NovelToon NovelToon
Cinta Di Balik Kilauan Berlian

Cinta Di Balik Kilauan Berlian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / CEO / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:25.9k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

🌶️🌶️🌶️

Xaviera, wanita 25 tahun, putri keluarga konglomerat dengan kehidupan gemerlap, namun asmara selalu berakhir tragis.

Perjodohan demi perjodohan tak pernah tulus, menjadikannya korban cinta segitiga. Sebuah sumpah dari mantan kekasihnya, Rumie, menjeratnya dalam penderitaan. Demi menghapus sumpah itu, Xaviera nekad mengejar Rumie untuk meminta maaf.

Akankah dia berhasil? Ataukah dia malah akan terjebak kembali dengan cinta lamanya pada Rumie, dan membuka luka baru untuk keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

“Lalu, ceritakan tentang kita,” kata Rumie.

Seketika, Xaviera langsung menundukkan kepalanya. Mata coklatnya memancarkan kesedihan dan kegugupan.

“Kita?”

“Iya, kita. Kau bilang kita memiliki hubungan yang lebih dari teman. Bahkan aku sampai tahu setiap inci tubuhmu. Ceritakan tentang kita,” ujar Rumie.

Senyum manis itu, tenggelam. Rasa ketakutan dan kehilangan untuk kedua kalinya, membuat Xaviera enggan menceritakan masa lalu.

“Aku bukan sekedar menciptakan kebahagiaanmu, aku juga membunuh kebahagiaanmu.” batin Xaviera, menyesal ketika pernah menggugurkan anak dalam kandungannya.

“Aku … aku tidak ingin kau sakit kepala, terlalu panjang untuk aku ceritakan,” balas Xaviera, mengalihkan pandangannya dari Rumie. Dia bangkit dan meraih kuas di sampingnya. Menggoreskan warna pada kanvas.

Rumie meneguk sisa kopi di gelas hingga habis.

Xaviera menoleh dan melihat cangkir kosong milik Rumie, “Ingin aku buatkan lagi?” tanya Xaviera, bangkit dan mengambil cangkir milik Rumie.

Rumie tersenyum dengan arti yang berbeda, rasa penasaran tentang kisah cinta lamanya ingin dia ketahui. Namun, Xaviera sengaja menutupnya.

Rumie menarik tangan Xaviera, kemudian membuat tubuh Xaviera jatuh tepat menimpa tubuh Rumie yang duduk di sofa.

Keduanya saling bertatapan kurang dari satu inci, membuat Xaviera sangat gugup.

“Aku butuh kopi yang lain.”

Tanpa peringatan, Rumie mencium bibir Xaviera. Menarik pinggang Xaviera, hingga menumpu pada kakinya. Perlahan, Rumie menaruh cangkir di tangan Xaviera, kembali ke meja.

Mencium leher Xaviera dengan lembut. Membalikkan posisi, membuat Xaviera bersandar di sofa sedang dia sedikit membungkuk menahan tubuh Xaviera.

Berhenti sejenak, keduanya menghela nafas. Namun, kedua mata mereka masih intens, penuh dengan makna.

Kali ini Xaviera melingkarkan kedua tangannya di leher Rumie, memulai bagian kedua. Mencium bibir Rumie dengan lembut, hingga bisa merasakan sisa pahit di lidah dari kopi yang baru Rumie minum.

(Author: Astaga, kalian gila. Sadar Rumie! Woy! Sadar!)

Benang-benang cinta yang pernah putus tidak mungkin kembali seperti semula, tapi keduanya berani mengambil resiko untuk merajut benang baru, meskipun itu berarti mereka mungkin akan terluka lagi.

Rumie menarik wajahnya sedikit, nafasnya terengah-engah. Kedua tangannya, masih menggenggam tangan Xaviera dengan kuat.

“Aku ingin pulang, maaf.” Rumie melepaskan tangan Xaviera, perlahan jari-jari Xaviera terlepas dari sela-sela jari-jari Rumie.

Rumie menatap Xaviera dengan wajah kebingungan, karena merasa tidak waras melakukan hal yang tidak seharusnya pada Xaviera.

Rumie melangkah keluar ruangan, meninggalkan Xaviera yang masih duduk di sofa dengan wajah bingung.

Saat Rumie berjalan menuju garasi, jantungnya berdegup kencang, seakan-akan akan meledak keluar dari dada.

Keringat dingin membasahi keningnya, dan tangannya gemetar saat mencoba membuka pintu mobil. Ia merasa seperti kehilangan kendali atas dirinya sendiri,

“Apa aku tidak waras?” di dalam mobil, Rumie mengepalkan kedua tangannya dan memukul setir mobil.

Xaviera keluar dari ruangan, dan mencari keberadaan Rumie.

Suara langkah menuruni tangga, terdengar Rumie. Dia bergegas menyalakan mesin mobilnya, dan keluar dari garasi. Mobilnya melaju pergi, meninggalkan tempat dimana penyesalan itu akan memenuhi pikirannya malam ini.

Xaviera yang melihat mobil Rumie pergi, langsung terdiam dan menghentikan langkahnya. Dia juga sangat terkejut dengan apa yang terjadi diantara mereka.

“Ini gila! Kenapa aku dan dia melakukannya?” Xaviera memukul kepalanya perlahan.

Xaviera merasa dirinya terjebak dalam pusaran emosi yang tidak terduga. Awalnya, ia hanya ingin meminta maaf kepada Rumie, tapi pertemuan itu membangkitkan perasaan lama yang ia kira sudah mati.

Sekarang, ia merasa ditarik kembali ke dalam kenangan dan perasaan yang dulu pernah mereka jalani bersama, meskipun ia tahu bahwa membangkitkan kembali perasaan itu mungkin bukan keputusan yang tepat.

Disisi lain, saat ini Rumie sampai di hotel. Berjalan cepat masuk ke dalam lift, dengan perasaan kacau yang masih sama.

Begitu tiba di depan pintu kamar hotel, Rumie seperti orang tidak waras mondar-mandir. Merasa, meninggalkan Xaviera sendirian adalah kesalahan, karena dia yang memulai adegan gila itu.

Setelah berpikir sejenak, akhirnya, dia membuka kunci kamar dan masuk kedalam. Mengambil segelas air dingin untuk menghilangkan kegelisahannya.

“Rumie, kau tidak waras!” Giliran Rumie yang memukul kepalanya, karena bersikap bodoh. Tidak seperti biasanya, dia selalu berhati-hati dalam melangkah.

“Apa tidak ada wanita lain? Sampai kamu melakukan itu pada gadis yang selalu kau katakan gila dan bodoh!” Rumie mengumpat pada dirinya sendiri.

Satu liter air dingin telah habis, namun perasaan gelisah dan malu yang mengaduk pikirannya belum juga selesai.

Rumie melepas pakaiannya, berdiri di bawah shower dengan air hangat yang menyiram tubuhnya. Masih berusaha, menyingkirkan bayang-bayang wajah dan bibir Xaviera dari benaknya.

Namun, meskipun satu jam berada di kamar mandi. Hal itu tidak berubah, begitu menggosok kepalanya dengan shampo, terbesit saat dia mencium Xaviera. Saat menggosok tubuhnya dengan sabun, bayangan bibir Xaviera seakan masih menyatu di bibirnya. Membuatnya benar-benar seperti orang tidak waras, yang hampir menghabiskan 200 ml shampo dan sabun dalam waktu bersamaan.

“Jika mandi masih tidak membuatku berhenti memikirkannya, aku akan coba berolahraga,” ucap Rumie.

Kemudian, melakukan sit-up berulang kali hingga sampai hitungan 100. Namun, bayangan wajah Xaviera masih terbayang di pikirannya.

“Aku harus ganti posisi sepertinya,”

Saat ini Rumie mengangkat barbel di kedua tangannya, berniat mengganti olahraga lain.

Namun, saat tubuhnya berbalik dan melihat ke arah jendela. Bayangan Xaviera masih saja terbesit.

“AKU HARUS APA?!” teriaknya, merasa kesal dengan diri sendiri.

Sementara, Xaviera setelah pulang dari galeri rahasianya. Dia mondar-mandir di dalam kamar, sampai dua pelayannya bingung mengamati nona mudanya yang bersikap aneh.

“Apa bibirku kering saat tadi? Makanya dia terlihat kesal?” Pemikiran lain dari sisi Xaviera. Xavier menjulurkan lidahnya, mengecek kelembapan bibirnya.

“Atau, aku bau mulut?” Xaviera membuka mulutnya dan mengeluarkan nafas dari mulut.

“Harum, kok.”

“Apa, ada yang berubah dari caraku berciuman?” Kurang miring atau kurang mendalami.”

Xaviera tengah disibukkan, memikirkan alasan Rumie yang tiba-tiba berhenti menciumnya lalu berpamitan pergi.

“Aku jadi bingung, aku salah di bagian mana?” gerutu Xaviera, mengepalkan tangannya dan menepuk dada.

“Nona, apa ada yang salah? Katakan, jangan sakiti diri anda sendiri,” ucap salah seorang pelayan mendekat ke arah Xaviera.

“Diam! Aku sedang berpikir!” gertak Xaviera.

Xaviera melempar tubuhnya di atas ranjang tidur, dan masih menggumam. Mengira jika posisi di sofa adalah kesalahan. Berharap jika hal itu terulang lagi, dia akan melakukannya lebih baik.

Ini Xaviera kelewat bodoh atau polos, nggak sih? Jadi semakin penasaran kan, hubungan keduanya akan berlanjut seperti apa?

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, like, subscribe dan komentarnya 🙏.

👇Mampir juga ke karya temanku Rose Roo dengan judul Gadis Tengil Anak Konglomerat. Ceritanya nggak kalah seru.

1
Rahma Rain
wah wah wah!!
Rahma Rain
Jones ternyata tidak sejahat itu
Nurika Hikmawati
aduh, Rum. mendingan lepasin sapiera, drpd jadi bahaya begini
Nurika Hikmawati
waaah, kejam banget bapaknya si zara. pantesan zara begitu ya, krn luka dr bpknya
Nurika Hikmawati
jedotin ke tembok, Pir. kali ini ku dukung kegilaanmu
Nurika Hikmawati
kalo gak berlebihan namanya bukan sapiera.. sabar ya sus
Nurika Hikmawati
lebih baik zara nih di penjara sih Jones. khawatir ngulang lagi kejadian sm Maria. walopun dia bawa nama kekuarga, tp mau gimana lagi, zara tll bahaya
Dewi Ink
mungkin ini karma masa lalu kamu xafiera yg pernah bunuh calon anak rumie
Dewi Ink
nahh kan?? pusing kan luu??
suryani duriah
ampun dah 🤭bahaya udah mengintai sadar2 rumie sapira😁😁
Drezzlle: nggak usah di kasih tahu, biar mereka mati menjadi abu bersama saja 🤣🤣🤣.
total 1 replies
Muffin🧚🏻‍♀️
Makanny jujur der awal ogeb
Muffin🧚🏻‍♀️
He mengacaaa kau kan juga jalang
Muffin🧚🏻‍♀️
Kn udh kau buang yaudh sih ih
Muffin🧚🏻‍♀️
Rumie sama zara ini aku rasa otaknya emng setengah.
mama Al
haduh... ngeri
mama Al
dia gila karena kutukan kamu, rumie
mama Al
ingatan boleh hilang tapi hati tidak akan lupa siapa pemiliknya
Rosse Roo
ya iya lah, cowok mah gak mau rugi kalii 😂🤦‍♀️
Rosse Roo
udah lah, kalau kaya dan tampan, gpp kali. 😌
Rosse Roo
suruh pakai topeng aja biar gak keliatan 🤭😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!