"Devan, ini aku bawain makanan lo buat kamu...sengaja aku masakkin buat kamu tadi pagi."
Pyarr!!!
Dengan tak merasa kasihan sedikitpun, cowok tampan membuang begitu saja kotak bekal yang ada diatas mejanya. Hal itu membuat beberapa teman sekelasnya menoleh dan menatapnya termasuk cewek yang memberikan bekal itu.
"Devan kok dibuang sihh? Aku sengaja bikinin ini buat kamu loh, kamu ngga suka nasi goreng ya? Atau mau aku bikinin yang lainnya aja besok pagi??"
"Stop ganggu gue dan ngga usah nampakin wajah lo didepan gue! Gue muak sama lo!"
"Tapi aku suka sama kamu Devan..."
"Gue ngga peduli sama perasaan sampah lo sialan!"
Kalaluna, gadis cantik yang bahkan menjadi primadona sekolah SMA Kesatria ini seharusnya gampang saat akan mencari pacar. Fisiknya yang cantik dengan tubuh yang ideal, nyatanya tak membuat Devan tertarik dengan Kalaluna dan ada anak baru yang tiba-tiba dekat dengan Devan. Kalaluna kesal sampai akhirnya masalah pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Dilangit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Mau gue bantuin?" tanya Kaivan.
Kalaluna menoleh sekilas lalu kembali memotong-motong ayam.
"Ngga usah, sana lo duduk aja sama yang lainnya, jangan ganggu gue," usir Kalaluna.
Kalaluna paling kesal kalau acara memasaknya harus diganggu oleh orang lain, karena apa? Karena nanti pasti akan berimbas kepada masakkannya yang menjadi tak enak.
"Lo setiap hari emang galak gini ya?"tanya Kaivan.
Kalaluna semakin kesal saja dibuatnya saat Kaivan mengatakan dirinya galak. Padahal selama ini Kalaluna selalu bersikap lembut apalagi kepada Devan saat di sekolah.
"Enak aja kalo ngomong. Gue ngga galak ya!" ketus Kalaluna.
Kesal karena disuruh memasak oleh Kenzo dan sekarang malah diganggu oleh ketua geng dibelakangnya.
Kaivan tersenyum miring lalu berdiri tepat dibelakang Kalaluna, kedua tangannya bertumpu di samping pantry seolah seperti sedang mengurung Kalaluna.
"Minggir deh, lo mending duduk aja biar gue yang lanjut masak." Kalaluna berusaha menyuruh Kaivan untuk menyingkir dari belakangnya dan duduk, karena jujur saja Kalaluna jadi grogi saat sedang memasak.
"Gue cuma mau liat lo masak, emangnya kenapa hm?"
Kalaluna bisa merasakan hembusan nafas hangat yang menerpa lehernya karena rambutnya di cepol satu diatas.
"Y-ya ya ngga sedeket ini juga kali."
"Kenapa? Lo grogi?"tanya Kaivan.
"Enggak kok. Ngapain juga grogi," bantah Kalaluna, sebisa mungkin melanjutkan kegiatan memasaknya dengan santai.
Kaivan kembali tersenyum miring, kini tubuhnya semakin membungkuk dan meletakkan kepalanya di bahu Kalaluna. Kedua tangan Kaivan masih mengurung tubuh gadis didepannya dan sekarang malah terlihat seperti sepasang suami istri.
"Lo masih suka sama ketua Osis itu?"bisik Kaivan.
Sejak tadi Kaivan sedang merasakan harumnya leher Kalaluna yang begitu candu untuknya. Baru kali ini seorang Kaivan dekat dengan cewek dan itu Kalaluna, sang primadona disekolahnya.
"Kenapa tanya-tanya, pengen tau banget sih." ketus Kalaluna.
Bukannya marah atau kesal karena sejak tadi gadis didepannya ini galak atau ketus, Kaivan malah tersenyum miring dan semakin tertantang rasanya untuk mendekatinya.
"Gapapa sih, cuma aneh rasanya seorang primadona sekolah yang selalu di puja puja sama cowok dan cewek tapi harus mengemis kepada satu cowok yang bahkan ngga menginginkan lo," Kaivan masih meletakkan dagunya di leher Kalaluna, kini tangannya sudah memegang tangan Kalaluna yang tengah memegang pisau dan memotong sayuran.
"Sayang aja kalau primadona sekolah harus ngemis-ngemis sama cowok yang bahkan pernah kasar sama lo. Terkadang lo mikir ngga, kalau misal suatu saat dia mau sama lo, tapi saat itu dia sering kasar sama lo, lo gimana hm? Mau tetep nerima dia dengan nama cinta?" tanya Kaivan.
Bahkan Kalaluna sekarang sudah menghentikan kegiatannya memotong sayuran dan memilih untuk mendengarkan ucapan Kaivan.
"Cinta itu atas dasar suka sama suka dan sayang sama sayang. Orang yang sayang, udah jelas ngga bakal kasar sama orang yang disayanginya."
Apa yang dikatakan oleh Kaivan benar, bisa saja Devan suatu saat nanti mau dengan dirinya dan keduannya berpacaran atau sampai menikah. Nah disaat itu, pasti Devan akan keluar sifat asilnya yang akan mengkasari Kalaluna kalau misal sedang ada masalah.
"T-tapi kan kalau bisa berubah gimana?"tanya Kalaluna.
"Susah. Sifat seseorang susah berubah, kalau kebiasaan mungkin masih bisa berubah. Misal kebiasaan lo malas, pasti bisa dirubah jadi ngga malas dan rajin. Tapi sifat lo yang galak, mungkin udah susah kalau mau dirubah."
Kalaluna bahkan sekarang malah melupakan masakkannya, asik mendengar semua perkataan Kaivan yang ada benarnya juga. Sepertinya sekarang Kalaluna sedang tertampar oleh ucapan Kaivan.
"Lo bener, sifat seseorang susah berubah kalau itu ngga dari kemauannya sendiri. Papa juga bilang sama gue kalau jangan pernah berharap ada keajaiban sifat seseorang berubah, karena hanya kemauan dari orang itu sendiri yang akan merubahnya," lirih Kalaluna.
Kaivan tersenyum tipis, semoga saja gadis didepannya ini cepat sadar dan tak mengemis-ngemis kepada orang yang tak menginginkannya.
Cup.
"Jadilah cewek yang berkelas tanpa harus mengemis cinta pada orang yang sama sekali ngga menginginkan lo."
Tubuh Kalaluna seketika menegang saat pipinya mendapat kecupan manis dari Kaivan. Cowok itu malah sudah berjalan santai meninggalkan Kalaluna yang sudah dibuat terdiam karenannya.
"Dasar cowok moduss ... bisa-bisanya di cium pipi gue. Isshhhh sebell"
Kaivan terkekeh saat mendengar gerutuan kesal dari gadis itu, senang rasanya melihat ekspresi kesal yang terbentuk di wajah cantik itu. Kaivan kembali ke ruang tengah dan berkumpul bersama yang lainnya sambil menunggu makanan matang.
Ting tong ...
Kelima cowok yang sedang asik bersantai di ruang tengah, seketika heran dan saling pandang saat mendengar ada suara bell yang berbunyi, pasti ada tamu yang datang.
Ting tong ...
"Biar gua aja coba yang buka," Cakra bangkit dari duduknya lalu berjalan ke pintu depan untuk melihat siapa yang datang.
Ceklek
"Lun lo ud-."
"Hai cantik."
Tiffany dan Maurin heran saat mendapati cowok tinggi yang tampan sudah ada didepannya sekarang. Kedua gadis cantik itu saling pandang satu sama lain lalu kembali menatap Cakra.
"Lo, kenapa bisa ada disini?" tanya Maurin bingung.
Cakra masih menampilkan senyum andalannya khas playboynya.
"Ya gue main disini, kenapa cantik?" tanya Cakra lagi.
"Luna mana? Jangan bilang lo apa-apain dia kan?!" omel Tiffany.
"Minggir! Gue mau liat Luna!"Maurin mendorong tubuh Cakra dan keduannya masuk begitu saja kedalam.
"Bused deh. Kenapa jaman sekarang cewek cantik-cantik tapi galak ya?" gumam Cakra sambil menggelengkan kepalanya.
Kini Maurin dan Tiffany sudah berjalan masuk kedalam rumah yang sebenarnya jarang sekali mereka datangi. Bisa dibilang mungkin ini baru yang ke 5 kalinya sejak pertama kali berteman dengab Kalaluna.
"Eh."
Tiffany dan Maurin menghentikan langkahnya saat sampai diruang tengah karena melihat ada 4 cowok yang tak asing sedang ada disana dan menatapnya.
"Hai," sapa Rasya sambil menampilkan senyum lebarnya.
Masih dengan keterkejutannya, Kalaluna datang dari arah dapur dan meringis mendapati kedua sahabatnya tiba-tiba datang. Pasti kedua sahabatnya ini datang kerumahnya karena ingin menanyakan tentang tadi pulang sekolah bersama Kaivan, eh malah bertemu orangnya dan teman-temannya disini.
"Lun, bisa jelasin dan jangan bikin gue bingung?" tanya Tiffany meminta penjelasan.
Kalaluna sayangnya lupa kalau dari kemarin ingin mengatakan yang sebenarnya, alhasil sekarang kedua sahabatnya jadi bingung kalau saat ini ada banyak cowok dirumahnya.
"Eh iya em, sebenarnya Kenzo kembaran gue ...."
"APA?!" kompak Tiffany dan Maurin yang begitu terkejut dan tak percaya.
Cuman ini bau² nya Keivan mungkin bkln dibikin jadi punya sifat manja gitu kan? Misal kayak pas disekolah terkenal brandal, eh pas dirumah taunya manja bgt sama ortunya! Sumpah yg kayak gini tuh udh sering bet loh gw nemuin, dan semoga aja ini beda...