Gegei gadis ceria yang sedikit bar-bar terkejut saat mengetahui pria yang akan dijodohkan dengannya adalah teman sekolah kakaknya. Arkanza, pria berprofesi pilot yang paling dia hindari selama 10 tahun terakhir, hingga melakukan berbagai tingkah konyol agar dirinya ditolak.
***
Assalamualaikum!" Ucap Arkan menyodorkan setangkai mawar merah.
"Waalaikumsalam!" Balas Gegei tanpa melepaskan pandangannya.
**
"Kita tidak cocok!"
"Kenapa?"
"Kakak lebih tua sementara aku masih muda. Yah.. ku akui kakak cukup tampan tapi kita enggak cocok. Aku enggak pintar, tiap hari keluyuran sama teman, suka pulang malam, suka menghabiskan uang."
"Dan,,,"
"Dan apa?"
Dan kalau kalian tertarik, langsung aja baca ceritanya ya!! 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady Ev, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Semakin Dekat
_Kampus_
"Apa?" Kedua teman Gegei terkejut usai mendengar ceritanya.
"Jadi calon suami loh kak Arkanza, pemuda tampan seSMA Nusa Bangsa?" Ucap Airin dan Gegeipun hanya mengangguk pasrah.
"Enggak nyangka yah setelah 10 tahun, kalian bertemu lagi." Ucap Yona.
"Eh tapi Gei, menurut loh kenapa kak Arka setuju dengan perjodohan ini? Apa mungkin dia suka sama kamu?" Tanya Airin.
Gegei sedikit melamun mengingat kembali pertemuan mereka beberapa hari lalu.
(Flashback)
"Arkanza. Kita ketemu lagi, Gegei." Ucapnya sontak membuat Gegei menahan napas dan melongo, lebih mengejutkan jantungnya kembali berdetak kencang bahkan jauh lebih kencang dari kemarin.
(Flashback end)
Gegei menggeleng kecil menepis isi pemikirannya sendiri, ia tidak ingin terlalu jauh berpikir dan takut akan harapan palsu.
"Enggak mungkin deh, selama inikan mereka enggak pernah bertemu. Lagian kak Arkan 5 tahun lebih tua dari kita." Lagi-lagi Gegei mengangguk mendengar pendapat Yona.
"Gegei lu udah siap nikah? Kamu masih muda loh, gimana kalau suami loh overprotektif kek bapak-bapak yang jagain anak gadisnya. Nanti kita enggak bisa ketemu lagi dong, enggak ada waktu jalan dan belanja bareng." Khawatir Yona membuat Gegei mengerutkan wajah.
"Belum lagi kalau kamu punya anak, nanti bisa-bisa kerjanya cuma didapur dan di kasur." Tambah Airin semakin membuat Gegei putus asa.
"Huaaahh" Ketiganya kompak berpelukan merasakan kepasrahan dan keputusan asaan Gegei saat itu. Ibu pemilik kantin hanya menggeleng melihat mereka.
**
_International Airport_
Setelah sukses dalam penerbangan tujuan Bangkok, kini Arkanza dan Haidar kembali ketanah air. Keduanya berjalan melewati beberapa penumpang yang berada disekitar bandara, seperti biasa Arkan selalu saja berjalan lurus tanpa menghiraukan orang yang dilewati. Berbeda dengan Haidar yang hampir sepanjang jalan memperlihatkan barisan giginya menyapa setiap yang menatapnya.
**
"Selamat datang kembali pak Arkan!" Sapa salah satu pramugari yang bersama beberapa rombongan, Arkan hanya mengangguk.
Haidar sendiri sudah melambai ria kembali memperlihatkan barisan gigi depannya dan dibalas senyuman oleh para pramugari itu sebelum berlalu. Lalu Arkan? Dia sudah beberapa langkah meninggalkan Haidar.
"Pak Arkan bisa enggak sih senyum dikit aja, biar gantengnya nambah!" Godanya berlari mensejajarkan langkah.
"Kamu sendiri sudah memamerkan gigi sejak pertama kali turun dari pesawat, jadi itu sudah mewakili."
Haidar hanya mampu tarik napas sebagai balasan, sembari berjalan. Ya kali senyum aja harus diwakili, jelas-jelas ia hanya kopilot bukan asisten pribadi.
***
_Rumah_
Arkanza membasuh wajahnya di wastafel kamar pribadinya, menatap pantulan wajahnya di cermin bundar yang menempel sempurna pada dinding bercat cream itu.
"G***** 8**, Soekarno-Hatta Tower, start up and push back approved, QNH 1***, win 2** at 1* knots runway 2* right."
Ingatannya kembali ke suara pengatur lalu lintas udara yang menghubungkan-nya pada penerbangan ke Bangkok kemarin. Hatinya mendadak gelisah. Perlahan tangannya yang bertumpu pada keramik pinggir wastafel mencengkram seakan mengalirkan emosi, tatapannya dalam menatap pantulan wajahnya.
"Tok. Tok."
"Arkanza? Arkan.."
Segera tersadar dalam lamunannya saat mendengar ketukan bersama panggilan dari Uminya. Arkan membuka pintu kamar disambut sang umi yang terlihat anggun dalam busana syar'i berwarna putih tulang.
"Sudah shalat isya?"
"Sudah umi."
"Baiklah ikut umi ke suatu tempat!"
"Malam-malam begini mau kemana umi? Pengajiannya besok malam kan?"
Umi Arkan tersenyum, "Udah pokoknya ikut aja." Arkan sedikit melongo melihat Uminya yang terlihat antusias, namun tidak protes.
Arkanza mengambil salah satu kemeja yang tergantung di lemari, dengan motif garis kecil berwarna biru muda sangat pas dengan tubuhnya yang tidak terlalu kurus juga tidak tergolong gemuk. Dipadukan dengan celana abu-abu.
**
Kurang dari setengah jam keduanya memarkir mobil didepan rumah bertingkat yang terletak disalah satu perumahan elit. Arkan sendiri baru pertama kali kerumah itu, ia yang tidak banyak bicara hanya mengekori sang umi.
"Ting tong"
"Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam, silahkan masuk umi, Arkan!" Sambut pemilik rumah dengan ramah, barulah Arkan tersenyum saat melihat pemilik rumah.
"Arkan apa kabar?" Tanyanya seraya mendudukkan bokong masing-masing di sofa.
"Baik tante, Tante kok tinggal disini?"
"Owh iya, tante pindah kesini sekitar 3 bulan lalu soalnya lebih dekat dengan kantor suami Tante." Arkan hanya tersenyum, dia memegang tipikal orang yang irit bicara dan selalu sja serius, mungkin itu salah satu alasan Gegei mengatakan dirinya tidak cocok dan membosankan.
**
Arkan menatap sepasang cincin kawin yang cantik dan terlihat memukau didepan mata. Namun ia tidak berkomentar apapun sebelum sang umi angkat bicara.
"Bagaimana umi sesuai dengan pesanan umi?"
Arkan sedikit mengerutkan kening saat itu juga. Perlahan menoleh menatap uminya yang juga menatapnya seakan meminta pendapatnya. Arkan hanya mengangkat alis keheranan.
"Bagaimana kamu suka cincinnya?"
"Umi,, ini..." Lirihnya mencari kejelasan didalam kebingungan.
"Ini umi pesan langsung dari Tante Ratna untuk kamu dan Gegei."
Mendadak hati Arkan bergetar kembali melirik sepasang cincin itu, seakan pernikahannya segera terlaksana padahal melihat respon Gegei terakhir kali sepertinya sulit.
"Tapi umi..."
"Sudah tidak perlu khawatir, pak Ilham sudah menelpon pernikahan kalian diadakan bulan depan. "Sontak Arkan menahan napas terkejut, pernikahan sudah didepan mata namun rasanya seperti mimpi. Ia tidak menyangka jika dirinya akan benar-benar mempersunting gadis yang terkesan kekanak-kanakan juga bar-bar, bahkan 5 tahun lebih muda darinya.
Arkan hanya mengangguk pelan, bukan berarti karena semata-mata ia hanya menurut semata tapi memang benar desain cincin itu sulit untuk ditolak ditambah lagi dengan ketertarikannya dengan Gegei yang cukup membuatnya penasaran.
"Selamat ya Arkan atas pernikahan kalian." Arkan lagi-lagi mengangguk tersenyum tipis, nampak sedikit rona merah di pipinya. Tapi bukan Arkanza namanya kalau langsung sumringah begitu saja, dia sudah terbiasa dengan wajah datarnya walau sebenarnya menyembunyikan rasa malu-malunya.
**
_Rumah pak Ilham_
Waktu terus berjalan hingga tidak terasa, seminggu lagi pernikahan Arkan dan Gegei akan berlangsung.
"Ma mama tega ngirim anak cantik mama yang aktif ini ke kota?" Tanyanya bergelut manja di lengan mamanya.
"Justru karena Gegei aktif jadi cocoknya sama Arkanza, hee." Celetuk Hanan sontak mengubah raut Gegei semakin mengerut. Hana tau adik iparnya itu bukan aktif lagi tapi sedikit bar-bar.
"Sudah - sudah Gegei sekarang harus berangka! supir dari tadi nunggu."
Mau enggak mau Gegei harus nurut, hari itu dia dijemput oleh supir pribadi keluarga Arkanza. Jarak dari kota kecil tempat Gegei ke pusat kota sekitar 4 jam.
Gegei menempelkan wajahnya ke kaca mobil melihat keempat anggota keluarganya yang melambai ria mengiringi kepergiannya. Mereka merasa senang dan berharap Gegei akan semakin bahagia kedepannya, namun tidak dengan Gegei. Dia melihat mereka dengan ekspresi senang karena berhasil menyingkirkan satu anggota keluarga mereka.
Gegei tidak mengeluarkan sepatah katapun, pandangannya tertuju kearah luar menyusuri setiap tempat yang perlahan menjauh dari kotanya. Ia merasa keberuntungan datang menghampiri bersama dengan kesialannya.
Bersambung...
,, gadis sekolah kamsudny,, ciwi2 sekolah emang selalu riang dan gembira 🤭🤭
,, marah2 gemas ato giman tuuuhhh /Sneer//Chuckle/
,, salam dari Zara dan Haru ya kak,, jgn lupa mampir di 'lingkaran cinta kita' 🤗