NovelToon NovelToon
Mata Itu

Mata Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:214
Nilai: 5
Nama Author: Anindia Andin

popy gadis manis yang hidupnya tak semanis senyumannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindia Andin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

janji prasetya

pak hendro mencerna kemana tujuan prasetya

"popy juga masih kuliah nak Pras, kasian jika putus di tengah jalan" bu mala menambahkan

"popy tetap melanjutkan kuliahnya tante, selama popy di jogja juga kost di tempat kerabat kami, jadi saya juga tenang, setelah kami menikah sirih, Rani juga bisa melangsungkan pernikahannya, kasian jika harus menunggu saya dan popy menikah terlebih dahulu" terang prasetya, berusaha meyakinkan dua keluarga itu

"kalau memang itu tujuan mu nak, orang tua bisa apa, hanya bisa mendoakan yang terbaik, selebihnya terserah popy mau atau tidak" ucap pak hendro

"bagaimana sayang"

"popy masih bingung dengan keputusan yang serba mendadak kali ini mas, asal mas bisa komitmen dengan janji yang mas buat, popy juga siap" terang popy "mas janji tidak akan menyentuh saya sebelum kita benar2 menikah secara resmi, kalau mas takut popy direbut orang lain, InsyaAllah popy akan setia asal mas tidak melanggar janji mas Pras sendiri"

"InsyaAllah mas akan memegang janji itu"

"bagaimana pak aji?" tanya pak hendro yang melihat aji sedang memikirkan hal yang berat

"kalau memang itu sudah menjadi keputusan kedua anak kita, mari kita cari hari yang tepat dan apa saja yang di perlukan untuk pernikahan ini" kata aji sambil mengambil nafas besar

"Pras kembali ke kualanamu hari minggu om, popy juga kembali ke Jogja hari minggu, kalau pernikahannya hari jumat sebelum sholat jum'at bagaimana?" pras meminta ijin kepada kedua orng tua

"bagaimana popy?"

"popy setuju om"

"sarat menikah sirih sama dengan menikah sah, dadi harus ada saksi dan mahar" ucap hendro "jangan lupa ajak juga saksi dari warga di sini ya pak aji, saya juga membawa saksi dari tetangga di rumah saya"

"baik pak"

"jangan lupa pak ustadz ya pak" tambah pak hendro

"karena waktu tidak banyak, kita persiapkan semuanya ya buk" ucap aji ke sang istri

"untuk semua biaya pernikahan saya tanggung om, om dan tante tidak perlu mengeluarkan biaya, sepenuhnya tangung jawab saya" kata aji dengan mantap

"terimakasih nak, kalau masalah biaya kita mampu nak"

"jangan om, ini bentuk tangung saya kepada popy, mohon jangan di tolak"

Dan mereka sepakat dengan pernikahan yang mendadak itu

keluarga pak hendro berpamitan pulang

"terimakasih ya sayang, tolong balas pesan ku" ucap pras sebelum meninggalkan calon istrinya

****

Malam hari setelah bertemu dengan keluarga prasetya

"bunga... sudah tidur?"

"belum pop, masuk aja"

"aku tidur disini ya"

"oke, dengan senang hati" ucap bunga

"bung, aku bingung bagaimana dengan waliku bung"

"iya ya pop.. sudah kamu tanyakan ke papa?"

"belum"

"waduh bakal panjang ini ceritanya pop, coba aku tanya ke mas anton ya, siapa tau abinya punya penjelasan"

bunga menghubungi anton lagi, yang baru saja menyudahi komunikasi mereka

"baru aja ngobrol sudah kangen lagi ya" jawab anton

"ngawur"

Bunga menceritakan masalah popy kepada anton

"coba aku tanya ke abi ya sayang, nanti aku kabari"

sambungan telp pun di akhiri

"mas Pras ganteng ya pop, badannya tinggi besar" ungkap bunga

"iya bung, kamu yang berencana menikah.. ehh malah aku duluan yang menikah"

"ndak masalah pop, niat yang baik pasti di Ridhoi Allah"

tak lama kemudian panggilan suara masuk dari anton

"assalamu'alaikum sayang"

"Walaikumsalam mas"

"abi sudah memberi penjelasan, ayah popy apa tidak ada sayang?"

"ndak ada mas"

"keluarga laki2 dari ayah atau ibunya yang sedarah dengan popy mungkin?"

"ndak ada juga mas, papa ndak bisa ya jadi walinya?"

"ndak bisa sayang, harus sedarah, entah itu ayah, om atau paman dari keluarga ayah atau ibunya"

"trus gimana donk"

"kalau memang ndak ada bisa pakai wali hakim sayang"

"alhamdulillah, terimakasih ya mas"

"sama2 sayang"

panggilan telp berakhir

"beres pop, pakai wali hakim katanya"

klunting

"sayang" sapa pras dalm pesan itu

"malam mas, aku kira sudah tidur"

"mas nunggu pesan darimu sayang"

"maaf aku beresin rumah mas, trus ngobrol sama bunga, sampai lupa handphone popy"

"Terimakasih ya sayang, besok kita ke KUA ya sayang"

"buat apa ke KUA mas? kan nikah sirih"

"nikah sirih itu sekarang bukan hanya di ustadz saja, kita konsultasi ke KUA yang lebih tau sayang, sekarang nikah sirih itu sudah ada suratnya sayang"

"di pak ustadz saja mas, ntr kan kita juga nikah secara sah"

"ya sudah kalau itu yang kamu mau"

"tapi aku pakai wali hakim mas"

"iya, wali murid juga boleh" canda mereka

"jangan senang dulu mas Pras, urusan kita belum selesai"

"iya sayang, mas ingat itu, oh ya besok pagi mas jemput ya, kita ndak punya banyak waktu, besok kita cari cincin dan pesan tiket kereta untuk kita pulang ke Jogja"

"iya mas, mas ke Jogja juga? apa ndak langsung ke kualanamu"

"mas antar kamu pulang dulu sayang, kita ke Jogja sabtu ya, pesawat mas minggu sore"

"popy berani berangkat sendiri kok"

"mas takut kamu di ambil orang" hahaha "besok pagi mas jemput, siap2 ya sayang"

"assalamu'alaikum mas, aku ngantuk"

"Walaikumsalam dek, maafkan mas ya, mas janji akan menebus semua kesalahanku"

panggilan pun berakhir

*****

𝙥𝙖𝙜𝙞 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙨𝙚𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙝𝙤𝙡𝙖𝙩 𝙨𝙪𝙗𝙪𝙝

Popy melakukan rutinitasnya membantu bu mala di dapur menyiapkan sarapan untuk om aji dan bunga

"buk, popy nanti siang ijin mau keluar ya"

"mau kemana?"

"semalam mas Pras nelpon aku buk, katanya hari ini di ajak ke toko mas membeli cicin buk, trus beli tiket pulang ke Jogja"

"owww... di jemput pras to?"

"iya buk" jawab popy senang

"hmmm.. yang sudah rujuk ma" celetuk bunga "ikut donk pop"

"jalan aja sendiri sama mas antonmu itu"

"ikut ya pop" rengek bunga

"kamu itu lho, kayak anak kecil aja bung" ucap bu mala, dia pikir dia kecil trus bisa nyempil di tengah gitu

"aku bosen di rumah terus ma"

"mana ponselmu... sini pinjam"

"buat apa pop? mau tethering ya" ucap bunga polos dan menyerahkan ponselnya

"sayanggg... " sapa anton

"ini aku popy bukan bunga"

"lho... lho pop... " bunga berusaha merebut ponselnya

"lho kok kamu pop? bunga mana?"

"ini bunga ngerengek seperti anak kecil, minta ikut aku"

"mau kemana"

"tolong belikan balon dunk mas, sudah tantrum dia" hahaha...

"maasss... " rengek bunga

"kamu kenapa? minta balon? yuk kita beli, sekalian ngejar burung di alun-alun yuk" goda anton

"aaaahhh... mas gak seru, popy mau keluar sama mas Pras, aku bosen di rumah terus"

"pagi2 sudah Tantrum... jam berapa ini sayang, tuh lihat masih pagi, beli balonnya nanti sore aja ya" goda anton

"gak seru ah"

"atau ikut mas ke toko, gimana? nanti aku belikan cilok deh"

"mau... "

"beneran mau, temani mas ya"

"belikan cilok, seblak, basreng sama papeda ya"

"sepertinya aku memang salah milik istri deh.. ini kayaknya anak TK yang aku nikahi"

"mas anton, sudah di pikir lagi nikah sama bunga? masih suka tantrum lho dia" celetuk popy

"iya pop, sepertinya salah pilih aku" mereka tertawa, canda ini yang membuat suasa rumah menjadi ramai

"pop, kira2 kita harus menyiapkan untuk berapa orang ya?"

"sekitar 20 an buk"

"nanti bantu ibuk nyatet yang di perlukan ya"

"siap ibuku sayang" popy mencium pipi ibunya itu tanpa rasa takut lagi

1
Brock
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
Killspree
Terinspirasi
Anindia Andin: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!