VOLETTA yang sering di panggil VIOLET, seorang gadis yatim piatu yang hidup sebatang kara, dia di angkat oleh keluarga Romanov keluarga nomor satu di kota Bore.
Dan sejak saat itu kehidupan Violet menjadi lebih baik, apa lagi saat putra bungsu keluarga Romanov, LUCANE ROMANOV mengambil alih keluarga Romanov, Violet semakin membuat semua orang iri dengan kehidupannya, karna Lucane selalu memprioritaskan Violet.
Tapi itu semua berubah saat Violet sengaja ingin mencelakai wanita yang di cintai oleh Lucane, karna hasutan dari musuh wanita itu, Lucane perlahan menunjukkan sisi iblisnya di depan Violet, pria itu menghukum Violet dengan menyiksanya di ruang bawah tanah.
Dan saat Violet menghembuskan nafas terkahirnya, dia berjanji jika ada kehidupan kedua dia tidak akan lagi mengusik kehidupan Lucane dan wanita pujaan hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Di ruang keluarga kediaman Giorgio, semua orang yang duduk di sana hanya menyaksikan keantusiasan Calista, saat mengetahui kalau Raisa ternyata sekertaris Lucane, sekaligus saudara sepupu dari kekasih putranya.
''Nyonya, makan malamnya sudah siap'' ujar kepala pelayan dengan sopan.
''Ayo, ayo, kita makan malam dulu, nanti kita lanjut ngobrol lagil'' tukas Calista.
Semua orang satu persatu bangkit dan mengikuti Calista ke ruang makan.
Saat di meja makan Lucane menahan diri untuk tidak marah pada sang kakak, karna menyuruh Raisa duduk di sampingnya, sedangkan Violet duduk di samping Kaka perempuannya.
''Ayo, kita makan dulu''
Jackson Giorgio suami dari Calista, menyadari wajah kesal sang adik ipar, terlihat sekali jika adik iparnya tidak nyaman dengan keberadaan Raisa yang duduk di kursi sampingnya.
Setengah jam kemudian setelah usai makan malam, Calista kembali mengajak Raisa dan juga Violet mengobrol di ruang tengah, sedangkan Lucane dia ikut bargabung dengan sang kakak ipar yang sedang bermain catur bersama ayahnya di teras samping kolam renang, dan Jayden setelah makan malam tadi pria itu langsung membawa pergi Luna dengan alasan jalan jalan.
Tatapan Lucane sama sekali tidak lepas dari Violet yang terlihat hanya menyimak obrolan kakanya dengan Raisa.
" Sepertinya gadisku baik baik saja" batinnya saat teringat kembali kejadian Violet yang tiba tiba panik dan berkeringat dingin ketika pertama kali bertemu dengan Raisa.
''Hah, aku sudah sangat lelah, aku mau ke kamar dulu'' ujar Kakek Romanov bangkit dari duduknya.
''Ayah, mari saya anta anda ke kamar'' tukas Jackson ikut bangkit tapi langsung di tolak oleh Kakek Romanov.
''Tidak perlu, ayah akan ke kamar sendiri'' ujarnya lalu pergi masuk ke dalam rumah.
Kebetulan Kakek Romanov di sedikan kamar sendiri di mansion keluarga Giorgio, untuk Kakek Romanov menginap sewaktu waktu.
Setelah kepergian Ayah mertuanya, Jackson menghidupkan sebatang rokok yang sejak tadi dia simpan di saku celananya, meskipun usia Jackson hampir lima puluh tahun tapi wajahnya masih terlihat muda, bahkan rambutnya hanya beberapa helai yang terlihat memutih, tapi sama sekali tidak mengurangi ketampanannya.
''Lucane, sepertinya kakakmu sangat menyukai sekertarismu itu'' ujar Jackson.
Lucane menoleh sejenak pada kakak iparnya, lalu kembali fokus pada Violet.
''Aku tidak perduli'' ucap Lucane.
Jackson terkekeh pelan sembari menghembuskan asap rokok yang mengepul memenuhi wajahnya, dia sudah menebak kalau adik iparnya ini tidak akan tertarik dengan wanita pilihan istrinya.
''Bagaimana kalau kakakmu berniat menjodohkan kalian berdua?'' tanya Jackson.
''Jodohku, hanya aku yang menentukannya, orang lain tidak berhak ikut campur, walapun itu kakaku sendiri'' paparnya lalu bangkit dan berjalan masuk ke dalam mansion.
Calista yang terlihat sangat antusias mengobrol dengan Raisa, tiba tiba wajahnya berubah masam ketika melihat sang adik berjalan ke arahnya.
''Baby, ayo pulang'' ajak Lucane mengulurkan tangannya pada Violet yang duduk sendirian di sofa.
Violet tersenyum menerima uluran tangan Lucane dan bangkit dari sofa.
Melihat atasannya pulang, Raisa juga ikut berpamitan pulang, karna besok dirinya juga harus bekerja.
''Lucane, sekalian antarkan Raisa pulang'' perintah Calista.
''Tidak,,
Raisa belum sempat melanjutkan ucapannya, tapi Lucane sudah menyelanya.
''Tidak bisa, kami tidak searah''
Calista yang mendengarnya langsung melotot kesal pada sang adik. ''Kamu benar benar tak berperasaan, membiarkan wanita pulang sendiri'' omel Calista.
Lucane mantap malas sang kakak.
''Di rumah kalian banyak supir kan, suruh saja mereka mengantarnya pulang'' cetus Lucane dengan expresi datar.
Raisa hanya bisa menundukkan kepalanya malu, karna Lucane terang terangan menolak untuk mengantakannya pulang.
Violet yang melihat Paman dan Bibinya hampir mulai adu mulut, dia buru buru menengahi.
''Sudah sudah, Paman, sebaiknya kita antar Kak Riasa pulang dulu ya'' ujar Violet memegang lengan Lucane untuk membujuknya.
''Baby, rumah Raisa sama villa tidak searah'' tolak Lucane dengan lembut, beda sekali nadanya ketika bicara dengan Calista.
Violet menggelengkan kepalanya. ''Tidak apa apa''
''Ayo Kak Raisa, biar nanti kita antar kakak pulang dulu'' ajak Violet menggandeng lengan Raisa.
''Nona, apa tidak merepotkan?'' tanya Raisa.
''Tidak kok'' balas Violet.
Lucane akhirnya hanya bisa pasrah mengikuti kemauan Violet, mana berani dia menolaknya.
Sedangkan Calista dia bersorak senang, karna Violet sudah membuat Lucane mau mengantarkan Raisa pulang.
Di perjalanan dari kaca sepion Raisa diam diam memperhatikan Lucane yang duduk di belakang bersama Violet, sedangkan dirinya duduk di depan dengan Xander yang mengemudikan mobilnya.
"Tuan beda sekali jika di depan Nona Violet" batin Raisa.
Dari kaca sepion Raisa bisa melihat Lucane yang sedang mengelus pucuk kepala Violet yang ada di pelukannya.
Tak butuh waktu lama kini mobil yang di kemudikan oleh Xander sudah tiba di depan rumah minimalis milik Raisa.
"Tuan, Nona, terimakasih karna sudah mengantarkan saya" ucap Raisa berdiri di samping mobil dengan membungkuk sopan.
"Sama sama Kak" balas Violet kepalanya melongok keluar dari jendela.
"Kami pulang dulu" pamit Violet melambaikan tangannya.
"Hati hati Nona" balas Raisa ikut melambaikan tangannya dengan tersenyum.
Saat mobil kembali melaju Lucane kembali menarik Violet ke dalam pelukannya, lalu mengelus rambut panjangnya.
"Paman"
"Hem"
"Kak Raisa itu baik ya, sudah gitu cantik lagi" tukas Violet.
Lucane diam saja, dia masih ingin mendengarkan apa lagi yang ingin di katakan oleh gadisnya ini, tapi ternyata Violet tidak biacara apapun lagi tentang Raisa.
Keesokan harinya jam satu siang, Violet baru keluar dari kelas seni bersama Tasya, mereka berdua lalu pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang terasa lapar, setelah di buat tegang oleh dosen killernya.
''Vio!''
Violet yang sedang mencari tempat duduk menoleh ke arah sumber suara, dan ternyata Jayden yang memanggilnya, tapi bukannya menghampiri meja Jayden, Violet malah duduk di tempat lain yang sedikit jauh dari meja Jayden dan sahabat sahabatnya.
''Vio, kenapa kita duduk di sini?'' tanya Tasya yang keheranan.
''Tidak apa apa, sudahlah ayo cepat habiskan makannya, setelah itu kita segera pergi'' jawab Violet.
Tasya mengerutkan dahinya merasa heran, tapi dia tetap menuruti perkataan Violet.
Sedangkan Jayden yang melihat Violet mengacuhkannya langsung bangkit, tapi segera di tahan oleh Luna.
''Kak, kamu mau kemana?'' tanya Luna.
''Lepas!'' sentak Jayden menghempaskan tangan Luna yang menahan lengannya dengan kasar.
Jayden langsung melenggang pergi menghampiri meja Violet.
''Vio, kenapa kamu duduk di sini?'' tanya Jayden.
Tapi Violet diam saja tidak menyahut.
''Vio, aku tanya sama kamu, tolong jangan diam saja, aku punya salah ya sama kamu?'' tanya Jayden lagi masih dengan nada yang lembut.
Violet mendongakkan kepalanya menatap Jayden yang juga menatapnya.
''Kak Jayden tidak punya salah sama aku'' ujar Violet yang tidak tahu harus mencari alasan apa, tidak mungkin juga dirinya mengatakan kalau Luna meminta dirinya menjauhi Jayden.
Jayden yang mendengarnya menghela nafasnya. ''Kalau memang aku tidak punya salah sama kamu, ayo duduk di sana'' ucap Jayden.
Violet menggelengkan kepalanya. ''Aku tidak mau'' tolaknya mengaduk aduk makanan di depannya.
Jayden lalu berjongkok di samping Violet dan bertanya dengan lembut. ''Apa salah satu dari mereka ada yang membuatmu marah ?''
Lagi lagi Violet hanya menggelengkan kepalanya. '' Tidak ada Kak, aku hanya ingin makan di sini, itu saja kok tidak ada masalah apapun''
Jayden memejamkan matanya sejenak untuk menghela nafasnya, lalu berdiri dan kembali ke mejanya, tapi tak lama kemudian dia datang lagi dengan membawa makanannya dan duduk di kursi samping Violet, membuat Violet dan Tasya tercengang.
''Jangan usir aku'' tukas Jayden.
kl cma d anggap ponakan mh ga mngkn posesif ky gt,boro2 pnya pcar tmnn aja ga bleh....kira2,kluarganya ngsih rstu ga y???
tp biarin aja lh....msa mreka sbuk sndri,trs vio ga bleh pnya tmn yg lain....kn pst dia ksepian.....
btw,tmenan aja sm alex....biar pmanmu kluar tanduknya..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
glirn ga ssuai hrpan,tnggal nangis dehhh..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
apakh lucane bkln jth cnta sm raisa????
apalgi kk'nya kn emng niat bgt mnjdohkn mreka....