NovelToon NovelToon
DENDAM GUNDIK

DENDAM GUNDIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Kumpulan Cerita Horror / Dendam Kesumat / Balas dendam pengganti
Popularitas:57.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“ARRRGGGHHH! PANAAS! SAAKIIITT!”

Sekar Arum tak pernah membayangkan, setelah dipaksa menjadi gundik demi melunasi hutang orang tuanya, ia justru mengalami siksaan mengerikan dari para perempuan yang iri dan haus kuasa.

Namun, di saat dirinya berada di ambang hidup dan mati, sosok gaib mendekatinya—seorang sinden dari masa lalu yang menyimpan dendam serupa.

Arum akhirnya kembali dan menggemparkan semua orang-orang yang pernah menyakitinya. Ia kembali dengan membawa semua dendam untuk dibalas hingga tuntas.

Namun, mampukah Sekar Arum menumbangkan musuhnya yang memiliki kuasa?

Atau justru ia akan kembali terjerat dalam luka dan nestapa yang lebih dalam dari sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DG 18

Tubuh Pima terkulai lemas di tiang kayu, lehernya masih terlilit cambuk berlumur darah. Nafas terakhirnya telah lepas dalam jeritan yang tak sempat selesai.

Sri menjerit pilu menyaksikan sahabat sekaligus sekutunya menghembuskan napas terakhir dengan mata membelalak dan mulut ternganga. Tangisnya pecah. Tubuhnya gemetar hebat.

“Jangan! Kumohon ... jangan aku ... a-aku hanya ikut-ikutan. Itu semua atas suruhan Nyai!” Teriak Sri parau ketika Larasmi menatapnya dengan sorot mata yang memancarkan dendam terpendam bertahun-tahun.

Langkah Arum mendekat, menggema di lantai kayu tua. Suara cambuk diseret menyapu tanah yang basah oleh darah yang mengalir seperti air.

“Lucu,” ucapnya dengan suara berat. “Saat berita kehamilan ku membuat Juragan senang dan berujung membawaku jalan-jalan keliling kota—kalian begitu murka. Sepulangnya aku dari luar kota, kau dan Pima menelanjangiku, menyiram ku dengan air lubang jamban, mencaci makiku seperti binatang—sekarang ... kau merengek meminta ampun seakan tak memiliki dosa?!”

Sri menggeleng keras, menangis sesenggukan. “Aku takut, aku ... aku tidak tau harus apa, Laras. Aku—”

“Dan sekarang kau pun akan tau,” potong Larasmi datar. “Rasa takut itu ... sama menyiksanya dengan luka yang kalian beri.”

Secepat kilat, Larasmi kembali melingkarkan cambuk—kali ini di leher Sri.

Wajah Sri memucat. “Tunggu! A-aaku—”

Dengan satu gerakan cepat, Larasmi menarik cambuk itu sekuat tenaga—membuat Sri tak mampu menyelesaikan ucapannya. Tubuh Sri langsung tersentak, kakinya menendang-nendang lantai berdebu, namun sia-sia.

Beberapa detik kemudian, Sri pun diam. Matanya mendelik lebar, kepalanya terkulai miring bersandar di bahu.

Larasmi menatap tubuh yang tak bernyawa dengan senyum dingin di wajahnya, lalu berbalik badan perlahan—menatap ke arah pintu gudang yang setengah terbuka.

Dari celah itu, terpancar cahaya senja yang muram. Di baliknya, berdiri Wagiman—diam, seperti patung. Ia memang diperintahkan menjaga di luar, tanpa izin untuk masuk.

“Masuklah, Wagiman.” Panggil Larasmi yang perlahan berubah wujud—kembali menjadi Arum.

Wagiman sesaat tersentak, lalu ia pun masuk ke dalam gudang beraroma debu dan darah. Matanya membelalak melihat pemandangan di hadapannya, dua gundik rumah besar—mati dalam keadaan mengenaskan. Namun, Wagiman memilih abai dengan apa yang baru saja ia lihat—seolah itu adalah pemandangan yang sudah biasa ia lihat.

“Ada yang Anda perlukan, Nona?” tanya Wagiman dengan lutut yang nyaris goyah.

“Bawa jasad mereka ke dalam hutan. Pastikan tak seorang pun menemukannya. Biarkan anjing-anjing hutan dan binatang buas menyelesaikan sisanya.”

Sejenak, Wagiman terpaku di tempat. Namun beberapa detik kemudian, ia mengangguk cepat—matanya tak berani menatap wajah Arum.

“Baik, Nona. Akan saya urus malam ini juga,” jawabnya.

Tanpa berkata lagi, Arum berbalik meninggalkan gudang. Gaun putihnya bergoyang lembut tertiup angin sore. Di belakangnya, Wagiman masih berdiri dengan tubuh kaku, menatap dua mayat yang kini menjadi bagian dari sejarah kelam rumah besar Juragan Karta.

...****************...

Senja itu, udara panas dari tungku dapur membuat keringat mengucur dari dahi. Beberapa pelayan berlalu-lalang membawa bahan makanan, sementara suara sendok kayu beradu dengan wajan menggema pelan. Di sudut dapur, Yuyun, salah satu gundik yang jarang bicara, tampak datang tergopoh-gopoh, napasnya tersengal. Wajahnya pucat pasi.

“Sari! Sari!” serunya panik, menarik tangan salah satu gundik lain yang tengah mengulek sambal.

Sari menoleh cepat, heran dengan ekspresi sekutunya yang terlihat ketakutan setengah mati.

“Kenapa, Yun? Kau kelihatan seperti habis dikejar setan!” Gumam Sari datar, masih mengulek.

“Aku habis dari gudang tua. Aku penasaran sama hukuman yang Pima dan Sri dapatkan dari Si Lont* itu. Jadi, aku coba ngintip dari lubang gudang reyot itu. Kau tau apa yang aku lihat, Sar?” Suara Yuyun tercekat. Ia menarik napas panjang. “Pima dan Sri ... mereka MATI, Sar!”

Sari sontak berhenti mengulek. “Ha?! Mati?”

“Iya! Mati! Dicekik pakai tali cambuk!” Yuyun menggenggam tangan Sari erat-erat. “Dan ada satu hal lagi, Sar. Yang melakukan perbuatan keji itu bukan Arum—”

“Lalu siapa? Wagiman?” ekspresi wajah Sari bercampur takut dan juga penasaran.

Yuyun menggeleng cepat. “LARASMI. Gundik istimewa Juragan—yang sepuluh tahun silam pernah kita siksa di gudang tua itu.”

Sari menyeringai kecil, lalu menghempaskan genggaman tangan Yuyun. “Ah, ngawur, jangan bohong. Kau halusinasi kali, Yun!”

“Sumpah, Sar! Inyong ora bohong! Aku ngeliat pakai mata kepala ku sendiri! Wajahnya Arum berubah—menjelma menjadi Larasmi! Bahkan dia bilang sendiri, kalau dia lah Larasmi yang akan menjemput ajal mereka!”

Sari menelan ludah. Ia mulai gelisah. “Ah, yang benar kau, Yun?! Jangan main-main!”

“Sumpah, rela aku disambar geledek! Itu beneran Larasmi, Sar!” Tubuh Yuyun mulai gemetar.

“Sstt! Sudah! Jangan disebut-sebut lagi nama keramat itu. Lagian nggak mungkin lah, Mbah Sosro kan sudah menyegel arwahnya dulu!”

Yuyun memeluk dirinya sendiri, tubuhnya gemetar. “Ya ampun, Sar. Aku nggak ngarang. Aku ngeliat mereka dicekik sampai tewas. Aku dengar suara tawanya. Itu bukan suara Arum. Sar—secepatnya kita harus ngadu sama Nyai. Kita harus kasih tau!”

Sari menatap Yuyun dalam diam. Ada rasa takut dalam matanya, tapi ia belum sepenuhnya percaya. Namun satu hal yang sudah jelas—bibit teror kini sudah tumbuh di antara mereka.

*

*

*

1
Sayur segar
sak bulu2 nya di embat larasmi 😆
Sayur segar
gimana mau muncul. udah di cabik2 buaya lh psti 🤫
Sayur segar
biar tau batasan antara majikan dan bawahan 😂 kasian de lo gk di anggap 😌😂
Sayur segar
dilah, skrg kita bestie
Sayur segar
halah bilang aja lo iri kan yun? harusnya lo kan yg gantiin?
Sayur segar
mana mungkin 😏
Sayur segar
merusak pemandangan.
💜⃞⃟𝓛 paPIPUlang ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
doamu terkabul yuyunn
Madun mampuss sekarang
tapi bukan di sambar gledeg ,
tapi mati di caplok buaya ,
itu kenangan terakhir dari Madun
klo kamu kangen ya di pake buat jimat
😂😂😂
istianah istianah
pasti nyi lastri tu yg kena tamparrrrr🤪🤪
Dae_Hwa💎: Semoga ya, Kak 🤭
total 1 replies
istianah istianah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Dae_Hwa💎: Jadiin gantungan konci 😭
total 1 replies
istianah istianah
jangan" anunya si madun yg di potong larasmi 🤭🤭🤭🤔🤔
Dae_Hwa💎: 😂😂😂😂😂😂
total 1 replies
Wisell Rahayu
ku kash kopi thoor,, smkn seruuu dn jodohkn arum berama jun hehehe...
Dae_Hwa💎: Terimakasih banyak kopi nya, Kakak. Langsung seger mata saya 🙋
total 1 replies
istianah istianah
ampun preeetttt ,kmu sudah memperkosa ,larasmi ,dak ingat kmu madun🔨🔨🔨🔨🔨ku getok juga kapalo madunnn
istianah istianah: 😅😅🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️🤸‍♀️
Dae_Hwa💎: Getok, Kak. Barangkali langsung ingat 😆
total 2 replies
istianah istianah
dasar si mdun otakmu selakngan terus di pikirkan
Dae_Hwa💎: Gatau insaf ya, Kak.
total 1 replies
istianah istianah
di siksa dulu baru du kasih kematiyan yg mengerikan😠 atau itu burung di lepas aja dri sngkarnya 🤣🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
istianah istianah
hari na'asmu dun ....???
istianah istianah
habisi sja dun jun ,mumpung ada kesempatan👊👊👊👊
istianah istianah: wah betul sekali kak ,mantapp jawapan mu kak 👍🏻👍🏻👍🏻
Dae_Hwa💎: Kesempatan jarang datang 2 x ya, Kak. 🤭
total 2 replies
istianah istianah
emng baju berserakan ,madunnn😂😂
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
my love
bagus ceritanya
Dae_Hwa💎: Terimakasih banyak untuk penilaian sempurna nya kakak 💗
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
wahh jd kasim si madun 🤣
Dae_Hwa💎: Cosplay kasim😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!