NovelToon NovelToon
DENDAM GUNDIK

DENDAM GUNDIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Kumpulan Cerita Horror / Dendam Kesumat / Balas dendam pengganti
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“ARRRGGGHHH! PANAAS! SAAKIIITT!”

Sekar Arum tak pernah membayangkan, setelah dipaksa menjadi gundik demi melunasi hutang orang tuanya, ia justru mengalami siksaan mengerikan dari para perempuan yang iri dan haus kuasa.

Namun, di saat dirinya berada di ambang hidup dan mati, sosok gaib mendekatinya—seorang sinden dari masa lalu yang menyimpan dendam serupa.

Arum akhirnya kembali dan menggemparkan semua orang-orang yang pernah menyakitinya. Ia kembali dengan membawa semua dendam untuk dibalas hingga tuntas.

Namun, mampukah Sekar Arum menumbangkan musuhnya yang memiliki kuasa?

Atau justru ia akan kembali terjerat dalam luka dan nestapa yang lebih dalam dari sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DG 16

Langit tampak mendung siang itu, menciptakan sunyi yang mencekam di bawah rimbunan hutan belantara. Awan menggantung rendah, seolah hendak menelan bumi. Namun, di antara pohon-pohon tua yang menjulang tinggi, Atun berlari tergesa-gesa.

Keringat dingin membasahi pelipisnya. Kakinya yang hanya beralas sandal tipis berkali-kali terperosok dalam tanah becek. Pagi tadi, dia diusir oleh Juragan Karta. Tanpa diberi kesempatan membela diri. Tanpa sempat membawa apa pun selain tubuhnya yang gemetar.

“Dasar, Lont* pembawa sial! Gara-gara dia— aku jadi diusir Juragan!” umpat Atun dengan napas tersengal. “Ku sumpahin, semoga kau mampus direbus Nyai!”

Atun menggertakkan gigi, menghapus air mata yang tak tau keluar karena marah, malu, atau takut.

KWAKKK! KWAKKK! KWAKKK!

Suara gagak hitam yang bertengger di pepohonan rimbun, memecahkan keheningan belantara.

Sontak langkah Atun berhenti. Nafasnya tercekat. Dadanya naik-turun dengan cepat, matanya menyapu liar ke sekeliling hutan. Bulu-bulu halusnya langsung berdiri manakala matanya menangkap sorot mata tajam gagak hitam, yang seakan-akan tengah mengintai dirinya.

“Burung Sialan!” umpatnya. “Bikin kaget aja, asuuuu!”

Atun kembali berjalan, kali ini lebih cepat. Namun, langkahnya kembali terhenti saat ia mendengar tawa samar—

HIHIHIHIHIHI.

“SIAPA ITU?!” Pekik Atun.

Suaranya menggema, memantul di pepohonan—hingga puluhan burung yang bertengger di dahan pohon, langsung beterbangan.

Atun mengusap cepat segala bulu-bulu yang berdiri. Tengkuknya menegang, kakinya gemetar. Suara itu—terdengar familiar. Ia jadi teringat akan sosok Arum yang mencelupkan tangan ke air mendidih.

“Jelas itu suara Larasmi. Tapi ... mustahil, ‘kan?”

“Tak ada yang mustahil, wahai wanita iblis ....” Suara lirih terdengar menyahut ucapan Atun dengan geram.

Tubuh Atun mulai gemetar, bukan karena dingin, tapi karena takut akan firasat buruk yang menyelinap dari ujung kaki sampai ke tengkuk. Perlahan-lahan, ia berbalik badan.

Lalu ... dari balik batang pohon yang lapuk, muncul bayangan tinggi kurus. Sosok yang sangat ia kenal, mengenakan selendang lusuh berbau tanah dan kembang busuk. Wajahnya tak seberapa jelas, tapi matanya merah menyala—seperti bara dendam yang tak pernah padam. Atun jelas masih ingat siapa sosok yang perlahan sedang mendekatinya.

“K-kau?!”

Syuut!

Sebuah peluru beracun melesat cepat dari batang bambu kecil—sumpitan (alat tradisional untuk melontar racun) ke leher berlipat-lipat milik Atun.

Dalam hitungan detik, tubuh yang sedikit tambun itupun ambruk—tak sadarkan diri.

.

.

BYUR!

Air dingin mengguyur tubuh Atun yang terikat di tiang kayu gudang tua. Tubuhnya menggigil, napasnya terputus-putus.

Ia mengedarkan pandangan ketika matanya terbuka, dapat ia lihat beberapa wajah yang ia kenal.

Mbah Darsih—menggenggam ember kosong. Mandor Junaidi, bersandar di sudut ruangan. Lalu—Arum, berdiri di depan tungku yang membara. Namun, separuh wajahnya menyerupai sosok yang tak asing.

“Arum—Larasmi?!”

Atun menggeleng kuat, ia pikir, dirinya tengah berhalusinasi. Bagaimana bisa wajah Arum menjadi dua rupa, begitu pikirnya sambil memejamkan mata.

Tetapi, karena penasaran, ia kembali membuka mata. Menatap sosok Arum yang masih berdiri di tempat yang sama—hanya saja kali ini, wajahnya tak terlihat. Namun, ketika Arum berbalik badan, Atun seketika menjerit.

“S-SETAAAAAAAN!” Ia menjerit histeris melihat wajah Arum yang sepenuhnya sudah berubah menjadi wajah Larasmi.

Wajah sosok Larasmi pucat dan banyak retakan menjalar—seperti topeng porselen yang hendak runtuh. Sudut bibirnya mengeluarkan darah beraroma busuk. Matanya hitam pekat, seperti malam gelap.

Melalui perantara tubuh Arum, Larasmi mengangkat dandang besar yang tengah merebus air mendidih. Perlahan ia mendekati Atun dengan senyum seringai.

“Apa kau sekarang sudah benar-benar mengingat ku, Atun?” Tanya Larasmi dengan suara merintih.

“J-jangan mendekat!” teriak Atun parau. Lalu, ia menoleh ke arah Mbah Darsih. “Mbah, tolong saya, Mbah!”

Tak ada respon apapun dari Mbah Darsih. Namun beberapa detik kemudian, wanita tua itu mendekat, kemudian mengangkat ember setinggi-tingginya ....

TUNG!

Suara kepala Atun yang dipentung ember oleh Mbah Darsih seketika menggema, berlanjut dengan suara jeritan Atun yang menahan sakit.

“HAHAHA!” Larasmi tergelak, sangat membahana dan terdengar menyeramkan.

Sosok itu semakin berjalan cepat dengan dandang berisi air mendidih di tangannya. Lalu—

BYUR!

ARRRGGGHHH!

Suara jeritan Atun mengoyak keheningan siang itu. Asap mengepul dari kulit dadanya yang melepuh, menebar aroma sangit yang membuat perut mual.

Tubuhnya gemetar hebat. Namun, tali pengikat di pergelangan dan kakinya terlalu kuat untuk bisa melarikan diri.

Larasmi menunduk, menatap Atun yang tersedu seperti seekor hewan yang menanti disembelih.

“Kau takut?” Larasmi mengangkat sudut bibirnya. Mencetak seringai menyeramkan. “Dulu, kau sangat menikmati jeritanku. —Kini ... nikmatilah jeritanmu sendiri.”

Senyum seringai mengembang di wajah Larasmi.

Dengan tenang, ia mengangkat tangan ke rambutnya, membuka sanggul yang rapi, lalu menarik keluar tusuk konde perak panjang berujung runcing.

Kilatan cahaya dari konde itu memantul di mata Atun yang membelalak. Ia menggeleng, tubuhnya menggeliat panik—walau tetap tak bisa lepas dari ikatan.

“T-tidak! Arum—Larasmi, siapapun kalian—tolong ampuni aku. Aku mohon ...,” suaranya parau dan bergetar. “Jangan bunuh aku ....”

“HAHAH!” Larasmi tertawa nyaring. “Bukankah, dulu aku juga sama sepertimu? Memohon-mohon seperti ini pada kalian? Tapi, hati yang penuh iri dan dengki membuat kalian seakan tuli. Mematikan nurani dan menyiksa diri ini serta bayi yang tak berdosa. Sekarang—demi anak ku yang kalian renggut paksa nyawanya, terimalah pembalasan ini.”

Dengan satu hentakan, Larasmi mengayunkan tusuk konde itu tepat ke arah leher Atun.

SLASHHH!

Suara kulit terkoyak dan daging yang tertembus logam terdengar jelas. Darah menyembur—mengotori wajah Larasmi yang tak berkedip sedikit pun.

“Satu per satu, kalian harus mati!”

*

*

*

1
Sayur segar
kakak author libur ya? aku menunggu dirimu kakak, dimana kah dirimu kakakuuu
Siti Yatmi
junn...suka ya ama arummm ..cieee .salting
vj'z tri
belum beraksi Mpok dah keluar ajj kasih ultimatum 🤭🤭🤭🤭🤭
💕Bunda Iin💕
ini mpo nya junaidi ganggu aj ya😁wong ade nya lgi berusaha jg🤭
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
hahahahaha.. ketawanya nular 😂😂
Mba Ayuu
kayanya udah diambil ngga sih sama Arum waktu itu🥰
Sayur segar
pakai insting alami mbah 🤣
💕Bunda Iin💕: karna cuaca + suasana mendukung😁
total 1 replies
Sayur segar
bener tebakan kami para pembaca budiman 😆
💕Bunda Iin💕: junaudin😂
total 1 replies
istianah istianah
yg di ajak omong si arum ,tapi yg mendengarkan larasmi,😅😅😅😅
istianah istianah
owalah jun" pg tekat mni santek mok intili wong 2 kae ,lawong podo jahate wong 2kae ,nekat mok parani jun"😱😱
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
walah emg bokor nya di ambil ma arum org arum aja tiba2 di pingir danau abis pingsan ya kan
ku rasa bokor itu masih di dasae danau deh
Yuli a
/Joyful//Curse//Joyful//Curse//Joyful//Joyful//Curse//Curse//Joyful/ bokornya udah dihancurin kali ya... atau masih ada di dasar danau dan sulit untuk dijangkau....

atau tusuk konde ya udah nggak ada di dalam bokor lagi...???
💕Bunda Iin💕
jgn sampai ketauan klo itu benar si junaidi
💕Bunda Iin💕
kowe yg mampus madun😡😡😡
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
jun ya
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣selamat mencari harta Karun terpendam dendam nyai ingat harus yang asli gak bisa tipu tipu
Mba Ayuu
bener Arum harus hati-hati karna apess ngga ada di kalender
vj'z tri
mau ke Mbah Jambrong ta nyai 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sayur segar
tolong cabut nyawanya
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
dancukkk... jingan kw.. 🤣🤣🤣🤣

ehh kan si juanidin yg kena tusuk keris
klo sate tusuk daging kambing mah nyosss yaa kann 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!