Terjebak Dalam Novel(Transmigrasi)

"Auuh, mengapa kau menggigit pipi ku, Keenan?!!" geram Clara, sambil mengelus pipi putih memerah akibat gigitan Keenan.

"Kakak, apakah kau vampir? Mengapa kau menggigit pipi Ara kak?!"Keelya menatap Keenan dengan kesal.

Keenan hanya tersenyum santai dan menjawab, "Salah dia kenapa harus mungil dan sangat menggemaskan." Clara memandang Keenan dengan mata yang membelalak, tidak percaya bahwa Keenan tak merasa bersalah sedikitpun terhadap nya.

"KEELYA KEENAN!!"

"KEKEYYY, KANEBOOOO !!!!"

Suara lengkingan kedua wanita memanggil nama Keenan dan Keelya, keduanya langsung berbalik.

"Ah, mommy! Aunty!!" teriak Keelya, sambil berlari menghampiri Ashley dan Zoey.

 Clara melihat Keelya yang memeluk dua wanita asing itu, langsung mendekati Keenan dengan rasa penasaran.

"Ken, itu siapa?" tanya Clara, sambil menatap wanita-wanita itu dengan rasa ingin tahu.

Keenan tersenyum dan menjawab, "Mommy sama Aunty alay ku, kau mau menemui mereka?"

 "Takut."Clara terlihat ragu-ragu menjawab dengan suara yang lirih

Keenan menatap Clara dengan mata yang penuh pengertian dan mengajak, "Ayok, itu mommy ku. Kau boleh menganggap mommy ku mommy mu juga."

 Clara masih terlihat ragu-ragu, tapi Keelya yang sudah selesai memeluk Ashley dan Zoey, langsung menghampiri Clara dan menarik tangannya.

"Ara, kak, ayo! Mommy dan Aunty ingin bertemu denganmu!" ujar Keelya, sambil menarik Clara menuju Ashley dan Zoey.

 Clara tersenyum dan mengikuti Keelya, sambil menatap Keenan tetapi anak itu cuman menggunakan kepalanya.

"Wah, siapa ini? Cantik sekali?" tanya Ashley, sambil mencubit pipi Clara dengan lembut. Clara tersenyum dan menundukkan kepala, merasa sedikit malu.

"Kenapa pipi mu?" tanya Zoey, sambil meraba pipi Clara dengan lembut. Clara mencoba tersenyum walaupun awalnya meringis karena sakit.

"Kakak yang menggigitnya," lapor Keelya, sambil menunjuk ke arah Keenan dengan mata yang membelalak. Keenan hanya menatap wajah Zoey dengan ekspresi datar, tidak merasa bersalah.

"Ken, mengapa kamu gigit pipi nya, Ken?" tanya Ashley, sambil menatap Keenan dengan mata yang penasaran.

Keenan menjawab dengan santai, "Mereka mengganggu ketengan ku."

Zoey menggelengkan kepala, "Kanebo, kamu kan tau Gigi mu itu seperti vampir. Kasihan pipinya sampai memerah gini," ujar Zoey, sambil memandang pipi Clara dengan simpati.

Ashley menambahkan, "Ha, mana mommy lihat, tunjukkan pada mommy Gigi mu," pinta Ashley, sambil menatap Keenan dengan mata yang penasaran.

Keenan tersenyum dan membuka mulutnya lebar-lebih, menunjukkan deretan gigi putih nya dan terlihat empat Gigi taring yang putih dan tajam.

Clara memandang gigi Keenan dengan mata yang membelalak, "Wah, benar juga. Gigi mu seperti vampir," ujar Clara, sambil menatap Keenan dengan sedikit ketakutan.

"Kakak, ini kalo orang tuanya kemari gimana?" tanya Zoey, sambil menatap Keenan dengan mata yang penasaran.

"Orang tua itu apa, kak?" tanya Clara dengan polos, membuat Ashley dan Zoey saling menatap.

"Ha? Kamu nggak tau, sayang? Orang tua itu apa?" tanya Ashley, sambil menatap Clara dengan mata yang penuh kasih sayang. Clara hanya menggelengkan kepala.

"Hu'um."

Keelya menjawab, "Mommy kata dia, dia tak punya mommy." Ashley langsung merasa kasihan pada Clara.

"Anak ini kasihan sekali," batin Ashley.

"Kakak, aku lapar. Sebaiknya ajak mereka makan. Daddy sudah mengirimkan ku pesan, kata nya mereka sudah menunggu kita di restoran. Mereka juga sudah meminta izin." ujar zoey mengalihkan pembicaraan

"Iya, sebaiknya kita makan. Mommy, obat juga luka Clara." Ashley menggenggam tangan kecil Keelya dan Clara, membuat mereka tersenyum.

Namun, Keenan sih anak laki-laki itu, tak mau tangannya dipegang. Dia menarik tangannya dan berjalan di depan mereka, membuat Ashley dan Zoey tertawa.

"Ayo, kita jalan kaki saja. Restoran tak jauh dari sini," ujar Zoey, sambil mengajak mereka berjalan. Keenan langsung berlari di depan, membuat Clara dan Keelya berlari mengejarnya.

Ashley dan Zoey tersenyum, melihat anak-anak mereka bermain bersama. "senang rasanya lihat Keelya punya teman tanpa di atur atur" ujar Ashley, sambil memandang Keelya dan Clara yang sedang berlari.

Zoey menambahkan, "Ya, aku juga kak. Semoga Clara bisa menjadi bagian dari keluarga kita."

"Aku yakin dia akan menjadi bagian dari keluarga kita."

"Nona, anda tega sekali tak pernah memanggil ku," Suara sistem V terdengar, tapi tidak dengan tubuhnya. Ashley tersenyum dan menjawab dalam hati, "Eh, botak! Mana tubuhmu? Aku merindukan wajahmu."

Tapi dalam batin Ashley, dia berpikir, "Sekarang aku tidak lagi botak, nona. Aku sudah sepenuhnya menjadi manusia seperti anda. Cuman karena kita tak di tempat yang sama, aku cuman menggunakan metode berbicara dalam hati selagi kekuatan ku tinggal sedi_."

Tiba-tiba, suara sistem V menghilang "Sistem kalo ngomong setengah-setengah, gue sumpahin Lo yah." Ashley kesal dalam hati, tapi tiba-tiba dia memukul lengan Zoey.

"Kakak ipar, sakit tau!" ringis Zoey, sambil meraba lengannya yang terasa panas akibat pukulan Ashley.

"Ah, maaf, maaf! Aku tak sengaja," kata Ashley, sambil mengelus lengan Zoey dengan lembut.

Saat sampai di restoran, Keenan dan Keelya lebih dulu berlari masuk, tapi Clara tidak ikut berlari memasuki restoran. Dia berdiri di luar, melihat Keelya memeluk seorang lelaki.

"Clara, sayang, kenapa berdiri di sini? Ayok, masuk," ajak Ashley, sambil menghampiri Clara. Clara menatap lelaki itu dengan mata yang penuh ketakutan.

"Tapi Aunty, aku takut! Lihatlah raut wajah om itu sangat menakutkan, walaupun wajah mirip dengan Keenan."

Ashley tersenyum dan memeluk Clara, "Tak apa-apa, ayok. Itu suami Aunty, wajahnya memang begitu, tapi dia baik kok." Ashley meyakinkan Clara, sambil membawanya masuk ke dalam restoran.

Saat mereka masuk, Keenan dan Keelya sudah duduk di meja, sementara lelaki tampan itu berdiri, menatap mereka dengan mata yang tajam. Clara menggigit bibirnya, merasa sedikit takut.

"Netralkan wajahmu, jangan datar begitu. Kau tak lihat anak cantik ini ketakutan?" tegur Lucas, sambil melirik ke arah Clara yang memang terlihat takut.

"Ara, ini Grandpa ku," ujar Keelya, sambil menarik Clara ke arah Lucas,Clara tersenyum sedikit, tapi masih terlihat takut.

"Key, kau ini asal berteman dan mengenalkan. Kau tak takut jika kasih sayangmu dibagi dengan nya?" tanya Louis, dengan nada datar yang bisa melukai hati anak kecil.

"Tidak, Daddy. Aku bahkan senang, biar aku tak terlalu dimanja," ujar Keelya, dengan senyum manis.

Louis menatap Keelya dengan mata yang sedikit lembut."Kau duduk di samping Daddy," ujar Louis, dengan nada datar, tapi entah mengapa, tiba-tiba ia ingin sekali anaknya duduk di sampingnya.

"Okey, Daddy," jawab Keelya, sambil turun dari pangkuan Lucas dan pindah di samping Louis. Tangan Louis refleks mengangkat tubuh mungil Keelya untuk duduk di kursi di sampingnya.

Keenan menatap wajah Louis dengan curiga, "Ini tak ada maksud lain kan, Daddy?" tanya Keenan, dengan nada yang sedikit dingin.

"Setan kecil, mengapa kau selalu saja curiga kepada ku?" tanya Louis, dengan senyum kecil. "Jika ingin duduk di sampingku juga, katakanlah," ujar Louis, sambil menatap Keenan dengan mata yang tajam.

Keenan hanya tersenyum dan mengangkat bahu, "Aku tak ingin duduk di sampingmu, Daddy. Aku hanya ingin tahu apa yang ada di pikiranmu," ujar Keenan, dengan nada yang santai.

Louis menatap Keenan dengan mata yang sedikit terkejut, "Kau memang anak yang pintar, Keenan. Tapi kadang-kadang, kau harus belajar untuk tak terlalu curiga," ujar Louis, dengan nada yang lembut.

zoey tiba tiba duduk di kursi yang ingin Keenan duduk, tinggal satu kursi di samping Louis membuat Keenan kesal menatap wajah Zoey

"Keenan duduk jangan banyak bertingkah"tegur Ashley lembut

"baiklah mommy "ujar Keenan pasrah akhirnya duduk di samping Louis

Mereka semua makanan dengan tenangnya sampai tak menyadari seseorang sedang melihat mereka raut wajahnya kesal tetapi ia di hampir oleh satu lelaki membuat nya terpaksa pergi dari restoran itu

"lihat saja kau Ashley berani beraninya mengambil perhatian Louis dari ku"