NovelToon NovelToon
Karena Orang Ketiga

Karena Orang Ketiga

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Athariz271

Gisva dan Pandu adalah pasangan kekasih yang saling mencintai. Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya semakin merenggang setelah kehadiran seseorang dari masa lalu.

Hingga saatnya Pandu menyadari siapa yang benar-benar dia cintai, tapi semua itu telah terlambat, Gisva telah menikah dengan pria lain.

**

“Gisva maaf, aku harus ke rumah sakit sekarang juga, Kalila kecelakaan.”

Pandu hendak berbalik badan, tapi tangannya ditahan Gisva. “Tunggu mas.”

“Apalagi Gis, aku harus ke rumah sakit sekarang juga, Kalila kritis.”

“Hiks.. Hiks… Mas kamu tega, kamu mempermalukan aku mas di depan banyak orang.” Gisva menatap sekeliling yang tengah pada penasaran.

“GISVA! sudah aku bilang aku buru-buru. Hari pertunangan kita bisa diulang dihari lain.” Pandu melepaskan tangannya sekaligus membuat Gisva terhuyung dan terjatuh.

“Mass…” Panggil Gisva dengan suara bergetar.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua? baca di bab selanjutnya! 😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athariz271, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Brengsek, bajingan!

“Oke! Kita buktikan, kalau perkataanmu memang jujur.” Seringai Pandu, menatap Gisva dengan liar.

Pandu merobek paksa gaun yang dikenakan Gisva, menimbulkan robekan dan memperlihatkan bahu mulusnya. Gisva berteriak histeris, mencoba menutupi tubuhnya yang terbuka.

"Mas! Jangan lakukan ini! Aku mohon!" Gisva memohon dengan air mata yang semakin deras mengalir.

Pandu tidak menghiraukan permohonan Gisva. Pandu menatap tubuh Gisva dengan tatapan lapar. Tatapannya tertuju pada leher jenjang Gisva dan hendak menciumnya dengan brutal, membuat Gisva semakin jijik dan ketakutan.

"Kau sangat cantik, Gisva. Kenapa aku baru sadar sekarang." bisik Pandu di telinga Gisva.

Pandu kembali mencoba mencium Gisva, namun Gisva terus memalingkan wajahnya. Pandu semakin marah, wajahnya memerah karena amarah dan juga nafsu liarnya yang mulai bangkit. Pandu mencengkram pipi Gisva dengan kasar dan memaksa Gisva untuk menatapnya.

"Kau tidak punya pilihan, sayang! Kau akan menjadi milikku." bentak Pandu.

“Bajingan kamu mas!” Gisva sekuat tenaga menampar pipi kiri Pandu.

Pandu terkekeh memegangi pipinya yang berdenyut. “Aku brengsek? Hahaha. Tapi pria brengsek ini yang selama ini kau cintai, sayang. Bahkan sampai detik ini, cinta itu masih ada.” seringai Pandu sangat menyebalkan di pandangan Gisva.

“Gak usah terlalu percaya diri. Aku sudah menikah, sudah pasti aku tak mencintaimu lagi, bahkan kini aku membencimu!” pekik Gisva.

Pandu terdiam, rahangnya mengeras mendengar ucapan Gisva. Matanya memancarkan amarah yang membara. Ia mencengkram kedua bahu Gisva dengan kuat, membuat Gisva meringis kesakitan.

“Katakan! Katakan sekali lagi kalau kau memang sudah tak mencintaiku!”

Gisva memejamkan mata sejenak, menghirup nafas dalam-dalam. “Aku sudah tak mencintaimu!” Teriak Gisva menatap tajam ke mata Pandu.

Pandu merasakan perih di hatinya mendengar pengakuan Gisva. Ia tidak percaya wanita yang sangat dicintainya itu kini telah membencinya.

"Kau bohong!" bentak Pandu. Ia semakin mengeratkan cengkramannya di bahu Gisva.

"Aku tidak bohong! Aku benar-benar membencimu!" balas Gisva dengan suara lantang.

Pandu semakin marah, amarahnya tak terkendali. Pandu memaksa mencium leher Gisva dengan kasar, membuat Gisva memberontak sekuat tenaga.

"Lepaskan aku! Tolong! Tolong jangan sentuh aku!" teriak Gisva histeris.

Pandu tak memperdulikan teriakan Gisva, pria itu semakin gencar menciumi wajah mantan kekasihnya. Meski Gisva terus memberontak dan berusaha mendorong tubuh Pandu menjauh.

Hingga akhirnya Gisva menggigit bibir Pandu dengan kuat sampai berdarah. “Oh Shit!”

“Aku sangat menyukainya sayang, ternyata kamu ganas juga ya.” Seringai Pandu memegangi bibirnya yang berdarah.

Gisva terus menggelengkan kepala, jantungnya berdebar-debar dengan kencang. Dan Pandu kembali menjelajahi leher Gisva yang kini mulai turun ke dadanya.

Gisva berteriak histeris, air matanya semakin deras mengalir. Ia merasa jijik dan ketakutan dengan perlakuan Pandu. Ia terus meronta dan mencoba melepaskan diri dari cengkraman Pandu, namun tenaganya tidak sebanding dengan tenaga pria itu.

“Brengsek kamu mas, bajingan!”

“Lelaki biadab, terkutuk!”

Gisva terus mengumpat membuat Pandu geram, hingga tanpa sadar Pandu menampar pipi Gisva dengan kencang hingga tak sadarkan diri.

Gisva jatuh pingsan, tubuhnya terkulai lemas di atas tempat tidur. Pandu terkejut melihat Gisva tidak sadarkan diri. Ia panik dan mencoba membangunkan Gisva, namun wanita itu tidak merespon.

"Gisva! Gisva! Bangun!" panggil Pandu, sambil menepuk-nepuk pipi Gisva dengan pelan.

Namun, Gisva tetap tidak sadarkan diri. Pandu semakin panik dan merasa khawatir. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

“Sayang maaf. Aku minta maaf, bangun sayang. Bangun!” Pandu terus mengguncang tubuh lemah Gisva.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dengan keras. Seorang pria berdiri di ambang pintu, wajahnya merah padam karena amarah. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat, matanya menatap tajam ke arah Pandu.

“Anjing!.. Kau apakan istriku?”

“Bugh!” Keributan telah terjadi didalam kamar hotel.

...****************...

"Beraninya kau menyentuh istriku, bajingan!" geram Naresh, suaranya menggelegar penuh ancaman. Ia tidak memberi kesempatan Pandu untuk bangkit. Satu tendangan keras mendarat di perut Pandu, membuat pria itu mengerang kesakitan dan terbatuk-batuk.

Naresh tidak peduli. Pikirannya hanya tertuju pada Gisva yang tergeletak tak sadarkan diri di tempat tidur, dengan gaun yang robek dan bahu yang terekspos. Pemandangan itu semakin memicu kemarahannya. Ia menarik kerah baju Pandu, mengangkatnya dengan paksa, dan kembali menghantamkan tinjunya berkali-kali ke wajah pria itu.

Bugh..

"Ini untuk setiap air mata Gisva!”

Bugh..

“Ini untuk setiap ketakutan yang kau sebabkan padanya!"

Bugh..

“Dan ini, untuk setiap luka dan kesakitan yang kau berikan untuk istriku!”

Naresh memukul dan menendang Pandu hingga babak belur, setiap pukulan Naresh disertai luapan amarah yang tak tertahankan.

Pandu yang sudah tak berdaya, hanya bisa pasrah. Tenaganya sudah habis, dan ia tidak mampu melawan amarah Naresh yang meluap-luap.

Setelah puas melampiaskan amarahnya, Naresh mendorong Pandu hingga terhempas ke dinding. Pria itu terkulai lemas, tak sadarkan diri.

"Jika kau berani mendekati istriku lagi, aku bersumpah, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!" ancam Naresh, suaranya rendah namun penuh penekanan.

Tanpa menunggu jawaban, Naresh berbalik dan bergegas menghampiri Gisva. Ia berlutut di samping tempat tidur, wajahnya dipenuhi kekhawatiran yang mendalam. Ia menatap wajah sang istri yang sangat pucat dan merah bekas tamparan di pipinya.

"Sayang... Gisva... bangun sayang!h" bisik Naresh, suaranya lembut.

Dengan hati-hati Naresh merapikan gaun Gisva yang robek, lalu memakaikan jas miliknya untuk menutupi tubuh istrinya.

Naresh menggendong Gisva dengan sangat hati-hati, merasakan tubuh istrinya yang lemah. Naresh memeluknya dengan erat, dan membawanya pergi dari tempat terkutuk itu.

"Maafin mas sayang, lagi-lagi mas terlambat!” bisik Naresh dengan suara parau, mencium kening Gisva dengan lembut.

Naresh membawa Gisva keluar dari kamar hotel dengan langkah lebar dan tergesa-gesa. Ia tidak peduli dengan tatapan orang-orang di sekitarnya. Pikirannya hanya tertuju pada Gisva, memastikan istrinya mendapatkan pertolongan secepatnya.

Sesampainya di mobil, Naresh segera menyuruh anak buahnya melajukan mobil menuju rumah sakit terdekat.

Selama perjalanan, Naresh terus menggenggam tangan Gisva yang terasa dingin, air matanya menetes tanpa bisa dicegah. Ia merasa sangat bersalah karena tidak bisa melindungi istrinya dari bahaya.

"Bertahan, Sayang. Sebentar lagi kita sampai." bisik Naresh, dengan suara bergetar.

Sesampainya di rumah sakit, Naresh segera menggendong Gisva masuk ke UGD. Ia berteriak memanggil dokter dan perawat, meminta mereka segera memeriksa istrinya.

Saat Gisva dibawa masuk, Naresh menunggu diluar dengan gelisah. Tangannya terkepal erat hingga kuku-kukunya memutih.

“Brengsek! Kalau sampai terjadi sesuatu pada istriku!..” sorot mata Naresh tajam, seolah dapat menghancurkan bangunan tinggi yang berisi Pandu.

Bersambung..

Happy reading🥰🥰

1
partini
😂😂😂😂😂 aduhh ada ada Saja
Sunaryati
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
Sunaryati
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
partini
dihhhh ngmngnya gitu ,,harusnya Dam you soooo good baby 😂😂😂😂😂 lope lope
Athariz271: 🤣 bisa aja.
total 1 replies
Sunaryati
Narest tak sabar mengulang yang semalam, ya
Sunaryati
Wah sudah jadi pasutri yang saling memiliki
Sunaryati
Heemm belah duren
Sunaryati
Apa kamu nggak dengan degub kencang jantung istrimu
Sunaryati
Yang penting bisa selalu jaga diri
partini
hemmm pecah perawan
partini
hi hi hi step by step ya Thor
Athariz271: biar terasa🤭
total 1 replies
Blu Lovfres
lebih bagus datang pela**r lgi🤣🤣baru tau rasa dn menyesal, mengabaikan cinta tulus suami,🤣🤣 datang lah pela***r
Athariz271: 🤭 ampunnn
total 1 replies
Blu Lovfres
makanya hati2 o'on 🤣🤣
Blu Lovfres
rasain wanita, edan ,sok percaya diri, jadi musibah selalu menipa mu, bikin. repot suami mu aja, wanita ga ada rasa takut atw curiga ,seenak nya nyolonong pergi tampa , ada rasa curiga, udsh thor saya baru kali ini, baca novel tapi ga recpet sama pemeran wanitanya
Blu Lovfres
lanjut thor
Blu Lovfres
nikmati lah pandu
Blu Lovfres
pandu laki2 jalang
partini
good story 👍👍👍👍
Sunaryati
Lelaki biadap sudah selingkuh tidak terima diputusin
Sunaryati
Setelah pergi baru kau sesali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!