Annika, kembali setelah bertahun-tahun di asingkan oleh keluarga nya sendiri karena bisu. Takut menjadi perbincangan publik seorang anak yatim piatu yang mereka angkat malah di perkenalkan sebagai anak mereka.
Sampai saat pesta perayaan keberhasilan si putri palsu, Annika datang dan membuat semua orang bertanya-tanya siapa kah putri yang asli dan yang palsu itu.
Saksikan kelanjutan ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lafratabassum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
...Mereka begitu percaya sepenuhnya dengan Tania. Apalagi manager Dania mengatakan jika Tania memiliki kinerja yang bagus selama ini.
Calvin datang saat malam semakin gelap, di area belakang sudah berbaris sekitar 15 orang. mereka menunduk ketakutan. semuanya adalah pelayan dan pekerja yang selama ini mengurus kediaman ke dua keluarga Masashi yang ada di pinggir kota. atau lebih tepatnya mereka adalah orang-orang yang selama ini mengurus Annika.
Kecurigaan Calvin membawanya pada mereka yang sudah mengenal Annika selama ini. lelaki itu benar-benar sudah menganggap Annika sebagai rivalnya. benar-benar jagan sampai ada kelonggaran sama sekali.
Calvin menatap mereka satu persatu, dengan wajah cemas para pekerja itu tidak berani mengangkat wajahnya. mereka dipanggil malam-malam begini pasti ada hal besar yang terjadi.
" kalian pasti mengetahui kabar hilangnya Annika, sekarang aku memberi kesempatan bagus pada kalian. katakan siapa yang membantu Annika selama ini?" suara Calvin menggema, mengisi keheningan malam itu. dengan nada dingin dan tegas membuat semua orang semakin merinding.
tetapi mereka tidak mengerti maksud perkataan tuan Calvin. membantu seperti apa, selama ini mereka hanya tau melayani dan membantu Annika dalam keseharian saja. apa itu yang tuan Calvin maksudkan?.
tak ada jawaban, Calvin menarik nafas panjang.
lalu dengan sedikit menekan, Calvin kembali berucap " katakan dimana Annika sekarang!" Calvin menghentikan sejenak kalimatnya, kemudian dengan mata nyalang kembali menekan mental para pelayan itu " atau kalau tidak kalian akan di kurung sampai mengatakan keberadaan Annika "
para pelayan dan pekerja itu saling melemparkan pandangan, siapa dari mereka yang menyembunyikan nona Annika. sampai salah seorang dari mereka bersimpuh menatap memohon pada Calvin.
" tuan,, jangan. saya harus menjenguk anak saya yang sakit tuan. saya mohon, bukan saya yang menyembunyikan nona Annika. " meskipun dengan linangan air mata, Calvin sama sekali tidak tersentuh.
Calvin malah memalingkan wajahnya ke pelayan lainnya. " aku tidak mau tau! kalian harus mengatakan keberadaan Annika padaku!" dengan tanpa perasaan Calvin memperlakukan mereka dengan sekejam itu. lelaki itu sudah sangat mencurigai mereka, dia yakin salah seorang dari pelayan dan pekerja ini pasti menyembunyikan rahasia Annika selama ini.
seketika mendengar keputusna itu, semua orang ikut bersimpuh di hadapan Calvin " jangan tuan. maafkan lah kami. kami sama sekali tidak mengetahui dimana nona Annika berada. .."
" iya tuan, jangan kurung kami. kami tidak bersalah tuan" lanjut yang lainnya.
" aku tidak peduli, kalian pasti menyembunyikan nya. aku beri waktu kalian berpikir sampai dengan besok pagi. kalau masih tidak ada jawaban, kalian terima akibatnya"
semuanya semakin gemetar dan panik.
" tuan..."
" bawa mereka!" teriak Calvin, dengan segera beberapa pengawal masuk dan menyeret mereka menuju ke ruangan khusus.
teriak dan tangisan terdengar begitu jelas saat itu, membuat semua pelayan area depan sampai ketakutan. Mereka melihat penuh prihatin, tetapi tidak ada daya untuk menyelamatkan nya.
Keesokan paginya, kabar mengejutkan sampai pada telinga Elgar. Jonathan mengatakan jika Annika sudah sadar. Tetapi seperti nya dia mengalami trauma serius.
Entah bagaimana mengatakan nya, Jonathan hanya memberi kabar jika Annika terguncang secara mental.
Maka belum juga waktu sarapan tiba, lelaki itu sudah meninggalkan kediaman menuju ke tempat Jonathan.
" tuan.. " Jonathan menyambut kedatangan Elgar.
Bersamaan dengan itu dokter baru saja selesai memeriksa keadaan Annika. Jelas saja langsung menghadap Elgar.
" apa yang terjadi?" tanya Elgar ingin mengetahui keadaan pastinya.
" kami memeriksa keadaan fisik, dan tubuhnya sudah berangsur membaik. Tetapi seperti nya ada hal lain yang perlu di periksa. nona tersebut kehilangan suaranya, dia mengalami hal serius secara psikis. Jadi kami sedang merekomendasikan seorang psikiater untuk memeriksa nya" jelas dokter itu dengan penuh kehati-hatian.
Elgar mengangguk pelan, keadaan ini seperti nya pernah Pengacara Han sampaikan. Jadi Elgar bisa memahaminya sedikit.
Setelahnya dia berjalan menuju ke kamar Annika. Tepat di jendela besar dia melihat Annika yang meringkuk ketakutan di pojok ruangan.
Dia memeluk erat selimut tebal dengan wajah penuh kecemasan.
" panggil Pengacara Han kemari" suara Elgar begitu dingin, hatinya ikut sakit melihat Annika seperti itu.
Beberapa saat pengacara itu berdiri di samping Elgar.
" tuan.. " ujar Pengacara Han.
" katakan apa yang terjadi padanya? " meski Handoyo bukanlah seorang dokter, tetapi menurut Elgar, Pengacara Han pasti lebih memahami keadaan Annika saat ini daripada siapapun. tatapan lelaki itu masih lurus ke arah Annika, dia tidak menengok Pengacara Han sama sekali.
Dan memang seperti itulah, Pengacara Han memikirkan dengan cermat. Sekali lagi, dengan mengandalkan kepercayaan jika Elgar memiliki keunggulan dari Calvin. Membuat Pengacara Han akhirnya berterus terang. Toh, sebelum nya bukankah dia juga sudah menceritakan semuanya.
" Nona Annika mengalami trauma yang sama seperti saat meninggal nya tuan besar Masashi. Saat ini hanya dengan terus menerus memberikan kenyamanan dan rasa aman pada nona Annika, barulah dia akan mulai sembuh" jelas Pengacara Han dengan nada sedih.
Elgar mendengar dengan seksama " apa dulu dia juga.. "
" iya tuan, dulu dia juga memerlukan waktu yang lama untuk bisa percaya pada orang lain. Nona Annika mengalami hal yang begitu menyakitkan hatinya. Menghancurkan hati dan rasa aman pada dirinya sendiri"
Tarikan nafas panjang dari arah Elgar. Lelaki itu kemudian memejamkan matanya erat. Persoalan ini betul -betul kompleks.
" lalu, apa kau bisa melakukan nya? Bukankah kalian saling mengenal?" kini barulah Elgar menatap lurus ke arah Pengacara Han. seperti melemparkan harapan pada lelaki itu.
Sayangnya, Pengacara Han hanya menunduk.
" saya harap juga begitu. Tapi setelah beberapa kali mencoba. Keadaan nya tetap sama. Dia hanya diam sambil menangis menatap saya. Seperti nya dia malah merasa bersalah karena rencana yang kita susun ternyata gagal"
Masuk akal, seperti memang seperti itu. Annika bukannya merasa aman setelah mengetahui jika Pengacara Han selamat.
Tetapi dia semakin merasa bersalah pada lelaki itu. Dia merasa jika hanya merugikan membuat hidup Pengacara Han terancam. Elgar mulai mengerti sekarang.
Lalu setelah menimbang, akhirnya untuk pertama kalinya dia masuk ke kamar itu. Kamar Annika, dimana wanita itu tengah ketakutan.
Elgar masuk setelah mengetuk pelan pintu kayu. lampu kamar begitu terang, memantulkan wajah tampan Elgar dengan begitu sempurna.
Tap tap tap
sepatu hitam milik Elgar mengeluarkan suara khas dan memenuhi ruangan.
Alhasil Annika mendongak, mencari sumber suara. Elgar terus berjalan tenang mendekati Annika.
Setelah jarak mereka tidak terlalu jauh, Annika menatap Elgar dengan tatapan penuh tanya. apakah Elgar juga anak buah ayah nya? Annika penuh curiga.
Tetapi semua ketakutan dan kecurigaan itu lenyap tak kala sebuah panggilan lama terdengar di telinga Annika dengan begitu halus " Putri Ann... bagaimana kabarmu?"
panggilan itu menyeret Annika pada memory masa kecil yang hangat dan senang. Annika meneliti Elgar dari atas sampai bawah. Hanya satu orang yang memanggil seperti itu. Apa mungkin lelaki itu depannya ini...
semangat kak💪