NovelToon NovelToon
AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Fantasi Wanita
Popularitas:976
Nilai: 5
Nama Author: Monacim

Felisha Rumi adalah seorang siswi SMA yang mendapatkan gelar ratu sekolah. Kecantikan yang kekayaan yang ia miliki sangat menunjang hidupnya menjadi yang paling dipuja. Namun sayang, Felisha merasa cinta dan kasih sayang yang ia dapatkan dari kekasih dan teman-temannya adalah kepalsuan. Mereka hanya memandang kecantikan dan uangnya saja. Hingga suatu hari, sebuah insiden terjadi yang membuat hidup Felisha berakhir dengan kematian yang tragis.

Namun, sebuah keajaiban datang di ambang kematiannya. Ia tiba-tiba terikat dengan sebuah sistem yang dapat membuatnya memiliki kesempatan hidup kedua dengan cara masuk ke dalam dunia novel yang ia baca baru beberapa bab saja. Dirinya tiba-tiba terbangun di tubuh seorang tokoh antagonis bernama Felyasha Arumi yang sering mendapatkan hinaan karena bobotnya yang gendut, kulit yang tak bersih, dan wajah yang banyak jerawat. Terlebih ... dirinya adalah antagonis paling tak tahu diri di novel itu.

Bagaimanakah Felisha menjalankan hidup barunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Monacim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RATU ANTAGONIS

Sendrio dan Nino berjalan di koridor menuju kelas mereka yang berada di lantai atas. Namun, begitu melihat ada Citra duduk di tangga, membuat Nino berinisiatif untuk menghilangkan dirinya dari hadapan sang sahabat. Demi kenyamanan kedua belah pihak ketika saling berhadapan.

"Nah, ada Citra noh. Gue keknya mau ke toilet dulu. Lo urus deh ya masalah lo sama Citra. Ntar ceritain masalah lo apa sama gue. Lo tadi malam cuma curhat Citra marah doang," ujar Nino sebelum berbalik badan meninggalkan Sendrio.

Sendrio menatap ke arah Citra lagi. Kali ini cewek itu malah menunduk, tak ingin menatapnya. Tampak juga Melly meninggalkan Citra sendiri dengan naik ke lantai atas. Tersisalah Citra sendiri di sana. Sendrio pun berjalan penuh kepastian menuju cewek itu. Hingga kakinya berada di hadapan Citra.

"H-hai, Cit. K-kamu ... kamu masih marah sama aku?"

Citra mendongkak menatap Sendrio dengan tampang datarnya. "Kenapa aku harus marah? Emang kamu salah apa?"

Sendrio langsung canggung mendengar pertanyaan tak terduga itu. Ia mengusap rambut bagian belakangnya dengan gelisah. "Y-ya ... nggak ada salah sih. Tapi menurut aku itu salah. Aku kasih nilai tinggi ke kue buatan Felya. Padahal kan kamu ...."

"Ya wajar dong kalau kue buatan dia lebih enak dari buatan aku. Jadi kamu nggak perlu minta maaf, Sen. Aku sadar kok kue aku nggak seenak buatan Felya. Entah sejak kapan dia bisa buat kue. Padahal kan dia nggak pernah masak di rumah," sahut Citra.

"Tetap aja harusnya aku kasih nilai tinggi ke kamu biar Felya nggak menang. Sekali-sekali curang gapapa kali. Felya yang sering mencurangi kamu juga."

"Nggak ah, Sen. Udah deh aku gapapa. Aku nggak berhak marah. Kamu juga bukan siapa-siapa aku, kan?"

Sendrio terdiam mendengar ucapan Citra barusan. Tak lama Citra memutuskan beranjak dari posisinya. Namun, genggaman tangan Sendrio pada pergelangan tangannya membuat Citra menoleh dengan secerca harapan.

"Apa lagi, Sen?"

"Makasih ya, udah nggak marah," ucap cowok itu.

Citra tersenyum kecut sambil menyunggingkan senyuman malas. "Ya," sahutnya singkat sebelum naik ke lantai atas. Ia berpikir Sendrio akan memohon padanya atau membujuknya. Ternyata hanya sebuah ucapan terima kasih?

Sementara itu, Yokan dan Felya sedang makan di kantin. Mereka memesan mi ayam pedas dengan level yang berbeda. Tentunya level Felya lebih rendah dari level Yokan.

"Gimana, lo liat kan foto-foto yang gue kirim malam tadi ke lo? Gue beneran jalan sama Sendrio. Nggak ngibul gue," celetuk Felya di sela kegiatan makannya.

"Keren juga lo. Gimana ceritanya si Sendrio bisa luluh sama lo?" tanya Yokan penasaran. "Ah, gue tau. Pasti karena liat lo udah cakepan gini, kan?" imbuhnya menebak.

Felya terkekeh remeh. "Ngakuin juga lo gue sekarang cakepan. Gimana? Lo masih nggak nafsu sama gue?"

Yokan menggigit bibirnya sendiri. "Kalau gue nafsu, lo mau?"

"Brengsek mulut lo!" semprot Felya kesal.

Yokan tertawa lepas tanpa tahu malu. Ia tak mempedulikan lagi sekitarnya yang menatap heran kedekatan dua antagonis itu.

"Santai kali. Lo ya kalau nggak marah ya ngumpat hobinya. Jangan-jangan lo satu spesies sama setan kali, ya. Tercipta dari bara api—"

"Mulai ... Mulai ... gue tonjok juga lo lama-lama. Udah ah nggak usah banyak bacot. Mending lo abisin mi ayam lo yang super hot itu," sela Felya. Cewek itu menatap kesal Yokan yang tertawa menyebalkan di hadapannya.

"Oke-oke gue berhenti. Ekhem! Tapi gue mau nanyak nih sama lo. Kok bisa sih lo berubah cepet banget? Eh, asli ya ini tuh nggak wajar. Berat badan turun drastis itu pasti ada masalah dalam. Cek tuh di dokter. Jangan ngeremehin," kata Yokan dengan raut wajah lebih serius lagi.

Felya menegakkan tubuhnya. Ia meraih minumannya dan menyeruput dengan tenang sambil memikirkan jawaban apa yang tepat untuk Yokan.

"Gue sebenernya nggak gendut banget kali. Itu tuh cuma body palsu doang. Gue emang gemuk, tapi nggak gemuk banget. Gemuk banget itu karena gue tempelin lemak buatan. U-udah gue buang sih. Soalnya gue udah nggak butuh."

Yokan cengo menatap cewek di hadapannya. "Eh, lo kalau ngomong yang masuk akal dikit! Mana ada yang kayak gitu. Ngapain juga lo mau jelek-jelekin bentuk badan lo sendiri."

"Y-ya suka-suka gue dong! Gue mau ngeliat ada nggak yang tulus cinta sama gue dengan keadaan fisik gue kayak gitu," balas Felya.

"Ya nggak ada."

"Ck, ada kok. Lo buktinya deketin gue pas lagi jelek-jeleknya," sahut Felya.

"Oh, ya. Gimana? Seneng gue deketin?" Yokan memajukan wajahnya untuk menatap lebih dekat wajah Felya. Felya sendiri pun membulatkan matanya ketika bertubrukan dengan tatapan Yokan yang sangat seksi.

Begitu tersadar, Felya langsung mendorong jidat Yokan dengan telunjuknya. "Mundur nggak lu. Mundur!"

Yokan tertawa lagi sambil menjauhkan tubuhnya. Mi ayam itu kembali ia santap dengan suapan besar. Sementara Felya menyeruput kuah dari mi ayam itu.

"Jangan sementang lo udah cantik terus rakus nggak bikin ilfeel, ya," tegur Yokan.

Brak!

Felya menaruh mangkuk yang sudah kosong dengan cukup kasar tanpa amarahnya mulai tersulut karena omongan Yokan barusan.

"Lo ilfeel atau enggak, itu bukan urusan gue. Jadi mau lo gimanapun jijiknya sama gue ya nggak masalah. Ngerti lo?" cetus Felya.

Yokan mengangguk. "Bener juga," sahutnya tersenyum mengejek.

"YOKAN!"

Baik Yokan maupun Felya menoleh ke arah kanan. Tampak Dhea berjalan ke arahnya dengan langkah lebar dan tatapan maut yang siap menghunus siapa saja yang membuatnya kesal.

"Ck, heh! Mending lo cabut dari hadapan gue. Gue nggak mau ribut sama cewek lo!" tegas Felya dengan nada rendah.

Sementara Yokan? Cowok itu malah asyik menyeruput kuah mi ayam miliknya tanpa peduli peringatan dari Felya. Hingga Dhea sudah sampai di hadapan mereka.

"Yokan! Kamu janji mau temenin aku ke perpus ternyata malah makan bareng anggota buangan Sweet Pink? Bagus, ya."

Felya gerah mendengarnya, tetapi memilih untuk bungkam. Bukan takut, tapi mengumpulkan tenaga.

"Aku kan udah bilang kalau sempet. Kalau nggak sempet ya nggak bisa temenin," sahut Yokan santai.

Dhea tertawa hambar. "Kalo sempet kamu bilang? Emang kesibukan kamu ini penting? Makan sama Felya? Bukan sama aku?"

"Ya kalau aku ajakin makan bareng juga kamu nggak bakal mau satu meja sama Felya. Salah aku?" Yokan menyahut dengan santai. Malah menyunggingkan senyumannya. Felya saja sebal melihatnya, apalagi Dhea sebagai kekasihnya Yokan.

Dhea mengepalkan kedua tangannya dengan erat sambil menatap nyalang Felya. "Heh, Felya! Jangan mentang-mentang lo sekarang udah lumayan ya jadi godain Yokan. Ingat baik-baik, Yokan punya gue! Lo kalau macem-macem, berurusan sama gue!"

"Eh, Curut. Lawan noh," panggil Yokan pada Felya.

"Sinting nih orang," umpat Felya menatap kesal Yokan. Lalu, ia berdiri sambil bersedekap di hadapan Dhea. "Lo lupa ya sama status gue di sekolah ini? Gue adalah ratu antagonis di sekolah ini. Jadi kalau lo mau nantangin gue, siap-siap jadi korbannya. Berani?"

Yokan tersenyum miring melihat kedua gadis itu saling melempar tatapan maut. Apa yang akan terjadi berikutnya?

1
Gedang Raja
Luar biasa
Mona_cim: thank u
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!