Nayura, gadis SMA yang belum pernah mengenal cinta, tiba-tiba terikat janji pernikahan di usia yang penuh gejolak. Gavin juga remaja, sosok laki-laki dingin dan cuek di depan semua orang, namun menyimpan rasa yang tumbuh sejak pandangan pertama. Di balik senja yang merona, ada cinta yang tersembunyi sekaligus posesif—janji yang mengikat hati dan rasa yang sulit diungkapkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadin Alina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 : Kiss Me!
Satu persatu para kerabat mulai meninggalkan ruang tamu yang menjadi saksi ijab qobul Gavian dan Nayura. Namun, tiga gadis remaja masih asyik dengan dunianya. Tidak peduli, orang-orang yang memperhatikan mereka.
Sementara itu, Gavian yang di tinggalkan Nayura di kamar semakin bosan. Ia sudah coba untuk bermain game, tapi tetap saja rasanya bosan.
Gavian berniat ingin keluar, mengintip keadaan di bawah sana. Ia bangkit dari kasur, berjalan pelan menuju pintu.
Begitu membuka pintu, ia mendapati ruang tamu yang mulai sepi. Hanya ada beberapa kerabat dan...tiga orang gadis yang tampak tertawa di pojok ruangan.
Sorot mata Gavian terhenti di antaranya—Nayura. Gadis itu tertawa, cantik sekali.
"Cantik!" puji Gavian tanpa sadar, ikut tersenyum tipis.
Gavian hendak kembali ke kamar, berniat membiarkan Nayura menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara Tessa, yang terdengar cukup jelas dari tempatnya berdiri.
"Nay, lo belum jawab pertanyaan gue tadi." kata Tessa.
Dahi Nayura mengeryit, "Tadi yang mana?" bingungnya, mereka terlalu banyak ngobrol. Pertanyaan yang mana yang dimaksud oleh Tessa.
"Itu lho, soal nginap." jelas Tessa.
"Nginap?" gumam Gavian. Rasa penasaran menyergap dirinya.
Lagi-lagi, Nayura bungkam atas pertanyaan tersebut.
Otaknya tampak bekerja dua kali lebih keras untuk menjawab pertanyaan itu. Ia melirik kanan kiri dengan gugup.
"Kok diem sih!" celetuk Stevi mengguncang lengan Nayura.
"Pasti nginep lah. Emang mau siapa lagi Nayura, kalau ngak sama kita-kita." tukas Tessa membuat Stevi mengangguk cepat.
"Iya juga, sih!" timpal Stevi.
"Kapan bokap lo berangkat, Nay?" tanya Stevi.
Kerongkongan Nayura tercekat. Ia menelan salivanya dengan kasar sebelum menjawab pertanyaan Stevi.
"Be-besok." jawabnya pelan.
Kompak Stevi dan Tessa berteriak bahagia, sebelum Nayura meminta mereka untuk segera diam.
"Ssttt!" Nayura menempelkan telunjuknya di depan bibir.
"Jangan berisik!" beritahu Nayura.
"Maaf...kelepasan." ringis Tessa.
"Brarti besok malam lo bakalan nginep, Yey!" seru Stevi girang.
Sudah lama mereka tidak tidur bareng. Terakhir satu bulan yang lalu. Banyak moment yang terjadi. Kelak akan menjadi kenangan bagi mereka.
Nayura makin kehilangan kata, bagaimana ia harus menjelaskan keadaannya. Sebelumnya, ia bisa bebas nginap di rumah Stevi atau Tessa. Maupun sebaliknya, Stevi dan Tessa yang bebas menginap di rumah Nayura.
Namun, kini keadaan sudah berbeda. Kamar Nayura tidak lagi miliknya sendiri. Tentunya, mereka tidak bisa sebebas dulu lagi, untuk menginap.
Gavian, cowok itu masih menyimak sebelum akhirnya ia kembali masuk ke dalam kamar.
"Nginep... di rumah teman." gumam Gavian. Bibirnya mengulas senyum tipis yang tidak bisa di artikan.
"Udahlah, kalian pada pulang, gih! Gue mau istirahat." usir Nayura. Kepalanya mendadak pusing dan badannya kembali lemas.
"Anjir! Sok, banget nih, orang!" protes Tessa.
Stevi hanya tertawa, kemudian menyenggol lengan Tessa.
"Kuy, pulang. Nayura masih butuh istirahat. Besok malah ngak bisa nginap, kalau belum baikan." Ujar Stevi bijak.
Tessa setuju.
Akhirnya mereka beranjak bangkit dan berpamitan kepada Elda.
"Bay, Nay! Cepat sembuh, ya!" seru Stevi.
Nayura hanya meringis kecil dan melambaikan tangan. Ia mengantarkan sampai depan pintu, kemudian melangkah masuk.
Nayura menghela nafas panjang, melihat Tessa dan Stevi yang akhirnya pulang juga.
Dengan langkah gontai, ia menaiki anak tangga menuju kamarnya. Tubuhnya lelah tapi, pikirannya jauh lebih lelah.
Ceklek!
Pintu kamar terbuka, netranya langsung meneliti sekitar. Tampak mencari sesuatu.
"Dia kemana?" tanya batin Nayura.
Ia tidak mendapati sosok Gavian, yang menjadi penghuni baru di kamarnya.
Nayura melangkah lebih masuk untuk mencari sosok tersebut.
Saat Nayura menoleh ke arah balkon. Di balik bayangan senja, tampak siluet yang familiar. Ia melangkah pelan... mendekati.
Ternyata...
Benar, itu Gavian. Cowok itu berdiri membelakangi pintu dengan tangan terangkat memegang sesuatu.
"Ngapain?" tanya Nayura dengan tatapan curiga.
Gavian menoleh, dengan santai ia mengangkat salah satu tangannya. Memperlihatkan rokok yang terselip di antara jarinya.
"Ck!" Nayura berdecak malas. Ia paling tidak suka dengan cowok yang merokok.
Cepat kaki Nayura melangkah maju dan mencoba mengambil rokok yang terselip di antara jari Gavian.
"Ehh..." kaget Gavian, langsung menjauhkan tangannya.
"Lo ngapain, sih!" heran Gavian, bingung melihat Nayura yang tiba-tiba jadi...agresif.
"Gue ngak suka cowok yang ngerokok." bilang Nayura, masih berusaha merebut batang rokok itu.
"Ya, gue nggak peduli lo suka atau nggak." ucap Gavian santai.
Nayura melotot kaget. Kesal? Jelas...Ucapannya begitu menusuk bersis seperti netra tajam cowok itu.
"Siapa juga yang suka lo?" cibir Nayura dengan dagu terangkat.
Gavian mengubah posisi berdirinya menjadi setengah menyandar pada pembatas balkon. Ia melirik Nayura dengan lidah yang ia mainkan di dalam mulutnya.
"So?" tanyanya santai.
"Jangan ngerokok. Gue, ngak suka." tekan Nayura menatap manik tajam milik Gavian.
"Bisa, asalkan...." Gavian sengaja menggantung ucapannya.
"Asalkan apa?" tanya Nayura dengan sebelah alis terangkat.
Gavian mendekatkan wajahnya hingga jarak diantara keduanya menipis.
"Kiss me." ucap Gavian dengan nada santai namun terdengar menggoda.
Deg!
Wajah Nayura memanas dengan jantung yang berdetak lebih cepat.
"Apaa!?" serunya kaget.
Gavian tersenyum, kemudian berlalu dari hadapannya.
"Bercanda, bocil!" ucapnya dengan tangan menepuk pelan kepala Nayura.
Nayura menghentakkan kaki, kedua tangannya mengepal di bawah sana.
"Dasar, nyebelin!" desisnya.
...----------------...
Petantang-pententeng.
Kalau di tantang kayak ayam sayur 😆
Please, ini gambarnya masih belajar. Maaf kalau belum sesuai ekspektasi.
always always bagus!!
hebat!!! Udah cocok itu open comision
kondangan kita! Semur daging ada gak?
Setiap komentar dan dukungan kalian, sangat berharga bagiku. Membakar semangat untuk terus menulis🔥
Happy reading 🤗