Lin Yi Yue hanya punya satu keinginan, terbang bebas. Dia tidak ingin lagi terikat atau pun terkurung dalam sangkar lagi.
Bertemu Bai Ruyi membuat perasaannya campur aduk, harusnya ada rasa benci tapi mengapa juga ada harapan. Pria itu memberikannya janji yang indah, berkata akan mengubah sangkar menjadi rumahnya dan akan menemaninya terbang kemana pun.
Lin Yi Yue menginginkannya, tapi apakah itu mungkin? Beban yang dia tanggung sangat besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velika Sastra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gosip di Paviliun
''Benarkah? mendengar yang kau katakan memang sangat mengerikan.''
Sekelompok murid dari berbagai Sakte duduk bergerombol, di depan mereka ada tumpukan kulit kacang.
''Kenapa tidak percaya?''
''Bukan tidak percaya, ceritamu lebih mengerikan dari cerita di luar sana.'' Pria itu melempar kacang ke mulutnya.
''Kalian tidak tahu cerita ini sudah beredar sebulan setelah Zhu Ying tinggal di Paviliun Bai Yue. Hanya tinggal selama satu bulan tapi sudah membunuh dua orang Klan Bai.''
''Dua orang, sungguh kejam!''
''Apa artinya rumor di luar benar?'' pria yang berbicara memajukan tubuhnya.
''Maksudmu rumor pembantaian itu?'' Pria tadi mengangguk.
''Apanya yang rumor, aku yakin Zhu Ying pasti terlihat dalam pembantaian itu.''
''Kudengar pembantaian itu terjadi kebakaran besar! Semua orang meninggal tidak tersisa satu tulang pun.''
''Sayang sekali Klan Bai yang dulu sangat berjaya malah musnah dalam semalam.''
''Kasihan Bai Ruyi hanya tersisa dia seorang…"
Gebrakan meja membuat kaget kelompok itu, ''Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Jangan sembarangan menyebarkan gosip."
''Chen Lai, bukankah kau lebih tahu dari kami soal cerita ini? Mengagetkan saja!''
''Berhenti menyebarkan gosip tentang keluarga Saudaraku.'' Chen Lai menyilangkan tangannya.
Saat itu Bai Ruyi berjalan ke arah mereka, ''Lihat! tanya saja pada Bai Ruyi, dia pasti lebih tahu siapa yang membantai klannya.''
''Jangan bicara sembarangan, pasti ada kesalahpahaman pada kejadian itu." ucap Bai Ruyi.
''Kesalahpahaman?'' Pria itu tertawa. "Maksudmu Zhu Ying yang setiap tahunnya membunuh anggota Klan Bai adalah kesalahpahaman!''
Pria di samping menahan tawanya, ''Bai Ruyi jangan-jangan kau terpikat pada Zhu Ying hingga mengira pembunuhan yang dia lakukan adalah kesalahpahaman!''
''Bai Ruyi kau adalah satu-satunya yang selamat dalam pembantaian itu, bukannya membalas dendam malah membela pelakunya. Sungguh konyol!"
Pria itu menyilangkan tangannya, ''Bai Ruyi aku Sungguh menantikan bagaimana reaksimu setelah kau mengetahui bahwa perkataan kami semua adalah benar."
''Bukankah itu Nona Zhao dan Tetua Fu.'' Seseorang menunjuk.
''Kebetulan sekali kita bisa bertanya pada mereka tentang kebenarannya.''
''Benar, kita bisa bertanya psad Nona Zhao. Dia pasti ada di sina saat pembantaian terjadi.''
Bai Ruyi mengepalkan tangannya, ''Baik kita langsung cari tahu kebenarannya."
''Nona Zhao, Tetua Fu.''
''Ini hampir malam, kenapa masih berkeliaran di luar?''
''Nona Zhao, Kami akan masuk hanya saja sebelum itu ingin bertanya beberapa hal pada kalian.".
Zhao Hua dan Tetua Fu saling berpandangan, ''Katakan, ingin bertanya apa?"
Para murid saling menyenggol tidak mau bicara, Bai Ruyi lalu maju. "Nona Zhao, Guru bisakah kalian menceritakan apa yang sebenarnya terjadi seratus tahun yang lalu pada Klan Bai.''
Zhao Hua tersenyum sinis, ''Jadi ingin bertanya tentang ini?''
''Apa kalian mendengar beberapa rumor di luar, bukannya berlatih malah bergosip.'' Tetua Fu menatap para murid, semuanya berasal dari berbagai Sakte.
''Nona Zhao, Tetua Fu katakan saja apakah benar yang melakukan pembantaian itu adalah…"
''Bagaimana jika benar atau tidak benar.'' Potong Zhao Hua.
Zhao Hua mendekati Bai Ruyi, ''Meski pun dalang di balik pembantaian itu belum jelas, apakah Yi Yue atau orang lain…"
Zhao Hua mengangkat lengannya, memperlihatkan bekas luka di pergelangan tangannya. ''Klan Bai pantas mendapatkannya.''
Zhao Hua mundur, tersenyum sinis. ''Bai Ruyi, apakah hatimu sekarang sangat panas.'' Zhao Hua menusuk-nusuk dada Bai Ruyi.
Bai Ruyi mengepalkan tangannya, ''Pasti ada kesalahpahaman.''
Zhao Hua mengangguk, ''Benar memang ada kesalahpahaman pada kejadian pembantaian itu. Tapi…"
Zhao Hua tersenyum lebar, ''Meski tidak terjadi pembantaian seratus tahun yang lalu, Yi Yue tetap tidak akan melepaskan Klan Bai."
Zhao Hua menghilangkan senyumnya, menatap dingin Bai Ruyi. ''Papan roh di halaman timur, Yi Yue sendiri yang mengukirnya."
Zhao Hua berbalik pergi, Bai Ruyi terdiam kepalan tangannya mengerat. ''Guru kenapa Zhu Ying sangat membenci Klan Bai?''
''Ruyi… menurutmu kenapa?''
Bai Ruyi menggeleng, ''Aku tidak tahu, Keluargaku jelas-jelas memperlakukannya dengan baik."
Tetua Fu tersenyum, ''Dengan baik ya… Kalau begitu teruslah melihat catatan rekaman Klan Bai, mungkin kamu akan tahu kenapa dia sangat membenci Klan Bai.''
''Apa guru juga membenci Klan Bai?''
Tetua Fu tertegun, semua orang diam menunggu jawabannya. ''Aku tidak tahu… semua yang dilakukan Klan Bai tidak akan bisa dilakukan oleh orang lain apa lagi dilakukan olehku.''
Tetua Fu berbalik, ''Bai Ruyi apa kau tidak penasaran, seratus tahun yabg lalu kenapa hanya kau yang selamat?''
Bai Ruyi menatap punggung Gurunya, kembali memikirkan pertanyaan yang diajukan olehnya. Ada banyak hal yang hanya Lin Yi Yue sendiri yang tahu.
Bai Ruyi berbalik, menuju halaman timur. Ia ingin melihat catatan rekaman Klan Bai, apakah ada petunjuk? Yang jelas ia sungguh berharap Lin Yi Yue hanya memilki kesalahpahaman pada Klan Bai-nya.
...****************...
"Bukan ini.'' Bai Ruyi meletakkan kembali buku yang dia pegang.
Saat ini pemuda itu berada di ruang bawah aula leluhurnya. Sambil melihat catatan ia juga membersikan raungan itu, meletakkan setiap catatan sesuai jenisnya.
Catatan rekaman ini merupakan ingatan dari setiap Klan Bai. Klan Bai akan meletakkan ingatannya pada buku-buku ini. Di Klan Bai ada orang-orang yang khusus menyaksikan semua kejadian dan meletakkan ingatannya pada buku.
Setiap judul buku di sini akan menunjuk pada peristiwa tertentu atau pada ingatan seseorang.
''Buku apa ini? Kenapa tidak ada judulnya?''
Bai Ruyi membuka halaman buku, ada bekas tangan berdarah di sana. Bai Ruyi memejamkan matanya, cahaya buku menyinari wajahnya.
Bai Ruyi tidak bisa menggerakkan tubuhnya, "Sepertinya aku masuk ke ingatan orang lain.''
''Bai Qiyi apa yang kamu lakukan seorang diri?'' Lin Yi Yue mendekat.
Bai Qiyi menepuk tempat di sampingnya, ''Menunggumu, aku tahu kamu akan datang.'' Ia membuka telapak tangannya, ''Mana permen yang aku inginkan.''
''Ketua Bai sering memarahiku karena diam-diam membeli permen, siapa yang tahu kamu yang memakan semua permen ini.'' Lin Yi Yue meletakkan sekotak permen.
''Karena tidak ada makanan manis di Paviliun ini, hanya bisa makan permen saja.''
''Kamu akan segera melahirkan, apa tidak takut Anakmu akan kecanduan permen seperti dirimu.''
''Tidak masalah bukankah ada kamu yang akan membelikannya.'' Bai Qiyi mengelus perutnya yang buncit.
''Ngomong-ngomong nama apa yang akan kamu berikan?''
''Nama? Biarkan saja Ketua yang memutuskan.''
''Mana bisa, nama yang dia buat sangat jelek… bagaimana jika namanya Bai… Ruyi?''
"Aku! itu aku, benar nama ibuku Bai Qiyi.''
Bai Ruyi tidak menyangka akan melihat kejadian ini, ia ternyata berada dalam ingatan ibunya dan namanya sendiri diberikan oleh Lin Yi Yue.
''Ruyi, nama yang bagus. Tak disangka Zhu Ying kita begitu hebat membuat nama."
''Tentu saja.''
Pemandangan berubah, nyala api dimana-mana. Bai Ruyi menatap ke depan, tidak percaya. Lin Yi Yue menarik pedang dari tubuh Bai Qiyi.
Bai Qiyi memuntahkan seteguk darah, tangannya memegang buku. "Yi Yue… Bai Ruyi, maaf…''
Bai Ruyi mencoba mengatur nafasnya, tangannya dengan gemetar menatap jejak tangan berdarah. Isak tangis menggema dalam ruangan itu, tetesan air mata membasahi jejak darah di buku.
''Ibu! ini Ruyi…''