NovelToon NovelToon
Perjodohan Yang Tak Ku Inginkan

Perjodohan Yang Tak Ku Inginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Romansa Fantasi / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: butterfly56

Kehidupan Fania yang awalnya penuh dengan warna. Dan kebahagian, tiba-tiba saja kebahagiaan itu pergi menghilang bersama orang yang ia sayangi.

FANIA: mengapa kamu akan meninggalkanku untuk selamanya, Basjara? katanya kamu mencintaiku dan berjanji tidak akan meninggalkanku, lalu dimana janjimu itu?

BASKARA: maafkan aku, Fania! ini sudah menjadi takdir kita. tolong berbahagia! kamu masih bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dariku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butterfly56, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Ya sudah, Bi. Bibi bisa mulai membersihkan rumah ini" kata Baskara.

"Iya Den" jawab Bi Aruna.

Sekarang Bi Aruna mulai menyapu seluruh rumah itu. Baskara dan Fania kini sedang menonton TV bersama. Baskara mengajak Fania untuk ke kamar.

Baskara mematikan TV itu dan pergi kedalam kamar. Saat Baskara sudah berada didalam kamar bersama Fania. Dia mengunci pintu itu.

Baskara menyuruh Fania untuk tidur di ranjang. Setelah Fania menuruti kemauan Baskara. Baskara mendekat kearah Fania. Baskara kini tidur di samping Fania.

Posisi tidur mereka saling berhadapan satu sama lain. Baskara langsung mencium mulut Fania dengan bergairah. Baskara merasa sangat ingin melakukannya lagi.

Baskara kini masih mencium mulut Fania. Dia mencium mulut Fania cukup lama. Baskara sekarang sudah menghentikan ciuman itu. Dia langsung memeluk tubuh Fania.

Kini Fania berada didalam pelukan Baskara. Disana Fania merasa sesak nafas karena Baskara memeluknya dengan sangat erat. Fania melepas pelukan Baskara tapi Baskara memeluknya kembali.

Baskara kini mencium mulut Fania kembali. Baskara tidak hanya berciuman. Tapi dia juga meremas salah satu dada Fania. Baskara melepas ciuman itu.

Tiba-tiba saja ada seseorang yang melepon Baskara.

panggilan dalam telepon\>

"Hallo, Bos! Apa Bos bisa datang ke kantor sekarang? Ada meeting yang harus dilaksanakan" ucap seseorang itu didalam telepon.

"Cancel saja. Saya sedang tidak bisa ke kantor" jawab Baskara.

"Tapi, Bos! Meeting ini sangat penting, jika tidak dihadiri. Maka akan merugikan kantor" jelas seseorang itu didalam telepon.

"Ya sudah saja akan segera kesitu. Saya mungkin akan berangkat sedikit terlambat"

Baskara mematikan panggilan itu. Baskara kini segera bersiap-siap untuk ke kantor.

"Sayang! Aku akan ke kantor. Ada meeting yang harus aku hadiri, meeting ini sangat penting" jelas Baskara.

"Ikut! Aku mau ikut" ucap Fania.

"Kamu dirumah saja sayang. Jaga rumah"

"Gak mau. Aku mau ikut. Aku mau ikut, Sayang" teriak Fania.

"Tidak boleh Sayang. Aku janji setelah meeting akan langsung pulang. Hanya sebentar saja. Aku berangkat dulu"

Baskara pergi meninggalkan kamar dan rumah. Sekarang Baskara sudah pergi berangkat ke kantornya. Fania sangat kesal ketika Baskara tak mengijinkannya untuk ikut bersamanya.

"Ih. Baskara ngeselin banget. Aku gamau tidur bareng nanti malam" omel Fania.

Fania kini pergi keluar dari kamarnya. Dia kini menuju ke ruang tamu, disana Fania menyalakan TV lagi. Fania menonton film yang tadi ia tonton bersama Baskara.

Bi Aruna tiba-tiba saja mendekat kearah Fania. Bi Aruna akan pergi ke pasar untuk berbelanja. Bahan masakan dirumah Baskara tinggal sedikit. Makanya Bi Aruna akan berbelanja.

"Nyonya! Saya akan pergi belanja. Apa Nyonya mau ikut?" tanya Bi Aruna.

"Belanja dipasar?"

"Iya Nyonya. Nyonya mau ikut? Jika mau ikut saya akan menunggu Nyonya untuk bersiap-siap"

"Iya Bi aku mau ikut. Tunggu aku ya Bi. Aku mau siap-siap dulu"

Fania kembali kedalam kamarnya untuk bersiap-siap. Fania ingin membeli jajan juga disana, tapi Fania tak mempunyai uang.

Akhirnya Fania menelepon Baskara untuk meminta sejumlah uang kepadanya. Telepon Fania tak diangkat oleh Baskara hingga 5 panggilan.

Fania mencoba menelepon Baskara lagi dan akhirnya diangkat.

panggilan dalam telepon>

"Sayang! Aku minta uang" ucap Fania.

"Untuk apa Sayang? Aku sedang meeting, jangan ganggu dulu" jelas Baskara didalam telepon.

"Aku mau beli jajan hehe. Aku mau uang, aku gak punya uang" teriak Fania.

"Hey kecilkan suara mu itu Sayang. Aku masih diruang meeting. Kamu ambil saja kartu didalam dompetku. Aku tidak membawa dompet"

"Ada didalam dompet kamu?" tanya Fania.

"Ada didalam laci meja"

Fania langsung mematikan telepon itu. Fania kini bergegas untuk mengambil dompet Baskara didalam laci. Fania kini membawa semua isi dompet Baskara beserta dompet itu.

Fania segera turun kebawah untuk menemui Bi Aruna. Disana Fania melihat Bi Aruna yang sedang duduk menunggunya. Fania kini menuju kearah Bi Aruna.

"Bi! Ayo berangkat aku sudah siap" kata Fania.

Bi Aruna melihat kearah Fania. Dia melihat Fania yang sudah benar-benar siap. Akhirnya mereka pergi untuk ke pasar. Tak lupa Fania mengunci pintu itu terlebih dahulu.

Disana ada bodyguard yang siap mengantarkan Fania kemana saja. Fania sekarang diantarkan bodyguard itu untuk kepasar.

Sesampainya di pasar. Pasar itu sangat lah ramai. Fania hanya mengikuti Bi Aruna dari belakang. Disana Bi Aruna membeli banyak sekali bahan-bahan untuk memasak.

Bi Aruna juga membeli bumbu-bumbu dapur dan perlengkapan dapur lainnya. Setelah selesai, Fania menyuruh Bi Aruna untuk menemaninya membeli jajan.

Tapi, saat akan membayar semua belanjaan itu. Bi Aruna tak memiliki uang banyak. Dan uang itu kurang. Akhirnya Fania membuka dompet milik suaminya.

Dia mengambil uang berwarna merah. Uang itu hanya kurang sekitar dua ratusan ribu. Fania langsung mengambil dua uang berwarna merah dan memberikannya kepada si penjual.

Kini Fania dan Bi Aruna menuju ke tempat oleh-oleh. Disana ada banyak berbagai macam aneka makanan. Fania membeli makanan kesukaannya.

Setelah itu, Fania ketempat toko baju. Dia ingin membeli baju lagi, karena baju dia hanya itu itu saja. Dia juga tidak lupa membelikan baju untuk Baskara juga. Fania juga membelikan beberapa baju kepada Bi Aruna.

Kini Fania sudah keluar dari toko baju. Fania sudah selesai membeli. Fania memberikan baju yang ia beli untuk Bi Aruna. Bi Aruna menerimanya.

"Ini apa, Nyonya? Ini buka saya Nyonya? " tanya Bi Aruna.

"Iya itu baju buat Bibi. Nanti dipakai ya Bi. Maaf kalo Bibi ga suka"

"Bibi udah suka banget kok Nyonya. Seharusnya Nyonya tidak perlu membelikan saya baju juga" jelas Bi Aruna.

"Gapapa itu buat Bibi"

"Makasih ya Nyonya" ucap BI Aruna berterima kasih.

Kini Fania berjalan dengan membawa dompet Baskara ditangannya. Tiba-tiba saja ada jambret yang mengambil dompet itu.

"Maling! Maling!" teriak Bi Aruna akan mengejar jambret itu.

"Eh Bi. Udah jangan dikejar, biarin aja gapapa" ucap Fania.

"Tapi Nyonya. Itukan dompet punya Nyonya" kata Bi Aruna.

"Itu punya Baskara. Bukan aku Bi. Udah biarin aja. Kita pulang aja Bi, nanti malah kenapa-kenapa"

Kini Fania dan Bi Aruna menuju ke mobil. Sekarang Fania sudah berada didalam mobil. Fania menyuruh bodyguard nya untuk pulang.

'Kayanya nanti bakal dimarahin sama Baskara deh' batin Fania.

Sesampainya dirumah, disana sudah ada Baskara yang menunggunya pulang. Kini Baskara berdiri didepan pintu. Baskara selalu menatap Fania yang sedang berjalan menuju kearahnya.

Fania kini sudah masuk kedalam rumah itu. Dia duduk bersama Baskara, tapi dia menaruh semua baju yang ia beli diatas meja.

Baskara menatap mata Fania dengan tajam. Seolah-olah tatapan itu pertanda kemarahan. Tapi Baskara tidak marah kepada Fania. Dia hanya bertanya dimana dompetnya sekarang.

"Sayang! Apa kamu membawa dompetku ke pasar tadi?" tanya Baskara dengan suara lembut.

"Hehe iya. Kenapa?" tanya Fania dengan rasa ketakutan. Fania takut jika Baskara akan memarahinya.

"Terus mana dompetku? Kamu habis berapa belanjanya?"

"Em... I-itu, dompetnya" Fania sangat takut dengan Baskara saat ini. Dia takut, takut jika Baskara memarahinya.

"Iya, dimana dompetku Sayang? Jawab aja dengan jujur. Aku tidak akan marah" ucap Baskara dengan nada lembutnya itu.

"Dompet kamu diambil sama jambret. Ma-maafin aku"

Baskara memegang kepala Fania dengan lembut dan mengelus nya. "Gapapa, Sayang! Itu tidak masalah bagiku. Yang penting kamu tidak apa-apa. Bagi aku hanya kamu yang paling berharga, jika aku harus kehilangan semua kartu dan uangku tidak apa-apa. Yang penting sekarang kamu ada disampingku"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!