Peradaban modern dengan peradaban kuno seperti berdampingan satu sama lain. April memakai kalung berbentuk kubus yang sudah dipakainya sejak masih bayi. April sering terjebak di dalam roh lubang hitam kubus yang tak dikenal asal-usulnya. Gejolak-gejolak yang dialami April saat umurnya masih sangat muda, membuatnya kehilangan arah. Jalan apa yang akan April ambil saat dirinya diambang dilema panjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keypi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XIX : Sudah sampai batas, ya?
Keesokan harinya
San tertawa kecil ketika sedang chat-an dengan anak perempuan berambut ungu itu. San mengakhiri obrolannya di chat dan bergegas menuju kelas bela diri. San sendiri merupakan murid di kelas bela diri dan kelas intel. San dengan anak perempuan berambut ungu itu memang sudah dijodohkan sejak umur 7 tahun, tidak heran San dan anak perempuan berambut ungu itu akrab. Keduanya memutuskan untuk fokus pada tujuan masing-masing dan saling memberikan informasi secara langsung maupun melalui chat.
Di tengah jalan, San berpas-pasan dengan April yang akan menuju kelas benang. Tubuh April disenggol oleh orang yang lari sehingga April kehilangan keseimbangannya. San yang di dekatnya pun menolong April. Tubuh, tangan San bergerak sendiri. San menangkap April ke tubuhnya.
April melihat ke arah San. San melepaskan tubuh April.
“Euh, terimakasih banyak Senior,”
April merasa gugup dan memerah pipinya.
San meninggalkan April tanpa berbicara sepatah kata pun. April melihat ke arah perginya.
'Senior San, begitu dingin sekali padaku..'
April mengajak Aoren menuju kelas benang. April bersama Aoren memasuki kelas, melihat anak laki-laki yang bernama Ling sudah berada di dalam kelas. April pun langsung menuju tempat duduknya. Masih terngiang-ngiang momen yang tadi terjadi padanya dengan San. Pipinya memerah kembali.
Aoren yang menatap April sedang bertingkah aneh membuat Aoren kebingungan.
'Anak perempuan ini tingkahnya aneh banget, aku ga paham.'
20 menit berlalu, semua murid kelas benang sudah berada di kelas dan jam belajar sudah dimulai. Pelajaran kali ini, Master Lock memberikan beberapa teknik yang akan digunakan untuk ujian arena nanti.
April menyimak dengan seksama begitu juga dengan anak laki-laki bernama Ling. Mereka semua diberikan kesempatan untuk maju ke depan untuk mempraktekkan latihan dan teknik yang baru saja diajarkan. Satu per-satu maju, termasuk April.
Master Lock ingin mencoba secara langsung dengan melawan satu-satu. Yang berhasil bertahan, maka akan melawan lagi murid selanjutnya, sampai ketahuan siapa yang benar-benar mewakili sampai akhir. Master Lock memang berharap semua 7 orang ini bisa bertahan namun itu sangat mustahil, mengingat bakat-bakat anak kelas lain sangat hebat dan ahli. Jadi, inilah satu-satunya cara bagi Master Lock untuk melihat potensi anak muridnya.
“Semuanya, ikuti saya ke ruang latihan yang lebih luas untuk simulasi ujian arena nanti. Kalian bertujuh akan melawan satu lawan satu, siapa diantara kalian yang bertahan, maka akan menjadi lawan murid yang lainnya, yang kalah dalam babak pertama, maka tidak akan lolos alias gugur dan yang babak pertama bertahan tapi di babak kedua atau setelahnya gagal maka yang menang adalah lawan terakhir berhasil menumbangkan pertahanan yang bertahan. Paham semuanya?”
April terkejut. Tidak menyangka akan secepat ini melakukan simulasi di hadapan matanya. April tidak percaya diri, takut dan gemetar. Hanya April saja yang masih tidak yakin. Semuanya berpindah ke ruang latihan Agen Angkasa yang lebih luas untuk simulasi hari ini.
\*\*\*
Master Lock sudah mempersiapkan nama-nama siapa saja yang akan mulai dahulu. April ketakutan tapi April harus menerima kenyataannya. April tertegun.
“Wisnu melawan Wesheryn di babak pertama ini. Semuanya yang belum bertanding di babak pertama harap simak dan persiapkan diri,”
“Peraturannya jangan sampai membunuh lawan kalian di simulasi maupun ujian arena nanti, cukup menumbangkan lawannya saja. Semuanya paham?”
“Paham pak!”
Semuanya menyeru kecuali April yang tampak masih bimbang.
“Silahkan, dimulai!”
Wisnu menyerang Wesheryn dengan serangan teknik benang pertamanya. Wesheryn yang di posisi menerima serangan, membalas serangan dari Wisnu. Pertempuran terjadi, April melihat teknik-teknik benang yang sangat kompeten dan tajam itu saling menyerang. Matanya sangat memperhatikan setiap gerakan maupun teknik.
Posisi Wesheryn tidak bagus. Qiara yang tidak terima Wesheryn akan dikalahkan oleh Wisnu, Qiara memberikan support pada Wesheryn.
“Sherr! Semangat, jangan sampai kalah dari si Wis!”
Wesheryn mendengar ucapan dari Qiara, membuat Wesheryn memikirkan cara untuk mengakhiri serangan dari Wisnu. Wisnu tersenyum.
“Percuma saja, dek!”
Wisnu melumpuhkan teknik benang milik Wesheryn. Wesheryn terkejut dan membuat Wesheryn terkunci di jurus benang laba-labanya Wisnu. Qiara menghela nafasnya. Wesheryn tidak bisa apa-apa, bahkan bergerak tidak bisa. Master Lock sudah memutuskan bahwa Wisnu yang bertahan di babak pertama.
“Wesheryn gugur di babak pertama, Wisnu bertahan di babak pertama,”
Wisnu menonaktifkan jurus benang laba-labanya pada Wesheryn. Pikir Wesheryn perlu banyak latihan lagi dan tidak mungkin dia akan gagal di babak pertama ujian arena nanti.
“Huft,”
“Nice try, dek Sher”
Wisnu memberikan jempol padanya. Wesheryn tersenyum dan turun dari arena simulasi. Master Lock memanggil nama Linggar.
“Linggar, Ling, silahkan maju.”
April melirik ke arah anak laki-laki bernama Ling itu. Ling pun maju. Wisnu tertawa kecil. Ling tidak memasang ekspresi apapun, hanya wajah serius dan datar.
“Mulai!”
Wisnu mulai menyerang duluan Ling, namun Ling tidak bergerak sedikitpun hanya diam. April terkejut.
'Mengapa dia tidak menghindar atau bergerak sedikitpun?'
Ling menghindari benang-benangnya Wisnu dengan tidak mengenai sedikitpun di tubuh Ling. Ling melakukan gerakan aneh, membuat Wisnu kebingungan.
“Hah? Ngapain lu, dek,”
Ling tidak menjawab, hanya fokus dengan menggunakan teknik rahasia miliknya. Tiba-tiba...
Tubuh Wisnu tidak bisa bergerak sama sekali, rupanya Ling membuat gerakan aneh untuk menjebak Wisnu agar fokus pada gerakan aneh yang dimainkan oleh Ling dan jari telunjuknya perlahan-lahan membuat perangkap pada Wisnu yang hanya fokus pada gerakan aneh Ling. Dan ya, Wisnu gugur. Ling benar-benar diluar prediksi Wisnu dan yang lainnya. Master Lock menyadari yang dilakukan oleh Ling. Teknik benang rahasia miliknya benar-benar mengkombinasikan teknik pengacau dan teknik tenang dalam pelajaran benang yang merupakan teknik level medium.
“Linggar yang menjadi orang bertahan di babak kedua dan mengalahkan orang bertahan di babak pertama, Wisnu gugur.”
Ling mengulur benangnya dan melepaskan Wisnu. Wisnu tertawa kecil. Wisnu tidak menyangka akan dikalahkan dengan trik-trik yang kanak-kanak ini oleh Ling. Ling masih tidak berekspresi sama sekali.
“Qiara, silahkan maju.”
Qiara maju dan memasang wajah kecut pada Ling.
“Mulai!”
Qiara mulai menyerang Ling, Ling masih tenang saat diserang dengan teknik benang yang cukup tajam. Qiara mengerutkan dahinya, mengeluarkan jurus titik henti pada bayangan Ling dan Ling tidak bisa bergerak. Qiara maju dan mendekati Ling.
“Oh?”
“Hanya segini saja?”
Tubuh Ling tidak bisa bergerak sama sekali. Semua terkejut.
“Hah? Seriusan?”
“Chichi! Ayooo pasti bisa”
Ling tersenyum sarkas pada Qiara. Tiba-tiba kloning Ling menyerang Qiara dengan menjatuhkan Qiara. Qiara tertunduk. Rupanya Ling saat Qiara menyerang, Ling tangannya menjahit bayangannya sendiri, sebelum Qiara akan menghentikkan bayangan Ling.
Semuanya terkejut dan terdiam.
“Ekh!”
Klon bayangan Ling dicabut oleh Ling. Pertempuran yang cukup singkat ini membuat Qiara kesal. Ling yang dibawah umurnya ternyata lebih licik dan pintar dalam melumpuhkan lawannya. Qiara bangkit dan menatap Ling. Qiaran pun meninggalkan arena simulasi itu.
“Linggar menjadi orang bertahan di babak kedua dan ketiga, Qiara gugur.”
Aoren sangat terpesona dengan aksi Ling dalam simulasi ini. Simulasi pertempuran ini semakin seru, sengit dan harus bisa mengalahkan pertahanan Ling. Yang lainnya gagal mengalahkan pertahanan Ling, sampai gilirannya April menghadapi Ling.
“April, peserta terakhir, silahkan maju!”
Jantung April berdetak kencang. April harus bisa tenang, mencari cara untuk mengalahkan pertahanan kuat dari Ling.
'Senior-senior lain kewalahan, apalagi aku..'
April tampak tidak percaya diri dan maju ke simulasi ujian arena. April melihat ke arah Ling yang tampak tenang dan tak ada celah satupun yang akan April lakukan. April benar-benar bingung harus melakukan apa. Qiara menyemangati April dan disusul yang lainnya.
“April! Semangat, kalahkan dia, April!”
“April pasti bisa! Ayo!”
April sangat senang disemangati dan membuat April untuk mencoba. April akan mencoba kemungkinan pertama untuk menyerang Ling, mencari titik celahnya. April mengeluarkan dua benangnya. April berputar. Mengayunkan kedua benangnya ke arah Ling. Ling menghindar, April menarik dan mengarahkan kembali ke arah Ling. Ling menghindarinya. April menarik benangnya.
'Benar-benar tidak ada celah untuk kemungkinan pertama.'
April mencoba teknik lain dengan menyerang Ling berkali-kali. Ling dengan mudah bisa menghindari dengan cepat dan tenang. April merasa putus asa, pertahanan yang dimiliki Ling kuat. Ling bergerak maju dan menyerang April. April terkejut. April menghindar dengan reflek yang cepat. Ling tiba-tiba berpindah cepat di belakang April. April notice. Ling menyerang April dan April menghindari dengan berguling.
Ling menyerang kembali April. April menghindarinya. April kesulitan untuk membalas serangannya. Energi April seperti mendekati batasnya. Ling berhenti. April terengah-engah.
“Sudah sampai batas, ya?”
April baru pertama kali mendengar Ling berbicara dengannya selain mengenalkan dirinya pada April waktu perkenalan di kelas. April terus berpikir mencari titik celahnya.
Ling melanjutkan menyerang April. April dengan energi yang akan mencapai batasnya benar-benar harus mencari titik celahnya itu.
'Tidak, aku tidak bisa seperti ini terus'
TO BE CONTINUED...