Tita, gadis yang hanya hidup berdua dengan ibunya, karena bapaknya tidak mengakuinya. lebih tepatnya, bapak itu menikah lagi setelah ibunya mengandung dirinya. ditambah lagi banyak orang yang tidak menyukai sang ibu, yang hanya seorang wanita buruh tani diladang orang lain.
sampai akhirnya, tita yang saat itu sedang membantu ibunya membersihkan ladang sawah orang, tidak sengaja tersambar petir sehingga mengundang kehebohan. dan Untung saja dia tidak meninggal, tetapi satu hal yang berbeda dari dirinya. dia mendapatkan sedikit kemampuan, yaitu kemampuan meracik herbal-herbal yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian, dan juga untuk perikanan.
lalu bagaimana perjalanan tita setelah berhasil lolos dari maut itu ?
ikuti terus ya teman-teman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. nasi bungkus penuh haru
tita pun sampai di rumah ketika waktu sudah menunjukkan pukul 04.30 sore. dan terlihat, rumah sudah mengepulkan asap, yang menandakan kalau seseorang telah berada di dalam rumah.
dan benar saja, ketika tita masuk, dia langsung mendapati keberadaan ibunya di sana. dan di belakangnya, ada petugas PLN yang ternyata mengikuti. petugas PLN itu tidak sengaja melihat tita dari jarak jauh, dan mulai mengikutinya.
"eh ibu sudah pulang..?"
"assalamualaikum." bertepatan dengan tita yang menyapa ibunya, langsung terdengar salam dari luar.
" waalaikumsalam. siapa yang datang nak ?" tanya Ibu Susan. tita yang mendengar pertanyaan itu terdiam.
"entahlah Bu."
keduanya pun langsung bergegas keluar, dan melihat siapa yang datang.
"ada apa ya pak..?" tanya Ibu Susan dengan sedikit was-was. sementara tita yang melihat penampilan dan pakaian dari orang tersebut langsung mengetahui.
"dari pihak PLN ya pak..?" tanya tita yang langsung dibalas dengan senyuman dari petugas PLN tersebut.
"betul dek. kami ke sini ingin memasang meteran dan mengalirkan listrik. pemasangannya cuma sebentar. makanya kami kejar hari ini." tutur petugas tersebut.
"oh begitu.. baiklah silahkan." ucapnya.
mendapatkan lampu hijau dari pemilik rumah, petugas PLN pun langsung bergerak dengan cepat.
mereka memasang kabel dan menghubungkannya dengan meteran yang akan dipasang di rumah reyout milik Ibu Susan. dengan bonus mendapatkan 3 buah piting lampu, sekaligus dengan bola lampunya. tak lupa, mereka juga menyambungkan colokan yang bisa digunakan oleh ibu Susan dan juga tita.
sekitar hampir 1 jam pemasangan, akhirnya para PLN itu berhasil menyelesaikannya. setelah selesai, Mereka pun langsung berpamitan Karena berhubung waktu juga sudah mulai menuju gelap.
Tak
cahaya terang dari lampu yang baru saja terpasang langsung menyinari gubuk reyot mereka. hal itu membuat ibu susan menjadi senang.
"Alhamdulillah.. akhirnya rumah Kita dapat dialiri dengan listrik PLN." ucap Ibu Susan dengan penuh rasa syukur sambil menatap ke arah bola lampu yang bersinar itu. tita yang mendengar penuturan ibunya juga ikut tersenyum.
"Alhamdulillah ya Bu. kita pelan-pelan saja angsur semuanya."
Ibu Susan yang mendengar penuturan putrinya menggangguk dengan mata yang berkaca. berkat ide putrinya yang menjual ikan segar, ternyata membuahkan hasil yang banyak. dan perlahan-lahan, mereka mulai bisa memperbaiki kehidupan mereka ini.
sementara di luar, para warga yang melihat pihak PLN yang memasang meteran di rumah Ibu Susan kembali dibuat bertanya-tanya. mereka memang sudah tahu kalau penghasilan utama Ibu Susan dan tita itu karena menjual ikan segar.
"luar biasa Ibu Susan ya. perlahan-lahan dia mulai membangun kehidupannya. konon kabarnya, kios kecil yang dibuka dekat pantai itu sangat ramai pembeli. apalagi, cuma mereka sendiri di sana yang berjualan ikan." ucap salah satu warga. Ibu Rossa yang merupakan tetangga Ibu Susan juga ikut tersenyum bangga.
"Alhamdulillah! inilah yang namanya rezeki. dan rezeki itu, akan datang pada siapa saja yang di kehendakinya." ujar ibu Rossa.
"mm.. Benar sekali Bu. mudah-mudahan, perlahan-lahan kehidupan Ibu Susan dengan tita membaik ya."
"Amin ya robbal alamin."
selain ada ibu Rossa, Ibu Titi yang mendoakan kebahagiaan Ibu Susan, di sisi lain juga ada juga ibu-ibu yang julid dan nyinyir.
bahkan tak jarang Mereka bilang, kalau kios tempat Ibu Susan berjualan ikan itu pasti memiliki penunggu. kalau tidak mana mungkin jualan ikannya itu sangat laku di pasaran.
dan kata-kata itu juga sudah didengar oleh banyak warga. tetapi ada juga yang membuktikannya. nyatanya Ibu Susan tak pernah menggunakan hal-hal yang tercela seperti itu, jualan ikannya rame karena Ibu Susan menjual ikan yang masih hidup dan bahkan dagingnya masih sangat segar.
tak ada ikan busuk yang dijual oleh ibu Susan, apa apalagi ikan yang dagingnya sudah lembek dan tidak segar lagi.
tapi tetap saja, tuduhan tuduhan seperti itu tetap dilayangkan. namun orang-orang tidak mengambil pusing tentang tuduhan tersebut. karena nyatanya, ikan yang dijual Ibu Susan itu sangat layak dikonsumsi.
bahkan tak sedikit masyarakat yang memiliki banyak uang dan kemampuan, mengetes ikan-ikan tersebut dan dibawa ke labor untuk di verifikasi kesegaran ikan tersebut. dan nyatanya mereka mendapati ikan itu dalam keadaan baik.
"oh ya Bu. teman-teman tita tadi mau ngobrol sama Tita. Mereka ingin membantu ibu. sekaligus biar bisa mendapatkan pemasukan walaupun cuma 1000. kira-kira, menurut Ibu gimana ? aku juga sudah ngusulin sama teman-teman, kalau kami akan berjualan sendiri khusus di hari Minggu. biar di hari Minggu itu Ibu bisa istirahat." sambung tita lagi. Ibu Susan pun tersenyum.
"kalau kalian sanggup, Ibu juga tidak akan melarang. hitung-hitung Kalian juga harus menabung kan ? lakukan apa yang menurut kalian baik, tetapi kalian juga harus ingat, Jangan karena masalah pekerjaan dan uang, kalian melalaikan pendidikan kalian. ibu suka kalau kalian anak-anak yang pekerja keras, tapi Ibu akan lebih suka lagi kalau kalian bisa mengatur waktu dengan baik." Ibu Susan memberikan nasehat untuk putrinya. tita tersenyum mendengar penuturan bijak itu.
"Pasti bu. tita mengerti."
"Ya sudah kalau begitu."
"oh ya Bu. ibu nggak usah masak nasi sama ikan. tita sudah beli nasi bungkus di kota siraman. Tita sengaja beli Bu, karena tita penasaran dengan rasanya. tidak apa-apa kan Bu ?" tanya Tita sambil cengengesan. Ibu Susan pun tersenyum.
"benarkah!! nggak apa-apa nak. Soalnya, ibu juga penasaran." tuturnya lagi dengan senyum berbinar. tita yang mendengar penuturan ibunya pun jadi senang. ternyata tak hanya dia yang antusias, ibunya pun turut antusias dengan makanan yang dijual di rumah makan itu.
dan setelah selesai salat magrib, Mereka pun langsung mencicipi makanan yang dibeli oleh tita itu. yang mana, ikan itu sebelumnya sudah dipanaskan oleh tita.
"mm.. rasanya benar-benar sangat enak nak.." ucap Ibu Susan dan tak terasa air matanya menetes. Tita yang melihat air mata ibunya langsung tertegun.
" terus kenapa ibu menangis..?" tanya Tita dengan sendu. dia tidak tahu apa yang dirasakan oleh ibunya. Ibu Susan menggelengkan kepala.
"Ibu tidak menangis karena sedih nak.. tapi Ibu menangis karena bahagia. akhirnya Setelah sekian tahun, ibu dan kamu bisa merasakan makanan yang seenak ini. Ibu benar-benar merasa adalah orang yang paling miskin di desa ini. sampai-sampai makanan seperti ini saja, tidak pernah Ibu rasakan." ucapnya dengan sendu dan air mata yang kembali menggenang.
Ibu Susan tidak mengerti, kenapa rasa sesak di dadanya ini harus hadir ketika dia mencicipi makanan ini.
Apa mungkin karena Ibu Susan memikirkan bagaimana pahitnya kehidupan mereka dulu ? Apa mungkin Ibu Susan merasa bersalah kepada putrinya, yang ikut merasakan kehidupan susah bersamanya. atau ada hal lain yang memang mengganggu pikirannya.
"Ibu jangan nangis dong... nanti Tita juga ikutan sedih. mulai sekarang, Ibu jangan menahan-nahan selera lagi ya Bu. kalau Ibu mau, ibu harus membelinya." ucap tita yang langsung mendekati ibunya dan mereka Langsung berpelukan.
hanya sebuah nasi bungkus saja, membuat suasana menjadi penuh haru dan juga sekaligus hening. ternyata kebahagiaan Tita dan ibunya, cukup sederhana.
"Iya nak. mulai sekarang kita harus mengupayakan yang terbaik untuk kehidupan kita dan juga masa depan mu." tutur Ibu Susan dengan suara yang parau. Ibu Susan turut mengusap air mata putrinya. Setelah itu mereka pun langsung melanjutkan makan malam mereka dengan cita rasa yang berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Kl surya gak tegas ma rukmi makin hancur dah hidupnya