NovelToon NovelToon
Tembak Aku Dengan Cintamu

Tembak Aku Dengan Cintamu

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Menikahi tentara / Tamat
Popularitas:63.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zhang zhing li

Membina rumah tangga tidak semudah membalikkan tangan. Banyak rintangan yang datang dan kita wajib bersabar, lapang dada, dan memiliki sifat kejujuran.

Menikah dengan anak SMA butuh banyak bimbingan. Hadirnya cinta masa kelam membuat retak cinta yang sedang dibina. Banyak intrik dan drama yang membuat diambang perceraian.

Kasus pembunuhan, penyiksaan dan penculikan membuat rumah tangga makin diunjung tanduk. Bukti perselingkuhanpun semakin menguatkan untuk menuju jalan perpisahan. Mungkin hanya kekuatan cinta yang bisa mengalahkan semua, namun menghadapinya harus penuh kasabaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Jejak Pembunuhan

Hanya bisa terkulai lemas. Ingin berontak 'pun nampak percuma saja. Kesalahan terbesarnya aku mengizinkan wanita lain masuk rumah.

"Aaahh ... akkh. Kenapa bisa begini?" Aku sudah mengacak-acak rambut.

"Kamu tenang dulu, Ryan. Kita bisa selesaikan dengan kepala dingin, itupun kalau Mila mau. Mama tidak bisa membantumu lebih, sebab semuanya ini adalah murni kesalahan kamu sendiri, jadi mama pun binggung harus membela siapa dan tak tahu akan berbuat apa lagi," Mama yang sudah mengelus-elus bahuku.

"Gimana bisa tenang, Ma. Kalau semuanya jadi berantakan begini."

"Mama paham, tapi semua sudah kacau."

"Maafkan Mama, Ryan! Mama akan pulang dulu, sebab sudah pusing sekali kepala ini, akibat memikirkan kelakuan kamu itu. Kamu sabar dulu," imbuh beliau.

Tak ku jawab lagi perkataan mama, sebab lidah terasa kelu untuk mengeluarkan perkataan sedikit saja. Rasanya hati sungguh kecewa dan bingung.

"Maafkan aku Mila. Semua ini begitu sulit, maka dari itu jangan tinggalkan diriku. Apa kau tidak lihat betapa aku mencintaimu! Aku tahu kau begitu sakit hati, tapi cobalah memahami isi hatiku yang terdalam ini," rancau kesal.

Rasanya berakhir sudah kisah cerita cintaku bersama Mila, setelah sekian lama berusaha membangun rumah tangga bersama.

"Tuhan, apa salahku? Sehingga Kau uji rumah tangga kami dengan menghadirkan orang lama yang sudah kulupakan. Apakah ini hukuman sebab aku tidak bisa menjaga baik hatinya dan hanya memikirkan diriku sendiri?" Keluh kesah tidak terima.

Sudah kejam telah menghadirkan Dona akan cerita kami, sehingga kini hanya menyisakan kepingan-kepingan luka diantara kami berdua.

Yang kurasakan sekarang hanya bisa menahan perih, ketika menatap kepergiannya semakin jauh tak terlihat yang sudah tega meninggalkan rumah.

Hanya bisa terbayang-bayang saat bersamanya melewati masa-masa terindah, yaitu disaat dirinya selalu memanjakan dan memelukku, dengan tutur kata-katanya yang terindah bahwa dirinya sungguh tulus mencintaiku.

Bagiku dirinya merupakan seluruh cinta hidupku, yang selalu saja menentramkan jiwa.

"Aaa. Tak sanggup rasanya diri ini menghilangkan pikiran untuk tak memikirkannya. Sepertinya sudah hampir separuh nyawaku hilang. Terasa tiada lagi orang yang akan mampu menemani. Bagiku cukup dirinya saja yang bisa membuat bahagia," bathin yang merancau berbicara sendiri, menyesali keadaan.

"Aaakhh ... aaa," teriakku yang mengutuk diri sendiri.

Prang ... Preng ... prank, suara barang-barang yang sudah ku lempar.. ke segala arah sudut-sudut rumah.

Tanpa terasa pelupuk mata sudah dibanjiri oleh bening-bening air, dengan posisi tubuh sudah tergolek tertidur di lantai.

Kring ... dezrzz ... kring, suara gawai sudah berbunyi.

[Hallo bos! Kok kamu belum berangkat kerja? Sebaiknya segera berangkat ke perusahaan xxx, ini gawat sekali sebab ada kasus pembunuhan]

[Ya, nanti aku akan berangkat]

Menjawab malas. Tak serta merta bangkit dari ubin keramik karena ketidakberdayaan diri ini.

Tak lupa tangan sibuk menyeka airmata.

[Jangan nanti-nanti, harus sekarang juga berangkat! Sebab kami sangat membutuhkan bos untuk penyelidikan]

[Iya ... ya, bawel amat sih]

[Nah, gitu dong bos. Kami tunggu kedatanganmu]

[Hmm] Tut ... tut.

"Aah, dasar. Memang tidak tahu apa, orang lagi bersedih begini," ucapku kesal.

"Hhh, nasib ... nasib."

Dengan perasaan kurang semangat, pada akhirnya aku datang juga untuk membantu menyelidiki kasus pembunuhan, yang sudah menghebohkan dikarenakan korban adalah seorang pengusaha terkenal dibidang ekspor impor barang.

Hampir sejam perjalanan dikarenakan hari senin padat merayap. Banyak para anak sekolah untuk berangkat upacara pagi dan orang dewasa buru-buru kerja.

Dari kejauhan aku melihat seseorang wanita menangis tersedu-sedu sedang dipeluk orang lain, yang kemungkinan besar itu adalah istri korban.

"Dari poster tubuh kayak kenal. Hm, siapa yak?" melihat seksama.

"Bos ... Bos, sini." Panggil anak buah sambil melambai tangan.

"Hm, tunggu sebentar."

Sangat dibutuhkan maka secepatnya menghampiri.

Niat hati tadi ingin menyapa seorang perempuan yang sepertinya angat ku kenali.

Police line sudah terbentang didepan ruangan kantor korban, yang dijaga ketat oleh anak buahku. Karena korban orang ternama, jadi pihak keluarga korban menyuruh melakukan penyelidikan secara tertutup.

"Sampai tahap mana kalian menyelidiki?" Tanyaku pada anak buah yang sedang berkerumunan mengamati.

"Belum banyak, Bos. Kami menunggu kedatanganmu dulu."

"Bagus kalau gitu."

Wajah kini sudah bertutupkan masker, serta sarung tangan tak lupa terpakai, agar tak ada sidik jari yang tertempel ditubuh korban. Semuanya dilakukan untuk memudahkan memeriksa penyelidikan.

Berjalan menuju posisi tergeletaknya korban.

"Wah ... wah, lama banget sih bos datang! Kita lama banget nunggu bos, sudah berjam-jam disini," ucap Bagas tak senang.

Kini diriku berdiri tepat disamping korban.

"Ini, bos." Anak buah lain memberikan sebuah catatan.

"Kayak nggak ngerti bos saja, maklum pengantin baru, pasti sedang asyik-asyiknya memadu cinta," cerocos Ebi.

Celetuk, kertas terpukul kan dikepala Ebi, yang mana kertas itu adalah riwayat dan catatan kejadian tentang korban, yang sudah diselidiki oleh anak buahku terlebih dahulu.

"Jangan banyak bicara dan ngadi-ngadi."

Melotot tak suka.

"Hehe. Maaf ... maaf, bos." Menundukkan kepala merasa bersalah.

Anak buah saling berbisik, mungkin sudah curiga saat wajah ini nampak kusut dan sangat kacau.

Mataku terbelalak kaget, dalam catatan tertuliskan Nama Dona sang mantan, yang pagi-pagi sudah membuat keributan di rumahku sehingga Mila kembali marah.

Ternyata dia adalah istri korban. Berarti yang sudah menganiaya Dona selama ini, yaitu seseorang di hadapanku sekarang, yang sudah terbujur kaku menjadi mayat.

Kini aku mendekati untuk melihat keadaan korban, yang mana wajah sudah membiru. Sesuai foto jepretan pihak kami, pada awal ditemukan tertelungkup sekarang sudah terlentang.

Kulihat seksama dan secara terperinci dari atas sampai bawah, yang kemungkinan besar ada barang bukti ditinggalkan tersangka.

"Tidak ada barang bukti sama sekali, bos! Kecuali asbak ini," ucap Bagas.

Asbak dari kaca yang ada noda darahnya, sudah terbungkus rapi oleh kantong plastik bening putih.

"Kerja bagus. Amankan asbak itu."

"Siap laksanakan."

"Ambilkan penjepit," perintahku pada anak buah.

"Sebentar, bos."

Anak buah berlari keluar mencoba mangambil apa yang kuminta.

Dengan hati-hati kini aku mengambil 2 helai rambut panjang yang tersangkut dikancing baju korban, dan secepatnya langsung kumasukkan dikantong plastik.

"Simpan itu. Gunakan sebagai barang bukti juga."

"Siap, bos."

"Wah. Aku salut banget padamu, bos. Kamu memang hebat dan jeli sekali. Dari tadi kami mencari barang bukti lainnya tetap saja tidak ketemu," puji Bagas.

"Makanya kalau tidak ada bos kita, mana bisa kasus ini dilimpahkan sama kelompok kita."

"Hmm. Iya juga, sih."

Para anak buah terus banyak berbicara. Aku hanya bisa diam sambil mengamati seksama ke arah lain.

Badan sudah berdiri, yang kini mencoba melangkah mencari barang bukti lainnya.

Menyusuri seluruh ruangan. Tak ingin lengah, maka setiap sudut kuperiksa lebih teliti.

"Apa tidak ada orang lain lagi sebelum korban meninggal?" Tanya sambil netra terus berkeliling.

"Menurut petugas, korban sedang sendirian melakukan kerja lembur."

"Bos ... bos, lihat! Ada sepatu cowok yang diberikan pegawai kebersihan, yang ditemukannya dalam tong sampah," ucap Ebi memberikan sepatu yang sudah ada bercak darahnya.

"Bagus Ebi, amankan barang bukti dan orang yang menemukan barang ini," jawabku sambil tangan sibuk membolak-balikkan sepatu.

Mata tak lepas memeriksa sekeliling lagi, menatap dari sudut ke sudut ruangan kerja korban. Banyak tumpukan berkas dan kertas penting. 

Meja kerja satu persatu kubuka, dan sekarang menemukan beberapa foto kemesraan korban bersama pacarnya, dan langsung kuberikan pada anak buah, supaya membantu proses penyelidikan nanti

1
🍌 ᷢ ͩ⧗⃟ᷢʷ𝐕⃝⃟🏴‍☠️Meiling
Ryan benar2 bos idaman banget walaupun tegas dalam pekerjaan tapi di luar pekerjaan saling menyayangi satu sama lainnya
🍌 ᷢ ͩ⧗⃟ᷢʷ𝐕⃝⃟🏴‍☠️Meiling
Sayang2nya tapi giliran ada perempuan yang gangguin lupa sama istri,ingat Ryan jadikan semua itu pelajaran kedepannya
🍌 ᷢ ͩ⧗⃟ᷢʷ𝐕⃝⃟🏴‍☠️Meiling
Alhamdulillah akhirnya Mila sadar semoga Mila cepat pulih dan bisa berkumpul sama keluarganya lagi
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
nahh kakak peremouanya aja g trima itu kk kdg lha apa lagi org tuanya piye jall kapok mu kapan
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
yaaa itu kaslahan mu riyan mkne pikir dku sebelum bertindak ya kan
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
jiahh ino pov riyan dimana dia jatuh cinta sma anak SMA. tp nekad di niakhinya
dan datanglah mantan 🤣🤣🤣
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
🤣🤣🤣🤣
curhat ma ibu jd brabe semua
garaw slh paham tp berujung ntah apa2 nanti tp siapa juga mau anak nya jd korban kek gtu siapa pun pasti g trima anak nya di hianati meski itu slh paham
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
yahhh namanya juga emosi lht begitu siapa yv g terbakar cemburu
aq jaa klo lht bgtu mndg mundur alon2
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
salah sndri yakan knp mau pula itu nyosor kek soang
giliran kepergok jd menyesal hadeh riyan2 mentang2 mantan ya kan
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
nahhh kan apa tuhhh suara apa itu
ohh mila tabahkan hati mu siap dgr apa yg di bicarkan di dlaam
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
yeee lagsg aja di lamar yakan
tp nnti kacau g tuhh secara masib sklh kan yaaa
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
masih nyiamaknya kk thor
lanjutkan maraton ya 😚😚
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
hai kk thor aq mampir ya di akrya mu
awal yg akan menguncang duni riyan 🤣🤣🤣
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
lhaaaa ini flash back nya di saat si dona dan riyan kepergok ciuman itu yaa wahh niat si dona udah g benr ini
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
sebenarnya ada masalah apa kok smpe setega itu sma dona yaaa
dan yaa ini lakinya apa mmg seperti itu karakternya
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
ini menceritakan tentang hari2 sebelum suami dona meningal ya kk otor
dan yaa kok ya ngeri ya hidup sm suami yg tempramen seoerti itu
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
walah slah dona sendri udh tau ma riyan pacaran 4 th tp serakah nya mau aja nrima lamran org yg blm pasti
masa llu nya ngeri juga cuy.. di hajar habisab2 hidih kok masih berthan ya punya mertua kek gtu juga
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
nahhh kann mimpi apa lagi itu dan pertanda apa coba
riyan2 klo emang cinta ya jagan sok buat hal2 yg di luar nalar lahh sudh kejadian baru menyesal ampun deh 🤔🤔
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
org kamu nya aja yg bodoh sihh knp pula mau si mantan numpang tidur

tp di sisi lain riyan adalah bos yg jeli yaa barang bukti bisa lgsg di dpt nya
kira2 siapa dalang pembunuhan itu 🫣
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
nyesek juga yaaa meski riyan g melakukan kesalahan fatal tp akibatnya jd kacau semua dan akhir nya membawa luka yg menganga siapa pun klo melht pasangan tdur bersama apa asumsi nya sudh pasti begitu ya kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!