NovelToon NovelToon
My Husband, The Mysterious Casanova

My Husband, The Mysterious Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Myra Eldane

Lovy Crisela Luwiys—gadis ceplas-ceplos yang dijuluki Cegil—dipaksa menikah dengan Adrian Kaelith Evander, pewaris dingin sekaligus Casanova kelas kakap.

Bagi Lovy, ini bencana. Wasiat Neneknya jelas: menikah atau kehilangan segalanya. Bagi Kael, hanya kewajiban keluarga. Namun di balik tatapan dinginnya, tersimpan rahasia masa lalu yang bisa menghancurkan siapa saja.

Niat Lovy membuat Kael ilfil justru berbalik arah. Sedikit demi sedikit, ia malah jatuh pada pesona pria yang katanya punya dua puluh lima mantan. Casanova sejati—atau sekadar topeng?

Di tengah intrik keluarga Evander, Lovy harus memilih: bertahan dengan keanehannya, atau tenggelam di dunia Kael yang berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myra Eldane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu Mencurigakan

Udara di aula terasa berubah begitu pintu besar terbuka. Lampu kristal masih berkilau, musik klasik dari kuartet gesek masih mengalun, dan gelas sampanye masih berdenting. Tapi Lovy bisa merasakan sesuatu yang berbeda—seolah ada hawa dingin yang ikut masuk bersama seorang pria berjas abu-abu gelap yang baru saja melangkah ke dalam.

Dia tidak membuat keributan. Tidak ada pengumuman, tidak ada langkah berisik. Tapi setiap langkahnya seolah memotong udara. Orang-orang yang tadinya santai berbisik atau tertawa pelan, mendadak menegakkan punggung. Seolah pria itu membawa semacam… tekanan yang tidak terlihat.

Lovy berdiri di sisi Kael. Jemarinya menggantung di lengan pria itu, tapi matanya terpaku pada sosok asing itu. Ia berbisik, cukup keras untuk Samuel yang berdiri di belakang mereka mendengar.

"Hmm… kayaknya dia ini bukan tipe orang yang suka pesta dansa, ya? Mukanya… kayak papan pengumuman. Flat."

Samuel langsung tersedak sampanye. "Lovy, tolong… jangan ngomong keras-keras. Kalau dia ternyata punya kemampuan baca pikiran, tamat kamu."

Lovy mengangkat bahu, berusaha santai, padahal jantungnya mulai berdetak cepat saat melihat pria berjas abu-abu itu di kejahuan. "Tuan— D. Sinemon?" gumamnya menyebut nama yang ia dengar di kerumunan orang bergosip.

Lovy bisa melihat pria itu berhenti sejenak, bicara singkat dengan seseorang, lalu matanya melirik ke arah Kael. Sekilas. Tapi cukup untuk membuat suasana di sekitar mereka terasa lebih tegang.

Genggaman Kael di lengan Lovy mengeras. Bukan sakit, tapi cukup membuat Lovy tahu: pria itu bukan orang sembarangan.

Kael menarik napas pelan, lalu mengajak Lovy berjalan mengitari aula. Malam ini, gadis itu memang harus "ditampilkan"—tapi belum. Ada saatnya nanti Kael akan memperkenalkannya di panggung utama, di hadapan semua tamu. Sekarang, yang dilakukan hanyalah "pemanasan": bertemu tamu penting satu per satu.

"Lovy, ini Lord Harrington," kata Kael, dengan nada resmi yang jarang Lovy dengar.

Seorang pria tua dengan kumis putih tebal menatap Lovy dari balik monocle. Dia menegakkan tubuh, memegang tongkat berlapis emas. "Ah, calon istri Kael, ya? Kau tampak… bersemangat."

Lovy mengingat latihan senyum di depan cermin pagi tadi. Ia mengangkat bibir, mencoba menunjukkan versi "calon menantu baik". Tapi seperti biasa, mulutnya bergerak lebih cepat daripada otaknya.

"Iya, Tuan Lord… hmm, Lord apa ya? Harrington? Hehe… kayak nama brand biskuit ya."

Samuel menepuk dahinya pelan. Lord Harrington berkedip, kaget. Tapi akhirnya, pria tua itu mengeluarkan tawa kecil, terhibur. "Biskuit…? Ah, tentu, boleh juga. Miss?"

"Love Crisela Luwiys," ucap Lovy mengulurkan jari memperkenalkan diri.

Tuan Lord menerima uluran tangan itu. "Ah yah, Miss Lovy. Keluarga Luwiys..."

Melihat genggangam tangan itu, Kael segera menarik tangan Lovy. Setelah lepas, Kael menghela napas, menggenggam tangan Lovy lebih erat, kode halus: tolong jaga ucapan dan tindakanmu.

Lalu, mereka bergerak ke meja lain. Madame Renée menunggu di sana—wanita Prancis dengan gaun bulu angsa melingkar di lehernya. Parfum mahal menguar kuat sampai membuat Lovy sedikit bersin.

"Oh mon dieu, Kael… tunanganmu sangat… segar," kata Madame Renée dengan suara serak manja, tangannya bergerak melukis udara. "Aku suka gadis yang… hmm… punya warna."

Lovy menatap bulu angsa itu lama. "Iya… bulunya cantik, Madame. Itu asli? Atau… eh, maaf, maksudku asli di toko?"

Madame Renée terdiam dua detik, seolah tidak yakin bagaimana menanggapi pertanyaan polos itu. Samuel yang ternyata ada di dekat mereka menoleh ke arah bar, pura-pura sibuk memilih minuman agar tidak tertawa. Kael menutup mata sebentar, lalu berkata pelan, "Lovy…"

Tapi Madame Renée malah tersenyum kecil. "Gadis yang jujur. Menarik."

Lovy mengerling ke Kael dengan senyum kemenangan kecil—seolah berkata tuh kan, aku nggak seburuk itu.

Setelah dua-tiga meja, Kael berhenti sejenak, mengajak Lovy keluar ke balkon. Malam di luar dingin, tapi lebih terasa bebas. Lampu-lampu kota terlihat samar di kejauhan, dan Lovy menghirup udara segar, mencoba menenangkan detak jantungnya.

"Kamu bisa sedikit… menahan komentar?" Kael menatap Lovy. Suaranya rendah, nada menahan kesabaran.

Lovy memutar mata. "Aku berusaha sopan, loh. Itu udah level ‘menahan komentar’ yang terbaik versi aku. Kamu mau aku diem total? Nanti aku jadi patung."

Kael tidak langsung menjawab. Matanya menatap ke dalam aula, ke arah pria berjas abu-abu itu yang kini dikelilingi beberapa orang.

"Ada tamu yang… lebih rumit dari yang kamu kira," kata Kael pelan.

Lovy memiringkan kepala. "Rumit kayak apa? Rumit kayak kabel headset di saku, atau rumit kayak soal matematika Kak Samuel waktu SMA?"

Samuel mendecak pelan dari belakang. "Hey! Kenapa aku yang diserang?" ucapnya yang hanya di tanggapi ledekan Lovy yang mengulurkan lidahnya.

Kael tetap menatap aula. Ekspresinya tidak terbaca. "Hanya… jangan jauh dariku malam ini." Ucapan yang sangat dalam hingga membuat Lovy menghela nafas mencoba untuk tenang.

Ada sesuatu di nadanya—lebih dari sekadar perintah. Seperti peringatan.

Langkah pelan terdengar di belakang mereka. Lovy menoleh, dan hampir tersedak napasnya.

Pria berjas abu-abu itu sudah berdiri di ambang balkon. Lebih dekat, ia terlihat lebih… mengintimidasi. Garis rahang tajam, mata abu-abu dingin yang seolah bisa menembus pikiran, dan senyum tipis—tapi bukan senyum ramah, melainkan seperti seseorang yang sedang mengukur lawan.

"Adrian Kaelith Evander," suaranya rendah, dalam, berat. Seolah setiap katanya bisa membelah keheningan. "Lama tidak bertemu."

Kael menegakkan bahu, matanya sedikit menyipit. "Donovan."

Hanya satu kata, tapi Lovy bisa merasakan ketegangan di baliknya. Nama itu terasa berat, bahkan untuk seseorang yang baru mendengarnya.

Mata Donovan bergerak, menatap Lovy. Tatapan itu membuat gadis itu merinding—seperti sedang di-scan dari kepala sampai kaki.

"Dan ini… tunanganmu?" tanya Donovan.

Lovy menelan ludah, mencoba tersenyum. "Iya… saya Lovy. Hmm, Lovy Crisela Luwiys." Ketika ia hendak mengulurkan jemarinya, tangan Kael menahannya.

Donovan melihat interaaksi itu, mengangguk pelan. "Menarik. Lovy, yah. Saya Donovan Sinemon."

Hanya perkenalan. Tapi kata sederhana itu terdengar seperti ancaman.

Lovy, dengan refleks khasnya, mencoba mencairkan suasana. "Menarik gimana, Pak Donovan? Menarik kayak diskon 70%, atau menarik kayak… hmm… ah, ya gitu lah."

Samuel hampir tersedak lagi. Ia menoleh cepat, matanya seperti berkata: Jangan keterlaluan, Lovy.

Sementara Kael hanya diam. Tenang. Tidak seperti tadi saat Donovan belum berdiri di dekatnya.

Donovan hanya menatap Lovy beberapa detik, lalu kembali pada Kael. "Kita perlu bicara."

Kael tidak bergeser. "Nanti. Bukan di sini."

Donovan tersenyum tipis—tidak ada kehangatan di sana. "Baiklah. Nanti."

Ia berbalik, meninggalkan balkon, meninggalkan hawa dingin yang menempel lama bahkan setelah bayangnya menghilang.

Kael menatap Donovan sampai sosok itu menghilang di kerumunan. Rahangnya mengeras, seperti sedang menahan sesuatu.

"Kael?" Lovy bicara pelan. "Dia… bahaya, ya?"

Kael menoleh ke Lovy, menggeleng samar. "Jangan khawatirkan itu. Hanya… tetap di sisiku malam ini."

Lovy mencoba tersenyum, meski jantungnya berdetak keras. "Baik. Tapi kalau ada drama lagi, aku harap melibatkan saus tartar aja, bukan pistol."

Samuel tertawa pendek. "Kamu memang nggak bisa serius walau suasananya mencekam, Lov."

Lovy mengangkat bahu. "Kalau aku ikut tegang, nanti semua orang pingsan. Lebih baik aku bikin suasana santai."

Kael menatap Lovy lama, seolah menimbang apakah gadis ini mengerti situasi. Akhirnya ia menghela napas, nada suaranya datar tapi tegas. "Tetap di sampingku. Itu saja."

Dan di dalam hatinya, Lovy tahu—malam ini belum berakhir. Masih ada sesuatu yang lebih besar menunggu.

Karena ia belum resmi diperkenalkan. Semua tatapan tamu menunggu momen itu. Dan Donovan… entah kenapa, seolah menunggu juga.

.

.

.

1
Rihana
buset kaya bener 🤣🤣🤣
Rihana
seret bang muel adek mu itu 🤣
Rihana
kenapa yah yang baca kurang, padahal tulisannya bagus, rapi, sesuai peubi, typonya gak banyak, pokoknya bagus lah. dan updatenya juga rutin. aku suka banget, smoga makin banyak yang baca yah kak 🩷
Rihana
ini karakter lovy, cegil bucin 😭😭😭
Rihana
gak berasa udah sampai sini wkwk... penasaran. aku lanjut duluu. alurnya menarik
Rihana
awal yang menarik
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
aku udah kirim satu kopi yah, biar gak ngantuk thor
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
Si lovy gak nyangka sekeren ini tapi si kael kenapa yah perginya. aduhhh kasian banget di tinggal di hari pernikahan😭
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
up kak
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
Satpam😭 GGS INI MAH (ganteng ganteng satpam)/Drool/
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
nemu sampah di mana sih lovy 😭 kok bisa pacaran 8 tahun woy kayak kredit rumah
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
akhirnya putus, lagian kok sanggup sih pacaran 8 tahun?
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
syukur deh samuel. seret aja tuh lovy, dari pada makin akut bucinnya
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
bucin akut wehhh😭
Saidil M🍇
gilas banget bisa ngasi hadiah segitunya si donovan. berartu dia udah mempelajari kesukaan lovy aka targetnya? keren sih, suka banget kakak penulisnya creazy up terus.... jadi maraton bacanyaaa enak bangettt 😍😍😍 lanjut kak
Saidil M🍇
meskipun terlambat, kuucapkan selamat atas pernikahanmu lovy dan kael 😍 sekarang aku maratoon bacanya
Saidil M🍇
terharu gueee makk😭
Saidil M🍇
syegi ini jadi sahabat asik banget. bisa nyairin suasana woy.... mau sahabat kayak dia😭
Saidil M🍇
hahahaha mau ciuman gak jadi 🤣🤣🤣
Saidil M🍇
barang bawaan syegi astaga😭 inj orang gue kira kalem di awal. ternyata kalem kalem sama aja kayak lovy, pantesan sahabatan 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!