NovelToon NovelToon
Kami Yang Tak Dianggap

Kami Yang Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Arabella seorang anak perempuan yang menyimpan dendam terhadap sang Ayah, hal itu diawali sejak sang Ayah ketahuan selingkuh di tempat umum, Ara kecil berharap ayahnya akan memilih dirinya, namun ternyata sang ayah malah memilih wanita lain dan sempat memaki istrinya karena menjambak rambut selingkuhannya itu.

Kejadian pahit ini disaksikan langsung oleh anak berusia 8 tahun, sejak saat itu rasa sayang Ara terhadap ayahnya berubah menjadi dendam.

Mampukah Arabella membalaskan semua rasa sakit yang di derita oleh ibunya??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab18

Di tempat lain saat ini Dirga mulai dilanda dilema, bayangan pertengkaran dirinya dengan putri sulungnya membuatnya merasa gagal menjadi seorang ayah, namun di sisi lain bayangan gadis muda yang ia tolong tadi terus menerus berputar di kepalanya.

"Ah ... sial, di saat pikiranku gundah kenapa wajah gadis tadi datang, membuatku sulit untuk melupakan," keluh Dirga sambil memijat pelipis tang terasa pening.

Di saat Dirga ingin merogoh handphone di saku kemejanya tanpa sadar ia melihat secarik kertas yang menempel di handphone-nya. Seketika keningnya mengkerut heran.

"Kertas apaan ini," ucapnya lalu mulai membuka kertas itu, dan ternyata isinya sebuah nomer handphone yang bertuliskan, call me.

Tanpa membuang waktu Dirga pun langsung menelpon nomer tersebut, dengan perasaan yang sulit untuk diungkapkan, antara terpesona dan rasa penasaran yang cukup tinggi terhadap kemolekan tubuh gadis tadi.

"Ah ... gadis tengil ayo angkat, bukannya ini kau yang memulainya," ucap Dirga yang merasa tidak sabar karena teleponnya tidak diangkat.

Sementara di kamar kontrakannya, Amel tersenyum licik, ia sudah tahu kalau mangsanya mulai masuk kedalam perangkapnya.

"Ah, sepertinya bokap Ara sudah mulai penasaran nih," gumamnya sendiri dengan seringai yang licik.

Hampir lima menitan Amel mendiamkan handphone tersebut, namun tidak lama kemudian gadis itu mulai mengangkatnya dengan suara lembut yang sudah ia persiapkan.

"Halo Om," suara di seberang sana benar-benar membuat Dirga kelimpungan sendiri.

"Kau ... i-ni beneran kau," ucap Dirga dengan nada gugupnya.

"Iya Om ini beneran aku, kenapa?" tanya Amel dengan suara lembut cenderung menggoda.

Dirga pun tidak bisa berkata-kata lagi, suara Amel membuat adrenalin nya sebagai seorang pria lari kemana-mana, wajah Amel yang menggoda serta kemolekan tubuh gadis itu hampir memenuhi bayangannya.

"Kenapa kau mengirimiku nomermu?" tanya Dirga yang akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

Amel tersenyum licik ia tahu cara apa yang harus dilakukan. "Nomer yang mana Om," sahut Amel.

"Nomer yang ada di saku ku," ucap Dirga.

"Ups, mungkin kertas itu tidak sengaja jatuh, padahal kertas itu mau aku berikan untuk teman laki-laki ku," sahut Amel.

“Beruntung jatuhnya di saku ku,” ungkap Dirga pelan, namun ada senyum samar yang terselip di bibirnya.

“Maksud Om?” sahut Amel dengan nada pura-pura polos, padahal senyumnya semakin mengembang.

“Ya... kalau bukan takdir, mungkin kertas itu gak akan nyasar ke aku.” Dirga menyandarkan tubuhnya di kursi, mencoba terdengar santai, meski sebenarnya pikirannya sudah kacau. “Kau tahu gak, dari tadi aku malah kepikiran wajahmu.”

Amel terkekeh kecil. “Wajahku gak cantik-cantik amat, Om,” ujarnya lembut namun menggoda.

“Jangan merendah. Justru itu yang buat aku gak bisa berhenti mikir. Ada sesuatu dari matamu yang... entahlah, aku gak bisa jelaskan.”

Di seberang, Amel membiarkan keheningan menggantung beberapa detik, menunggu kata-kata Dirga benar-benar melekat di udara. Lalu ia menjawab dengan nada yang dibuat setengah berbisik, “Kalau begitu... jangan cuma dipikirin, Om.”

Dirga mengernyit. “Maksudmu?”

“Kadang... yang cuma dipikirin bisa hilang, tapi kalau dijemput... bisa jadi nyata,” ujarnya pelan, lalu tertawa renyah.

Suara itu membuat dada Dirga semakin bergemuruh. Ia sendiri heran, bagaimana bisa seorang gadis muda membuat pikirannya sesemrawut itu.

“Amel... kamu itu siapa sebenarnya?” tanyanya lirih, kali ini dengan nada yang berbeda ada keingintahuan yang bercampur kagum.

Namun gadis itu hanya menjawab samar, “Aku cuma seseorang yang kebetulan lewat di hidup Om, tapi mungkin bisa bikin Om berhenti mikirin hal-hal yang bikin Om stres.”

Setelah kalimat itu, sambungan telepon diputus sepihak. Dirga terdiam. Pandangannya kosong, tapi jantungnya berdetak cepat. Ia tahu, ini bukan hal yang seharusnya ia rasakan namun rasa penasaran itu terlalu kuat.

☘️☘️☘️☘️☘️

Di tempat lain, Ara tersenyum miring di depan cermin.

Ia baru saja mendapat pesan singkat dari Amel:

"Umpannya sudah nyangkut. Bokapmu mulai goyah."

Ara meletakkan ponselnya di meja rias, lalu menatap refleksi dirinya. “Bagus, Amel. Sudah saatnya seseorang seperti dia merasakan bagaimana rasanya dihancurkan oleh orang yang paling ia percayai.”

Suara tawanya lirih, namun di matanya tergambar luka lama yang masih menganga.

“Papa... dulu aku cuma minta kasih sayang, tapi kau lebih memilih wanita itu. Sekarang, biar aku ajarkan rasanya kehilangan harga diri di hadapan perempuan.”

Ara menutup lampu kamarnya, menyisakan hanya cahaya dari layar ponsel yang menampilkan foto lama yang berjajar satu persatu di buku hariannya, foto di mana Dirga, Ara kecil, dan Ika tersenyum. Namun kini, senyum itu tinggal bayangan. Yang tersisa hanya dendam dan kehancuran yang mulai ia rajut perlahan... lewat tangan gadis muda bernama Amel.

"Sebentar lagi kamu akan merasakan apa yang Mama rasakan dulu, berbahagialah Ika, sebelum nanti pria idamanmu itu jatuh ke pelukan daun muda," ucapnya dengan tatapan licik dan senyum yang mengembang.

☘️☘️☘️☘️☘️

Malam mulai datang, entah kenapa perbicangan siang tadi membuat Dirga tidak bisa melupakan suara Amel yang mendayu-dayu dan juga wajah gadis tersebut, entah kenapa rasa rindu perlahan mulai meruntuhkan bentengnya sebagai seorang pria yang bersuami.

"Ah ... Amel, gak bisa nih jika harus menunggu lebih lama," ujarnya lalu mulai menyambar setor mobilnya.

Saat ini pikiran pria itu begitu kalut, mobil yang ia kendarai mulai melaju ke arah kontrakan kecil milik gadis yang baru ia temui tadi siang, pertemuan yang menurutnya tidak sengaja.

Setelah menempuh perjalanan setengah jam, akhirnya mobil Dirga berhenti di depan kontrakan Amel, segera pria itu langsung menelpon nomer gadis itu.

"Tut ... Tut ...," telepon diangkat.

"Halo Om," lagi-lagi kelembutan suara Amel membuat jantungnya serasa melompat.

"Kamu bisa gak keluar rumah aku sudah berada di depan kontrakan mu.

Ara melonjak kaget, ia tidak menyangka kalau mangsanya itu akan bertindak senekat ini, sampai-sampai harus nyamperin ke kontrakannya.

"Om, kok sudah sampai di sini saja sih," ucap Amel.

"Keluar yuk, aku pingin ketemu," ajak Dirga.

Amel tersenyum sumringah, tanpa menunggu lama gadis itu langsung mengiyakan ajakan pria dewasa yang notabennya istri orang itu.

"Tunggu dulu ya Om, aku mau ganti baju," sahut Amel.

Telepon sudah di tutup gadis itu langsung mengganti pakeannya semenarik mungkin agar pria incarannya makin tergila-gila dibuatnya.

Selesai berganti baju ia langsung keluar dengan penampilan yang terlihat seksi dan anggun dengan dress hitam yang melekat di tubuhnya dan rambut yang tergerai membuat pria yang di dalam mobil sana semakin baik turun jakunnya.

"Ya ampun gadis itu benar-benar memukau," gumam Dirga.

Bersambung ....

Mulai masuk perangkap Dirganya. ...

1
Kasih Bonda
next Thor semangat
Lilik Lailiyah
ayo Ara selidiki Ika secepatnya
Kasih Bonda
next Thor semangat
Suanti
ika tukar ank cowok demi hancurkan rmh tangga sena beri ika kena karma 🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
Lilik Lailiyah
Naira Ara Arkan saudarah se ayah
Siti Koyah
ini anak sidirga sama si ika trus d tuker
Rafkah: bodoh si ika..ank ny trsiksa..malah ank org di raja kn.
total 1 replies
Siti Dede
Typonya bertebaran thor
Ayumarhumah: Iya Kak nanti aku revisi. gak tahulah hp keyboard ku😇😇
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
apa mungkin ini anak nya wanita pelakor itu yg di tukar itu
Bak Mis
gak tau malu juga nih pelakor 😃😃😃
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
kenapa gak di tangkap aja tuh orang "jahat itu
Bak Mis
ini pria gak liat gadis itu seperti anak nya sendiri
Bak Mis
nih bocah masih kecil udah b
janji "aja tuh
Bak Mis
lanjut
Bak Mis
nah gitu dong bagus banget Ara,gak seperti mamanya yg masih nungguin
Bak Mis
makanya kalau di kasih rejeki dikit udah banyak gaya
Bak Mis
oh jadi gitu ya ibu mertuanya juga gak sayang sm menantu pertama nya
Bak Mis
akhirnya smg kedepan nya mereka ber3 slalu bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!