NovelToon NovelToon
Dikejar Guru Killer

Dikejar Guru Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Tamat
Popularitas:60.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lisa

Shana bersedia menjadi pengganti bibi-nya untuk bertemu pria yang akan di jodohkan dengan beliau. Namun siapa yang menyangka kalau pria itu adalah guru matematika yang killer.

Bagaimana cara Shana bersembunyi dari kejaran guru itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 19 Mencari kartu pelajar

Pagi hari di perumahan sederhana milik Bibi Raisa.

Shana menggeledah tasnya dengan kasar. Dia menumpahkan seluruh isi tasnya hingga berhamburan di atas tempat tidur.

"Kemana kartu pelajar ku? Kemana?" tanya Shana pada dirinya sendiri dengan panik. Matanya melebar dengan wajah bingung dengan tangan yang sibuk mencari-cari sesuatu di antara semua peralatan sekolahnya.

Turnamen voli di majukan. Itu membuat Pak Nanang memberi peringatan untuk semua anggota tim, baik pemain inti atau cadangan untuk menyiapkan semua berkas-berkas, termasuk kartu pelajar. Karena panitia takut ada pemain luar sekolah yang di ikutkan dalam turnamen untuk kepentingan sekolah, maka kartu pelajar adalah termasuk syarat utama peserta turnamen.

Kaki Shana pindah dari samping tempat tidur menuju ke lemari baju. Ia menggeledah seluruh sisi lemari dengan teliti, tapi hasilnya nol.

"Shana! Ayo cepetan! Katanya kamu mau berangkat pagi!" teriak bibi Raisa dari luar kamar.

"Ya!" sahut Shana. Dia memang berencana berangkat lebih pagi dari biasanya. Namun nyatanya ada hal yang membuatnya terhalang untuk melakukan hal baik itu.

Meskipun menjawab iya, tapi Shana masih berkutat dengan kegiatan yang sama, yaitu mencari kartu pelajarnya yang tidak kunjung ketemu.

"Hehhh ... ngapain aja sih tu anak," gerutu Raisa yang sudah siap mengantarkan keponakannya. Ia pun akhirnya mendatangi kamar gadis itu untuk melihat langsung apa yang sedang di lakukannya. Tangan Raisa mendorong pintu kamar Shana agar terbuka lebih lebar. "Bocah, kenapa belum kelar? Katanya mau berangkat lebih pagi?" tegur Raisa yang berdiri di ambang pintu.

Senyap. Tidak ada jawaban dari bibir Shana. Gadis itu sedang sibuk mencari-cari sesuatu di segala penjuru kamarnya.

"Shan," panggil Raisa yang merasa gadis itu tidak merasakan keberadaannya di ambang pintu.

"Eh, Bibi?" Shana terkejut. Dia memang baru menyadari keberadaan Raisa setelah bibinya memanggil namanya.

Setelah menoleh sekilas, Shana kembali berkutat dengan kegiatannya.

"Ngapain? Lagi cari apaan?" tanya Raisa yang akhirnya melangkah masuk karena penasaran.

"Aku butuh kartu pelajar ku," jawab Shana tanpa menoleh. Dia berulang kali memeriksa isi tasnya yang sudah berhamburan. Berharap kartu pelajarnya di temukan. Karena dia yakin benda itu ada di dalam tas.

"Untuk apa? Kalau enggak penting nanti pulang sekolah aja di cari. sekarang ayo berangkat. Ini sudah lewat dari jam pagi. Jadinya kamu tetap siang aja berangkatnya," kata Raisa seraya melihat ke arah alat tulis sekolah yang berhamburan di atas tempat tidur.

"Lagi butuh untuk pendaftaran lomba voli."

"Aduh. kenapa enggak di cari lebih awal sih? Memangnya di taruh di mana?" tanya Raisa akhirnya mendekat.

"Di dalam tas, tapi pas aku nyari enggak ada," jawab Shana sedikit panik.

Raisa mengulurkan tangan ikut mengaduk peralatan sekolah yang amburadul. Mencoba mencari segala sisi. Namun nihil. Kartu pelajar yang dicari keponakannya tidak ada.

"Tidak ada di sini. Apa kamu lupa di simpan di tempat lain?"

"Sudah aku cari di tempat lain enggak ada. Padahal aku yakin kalau di letakkan di dalam tas. Eh, bukan di dompet. Dompetku di dalam tas." Shana memperbaiki keterangannya.

"Lebih baik berangkat sekolah aja dulu. Nanti kamu tambah telat. Ini aja sudah enggak pagi lagi," ujar Raisa seraya melihat ke arah arloji di tangan kirinya. "Ayo cepat bereskan semuanya. segera masukkan ke dalam tas."

"Aduh." Shana meringis setelah melihat jam dinding. Akhirnya ia mengikuti saran bibinya untuk segera memasukkan peralatan sekolah ke dalam tas. Lalu melesat mengikuti bibinya untuk berangkat ke sekolah.

 ***

Karena waktu yang ia habiskan untuk mencari kartu pelajar itu agak lama, rencana berangkat pagi pun buyar. Ia pun harus menyegerakan kakinya melangkah cepat demi mencapai kelas tidak tepat jam 7.

Teett! Bel masuk sekolah langsung berbunyi ketika ia sudah di ambang pintu.

"Untung aja cepat datang. Jam pelajaran pertama Pak Regas," ujar Rangga yang melihat Shana baru saja tiba. Gadis ini menipiskan bibir kesal mendengarnya.

"Shan," sapa Bebi yang melihat Shana tiba di ambang pintu dengan nafas naik turun. Shana hanya mengangkat tangan dan segera masuk. Ia melangkah masih dengan nafas tersengal-nya.

"Kenapa mepet?" tanya Mita di sebelah bangkunya.

"Kartu pelajar ku ..."

"Selamat pagi semuanya." Muncul suara bariton di depan kelas. Pak Regas sudah datang rupanya. Kalimat Shana terpotong.

Dengan kecepatan cahaya, Shana meletakkan tasnya. Ia tidak ingin pria itu tahu kalau dia baru datang.

"Pagi Paakkk!" serempak mereka menjawab sapaan Pak Regas.

"Usahakan kalian datang ke sekolah lebih awal. Jadi sudah siap belajar dengan baik. Entah itu ketika saya ada di jam pelajaran pagi atau tidak. Jadi kelas ini bisa menjadi kelas yang tertib di depan saya selaku wali kelas atau di depan guru yang lain," ujar Pak Regas tegas.

"Baik Pakkk!" sahut mereka. Beberapa mata melirik ke arah meja Shana dengan senyum tipis.

Sial! Pria itu melihat Shana yang baru datang rupanya. Beliau sadar soal Shana yang datang mepet ke sekolah. Sepertinya aku enggak bisa lolos dari pria itu!

"Ada hukuman lari lapangan untuk yang melanggarnya," imbuh Pak Regas yang membuat anak-anak mengangguk berat. Baru saja diberitahu, malah ada yang muncul.

"Maaf Pak saya telat."

"Lari lapangan 3x saat jam istirahat. Rangga, awasi dia nanti." Pak Regas langsung melayangkan putusan.

"Siap Pak."

***

Kantin siang hari.

"Kamu lupa ya, tadi jam pertama itu pak Regas?" tanya Bebi yang pertama kali bahas soal kedatangan Shana tadi pagi.

"Awalnya enggak lupa ...," sahut Shana kemudian menyuapkan pentol daging ke dalam mulutnya. Ia memang tengah makan bakso siang ini.

"Terus siangnya jadi amnesia, gitu?" lanjut Mia enggak sabar karena Shana masih menguyah makanannya dulu. Padahal yang lain sudah siap mendengar kelanjutannya.

Bebi tergelak. Ia tahu Mila tidak sabaran.

"Siangnya aku emang amnesia," lanjut Shana ketika pentol daging sudah di kunyahnya setengah. Mendengar ini Mia menatap lurus-lurus temannya karena tidak serius. "Aku beneran lupa karena sibuk mencari kartu pelajar ku yang ilang," lanjut Shana setelah berhasil mengunyah pentol daging di mulutnya.

"Sudah kamu cari?" tanya Mia akhirnya.

"Ya. Aku sudah menggeledah tas dan semua kamarku, tapi tetap enggak ketemu."

"Ketinggalan di perpus kali." Bebi mengingatkan.

"Emangnya dia pernah ke perpus?" tanya Mia sarkas.

"Pernah, tapi ke perpus yang isinya komik doang," sahut Shana bangga. Bebi tersenyum.

"Kalau enggak ada kartu pelajar entar gimana pertandingannya, Shan? Kan wajib nunjukin kartu identitas pelajar karena takutnya kamu siswa pinjaman." Mia mengingatkan.

"Nah itu, aku tadi panik bener karena kartu pelajar ku enggak ada."

"Bilang aja sama Pak Nanang kalau kartu pelajar mu hilang. Mungkin beliau punya usulan lain soal kartu pelajar," usul Bebi.

"Atau kalau enggak bilang aja sama pak Regas." Kini usulan dari Mia yang terdengar. Ini langsung membuat Shana mendelik hebat. Bebi juga ikut menoleh meskipun tanpa ekspresi yang mendramatisir.

1
Kasandra Kasandra
double up kak
Ezy Aje
lanjuuut thor
Chalimah Kuchiki
males bgt pak regas ngegalauin pacarnya ya 🤭🤭 ga sabar deh gmn nanti bakal sama shanan
Ezy Aje
lanjuttt bnyk
Andriani
lanjut kk....
Andriani
weleh... kenapa menjadi rumit...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjut
Herlin
Haaa.... kok Mia lgs bilang Pak Regas ya?🤔
Herlin
Poor Shana....
keep fighting 💪
Andriani
Shana keren deh . love you Shana.
Andriani
thanks kk... udah up...
Andriani
mantaap Shana... aku suka gaya lo. berani dalam kebenaran, kalo kita gak salah kenapa takut...
Kasandra Kasandra
lanjut... double up kak
Ezy Aje
lanjuut
Herlin
Shana diam, Regas yg kebingungan😅
Herlin
Cie..... Shana udh mengakui Pak Regas tampan 😂
Herlin
Kasihan Regas pingin nikah tapi kekasihnya belum mau..... atau malah sebenernya ga mau? 🤔
Herlin
Regas akhirnya jadi pengamat tingkah laku Shana😅
Herlin
Regas senang bisa bikin Shana stress
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!