 1 replies
Zea Rahmat
hahahahahahaha keceplosan🤣🤣🤣🤭
a yulaela_fa(Ayu Anfi): wkwkwk ucpn almira ada efeknya jg 🤣
total 1 replies
darsih
lanjut ka mau lihat tingkah aretha sm gavin
a yulaela_fa(Ayu Anfi): next kk 🤭
total 1 replies
Zea Rahmat
sebarbar nya Almira masih ngerti hak dan kewajiban, liat perjuangan rega... ga tiba2 kasian sm rega nya
a yulaela_fa(Ayu Anfi): wkwk soalnya almira 4 thn kan lht rega gmn jungkir balik. jd dia tentu balik kshn sm rega sist, makanya dia ksh saran sm rhea biar rhea mau mmbuk hti dn lht klo rega beneran tulus 🤭🤭🫣
total 1 replies
Zea Rahmat
egois ga sih Rhea.. bukannya belain rega tp masa ga liat perjuangan nya rega. seenggaknya tdr jgn pake hijab... di peluk mau buka hijab ga mau.. anehh
a yulaela_fa(Ayu Anfi): wkwkwk he em sist...buat dia g mudah ungk percaya alag mskpn bnyak hal yg sdh rega lakukan, tp mmg regalah pusatnya... dia yg akan mmbntu rhea kembali yakin pdnya.

sm kyk reba yg takut kehilangan lg, kmn sang istri tak terlht dia udh panik. ke duanya sm2 trauma dlm versi yg berbeda dan nntinya mrk mmg saling menyembuhkan ❤️❤️
total 3 replies
Zea Rahmat
papi rannn😍😍😍😍seneng klo circle setengah ons udh ngumpul
a yulaela_fa(Ayu Anfi): wkwkwk jrg2 kan ya mrk kumpul jd st
total 1 replies
zhelfa_alfira
sabar ya ga sabar belum bisa otw beby twins ga.😁🤣🤣
a yulaela_fa(Ayu Anfi): wkwkk he em kk,. tp kekny g twins nnti anaknya... yga wins it nnt adiknya gavin sm nnti cucunya bunda kia, mommy alice, mami eris sm cucunya rhea 🤣🤣
total 1 replies
Zea Rahmat
kok ga bisa kebuka ka
Zea Rahmat: iya ga bisa kebuka ka
total 4 replies
Zea Rahmat
buat queena🤭
a yulaela_fa(Ayu Anfi): bocilnya pdhl blm di adon sm mak bpkny 🤣
total 1 replies
Zea Rahmat
jd ajang aji mumpung ya
a yulaela_fa(Ayu Anfi): iyalah...kan isi kepala aretha otak bisnis wkwkw
total 1 replies
Zea Rahmat
duhh baru sempet baca..... tau2 nya Aretha lg jd rival nya rega🤣🤣🤣
a yulaela_fa(Ayu Anfi): wkwkw bikin rega pusing pokoknya
total 1 replies
partini
kasihan juga si Karin untung rhea oarangya best 👍 malah bisa kasih motifasi very good 👍👍👍👍
info mah Aiden nya yg songong udah tau Kunti gentayangan malah diem maen,,faktor dukungan ibu memang susah di tambah anaknya anaknya ga tegaan apes apes
a yulaela_fa(Ayu Anfi): wkwk he em sist... kejedot dl br sdr xxixi
total 3 replies
zhelfa_alfira
jewer ma jewer aja itu anak laki mu 🤣🤣
a yulaela_fa(Ayu Anfi): g cm djewer tp lgsg msukin dlm prt lg🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!