Lin pan melihat kekasihnya sedang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Merasa marah dan gelap mata ia membunuh mereka berdua dengan keji.
Naasnya, setelah melakukan pembunuhan itu Lin pan malah tertimpa tas dari lantai atas. bukannya mati, Lin pan malah bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah 17 tahun bernama Mo Tian yang selalu di rendahkan oleh sektenya.
Mo Tian menemukan teknik Blood devour technique yang mampu menyerap dan mengendalikan darah.
Mampu kah Mo Tian membalaskan dendamnya kepada orang-orang sekte?
Ig: Agen.one
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
019: Mo Tian si licik
Matahari sudah setinggi kepala. Menunjukkan waktu sudah siang hari.
Mo Tian berdiri dari duduknya. Ia sudah berniat untuk segera pergi meninggalkan hutan yang di jaga oleh Bao.
"Hah, sepertinya aku sudah harus pergi. Jaga diri mu baik-baik Bao!" Mo Tian menempelkan tangannya di pinggang sambil menatap ke arah langit cerah ia berpesan agar Bao lebih berhati-hati.
"Ya, kau juga manusia. Maksud ku Mo Tian. Memangnya apa yang akan kau lakukan di sana?" Bao berharap Mo Tian juga bisa lebih hati-hati di perjalanannya.
Tidak lupa Bao bertanya sebenarnya apa yang akan di lakukan oleh Mo Tian di sekte bambu hitam. Ia merasa penasaran saja dengan tujuan Mo Tian.
"Sandiwara yang menyenangkan." Mo Tian menekankan suaranya seperti berbisik. Bao mendengar itu samar-samar.
"San...sandiwara apa? Kau mau menjadi penghibur di sana? Itu sungguh aneh. Tapi, ya sudah lah. Aku juga tidak peduli dengan apa yang mau kau lakukan juga." Bao tidak mendengar jelas perkataan Mo Tian tadi.
Bao hanya mendengar tentang sandiwara samar-samar. Ia juga menganggap Mo Tian mau bersandiwara di sana sebagai penghibur bagi para petinggi sekte bambu hitam.
Pada akhirnya Bao tidak terlalu ingin mengetahui terlalu jauh apa yang ingin di lakukan oleh Mo Tian. Walaupun seperti gengsi, Bao merasa ada perasaan yang berbeda dengan Mo Tian.
Perasaan itu adalah perasaan bersahabat. Walaupun ia berburuk sangka karena Mo Tian di ikuti oleh banyak roh pendendam.
Tapi, Mo Tian tidak terlihat seperti orang jahat yang akan membunuh manusia tanpa alasan. Di mata Bao,Mo Tian terlihat seperti orang aneh yang hanya ingin bersenang-senang.
Namun, dia merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam diri Mo Tian. Seperti dia bukan lah satu orang melainkan ada keberadaan lain yang tersembunyi di dalam dirinya menunggu di jemput.
"Oh, iya. Bao, jika kau ingin daging bakar seperti tadi... Datangnya lah ke sana! Di sana kau akan menemui desa Xian. Kau bisa menyuruh mereka untuk membakarkan daging untukmu. Bilang saja kau di suruh oleh ku. Ku jamin mereka tidak akan ketakutan." Ucap Mo Tian tanpa melihat ke arah Bao.
Mo Tian memberi saran kepada Bao jika ia ingin daging bakar lagi. Dia harus datang ke desa Xian untuk di Bakarkan oleh warga desa. Tentu saja daging yang di bawa adalah hasil buruannya Bao.
Tapi, Mo Tian memberikan syarat juga. Bao harus membantu desa dan menjaganya dari orang-orang gak bertanggung jawab.
"Kau makhluk yang hebat Bao! Aku percayakan perkembangan desa itu kepadamu." Mo Tian memuji Bao. Ia mempercayakan perkembangan desa Xian kepada Bao.
Ibaratnya Bao itu di angkat menjadi mandor sebuah proyek untuk memastikan apakah pembangunan berjalan dengan lancar atau malah tidak.
Bao yang di puji seperti itu sedikit malu-malu. Ia merasa senang dan membanggakan dirinya sendiri.
"Haha, kau pintar juga memuji Mo Tian. Tapi itu memang benar adanya. Aku adalah makhluk terhebat. Tenang saja Mo Tian, aku jamin desa itu akan baik-baik saja." Bao menerima perintah Mo Tian dengan lapang dada.
Mo Tian yang mendengar itu tersenyum licik, matanya sedikit menyipit, dan ini semua sudah di rencananya oleh Mo Tian dari awal.
"𝘏𝘢𝘩𝘢𝘩𝘢, 𝘬𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘬𝘶𝘤𝘪𝘯𝘨! 𝘏𝘢𝘩𝘢𝘩𝘢, 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘣𝘶𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘺𝘢𝘩𝘢𝘩𝘢𝘩𝘢. 𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘭𝘢𝘩, 𝘬𝘶𝘤𝘪𝘯𝘨 𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢 𝘉𝘢𝘰 𝘩𝘢𝘩𝘢𝘩𝘢. 𝘚𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘴𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘮𝘪𝘯." Di dalam hatinya, Mo Tian tertawa terbahak-bahak.
Dia sangat senang karena sandiwaranya berhasil tanpa celah sama sekali. Hanya dengan beberapa rayuan seperti daging, dan pujian ia berhasil mendapatkan jackpot yang bagus.
Kapan lagi dia bisa memperbudak seekor spiritual Beast. Kalau bukan sekarang. Tentu saja ia tidak sampai benar-benar menganggap Bao budak asli.
Ini hanya candaan saja. Karena Bao juga pasti dapat bayarannya yaitu daging dan kebersamaan.
"Kalau begitu, aku pergi dulu Bao. Sampai jumpa lagi beberapa tahun ke depan." Mo Tian melangkahkan kaki ke depan. Ia tidak berbalik ke belakang dan hanya melambaikan tangan saja ke arah Bao.
"Iya, Jaga diri mu baik-baik agar kau bisa kembali ke sini hidup-hidup manusia!" Bao juga menyuruh Mo Tian agar lebih hati-hati. Ia merasa khawatir jika Mo Tian tidak akan kembali atau malah hanya jasadnya saja.
Bao hanya bisa melihat kepergian Mo Tian dari punggungnya. Seiring waktu tubuh Mo Tian sudah hilang di mata Bao dan tergantikan oleh kekosongan.
Mo Tian berjalan dengan santai melewati pepohonan yang rindang. Angin sepoi-sepoi menyentuh setiap bagian kulitnya yang terbuka.
Suara-suara daun, angin, pohon yang bergoyang, dan tentunya suara teriakkan.
AAAAAA
Mo Tian berhenti berjalan. Ia tahu suara itu berasal dari arah depan. Ketika hendak melanjutkan jalan. Mo Tian tiba-tiba merasakan rasa sakit luar biasa.
"Aaa! Arrrggh! S-sialan! A-ada apa... Dengan tubuhku ini? Aaaaa! S-sakit! Panas! Aaaaarrrghh!" Mo Tian tiba-tiba merasa seluruh tubuhnya sangat kesakitan dan seolah-olah terbakar hebat.
Rasa sakit dan panas yang di alami Mo Tian saat ini sangat jauh berbeda dengan saat pertama kali ia menyerap darah.
Rasa sakit itu seperti merobek setiap kulit dan sel-sel di tubuhnya. Sedangkan rasa panas seperti terbakar. Terasa seperti sedang di godog di api yang sangat panas dan membara.
"Aaaarr! S-sakit... S-sakit! S-siapa... Saja... Tolong! T-tolong aku." Mo Tian yang tidak tahan dengan rasa sakit itu berteriak meminta tolong dengan sangat sulit.
Bercanda